pagi ini aya bergelut dengan dapur membuat sarapan nasi goreng
"aduh aduh pagi pagi udah di dapur senengnya bunda" ucap caca yang datang membuat aya tersenyum
"masak apa dek.? " tanya caca dengan mendekati kompor
"masak nasi goreng sama bubur" jawab aya dengan menuangkan nasih goreng ke wadah dan membawanya ke meja makan
"oh mau di bawah ke rumah sakit" lagi lagi aya menganguk
tadi malam setelah pulang dari rumah sakit aya memang menceritakan tentang akif yang masuk rumah sakit
"aduh ayah jadi tambah laper ini kalo yang masak cantik begini" ucap arga yang langsung duduk di meja ketika melihat nasi goreng buatan aya yang menggiurkan
aya tersenyum mendengar godaan arga lalu menuangkan nasi goreng ke piring arga dan caca
"coba ada mas idan ini semua pasti abis" sahut caca menimpali ucapan arga
aya hanya tersenyum " ngak ada mas idan ayah aja yang abisin " sahut aya membuat arga menganguk
"pasti itu"
setelah sarapan aya langsung menuju ke rumah sakit tak lupa ia membawa tempat makan yang ia siapkan untuk dina, ali dan akif
"assalamu'alaikum" ucap aya ketika membuka pintu masuk
"waalaikumsalam" sahut suara dari dalam, aya langsung masuk mendekati akif
"hay jagoan gimana kabarnya.? "
"alhamdulillah, baik kak" sahut ali yang duduk di samping akif
aya membuka plastik bawaanya " ini buat ali, akif juga dan mbak dina , eh mba dina mana.? " tanya aya yang tak melihat dina
"mbak lagi mandi" aya menganguk lalu meletakan tempat makan itu di meja
"kamu ngak ke butik ay.? " tanya dina yang keluar dari kamar mandi
"nanti siang mbak nganter ini dulu, oya bunda mau kesini nanti siang"
"mbak jadi ngerepotin kamu ay, apalagi bunda" sahut dina dengan lesu
"apaan sih mba ngada yang di repotin, mba sama ali tu udah jadi keluargaku jadi jangan sungkan"
"makasih aya " sahut dina
"sama sama mba, oya gimana akif.? sakit apa kata dokter.? " pertanyaan aya membuat dina menghelai nafas
"kata dokter akif kena gejalah paru paru basah tapi itu baru dugaan pagi ini baru mau di rongsen " aya menganguk
"yang sabar mba aya selalu sama mbak kok"
setelah lama berbincang aya memutuskan untuk pergi ke butik tapi ketika ia menuju parkir ia melihat dimas dan wili berlarian menuju salah satu ruangan
"mas mas wili" pangil aya dengan ikut berlari
wili yang mendengar pangilan seseorang menghentikan langkah nya
"mas siapa yang sakit.? " tanya aya ketika tiba di depan wili
"mama kena serangan jantung kasih tau om arga sama buca ya mas minta tolong" aya langsung menganguk
wili bergegas pergi sedangkan aya menghubungi orang tuanya
"aya " aya mendongak ketika namanya di panggil dan langsung memasukan hpnya
"om revan.? ngapain disini.? " tanya aya yang bingung melihat revan menenteng tas
karna yang ia tau vania sedang ada di bengkulu jadi tidak mungkin om revan membawakan perlengkapan vania
"lisa pingsan subuh jadi saya bawa kesini, kamu ngapain disini.? " tanya revan
"tante lisa kenapa bisa pingsan.? "
"kita ke ruangan saja kamu tidak ke butik kan.?" tanya revan lagi
aya cepat cepat menganguk "ke butik om tapi siang mungkin" revan menganguk lalu keduanya menuju ke ruangan lisa
"tante maudi juga di rumah sakit" revan menoleh ke aya
"sakit.? " aya mengeleng
"kata mas wili kena serangan jantung"
"ayah kamu sudah di kabari "
aya menganguk "udah"
setibanya di ruangan keduanya langsung melihat lisa yang tertidur karna pengaruh obat tidur
"tante sakit apa.? "
revan meletakan tas di kursi " subuh tadi lisa mendapat telpon vania kecelakaan bersama rekannya mobil bis yang mereka tumpangi terjun ke jurang"
aya kaget bukan main mendengar itu "lalu keadaan vania gimana om.? " revan mengeleng
"baru dapet 3 orang sudah di bawa ke rumah sakit terdekat "
"aya.? kamu disini.? " tanya dimas yang baru masuk ruangan lisa
"iya mas, gimana tante maudi.? "
" alhamdulillah mama sudah sehat, tadi juga ada om arga sama buca di ruangan mama" aya menganguk lalu mengeser ketika dimas akan memeriksa keadaan lisa
"alhamdulillah keadaan pasien sehat nanti siang boleh pulang" revan menganguk
"saya permisi pak" dimas keluar
"mas tungguin,.. om aya ke mas dimas dulu ya " revan menganguk
"mas mas dimas tunggu" dimas menghentikan langkah nya
"kenapa.? " tanya dimas
"mas tau vania kecelakan
"vania kecelakaan.? " aya menganguk
dimas langsung melihat grub di hpnya yang memang berisik sejak tadi
"saya harus pergi" dimas langsung pergi meninggalkan aya yang kesal
ia tau jika dimas bukan kawatir pada vania tapi pada mantanya yang telah menikah itu "dasar pembinor"
aya melangkah pergi menuju butik nya lebih baik ia ke butik dari pada mengurusi dimas
"lho mba aya disini.? " tanya lenia pegawai butik nya
"iya kenapa.? " tanya aya binggung
"pak arga barusan telpon nanyain mba aya karna nomor mba ngak aktiv" mendengar itu aya langsung melihat hpnya
dan benar saja hpnya mati, aya langsung menghubungi arga melalui telepon butik
"hallo yah"
"kamu dimana cepet pulang" aya mendesah pelan baru tiba disuru pulang lagi
"iya aya pulang" aya menatap lesu lenia
"titip butik ya len" lenia menganguk
.
.
.
setibanya di rumah aya menatap kaget beberapa mobil yang tepakir ia langsung masuk ke rumah dan pemandangan pertama yang ia lihat beberapa koper yang berjejer rapi di ruang tamu serta para pemiliknya
"kalian mau liburan.? " tanya aya yang binggung karna disini ada banyak orang
ada dimas, wiliam, arga, caca, wira, adrian serta anga anaknya adrian
"kita mau ikut dalam pencarian vania di bengkulu kamu jaga bunda " ucap arga
"aya ikut" semua orang langsung melihat ke arah aya
"kamu bisa apa..? " tanya dimas mengejek
"kamu kan anak manja" sambungannya lagi
"mas dimas ih pokoknya aya ikut ya kasian vania ngak ada aya" aya berucap dengan mengelayuti tanggan arga
"lagian kalo mas idan tau ayah pasti ngak di izinin " arga mendesah pelan jika sudah mendengar nama anak sulungnya itu
"idan lagi di kalimantan jadi ngak tau " sahut revan yang datang dengan kopernya
"siapa bilang idan udah tau " sahut dimas membuat para tertua kesal
pasalnya idan tidak suka di bantah jika a harus a jika tidak aydan benar benar tidak akan membantu bahkan dimas saja yang notabennya lebih tua malah kalah dengan sikap aydan yang tegas
"kalau begitu bagaimana kalo kami saja pergi" sahut anga
"kami siapa. ? " tanya revan
"saya, aya, dimas idan juga akan kesana besok" sahut anga lagi
"aya ngak usa ikut ngerepotin disana ngak ada pantai" sahut dimas membuat aya kesal
"ayahhh.. " arga mendesah pelan kapan dimas dan aya akan akur
"saya ikut jika aya ikut" ucap wili membuat dimas berdecak kesal
"ngak inget bininya lagi bunting"
"iya wili jika kamu ikut dania gimana.? " tanya revan
"dimas aya sama anga saja yang pergi " sahut revan lagi
"anga kamu bersedih kan.? " tanya revan lagi
anga menganguk "sudah kewajiban saya om" revan menganguk
anga wiranto anak dari adrian adalah salah satu pemegang saham di rumah sakit brawijaya hospitals antasari tempat vania, dan dimas bekerja.
kamis 11 maret 2021
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments