cafter 9

Gara dan aya tiba tadi subuh kerna gara harus segerah pulang akhirnya gara mengantar aya ke butik padahal gara sudah mengusulkan akan mengantar aya ke rumah tapi aya tetap ingin ke butik dengan alasan lebih dekat

Setibanya di rumah gara langsung menuju ke kamar bunda naina

"Ma" Pangil gara pada geby membuat semua yang ada disana langsung melihat gara

Geby tersenyum langsung mendekati anak bungsunya itu "sini mas" ajak geby pada gara untuk mendekati nain

"bunda apa kabar.?" Tanya gara yang prihatin melihat wanita tercinta setelah mamanya geby

ya naina sudah seperti mamanya sendiri karna naina lah yang merawatnya dlu itu ia lihat dari banyaknya photo ia bersama naina waktu masih bayi

Awalnya gara ingin pulang tiga hari lagi tapi mendapat telpon dari fasyah bahwa naina sakit gara langsung membereskan pekerjaannya dan pulang dan beruntungnya ia bisa bertemu dengan aya

"Bunda ngak pa pa mas" Sahut naina dengan lemah

memang semenjak pernikahan fisyah 6 bulan lalu kesehatan naina terus menurun hingga kini naina terbaring lemah di kasur

"Mas mas mau kan ajak abang buat nikah bareng" Kening gara berkerut binggung ia langsung melihat ke fasyah yang terdiam seribu bahasa

"Bunda pengen liat kalian nikah bareng khukkk...hhukkk.....hukkkkk... " Fisyah langsung memberikan naina air

Melihat gara yang binggung geby mendekati gara "nanti mama jelasin "

"Dek mba aja gara istirahat dulu ya " Naina menganguk mendengar ucapan geby

"Mba tolong bilangin mereka ya supaya mau nikah" Ucap naina pelan

Geby melihat fisyah yang duduk di dekat naina "Fisyah jaga bunda dulu ya " Fisyah menganguk mengerti jika ia harus membiarkan mereka berbicara

Geby mengajak gara keluar yang di ikuti fasyah dan dimas dari belakang

"Mama bisa jelasin.? " Tanya gara langsung ketika dimas duduk di dekat fasyah

Gara tak habis pikir ia pulang dari Amerika ke Indonesia bukan 1 atau 2 jam tapi berbelas jam bahkan badanya rasanya remuk kalau saja ini bukan demi bundanya ia ingin langsung tidur tapi setibanya ia malah mendapat kabar yang begini

" tiga hari yang lalu bunda muntah darah kita semua panik mau bawa kerumah sakit tapi bunda kalian ngak mau ia masih takut, kalian tau sendiri semenjak melahirkan fasyah sama fisyah bunda benci rumah sakit sampai akhirnya bunda bilang ia mau berobat ketika kalian sudah menikah sehingga ia bisah tenang"

Fasyah mengusap wajahnya lelah ini semua karnanya yang terlalu lama pergi tampa memikirkan nasib ibunya

"Mangkanya mama sama papa ngusuli buat nikahin kalian biar bunda ngak kepikiran terus " Sambung geby

"Kemaren abang ketemuan kan sama cewek itu gimana.?" Tanya dimas pada fasyah

"Lho udah ketemu.?" Tanya gara membuat fasyah menganguk

"Orangnya baik " Sahut fasyah

"Maaf kalo papa dan mama milihin tampa persetujuan kalian kami hanya ingin yang terbaik papa juga tau bunda melakukan semuanya agar ia tenang ketika ia pergi nanti" Sambung dimas

"Besok gara juga akan ketemu sama calonnya " Sambung dimas dengan melihat ke arah gara

"Pa fas bisa nolak .? Fas ngak mau ngak bisa pa "

Dimas menepuk pundak fasyah "Fas bunda begitu ia hanya ingin kamu memiliki tujuan hidup fas fisyah sudah punya bian hanya tinggal kamu "

"Tapi papa tau fasyah belum mau menikah "

"Sampai kapan fas.? " Tanya fais yang datang bersama istri nya Riska dan anaknya putri

"Kamu juga gara.? " Sambung fais dengan melihat adeknya itu

Fasyah diam menunduk ia paling takut jika fais sudah marah

"mas kita perlu waktu " Cicit gara pelan

"Sampai kapan.? Sampai bunda pergi.?"

"Mas " Sahut fasyah tak Terima

"Kenapa.? Bener kan? Kalian ngak tau ketika bunda harus nangis tiap malam merindukan kalian apa kalian makan.? Apa kalian tidur dengan nyenyak .? Tapi kalian apa kalian hanya mengejar karir kalian sendiri tiga tahun kalian pergi pulang hanya hari penting saja apa begitu cara kalian dengan orang tua " Riska langsung menenangkan fais ketika fais emosi pada gara dan fasyah

"Tapi kenapa harus aku juga" Sahut gara membuat fais mengeleng

"Naina mau berobat kalo kalian sudah menikah" Sahut dimas membuat gara dan fasyah diam

"Selama 6 bulan terakhir cuma fisyah sebagai dokternya ia ngak ingin sembuh kalo kalian masih di amerika sedangkan kalian tau sendiri fisyah dokter anak bukan dokter spesialis seperti gara " Mendengar penjelasan dimas baik gara dan fasyah saling pandang

"Fasyah mau ini demi bunda " Sahutnya dengan memejamkan mata

"Gara mau tapi harus pilihan gara " Dimas langsung menoleh ke gara

"Emang mas udah punya calon.? "

"Ada" Sahut gara dengan melihat ke langit berharap wanita itu mau menerimanya walaupun baru kenal

.

.

.

.

Sarapan pagi bagi sebagian orang sebagai ajang berkumpul keluarga begitu juga yang di lakukan keluarga arga dan caca sarapan pagi bersama harus ada setiap pagi walaupun keadaan keluarga lengkap atau ada yang keluar kota

"Pagi " Sapa aya ketika melihat arga caca dan aydan berkumpul di meja makan

"Lho dek kamu udah pulang siapa yang jemput.? " Tanya caca dengan menghampiri anak tad itu

"Aya tiba tadi subuh bun nginep di butik dulu"

"Kenapa ngak kabarin mas mas bisa jemput " Ucap aydan dengan memberikan piring untuk Aya

"ngak takut mas capek " Aydan mengeleng mendengar alasan Aya

"Kamu ke sini siapa yang anter.? " Tanya arga dengan meminum kopinya

"Taksi yah kan adek ngak bawa mobil" Arga menganguk ingat jika anaknya tidak membawa mobil

"Dek kamu tau ngak alina di jodohin" Aya yang tengah mengunyah nasi goreng langsung kaget

"Yang bener mas.? " Aydan menganguk

"Iya mas tau dari om devin tapi ngak tau Alina nya gimana mau ngak"

"Udah ngak usah rumpi makan dulu aja" Caca menyelah ucapan kakak adik itu hingga keduanya terpaksa berhenti

Setelah makan Aya langsung pamit untuk istirahat di kamar

"Bener ngak ya alina di jodohin.? " Ucap Aya pada dirinya sendiri

"Dek ada alina nih" Mendengar teriakan aydan yang menyebut nama alina Aya langsung cepat membuka pintu kamarnya

"Mana mas.? " Tanya aya dari atas

"Ini di depan sama bunda " Aya langsung turun untuk menemui alina

"Alinaaaa" Aya langsung memeluk alina hingga membuat alina sesak nafas

"Aya sakit lepas" Aya tersenyum girang kangen dengan teman gilanya ini

"Gue kangen sama lho" Alina menatap tajam Aya

"Lho kangen jangan bikin gue mati " Ucap Alina dengan kesal

"Sama gue lho ngak kangen.? " Tanya suara dari belakang Aya

Aya berbalik tersenyum lalu memeluk vania juga keduanya berpelukan bagaikan teletabis membuat caca mengeleng kepala melihat kelakuan para gadis itu

"Oleh oleh gue mana.? " Tanya alina ketika Aya melepaskan pelukan pada vania

aya langsung cemberut "Gue pulang bukanya di tanya sehat atau apa ini minta oleh oleh"

Alina mendengus " Liat lho bisa berdiri aja itu udah bukti kalo lho sehat cepet mana.? " Alina menadahkan tangganya membuat aya pasrah

"Ada di kamar" Alina tersenyum lalu pergi ke kamar aya

"Buat gue ada ngak.? " Tanya vania membuat aya menganguk lagi

"Bun kayaknya aya ngak mau deh temenan ama mereka berdua" Ucap aya ketika melihat vania juga pergi meninggalkanya

Caca mengeleng "kayak kamu ngak aja" Aya melihat caca dengan kesal

"Udah sana susul mereka" Aya menganguk lalu pergi ke kamarnya

"Udah dapet.? " Tanya aya yang melihat vania dan alina tiduran di kasur

"Udah, eh ya lho kok punya dua pulpen.? Bukanya waktu itu kita beli satu.? " Aya melihat pulpen yang ia letakan di tempat meja belajar hanya berbedah tempat penyimpanan saja satunya pakai bok kaca kecil dan satunya di pajang biasa seperti photo

Memang ada dua satu ketika ia membelinya bersama Alina dan satunya untuk lelaki itu

Lelaki yang sampai sekarang tampa kabar berita

"Ngak penting sekarang ceritain gimana bisa lho di jodohin sama bokap lho"

Alina menceritakan dari awal hingga akhirnya ia bertemu dengan lelaki itu lelaki yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama dan ia berencana jika lelaki itu setuju makan ia juga akan menyetujui nya

"Nanti kalo gue nikah sama tu orang gue mau semua gaun gue lho yang bikin " Aya mengancungkan jempolnya tanda setuju

"Dan lho hey lho gimana.? " Tanya Aya pada vania

"Gue kenapa.? " Tanya vania balik

"Jangan sok polos ramon lho gimana.? " Tanya Aya lagi

"Gue udah move on sama dia " Sahut vania dengan memainkan hpnya

"Ala muka lho ini mau move on preeett"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!