Fasyah terus memutar putar pulpenya berpikir apakah ia akan menghubungi aya langsung atau bertemu langsung denganya
Tapi di sisi lain ia takut jika aya tak lagi mengenalinya tak lagi menganggapnya dulu memang ia keterlaluan tidak menyadari perasaan nya pada ayana tapi setelah berpisah ia baru sadar bahwa ayana membawa perubahan besar untuk nya
lantas bagaimana dengan perjodohan yang orang tuanya atur..? memikirkan itu membuatnya bertambah pusing
"Lho kenapa lagi sih fas gue liat makin hari lho kayak anak perawan aja" tanya ramon yang duduk dengan memakan gorengan
Fasyah mengeleng "ngak usa di tanya tu orang lagi galau" sahut dion membuat ramon binggung
"Galau.?galau kenapa.? "
"fas galau mau nelpon ayana itu atau ngak" heru mengeleng mendengar ucapan mereka lalu ia mendekati ketiganya
"Kita selesain tugas dulu aja baru percintaan ya" ucapan heru membuat ketiganya menoleh
"Kenapa bener kan.? "
"gue belom bilang sama bunda kalo kita akan keluar kota " sahut fasyah membuat semuanya terdiam
"gue ngak sangup kalo harus liat bunda sedih lagi"
"gue punya ide" sahut heru membuat fasyah melihatnya
"tapi gue ngak yakin bikin lho seneng"
"apa.? " tanya dion yang juga kepoo
"Lho bisa tunangan dulu ama tu cewek biar bunda lho tenang " fasyah mencerna usulan heru dan itu membuatnya tambah pusing
"kalo fas tunangan terus buat apa ayana ada.? " tanya ramon membuat heru nyengir
" Gue setuju usulan heru dengan begitu lho bisa langsung ketemu ayana" sahut dion menimpali
"dan bilang lho udah tunangan gitu.? " sahut ramon dengan mengeleng
"sorry gue ngak sependapat lho lelaki lho harus pilih ibu atau cewek itu prinsi lelaki" baik fasyah, dion dan heru langsung diam mendengar ucapan ramon
"gue ngak nyuru lho untuk durhaka tapi alangkah baiknya kalo lho jelasin pada bunda lho tentang ayana gue yakin dia pasti ngerti "
"dan gue juga ngak mau lho nyesel karna cewek secantik aya ngak mungkin ngak ada yang naksir" ucapan ramon mampu membungkam ketiganya
" sekarang lho balik kita ngak punya banyak waktu kita harus segera ke malang" ucap ramon dengan menepuk pundak fasyah
dreeetttt......... fasyah melihat hpnya yang bergetar
"halo dek."
"abang bunda " sahut fisyah dengan terus menangis
"bunda kenapa.? " tanya fasyah kawatir
"sekarang kita mau ke rumah sakit brawijaya bawa bunda abang susul ya" fisyah langsung mematikan hp membuat fasyah bergegas meninggalkan ketiga temannya
"kita ikut fas" sahut ramon yang di ikuti dion dan heru
.
.
.
Aya menatap kesal kedua mahluk menyebalkan yang kini bermain di taman sudah 1 jam lebih aya menunggu mereka bermain
kalo bukan karna permintaan mba dania dan mas wili aya engan mengasuh kedua bocah berbeda umur itu mending ikut ke salon bareng aneta
"Mas dimas ayo pulang aya capek" pangil aya pada dimas yang asik bermain bola dengan kevin bocah lelaki yang berusia dua tahun
Dimas melihat aya lalu mengendong kevin "pulang.?" tanya dimas ketika tiba di dekat ayana
aya mengangguk lalu mengambil kevin dari gendongan dimas
"makan bentar ya ay mas laper "
aya mengeleng "kan di rumah bunda masak"
Dimas melihat aya dengan kesal "dirumah kan rame ay yakin nasi nya masih.? " tanya dimas membuat aya cemberut
Dirumah aya memang ramai karna akan di adakan pengajian untuk aydan dan aya kebagian menjaga kevin yang rewel terus ingin mengambil apapun yang di pegang dania akhirnya ia menjaga kevin dan dimas yang tidak ada pekerjaan pun ikut merecoki aya membuat aya tambah pusing
"Pa pa pa pel pel" ucap kevin dengan menepuk perutnya
"Tu kevin aja laper ya mau makan.? " tanya dimas membuat kevin menganguk
"Oke kite berangkat " aya pasrah akhirnya mengikuti keduanya
"Mau beli apa.? " tanya aya pada kevin yang duduk di pangkuannya
"Bak bak" sahut kevin membuat dimas tersenyum
"Suka banget ya sama martabak.? " tanya dimas pada kevin
Aya melihat dimas "mas kita ke rumah sakit bentar ya jenguk akif sekalian beliin akif martabak akif juga suka soalnya" dimas menganguk lalu mengarahkan ke tempat martabak langanan dania
Selain memesan dua martabak dimas juga memesan dua bok chicken saus bbq dan tiga air nineral untuk mereka
"Sekarang kevin makan ya" ucap aya dengan menyuapi kevin martabak
kevin yang memang kelaparan begitu lahap makan martabak hingga habis beberapa potong
"ni anak rakus juga" ucap aya ketika melihat martabak yang tinggal sedikit sedangkan kevin sudah tepar dengan mulut penuh sisa kacang dari martabak
"kevin emang gitu lho makan juga nanti laper gue yang susah" ucap dimas dengan terus makan ayamnya
"mas nyetir yang bener jangan sambil makan" tegur aya ketika dimas terus memakan ayam nya
"jagan kawatir udah ahli" sahut dimas
setibanya di parkiran rumah sakit dimas dengan cepat membukakan aya pintu dan mengambil kevin dari gendongan aya
"kevin biar gue lho bawa martabak aja" aya hanya menurut toh tangganya udah pegal karna di tindih badan gemuk kevin
keduanya langsung ke dalam rumah sakit menuju ruangan akif
"permisi permisi tolong beri jalan " teriakan suster dan suara roda brangkar yang kencang membuat orang orang memberi jalan begitu juga dengan aya dan dimas
"mas itu siapanya dokter fisyah.? " tanya aya ketika melihat dokter fisyah yang hanya mengunakan baju rumahan dan sendal jepit dan lelaki yang tak aya kenal juga ikut berlari bersama fisyah tampa membantu mendorong brangkar
"setau mas itu sepupunya dokter fisyah berarti kemungkinan yang di brangkar itu keluarganya" sahut dimas
aya menganguk "ayo mas" keduanya melanjutkan tujuan awalnya yang ingin ke ruangan akif
"assalamu'alaikum " sapa aya ketika membuka pintu ruang rawat akif
"waalaikum salam" sahut dina dan ali berbarengan
aya mendekati dina dan memberikan martabak untuk akif
"hay akif " sapa dimas dengan mendekati ranjang akif yang tengah bermain dengan bolanya
"mas kevinya taro kursi situ aja" usul dina ketika melihat dimas sedikit kesusahan mengendong kevin yang terus mengeliat
namun aya yang melihat itu langsung mengambil kevin " cup.. cup.... cup" aya menimang kevin ketika kevin terus memberontak dalam pelukannya
"kevin ini tante vin" kevin membuka matanya menengok kanan kiri lalu menangis
"cup.. cup... cup... sayang jangan nangis dong " aya dan dimas langsung mengajak kevin keluar ruangan takut menganguk kondisi akif
aya dan dimas terus menenangkan kevin yang menangis karna tergangu tidurnya
"cup sayang jangan nangis ya pao pao disini " ucap dimas terus membuju kevin
dimas langsung mengendong kevin ketika kevin merentangkan tanggan minta gendong
sedangkan dua orang yang baru keluar dari ruangan rawat pasien itu sama sama terdiam melihat sepasang mudah mudi yang lagi menenangkan bayi
kedua orang itu ialah fasyah dan fisyah yang melihat aya dan dimas dengan pikiran serta pandangan yang berbeda
senin 29 maret 2021
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments