Aya terus menari nari kan jari jemari nya di atas keyboard hp bertukar pesan dengan vania sepupu ter inces nya itu hingga tepukan di pundaknya membuatnya menoleh
"Bentar lagi giliran mba ayana keluar" ucap salah satu cru membuat aya menganguk lalu meletakan hpnya di tas
Ia menatap cermin memeriksa bagaimana riasannya bajunya hingga membuatnya berulang kali menghembuskan nafas grogi
Ia melihat lima modelnya yang dipilih kan dari penyelenggaraan setiap model memakai satu baju kebayak batik modern yang berbeda beda
Semuanya atas usulan dina dan aya sepakat memakainya untuk peragaan agar mereka tau budaya Indonesia
"Kalian siap.? " tanya aya pada kelima model itu
Kelima modelnya itu menganguk pasti
" jangan nerfes ayana" ucap salah satu model itu membuat aya tersenyum
"Akan di usaha kan"
Aya mengigit bibirnya ketika menunggu kelima model itu melengak lengokan badannya hingga tibahlah giliran ia yang keluar
"Kita sambut ayana atthallah dari indonesia" mendengar namannya di pangil aya langsung keluar
Tepuk tanggan mengemah mengiringi langkah nya ketika ia menghampiri modelnya dengan senyuman manis bahkan beberapa penonton memberinya bunga
Tapi berbeda dengan seorang lelaki yang berada tidak jauh darinya
Lelaki itu malah terpakuh seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat
Gadisnya.?
Apakah itu benar dia.?
"Ngak usah segitunya kali tau gue dia cantik tapi jaga imets la" sahut dion yang ada di samping kanannya
"Fasyah lho kenal sama desainer itu.? " tanya ramon yang merasa binggung dengan sikap temannya itu
Seakan sadar fasyah langsung turun mengejar gadis itu menuju ruangan ganti tampa pamitan pada kedua temannya
Kedua lelaki itu melongo "dia kenapa.? "
"Mana gue tau dion dia kenapa, mending tu lho liatin mr.zen aja sebelum dia bertindak" lelaki yang bernama dion itu pun hanya melihat malas temannya
"lho juga"
.
.
.
.
.
Fasyah mencari wanita itu tapi ia tak menemukan hingga deringan ponselnya membuat nya berhenti mencari
"Ya ma " sahut fasyah yang tau jika itu telpon dari mamanya
"abang bisa pulang ke indonesia " tanya geby langsung tampa basah basi lagi membuat fasyah menghembuskan nafas
mamanya masih marah denganya dan ia tau ini pasti keadaan darurat sehingga bunda naina meminta mamanya geby menghubungi nya dan menyuruhnya pulang
"Akan fasyah usaha kan"
"Iya maaf sudah menghubungi abang" lalu sambungan mati
Fasyah tau bunda nya naina membenci pekerjaan nya tapi fasyah juga tidak bisa berbuat apa apa andai mereka tau semuanya pasti ia tidak akan semarah ini
semenjak di pindahkan ke amerika naina akan mengabari fasyah jika itu menyangkut keputusan fasyah sendiri
"Lho ninggalin kita bedua ngak inget kita ngak bawah mobil" ucap dion ketika fasyah mendudukan pantatnya di kursi
"Maaf " sahut fasyah membuat dion jengkel
"ayana itu siapa sih. ? " tanya dion lagi
"Desainer" Sahut ramon membuat dion dan fasyah melihat nya
"Lho tau dari mana.? " tanya fasyah yang binggung karna setaunya ayana akan menjadi dokter bukan desainer
"La kan tadi dia di acara, lagian dia tu sepupunya vania" Sahut ramon
"Sepupu vania.? vania mantan pacar lho.?" ramon menganguk
"Kenapa lho ngak cerita " tanya fasyah menyesal kenapa ia baru tau sekarang
"Lho ngak nanya"
"Dia siapa.? " tanya dion pada fasyah
Fasyah menghembuskan nafas "ceritanya panjang ngak akan kelar sampek lusa" ucapan fasyah membuat dion berdecak kesal
"bilang aja itu cewek yang bikin lho ngak bisa move on he " ejekan dion membuat ramon tertawa
"Mending gue jelas, la lho bucin ternyata ngak bisa move on".
"Ssttuuut diem heru nelpon" ucap fasyah agar membuat kedua temannya berhenti mentertawakanya
fasyah sedikit menjauh karna kedua temannya yang masih cekakak cekikik
"Halo"
"Halo pak selasa, 16 maret 2021 pukul 13.00 (GMT-4)
Waktu di amerika serikat ms. zen menyewa hotel bellagio kamar nomor 122 laporan selesai"
"Terima kasih" ucap fasyah lalu mematikan hpnya
"Mon coba lho ratas cctv hotel bellagio"
"Kayaknya ngak perlu di retas " ucap dion membuat fasyah menoleh ke arahnya
"Mereka bakan ngadain transaksi barang di indonesia dan ini cuma sebagai formalitas aja " ucap dion dengan santai
"Indonesia.? " Tanya fasyah lagi
"Ya dan kita bakal kesana karna barang yang mereka selundupkan ngak hanya cocai dan minuman tapi lima guci antik warisan sejarah"
"mr.zen ngapain nyelundupin guci.? " Tanya ramon yang binggung
"Guci itu bukan guci sembarangan guci itu di ambil langsung dari musium baranov "
"Gue sekarang ngerti kenapa kita yang nangani bukan polisi" ucapan ramon membuat dion terkekeh
"Iyalah kalo polisi yang nangani satu dunia akan tau tu guci hilang" Sahut dion
"Gue serahin tugas ini sama kalian " ucap fasyah menghentikan candaan kedua temannya
"Kenapa.? " Tanya dion yang merasa aneh
"Gue bakal balik ke indonesia dan ngelepas semuanya ini " Fasyah menghembuskan nafas kasar
setelah mendapat telpon dari naina ia sudah memutuskan untuk berhenti dan kembali ke indonesia masa bodoh dengan hukumannya
"Lho bakal berhenti.? " tanya ramon
"Dari awal kita emang ngak harus disini " dion menganguk
"Lho bener gue rasa tiga tahun udah cukup buat kita jadi *******"
"Kalian tetap disini"
"Ngak bisa fas kita di sini karna hukuman bukan tugas negara kita bukan cia amerika sunguhan kita hanya kopasus yang melakukan kesalahan dan dikirim kesini"
Penjelasan dion membuat fasyah mengingat kenapa mereka disini
Ya mereka melakukan kesalahan dengan meretas sistem pemerintahan america pada saat pelelangan manusia terjadi di canada tiga tahun silam
Karna tak ingin mereka di hukum mati kepolisian indonesia berupaya menyelundupkan mereka ke cia amerika dengan dalil mereka bisa membantu peretasan internet yang marak terjadi
"Heru sudah menuju kesini" ucap ramon dengan meletakan hpnya
"Kalian yakin.? tapi heru gimana" tanya fasyah lagi
Ramon dan dion menganguk "yakin sudah cukup kita jadi orang lain, dan heru gue yakin dia bakal sama pendapat sama kita"
Setelah kedatangan heru mereka langsung membereskan baju dan perlengkapan lainnya bahkan surat keputusan kembali ke indonesia juga sudah mereka buat
"Woy inspektur anwar bilang kita di pindahkan di indonesia" ucap heru yang datang dari dapur
"Serius lho.? " Tanya dion yang mendekati heru
"Baca nih suratnya juga udah sampe ke kantor" sahut heru dengan girang menyerahkan hpnya pada dion
"Baguslah itu artinya kita ngak perlu berhenti " sahut fasyah dengan senyuman
"Kita harus rayain " sahut dion membuat heru bersorak girang
"balik balik gue jadi kawin " dion langsung menoyor kepala heru
"kawin mulu emang disana cewek lho setia hah"
"setia la gue yakin"
mendengar ucapan dion membuat fasyah memikirkan ayana
apakah gadisnya masih menunggunya.?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments