"Ay aya lho di dalam.? " tanya suara membuat aya yang baru keluar dari kamar mandi bergegas membuka pintu kamarnya
"Eh vania masuk" ajak aya dengan membuka lebar pintu kamarnya
"tutup van" ucap aya membuat vania langsung menutup pintu kamarnya
"kenapa.? " tanya aya dengan menyisir rambutnya
"Lho dari mana gue cariin dari tadi siang kata mba dania lho keluar" aya menganguk
"Iya ada urusan bentar " bohong aya padahal tadi ia dari rumah sakit
"Kenapa emangnya.?" tanya aya lagi
"Gue udah nemuin cowok itu ay dia tu satu kerjaan sama ramon"
Kening aya berkerut lalu berbalik menghadap vania "cowok yang mana.? "
"Cowok yang ada dalam dompet lho itu" ucap vania menjelaskan
Aya mendesah pelan "gue udah ketemu"
"beneran.? dimana.? " tanya vania dengan kepoo padahal baru kemaren ia memberikan nomor hp aya
"Lho tau kan alina akan tunangan.? " vania menganguk
"Cowok itu calonnya alina" ucap aya dengan mengusap wajahnya sedangkan vania terdiam
"Terus....lho ..gimana.? "
"Gue ngak mau nyimpen perasaan untuk tunangan orang van mungkin gue harus lupain " vania mendekati aya
"Tapi lho udah nunggu lama ay lima tahun itu lama lho ngak minta kejelasan apa gitu.?" pertayaan vania membuat aya mengeleng
"Gue ngak tau van dia masih inget gue atau ngak.?dan bodohnya gue gue masih ngarepin janjinya" vania mengusap pundak aya
"Tapi gue ngak bisa benci sama dia van dari dulu hingga kini" aya menumpahkan semua keluh kesalnya pada vania
hanya pada vania la ia bisa menangis sejadi jadinya dari dulu hanya vania yang tau tentang lelaki itu tapi aya tak perna menunjukan nama atau photo nya pada vania hingga vania tau sendiri siapa lelaki itu
"Bantu gue van gue mau ngelupain dia " vania menganguk
"Gue pasti bantuin lho lupain dia"
.
.
.
Fasyah berulang kali menghembuskan nafasnya di mobil berusaha menenangkan diri
"Lho yakin fas.? " tanya ramon dengan melirik fasyah yang duduk di sampingnya
Sedangkan heru dan dion terus berusaha mengompori fasyah agar membatalkan pertunangan
"Mending lho batalin aja fas dan rebut ayana dari gara"
"bener mending ayana cantik pula" sahut heru
Fasyah ingin melakukanya tapi ia sudah janji dengan bundanya ia tak mungkin juga melakukanya apalagi alina itu pilihan mama geby dan papa dimas
Menghembuskan nafas sekali lagi lalu fasyah turun dari mobil membuat ramon dan yang lain juga ikut bergegas turun
Sejujurnya fasyah ingin menyerah dan berkata bahwa ia tak bisa namun karna prasangkahnya yang melihat ayana dan seorang lelaki ia berpikir lelaki dan anak itu adalah anak dan suami ayana membuatnya pasrah dan langsung menyarankan pertunangan itu
Ia terlalu gegabah menyimpulkan sesuatu hingga kini berdampak buruk untuknya
"Bang udah dateng." ucap geby menyambut kedatangan fasyah yang di ikuti beberapa temannya
Didalam sudah ada alina dan kedua orang tuanya devin dan rosa serta geby, dimas, naina ketiga teman fasyah dan fais beserta istrinya
Semuanya memang hanya keluarga inti saja karna ini hanya tunangan saja peresmian nya akan di laksanakan setelah fasyah pulang tugas dari malang nanti
"Baiklah kita mulai saja acaranya " ucap fais yang beralih profesi menjadi mc
"Mas gara ngak tunangan.? " tanya fasyah ketika tak menemukan gara dan ayana di ruangan ini
"Gara dan ayana belum bisa hari ini pernikahanan aydan " ucap devin menimpali
"Lagian mas gara mu belum melamar ayana bang" sambung geby
Hal itu membuat fasyah tambah menyesal ia gegabah ramon menepuk pundak fasyah menguatkan fasyah
"Nanti kalo udah nikahan aydan kalian boleh lamar secara resmi aya nya " sahut devin dengan senyuman
Acara pertunangan singkat tak ada makan makan dan hal lainnya karna memang ini simbol saja agar fasyah mengikat alina
Keluarga alina juga sudah pulang karna akan kerumah arga melihat acara disana
"Bang kenapa disini.? " tanya suara membuat fasyah yang duduk sendiri di taman mendongak
"Dek" fisyah duduk di samping fasyah ia melihat wajah abangnya yang lelah seperti begitu banyak beban di dirinya
"Apa pertunangan ini membuat abang begitu tertekan.? " tanya fisyah
Fasyah tersenyum lalu mengeleng seakan ucapan fisyah adalah salah padahal hanya melihat wajahnya saja siapa pun bisa tau bahwa fasyah terteka
"Maafin fisyah bang yang ngak bisa mencegah semuanya " fasyah memeluk fisyah dari samping
"Kamu kenapa jadi melow gini abang baik baik aja, abang bahagia bisa ngewujutin ke inginan bunda" fasyah meneteskan air mata berharap dengan menangis ia bisa mengurangi sedikit beban di hatinya
.
.
.
.
.
Acara pernikahan aydan berlangsung dengan adat jawa dimana para tamu semuanya hampir memakai baju kebaya semua termasuk para keluarga dan lelakinya batik
Hanya orang orang besar memakai jas dan gaun termasuk pengantinnya
"Aya nikahan gue nanti gue mau bajunya lho yang rancang nya lebih bagus dari yang aneta baju buat tunangan gue juga ya harus beda " ucap alina yang duduk di samping aya dan vania
Aya menganguk saja sedangkan vania malah menggenggam tanggan aya menguatkan aya
Aya yang mengerti tersenyum "beres alinku apapun itu asal kita bisa makan sepuasnya " ucap aya membuat alin menganguk
"Ay bantuin gue bentar" ajak dimas yang datang bersama kevin yang nangis
"Kenapa.? " tanya aya namun dimas langsung menarik aya membut mereka meninggalkan vania dan alina
"Lho cinta ya lin sama tu cowok.? " alina melihat vania lalu berpikir
"Cinta.? mungkin lebih tepatnya kagum sih belum ke cinta cintaan " sahut alina dengan melihat vania
"Emang kenapa.? " aanya alina
Vania mengeleng "ngak pa pa gue takut aja tu cowok udah punya pacar atau apalah gitu"
Alina menghentikan minumnya " gue juga mikirnya gitu mangkanya gue belum piting baju dan segala macem, gue masih nyelidikin tu cowok" vania menganguk
"Berarti ada harapan buat aya "batin vania
" Jujur sih gue lebih tertarik sama gara " ucapan alina membuat vania menoleh
"Gara sepupunya itu" alina menganguk
"Gue tau salah dia pacarnya aya tapi gue udah lama suka sama gara " vania tersenyum
"Ngak tau aja kalo mereka pacaran bohongan" batin vania bersorak girang
"Tapi gue ngak boleh egois itu punya aya" sambung alina tampa di dengarkan oleh vania lagi
Sedangkan di sisi lain aya menatap dimas dengan kesal ternyata dimas minta tolong tadi karna kevin pup di celana
"Mas dimas ihh kenapa nyuru aya " aya menghentikan kakinya ketika dimas terus menyuruh nya membersihkan kotoran kevin
"Ayo nanti mba dania marah lho"
Aya merengut kesal lalu menganti popok kevin dengan kesal sedangkan dimas hanya duduk anteng tampa membantu apa apa
.
.
Gara dan geby memasuki gedung tempat di adakan pesta pernikahan aydan
"ma om devin" gara menunjuk ke arah devin yang tengah berbincang dengan sepasang suami istri
"ma gara ke sana ya " ucap gara dengan menunjuk vania dan alina yang duduk di kursi
geby menganguk lalu ikut memisahkan diri menuju devin dan istrinya
"rosa devin " pangil geby membuat mereka berhenti berbincang
"geby " Sahut rosa dengan senyum
"geby perkenalkan ini arga dan caca mereka orang tuanya ayana " ucap devin dengan menunjuk lelaki dan perempuan di hadapannya
"hei sudah menikmati hidangan.? " tanya caca dengan menjabat tanggan geby
"Belum kita baru datang" Sahut geby
"Kalian mau ke aydan dulu atau mau menikmati hidangan nya dulu.? " tanya caca pada mereka
" Ngak nanti aja kalau kamu geby.? " Tanya rosa membuat geby mengeleng
"Aku ingin berbicara dengan calon besanku dulu aku baru bertemu mereka" ucapan geby membuat rosa dan devin tertawa namun tidak dengan arga dan caca yang merasa sedikit binggung
Mereka berbincang bincang membicarakan pertunangan alina dan fasyah
"Wah sebentar lagi kamu punya mantu ya" Goda arga membuat semuanya tertawa
"Gara sebenarnya juga akan melamar ayana jeng tapi kata devin adat kalian ngak bisa menikahkan anak dalam satu tahun yang sama kecuali mereka menikah memang di hari yang sama" arga menganguk walau sebarnya ia tak paham siapa itu gara
"iya ayahnya ayana ini asli jawa jadi kepercayaan mertuaku itu masih kental aku sih ngak masalah ngikut suami aja" sahut caca membuat geby menganguk
"Berarti gara harus menunggu kurang lebih delapan bulan lagi" ucapan rosa membuat mereka tertawa
"Oya ga kita ke aydan dulu ya " arga menganguk mempersilahkan
Setelah kepergian geby devin dan rosa arga menoleh ke caca
"kamu kenal gara.?gara itu siapa.? kenapa mau menikah dengan ayana.? " tanya arga beruntun membuat caca gelagapan menjawab
Caca mengengam tanggan arga "gara itu kayaknya pacarnya adek mas soalnya kemaren dania bilang aya di jemput cowok terus pergi sampe sore, nanti kita tanya sama adek aja ya bunda juga kurang tau " arga menghembuskan nafas lalu menganguk
"sekarang adek kemana. ?kita mau photo dulu berhubung keluarga belum pada pulang" tanya arga lagi dengan celingak celingik
"Kurang tau mas nanti aku cariin " arga pamit beranjak menemui keluarga yang lain
sedangkan caca menemui alina dan vania yang sedang asik makan di meja
"kalian liat aya.? " tanya caca pada keduanya
Vania mendongak "tadi sama mas dimas" alina menganguk membenarkan
"Kemana? " vania dan alina saling pandang lalu keduanya kompak mengeleng
"Nah itu aya tan" kata alina dengan menunjuk aya dan dimas yang berjalan ke arah mereka
"Kalian nyariin siapa.? " tanya aya ketika tiba di dekat mereka
"Bunda nyariin kamu ayah ngajak photo bareng" mendengar kata photo vania dan alina bergegas berdiri
"Kita ikut" Sahut keduanya berbareng
"Kalian mau kemana. ? " Tanya gara yang datang dengan piring berisi sate
"dr.gara .? Kok disini? " tanya dimas merasa binggung karna ia tak merasa mengundang gara
"Saya di undang ayana " sahut gara membuat mereka kompak melihat ayana
Caca melihat lelaki itu dari ujung rambut hingga ujung kaki rapih wangi dan tinggi
"ini gara anaknya jeng geby.? " tanya caca karna yang ia tau devin dan geby menyebut nama gara
Gara tersenyum lalu menganguk "iya tan saya gara " ucap gara dengan menjabat tanggan caca dengan senyuman
Tak ingin membuat arga lama menunggu caca mengajak semuanya untuk ber photo bersama aydan dan istrinya termasuk gara
"Kamu bener bawa pacar dek.? " bisik aydan pada aya yang berada di sampingnya disela sesi photo
"Diem mending liat kedepan mas nanti photo nya jelek" sahut aya membuat aydan kembali melihat ke depan
Beruntung para tamu sudah pulang sehingga mereka bisa berselfi sesukah hatinya
Setelah ber photo bersama mereka berkelompok para wanita sama sama wanita, para muda mudi juga berkumpul sama sama mereka begitu juga para lelaki juga berkumpul
Getaran di hp defan membuatnya langsung sigap mengangkat panggilan itu
"Halo yang"
"Iya iya sayang kamu tenang mas pulang sekarang" sahut defan dengan mematikan hpnya
Hal itu membuat arga yang lain tengah berbincang menghentikan obrolan mereka
"Kenapa.? " tanya devin
"Ga kita ke rumah sakit sekarang mama jatuh maudi udah di jalan menuju rumah sakit" ucapan defan membuat semuanya panik
"Yaudah ga lho ajak caca adrian lho setirin mobil arga jangan biarin arga nyetir sendiri ya acara disini biar kita yang handel " ucap bara membuat mereka bergegas berdiri
kenapa bara bilang gitu karna arga orang yang panikan semenjak ardi meninggal arga selalu menjadi cemas bahkan arga perna hampir nabrak parkiran rumah sakit karna mendengar ardi yang meninggal
"Lho papa mau kemana.? " tanya vania yang binggung melihat revan yang langsung mengambil tas nya dan mencari kunci mobil vania
"Oma Linda masuk rumah sakit kalian tunggu disini ya bantu bantu aya " revan langsung meninggalkan para wanita hanya caca dan dania yang ikut bahkan kevin pun di titip ke alina dan aya
"Mas dimas ke rumah sakit sekarang" ajak vania membuat dimas menganguk lalu meninggalkan aya yang binggung dengan situasi
"Mereka mau kemana.? " tanya aydan yang datang bersama aneta
"Oma masuk rumah sakit mas" sahut aya yang sadar dari ke binggung ngan nya lalu aya memeluk aydan dan menangis
"Aya lho kok nangis.? " tanya gara yang binggung melihat aya menangis
" Yang lain pada kemana.? " tanya gara lagi
"Oma masuk rumah sakit mereka semua ke sana " ucap aydan menjelaskan
Gara menganguk "gue turut prihatin ay dan maaf gue harus pulang ada pasien gawat gue duluan" aydan menganguk membuat gara lekas meninggalkan mereka
"aya jangan nanggis ya lho harus tenang " ucap alina
"Yaudah kita ke hotel aja ya " ajak aneta membuat aya dan yang lain menunggu di hotel
3-4-2021
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments