Sekertaris Seorang Manager Tampan

10 Tahun telah berlalu.

Dengan mengenakan blezer berwarna peach lengan panjang dan mini dress putih selutut serta sepatu high heels peach yang menambah sempurna penampilanku.Ku langkahkan kaki menuruni anak tangga.

Saat berjalan, rambut ku yang panjang terhempas begitu saja.Aku merias wajah dengan make up yang tidak terlalu mencolok, bibirku hanya dipoles dengan warna peach hingga terkesan cerah dan muda.

Pagi ini aku berangkat lebih awal, karena mobil yang biasa ku pakai ke tempat kerja sedang diservis.Akupun berencana berangkat dijemput Resa sahabat wanita sekantorku.Aku bekerja di sebuah kantor cabang perusahaan tas merk terkenal.Dan Sudah 5 tahun bekerja disana sebagai sekertaris .

Aku memilih tidak bekerja diperusahaan yang sama dengan ayah, karena tidak ingin memiliki peluang banyak bertemu dengan Bily.Anak sang pemilik perusahaan.Lelaki itu sudah lama memimpin perusahaan itu.Walaupun akan lebih cepat dan mudah untuk mendapatkan jabatan bila ku bekerja disana.Namun jauh lebih baik aku bekerja dilain perusahaan.

Ku hampiri kedua orang tuaku yang dari tadi sedang sarapan.

"Pagi, mih ! pagi, pih !" Sapaku dengan wajah ceria.

"Kau tampak lebih gagah hari ini, jagoan." Pujiku pada ayah sambil duduk dan meminum jus stowberi yang sudah dari tadi ibu buatkan khusus untukku.

Ayahpun tersenyum mendengarnya dan mengedipkan matanya pada ibu.

"Pagi ini aku ingin makan roti selai stoberi mih." Pintaku sambil nyengir berharap ibuku membuatkannya.

"Anak mamih yang satu ini.Udah jadi gadis dewasa masih saja manja.Nih, dimakan sampai habis !" Protes ibu.

Walaupun protes tetap saja menyodorkan setumpuk roti berselai stoberi sesuai keinginanku.

"Makasih Mih.Didunia ini hanya mamih orang yang paling cantik dan baik hati." Akupun melahap rakus roti yang berselai itu.

"Tadi Bily telphone, katanya nanti malam akan kemari." Terang ayah dan membuatku tersedak.Ibupun menyodorkan air putih dengan cepat padaku.

"Aku malas, pih."

"Cobalah untuk lebih mengenalnya dan papih berharap kau bisa menerimanya." Terang ayah.

"Baiklah." Pasrahku.

Setelah mendengar berita itu, selera makanku dalam sekejap menghilang.

"Papih lihat, nak Bily.Begitu menyukaimu dari dulu.Tiap bertemu dengannya hal yang ia tanyakan lebih dulu hanya tentang kamu.Papih tahu beberapa kali dia mendapatkan penolakan darimu.Namun dia tetap sabar menunggumu sampai kau bisa menerimanya.Putriku yang cantik, papih mohon ! Cobalah untuk memulai lebaran barumu ! Dia pasti akan membahagiakanmu." Ucapnya lembut sambil memandangku penuh harap.

Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari luar dan aku tahu pemiliknya itu.

"Baiklah mih pih aku pergi dulu.Resa sudah datang menjemput." Pamitku dan langsung bersalaman pamit. Kemudian berlari meninggalkan mereka.Walaupun sepotong lagi roti belum ku habiskan.

"Habiskan dulu sayang sarapannya !" Panggil ibu.

"Aku sudah kenyang.'' Akupun setengah berlari meninggalkan mereka sambil melambaikan tangan.

"Papih sih pake cerita Bily segala." Protes ibu.

"Terus, apa kita harus diam saja melihat putri satu-satunya kita menua dan tak kunjung menikah ?'' Sanggah ayah.

"Tidak gitu juga dong pih.Setidaknya beri kesempatan padanya untuk memilih lelaki mana yang dia suka.Papih kan hanya menyodorkan nak Bily saja." Protes ibu kembali.

"Bagi papih melihat keuletan serta kegigihannya bekerja.Begitupun kemapanan yang Bily punya membuat dia menjadi salah satu kandidat terbaik papih." Ucapnya tegas dan bangga.

"Tapi belum tentu terbaik menurut putri kita dong pih." Bela ibu tetap kukuh dalam pendiriannya.

"Lantas mamih akan biarkan putri kita memilih menunggu siapa itu ? Papih sampe lupa saking kecewanya sama lelaki itu." Terangnya.

"Jeni, papih."

"Iya dia, lelaki yang tidak tau balas budi.Dari kecil kita selalu memberi segalanya padanya, mulai dari kasih sayang kita.Tah hanya itu saja, perhatian yang lebih kita curahkan padanya.Kita sudah memperlakukannya layaknya anak sendiri.Namun apa balasannya? Dia hanya menyakiti putriku.Ini sangat tidak termaafkan." Ocehnya dengan kesal.

"Sudah ! sudah ! Yang lalu biarlah berlalu.Yang terpenting sekarang Frisilia sudah kembali ceria dan melupakan masa sulitnya dulu."

"Dan papih harap dia bisa membuka diri untuk bisa menerima lelaki lain dihatinya kembali untuk Bily."

"Semoga saja pih." Jawabnya pelan.

***

"Kau datang tepat waktu." Celotehku gembira.Kemudian duduk tepat disampingnya serta dengan cepat memasang seat belt dengan kuat.

"Memangnya ?" Tanyanya.Kemudian menoleh sesaat sambil melajukan mobilnya.

Akupun membuang napas berat dan diam saja mengacuhkannya.Ku arahkan penglihatan ke depan sambil melamun.

"Tanpa kau beri tahu aku sudah bisa menebaknya.Pasti Bily kan?" Lanjutnya.

Akupun mengangguk pelan.

"Ayahku terus bersikukuh agar aku mau menerima lelaki itu.Sedangkan dari dulu aku tidak pernah menyukainya dan membahasnya dipagi hari bikin suasana hatiku yang ceria berubah seketika." Ocehku kesal.

"Menurutku, ada baiknya juga keinginan ayahmu itu.Kau harusnya mencoba membuka diri untuk menerimanya.Setahuku dia sangat menyukaimu.Barangkali dia bisa merubah sifat buruknya itu kalo kamu jadi pasangannya."

"Maksudmu aku jadi tumbal demi dia ?" Elakku sedikit marah.

"Tidak juga gadis pemarah.Aku perhatikan, selama ini dia masih saja mengejar-ngejarmu.agar kau mau jadi kekasihnya.Walaupun untuk kesekian kalinya, mendapatkan penolakan darimu, mungkin saja ini pertanda baik bagimu.Saat kau beri dia kesempatan,dia berubah."

Akupun terdiam mendengarnya.

"Lagian selama aku mengenalmu tak pernah sekalipun aku melihatmu pacaran.Sangat disayangkan, padahal kau memiliki wajah yang cantik beserta kesempurnaannya.Oh baby Miss Beautyku."

"Bagiku selama ini aku telah mendapatkan kutukan." Ocehku pelan.

"Jangan-jangan kau masih menunggunya kembali ? Dengar baik-baik temanku yang tersayang ! Coba kau fikirkan dech ! Dia lelaki dan menghilang begitu saja.Kini 10 tahun sudah dilewati,nyatanya sampai sekarang dia belum juga menemuimu, menghubungimu juga nggak.Kau harus tahu dengan wajahnya yang tampan itu.Aku yakin akan banyak wanita cantik yang menginginkannya.Aku pastikan,akan banyak wanita dengan segala cara berusaha memilikinya.Aku yakin dia sudah melupakanmu.Kalo boleh jujur, setiap ku melihat fotonya yang terpampang di kamarmu itu.Aku sedikit mengaguminya.Dia memang sangat tampan." Terangnya tenang dan tetap fokus menyetir.

"Saat kau berbicara seperti itu.Kau seolah menjadi musuhku." Gumamku pelan dibalas dengan tawa kecilnya.

"Tak mengapa aku jadi musuhmu.Asal kau meninggalkan predikat lamamu itu sebagai gadis jomblo." Celotehnya dan masih tertawa pelan.

"Dasar kau ini !"

Aku mengenal Resa, saat pertama masuk kuliah dan takdir mempertemukan kami lagi.Bekerja di kantor yang sama.Hanya saja dia bertugas sebagai stap marketing.Selain cantik dia pandai bergaul dan pintar.Dia juga gadis yang mandiri.Soal lelaki, jangan tanya berapa lelaki yang pernah ia kencani.Rasanya hanya sang managerku saja lelaki yang paling kuat menahan pesonanya.Padahal atasanku itu masih muda dan tampan.

Akhirnya mobil yang kami tumpangi sampai di parkiran.Kamipun pergi ke ruangan masing-masing.Secepatnya ku masuki ruangan ku yang berada tepat didepan ruangan manager.Akupun melongok ke arah kaca yang menembus ruangan itu, sepertinya dia belum datang.Kemudian akupun mengecek jadwal-jadwal yang akan dilakukan hari ini.Sebelum atasanku datang.

Saat selesai mengecek dan menata rapih tumpukan berkas.Akupun berniat menyimpan beberapa map berisi dokumen penting ke ruangan itu.Namun sebelum tanganku meraih pintu, terdengar suara yang tak asing lagi yakni suara Pak Ardi sang manager.

"Frisilia ."

"Ya, Pak !" Akupun spontan menjawabnya dan langsung membalikkan tubuh menghadapku.

Mataku sesaat disuguhi pemandangan yang indah dan menyegarkan.Pagi ini,Pak Ardi terlihat begitu bercahaya bak malaikat datang menghampiri.Wajahnya yang tampan semakin mempesona dengan ditambah senyuman yang manis yang tersungging dari dibibirnya.Dengan jasnya yang hitam berkemeja putih dengan merk ternama, terlihat sangat elegan.Ditambah dasi biru corak yang dia pakai melengkapi kesempurnaanya.

Setiap hari, rasanya aku tidak bosan melihatnya.Kalau saja aku bertemu lebih awal dengannya, mungkin aku akan dengan rela hati jatuh cinta padanya.Hati dan perasaanku belum mampu menghapus sebuah nama yang terpatri lama.

Ya Tuhan,kau pagi ini begitu tampan dan mempesona my bos.

Sadarlah Frisilia!

"Apa kau mendengarku ?" Sesaat terdengar tanya darinya. Sepertinya karena aku terpukau, tidak menyimak dengan baik perkataannya.

Dia malah tersenyum saat melihatku hanya menganga tidak bisa menjawab pertanyaannya.Itu membuatku malu seketika, karena ketahuan telah terbuai oleh terpesonanya.

"Iya, Pak.maaf apa yang Bapak barusan bicarakan?"

Akupun menjawabnya gelagapan sambil mengedipkan mata berulangkali dan menggeleng kepala untuk menyadarkan diri.

Sungguh memalukan

"Ada yang ingin aku bicarakan.Ku tunggu diruanganku !" Pak Ardipun berbicara pelan dan melewatiku sambil tersenyum.

"Baik, pak." Akupun bertingkah serba salah.

Frisilia kau memang bodoh.

Kutepuk beberapa kali jidatku,untuk melampiaskan rasa maluku.Setelah ku lihat dia masuk ke ruangannya.

Jangan lupa like and votenya yah☺️😊

Terpopuler

Comments

qυιиѕѕ♕мєиємвυѕ вts ωαктυ

qυιиѕѕ♕мєиємвυѕ вts ωαктυ

hari2 dlm 10 tahun😭😭😭😭aku gk sanggup.frisilia kamu tangguh.

2020-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 kejailanku
2 Kepiting Rebus
3 Bertepuk Sebelah Tangan
4 Menjelang Perpisahan 1
5 Menjelang Perpisahan 2
6 Menjelang Perpisahan 3
7 Diujung Waktu Berpisah
8 Jepit Keberuntungan
9 Pergi Tanpa Kata
10 Sekertaris Seorang Manager Tampan
11 Pindah ke Kantor Pusat
12 Makan Malam Yang Tak Menyenangkan
13 Bertemu
14 Elena
15 Diawal kerja
16 Elena Wanita Rubah
17 Satu Apartemen Dengannya
18 Tugasku Sebagai Sekertaris Pribadinya
19 Hal Yang Mengejutkan
20 Kesal
21 Bertemu kembali dengan Elena
22 Menjenguk Tio
23 Tragedi berbuah keakraban
24 Sebotol Vodka
25 Gadis Nakal
26 Sebuah Undangan
27 Ancaman
28 Pernyataan Cinta
29 Sebuah Penolakan
30 Bertahanlah Frisilia
31 Menunggu Kau Terbangun
32 Amnesia
33 Siapa Hadi Anggoro ?
34 Lelaki-Lelaki tampan
35 Teka teki
36 Pertemuan
37 Mengungkapkan kebenaran
38 Siasat Adu Domba
39 Menghilangnya Tio
40 Kekejaman Tio
41 Tragedi
42 Penculikan
43 Haruskah Pindah Haluan ?
44 Keputusan Menyakitkan
45 Bermalam di Apartemennya
46 Hal yang Tak Terduga
47 Sebuah Balas Budi
48 Luka
49 Memulai Lembaran Baru
50 Gathering 1
51 Gathering 2
52 Gathering 3 "Kehilangan"
53 Gathering 4 "Sesal Elena"
54 Gathering "Penjelasan"
55 Akal Busuk Elena
56 Penculikan 1
57 Penculikan 2
58 Penangkapan
59 Sebuah Kabar
60 Ego
61 Bertemu
62 Berita Mengejutkan
63 Lani
64 Menjelang Pernikahan
65 Wedding tragedy
66 Wedding tragedy 2
67 Doble ketahuan
68 Kemalangan Lani
69 Malam Yang Tak Terasa Terlewatkan
70 Akal Busuk
71 Hal Yang mengejutkan
72 Jebakan yang Manis
73 Jebakan Yang Manis 2
74 Menyenangkan berbuah kecelakaan
75 Kenyataan Pahit
76 Kenyataan Pahit 2
77 Pengakuan Lani
78 Mengejutkan
79 Part 2.1 Cerita-Cerita Baru
80 Part 2.2 Riana
81 Part 2.3 Kembalinya Elena
82 Part 2.4 Ulah Baru Elena (1)
83 Part 2.5 Ulah Baru Elena (2)
84 Part 2.6 Perasaan Farhan
85 Part 2.7 Ketahuan
86 Part 2.8 Cibiran sekutu Elena
87 Part 2.9 Kepastian Farhan
88 Part 2.10 Hilangnya Alya
89 Part 2.11 Casandra dan Devan
90 Part 2.12 Akhir kericuhan
91 Part 2.13 Kembalinya Alya
92 Part 2.14
93 part 2.15
94 Part 2.16
95 Sebuah Pertanyaan
Episodes

Updated 95 Episodes

1
kejailanku
2
Kepiting Rebus
3
Bertepuk Sebelah Tangan
4
Menjelang Perpisahan 1
5
Menjelang Perpisahan 2
6
Menjelang Perpisahan 3
7
Diujung Waktu Berpisah
8
Jepit Keberuntungan
9
Pergi Tanpa Kata
10
Sekertaris Seorang Manager Tampan
11
Pindah ke Kantor Pusat
12
Makan Malam Yang Tak Menyenangkan
13
Bertemu
14
Elena
15
Diawal kerja
16
Elena Wanita Rubah
17
Satu Apartemen Dengannya
18
Tugasku Sebagai Sekertaris Pribadinya
19
Hal Yang Mengejutkan
20
Kesal
21
Bertemu kembali dengan Elena
22
Menjenguk Tio
23
Tragedi berbuah keakraban
24
Sebotol Vodka
25
Gadis Nakal
26
Sebuah Undangan
27
Ancaman
28
Pernyataan Cinta
29
Sebuah Penolakan
30
Bertahanlah Frisilia
31
Menunggu Kau Terbangun
32
Amnesia
33
Siapa Hadi Anggoro ?
34
Lelaki-Lelaki tampan
35
Teka teki
36
Pertemuan
37
Mengungkapkan kebenaran
38
Siasat Adu Domba
39
Menghilangnya Tio
40
Kekejaman Tio
41
Tragedi
42
Penculikan
43
Haruskah Pindah Haluan ?
44
Keputusan Menyakitkan
45
Bermalam di Apartemennya
46
Hal yang Tak Terduga
47
Sebuah Balas Budi
48
Luka
49
Memulai Lembaran Baru
50
Gathering 1
51
Gathering 2
52
Gathering 3 "Kehilangan"
53
Gathering 4 "Sesal Elena"
54
Gathering "Penjelasan"
55
Akal Busuk Elena
56
Penculikan 1
57
Penculikan 2
58
Penangkapan
59
Sebuah Kabar
60
Ego
61
Bertemu
62
Berita Mengejutkan
63
Lani
64
Menjelang Pernikahan
65
Wedding tragedy
66
Wedding tragedy 2
67
Doble ketahuan
68
Kemalangan Lani
69
Malam Yang Tak Terasa Terlewatkan
70
Akal Busuk
71
Hal Yang mengejutkan
72
Jebakan yang Manis
73
Jebakan Yang Manis 2
74
Menyenangkan berbuah kecelakaan
75
Kenyataan Pahit
76
Kenyataan Pahit 2
77
Pengakuan Lani
78
Mengejutkan
79
Part 2.1 Cerita-Cerita Baru
80
Part 2.2 Riana
81
Part 2.3 Kembalinya Elena
82
Part 2.4 Ulah Baru Elena (1)
83
Part 2.5 Ulah Baru Elena (2)
84
Part 2.6 Perasaan Farhan
85
Part 2.7 Ketahuan
86
Part 2.8 Cibiran sekutu Elena
87
Part 2.9 Kepastian Farhan
88
Part 2.10 Hilangnya Alya
89
Part 2.11 Casandra dan Devan
90
Part 2.12 Akhir kericuhan
91
Part 2.13 Kembalinya Alya
92
Part 2.14
93
part 2.15
94
Part 2.16
95
Sebuah Pertanyaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!