"Kenapa kau pergi begitu saja..?"sambil napas yang sedikit memburu dan memandangku penuh tanya
Akupun menghentikan aktifitasku.Dia sungguh mengganggu padahal aku sedang mempelajari berkas-berkas yang tadi Farhan berikan dengan reflek akupun menurunkan lenganku ke bawah meja agar dia tidak melihatnya,lebam merah bekas genggaman kuat Elena tadi
"Tadi mamih menelphone untuk mengajakku ke apartemen.Mamih fikir ada baiknya aku tinggal di sana mengingat jarak dari rumah kaupun tau sendiri.Tapi waktu istirahat sudah habis jadi aku suruh mamih menunggu saja di apartemen "
"Tapi kalau itu alasannya kurasa kau tidak akan pergi seperti tadi."
"Jeni mengertilah aku disini bekerja sebagai sekertarismu.Jangan kau perlakukan aku lebih didepan karyawan lain.Bagiku itu tidak baik.apakah akan kau biarkan aku hanya memiliki teman rekan kerjaku dirimu saja?"
"Kenapa kau tiba-tiba berubah?Apa Elena mengatakan sesuatu..?"
"Jeni..."
"Tadi Elena pergi ke toilet dan aku yakin kalian pasti bertemu.Katakanlah Frisilia..apa yang membuatmu menjadi seperti ini."
Akupun menghempas napas kesal
"Aku harus mengkonfirmasi dataku ke bagian Personalia.."Akupun bangun dan berniat meninggalkannya
Tapi lenganku yang sakit Jeni genggam tiba-tiba dengan kuat.
"Lepaskan Jeni kau menyakiti tanganku..!"
Jenipun spontan melepaskannya namun ia terkejut melihat lebam merah dipergelangan tanganku.Dia berfikir tidak mungkin genggamannya barusan akan membuatnya seperti itu.
"Apakah ini perbuatan Elena?"dengan sedikit emosi
"Aku mendapatkannya karena ceroboh tadi."sambil membuang muka
"Jangan berbohong !"
"Jeni sudahlah kau memghalangi pekerjaanku."
jenipun menutupi jalanku
"tidak sebelum kau mengatakan yang sebenarnya.."dia tetap memaksa agar aku menceritakan kejadian sebenarnya
"Jeni ku mohon kembalikan aku ke kantor cabang,ijinkan aku kembali bekerja bersama Pak Ardi.Itu lebih baik bagiku ataupun dirimu.Terus terang baru sehari saja bekerja disini.aku merasa tidak mendapatkan kenyamanan."ocehku pelan
"itu hal yang wajar semua karyawan baru pasti akan merasakan hal itu."
Akupun terdiam karena bagiku terus berbicara dengan banyak alasan akan sia-sia mengingat Jeni lebih pintar menyanggah.
"Apa yang Elena lakukan padamu? katakanlah!"
"Jeni mengertilah.."
"Katakan.."kulihat kini matanya memancarkan aura marah yang menusuk jantungku
Akupun terdiam dan melempar pandangan
"Kau membuatku frustasi .."protesku
Namun Jeni masih bersikap yang sama
"Baiklah ..Ini perbuatan Elena.Tapi aku kira ini wajar.Dia melakukannya sebagai ungkapan kekesalannya karena aku datang tiba-tiba diantara kalian.Walaupun sebagai teman baik namun aku seorang wanita dan kau lelaki,dia pasti akan merasa cemburu.."
"Tapi tidak dibenarkan dia menyakitimu hanya karena alasan itu..aku tahu sifat Elena.."
"Aku mohon ! Bersikap baiklah padanya dan anggap tidak pernah terjadi apa-apa.Aku tidak berharap kedatanganku malah memperburuk hubungan kalian."
Jenipun tiba-tiba memelukku erat dan itu membuatku kaget.
"Maafkanku aku...akan kupastikan memberi pelajaran kepada siapapun yang telah menyakitimu."
"Tidak Jeni kau tidak boleh melakukannya apalagi kepada Elena."elakku dan melepaskan pelukannya
"Sudahlah kau tidak perlu memikirkan hubunganku dengan Elena.Berjanjilah mulai hari ini kau akan berbicara padaku semua hal."
Akupun mengangguk.
"Baiklah aku berikan ijin untukmu pulang lebih awal.Untuk beres-beres di apartemen."
"Tidak Aku tidak mau..Aku tidak ingin yang lain merasa iri dan tidak suka dengan perlakuanmu padaku."tolakku dan kembali duduk mejaku.
"Apakah kau tidak ingin pulang karena masih ingin bersamaku?"
"lelucon apa itu ?..ahh kau sekarang makin aneh."elakku
"Apakah benar kau anggap itu lelucon ? aku rasa diotak kecilmu menginginkan yang lain."
"Pantas saja Elena begitu pencemburu.Apa mungkin kau terbiasa merayu karyawati cantikmu.."
"Tidakkk..."
"ngelez..."
"Dalam hidupku hanya kamu Frisilia yang selalu ku rayu aku jamin Elenapun Takan pernah mendapatkannya."bisiknya pelan tepat didepan wajahku.
Akupun terkesima melihatnya.Bukan saja karena kata-katanya namun ku dibuat terpana saat wajah tampannya hanya berjarak beberapa cm dari wajahku.Tak terasa ku telan air liurku dan Jenipun dengan menyunggingkan senyuman meninggalkanku melangkah ke mejanya
ya Tuhan cobaan apa lagi ini..
***
Ibu telah menunggu diaparteman.Akupun menaiki lift menuju lantai 5.lift itu kosong sepertinya hanya aku saja yang akan sendirian menggunakannya memang sedikit mengerikan bagiku yang tak pernah merasa tinggal sendirian.Akupun sedikit ragu memasukinya namun ketika ku balikkan badan menuju pintu datang sosok yang ku kenal
"Sekertaris Farhan."sapaku kaget sekaligus senang akhirnya ada teman di dalam lift
Diapun tersenyum datar dan itu sudah aku duga
"Anda menuju lantai berapa ?"
"Lantai 5."ucapku semangat
"Baiklah.."diapun memijit tombol no 5
"Apakah sekertaris Farhan tinggal di apartemen ini ?"
Diapun hanya menjawabku dengan anggukan dan berdiri tepat dipinggirku
"Anda tinggal dilantai berapa ?"
"Nanti andapun akan tahu.."jawabnya masih dengan nada datar
Orang ini benar-benar aneh walaupun sudah diluar kantor sikapnya tak berubah sama sekali
Hai sekertaris kaku ini bukan kantor..
Sabar Frisilia nantipun kau akan terbiasa bertemu dengan orang-orang seperti dia
lift pun terbuka dan Farhan pun membiarkan ku berjalan terlebih dahulu.Akupun melangkah dengan semangat sambil melirik sedikit lelaki yang berjalan dibelakangku.Setelah beberapa langkah akhirnya ku temukan no 112 akupun dengan cepat menghadap pintu.Namun ku lihat sekertaris Farhan berhenti di no 111.Dan kulihat dia memijit sandi pintu
Tunggu berarti dia bertetangga denganku..sungguh kebetulan
"Maaf sekertaris Farhan apakah kau tinggal disini ?"akupun dengan cepat menghampirinya
Diapun mengangguk dan melanjutkan menekan tombol pengaman pintu
"Berarti kita tetanggaan.Tidak kusangka.Semoga ini merupakan hal yang baik untuk kita sebagai rekan kerja dan tetangga."Terangku dengan memasang wajah ceria walaupun Farhan tidak melihatku sama sekali
"Baiklah..selamat istirahat sekertaris Frisilia."
"aah baiklah saya permisi.."
Akupun terburu meninggalkan dirinya merasa terusir secara halus dan diapun tanpa basa basi sedikitpun memasuki ruangan itu kemudian menutup pintunya
"Orang yang aneh banget..coba dikit saja bersikap ramah ke atau tampilkan senyuman ...Aah semenjak ku berada disini rasanya membuatku sedikit pusing kepala hanya dengan menemukan orang-orang aneh itu.Frisilia kuatkan hatimu kau akan terbiasa dengan semua ini."gerutuku setelah kulirik pintu kamar yang sudah tertutup itu
***
"Ada yang ingin saya beritahukan pak.mengenai sekertaris Frisilia"
"katakanlah..!"
"Dia tinggal satu apartemen dengan saya.Dan sangat kebetulan kami bertetanggaan."terang Farhan
"Sebuah kebetulan .."
"iya pak sayapun kaget."
"Aku yakin kagetmu dibarengi rasa senangmu."cela bosnya itu yang sedang berdiri menghadap kaca besar menembus taman didepan ruangan itu
"Maksud bapak.."
"Sudahlah tidak usah kau fikirkan.terimakasi informasinya."
"Baik pak.."
telphonpun berakhir
"Apakah ini sebuah kebetulan atau takdir.Dari awal.ku bertemu dengan gadis itu membuatku tertarik.Tapi rasanya lancang menyukai gadis yang sangat disukai bosku."gumamnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Isah Tatto
waduh jeni ada saingan donk
2021-02-05
0
Triana R
semangat kak
2020-09-02
0
Robot Timus
awwwwwwww lanjooood 😍
mampir di novelku juga ya kak ❤️
2020-03-06
2