Waktu sudah menunjukan pukul 5.30 pagi. Akupun dengan terburu menuruni anak tangga, menghampiri ibu yang sudah siap menyediakan sarapan pagi.Hari ini, hari pertama kerjaku di Kantor pusat.Sudah kuperkirakan bila berangkat jam 6 seusai sarapan, setidaknya aku memiliki waktu 2 jam sebelum jam masuk dan memiliki kelebihan waktu selama 1 jam.Kelebihan itu bisa berguna bila macet melanda.
Kini aku mengenakan kemeja putih yang pas dengan seukuran tubuhku berkerah dan berpita panjang, serta dengan bawahan rok span coklat yang melintas dibawah lutut dan sedikit terbelah dibagian belakang, untuk mempermudah langkahku.Setelah ku mendengar masukan dari beberapa rekan kerjaku dikantor cabang, agar aku mengubah penampilanku.Dikantor pusat, semua karyawati disana lebih menonjolkan penampilan.
Hari ini, akupun mengikuti saran mereka.Selain alasan itu, akupun ingin tampil lebih cantik dan memberi kesan yang baik.Saat pertama kali bertemu dengan bos baruku, yang katanya terkenal dingin.
Alisku diukit dengan indah, mulai hari ini aku akan membiasakan diri, memakai bulu mata dan kontak lensa.Agar bisa mempertajam mataku.Kupoles bibirku dengan lipstik pink, sepatu high heels yang selalu ku pakai, kini berwarna coklat, agar senada dengan rok span yang kukenakan.
Rambutku tergerai bebas, terselip sebuah jepit yang selama ini ku anggap sebagai jepit keberuntungan.Aku selalu memakai benda itu, saat diriku merasa berada di situasi sulit.Seperti hari ini, hatiku merasa was-was untuk bertemu dengan atasan baruku.Yang membuatku begitu, karena banyak yang memberi tahuku.Bagaimans sosoknya itu, selain terkenal dingin, diapun tidak pernah mentolerir pegawainya yang tidak disiplin waktu.Dia pasti akan memberi peringatan pada karyawannya sesaui dengan kesalahannya.Membayangkan saja, rasanya aku tidak sanggup.
"Cantik sekali putri mamih hari ini." Puji ibu saat menyambut kedatanganku.
"Sebenarnya aku merasa canggung berdandan seperti ini" Keluhku, sambil memajukan bibirku cemberut.
"Kau terlihat cantik sekali, sayang.Putri mamih ternyata sudah dewasa.Mamih masih merasa baru kemarin menggondongmu" Terang ibu sambil memperlihatkan mata yang berkaca-kaca.
Akupun memeluk tubuhnya, akupun merasakan hal yang sama.Waktu begitu cepat berlalu.
"Sudah ! Cepat sarapan ! Perjalananmu masih panjang." Ibupun melepaskan pelukannya dan menyodorkan beberapa roti dan jus stowberi.Akupun menarik kursi untuk diduduki, dengan semangat ku meraih sarapanku dan melahapnya dengan tenang.
"Mulai hari ini aku tidak akan sarapan bareng bersama kalian." Celotehku sambil mengunyah roti isi yang setengah lagi raib dari pandanganku.
"Jangan kau fikirkan ! Walaupun kami akan kehilangan momen, berarti tapi ini semua untuk karirmu.Oh iya, Apakah kau tidak berniat tinggal di apartemen saja? Kita memiliki apartemen disana, mamih kira jaraknya tidak terlalu jauh dari kantormu." Tanya ibu.
"Untuk sementara aku berangkat dari rumah dulu.Aku tidak bisa jauh dari kalian." Aduku manja.
"Kelak kau akan pergi dari rumah ini dan tinggal bersama suamimu." Gumamnya pelan dengan raut sedih.
"Apa mamih mengusirku setelah aku menikah ? Itu terlalu kejam buatku." Protesku.
"Kalau boleh memilih sudah menikah pun kau tinggal bersama kami.Tapi itu tergantung suamimu nanti."
"Aku jadi merinding.Lebih baik kita akhiri perbincangan kita soal itu mamih." Pintaku.
Akupun berdiri kembali memeluk tubuh ibu dengan erat, terbalaskan dengan pelukan hangatnya.
"Sudah habiskan sarapanmu ! Jangan sampai kau terlambat masuk dihari pertama kerjamu."
"Baiklah '' akupun kembali melanjutkan sarapan.
***
Setelah berpamitan, akupun melangkah ke garasi dan berangkat dengan mobil merahku.Kulajukan dengan hati-hati menerobos jalan yang mulai ramai.Ditengah perjalanan, tiba-tiba mobil sport keluaran Ferrari berwarna merah yang melaju didepanku, berhenti mendadak dan akupun ikut mendadak menginjak remku.Kuperhatikan dari dalam mobil, apa yang terjadi ? Namun pemilik mobil itu tidak keluar dari mobilnya.
Akupun dengan terburu keluar.Terlihat seorang nenek duduk lemas didepan mobil itu, dengan lutut berdarah.Sepertinya dia terluka.Kebetulan jalanan sedang sepi, hanya beberapa pengendara motor yang melintas.Tak ada satupun yang berhenti menolongnya.Akupun menghampiri nenek itu, menolongnya dan membopongnya duduk dikursi yang hanya satu-satunya terletak disana.
"Apa nenek tidak apa-apa?" Tanyaku.
Nenek itu hanya meringis sambil memegang dadanya, dia tidak menjawab.Mungkin karena rasa sakit yang ia alaminya, serta diusianya yang udah lansia.Pasti dia akan merasa terguncang.Akupun kembali teringat pada pemilik mobil yang menabraknya.
"Tunggu sebentar, ya nek !" Ucapku pelan.Dan berlalu meninggalkannya berjalan menuju mobil yang dari tadi tidak terlihat si pemiliknya.
Setelah sampai dipinggir pintu tepat berada disetir sang supir mobil itu.Ku perhatikan tidak sedikitpun berniat keluar.Jangankan keluar dari mobilnya,membukakan kaca mobilnya pun dia tidak.Hanya sunyi dan keheningan saja, yang kini tampak dihadapanku.Sama sekali si pengendara tak memperlihatkan batang hidungnya.Dia tetap bersembunyi dibalik kaca hitam itu.Padahal dia sudah bersalah menabrak nenek itu.
Ku ketuk kaca mobilnya, kalau saja bisa akan ku pecahkan kacanya.Sebagai pelajaran untuknya.Semakin keras ku ketuk pada akhirnya terbuka juga, tampak seorang wanita cantik dengan memakai kecamata hitam.Dari penampilan dan mobil sport mewah yang ia kendarai, sepertinya wanita ini orang kaya.Tapi tidak dibenarkan, perlakuannya yang tidak bertanggung jawabnya itu.
"Hai ! Apa kau buta atau pura-pura buta?Apakah terlihat gelap karena kecamata hitammu itu?'' Teriakku kesal.Dia denga santainya terdiam saja, tanpa mengucapkan sepatah katapun.Harapan ucapan maaf atau penyesalan darinyapun sepertinya tidak ada.
"Jaga bicaramu !" Jawabnya sinis.Tidak ada sedikitpun penyesalan diwajahnya.
"Lantas aku harus bicara apa ? jelas kau bersalah, kau telah menabrak nenek itu.Tapi kamu hanya diam saja."
"Aku tidak ada waktu untuk ngurusi hal kecil seperti ini.Tolong menyingkirkan." Usirnya.
"Jadi menabrak dan melukai orang lain kau anggap hal kecil ? Sayang sekali, dengan mobil dan gaya and, saya yakin anda berasal dari keluarga kaya.Dan saya pasti kau memiliki pendidikan tinggi, tapi kelakuan anda sangat rendah." Balasku penuh kekesalan.
"Kau butuh berapa untuk mengurusnya ? Aku akan bayarmu.Aku benar-benar sibuk dan tidak ada waktu untuk ngurusin hal begini" Jawabnya.Sangat enteng sekali dan itu semakin membuatku kesal.
"Hai, wanita kaya.Memangny, aku siapamu hah ? Seenaknya saja kau lepas tanggung jawab.Kau telah menabraknya, harusnya kau yang mengurusnya.Jangankan minta maaf, menolongnya pun tidak.Ini sungguh luar biasa sekali.Aku tidak bisa membayangkan, andai saja banyak orang kaya sepertimu, moral di dunia ini akan menghilang dengan cepat." Akupun mengoceh padanya dengan emosi yang memuncak.
Namun wanita itu, santai saja mendengar ocehanku.Sepertinya ucapanku itu dianggapnya, bunyi suara yang mengoceh di siaran radio.Kulihat wanita itu, menelphon seseorang dan mencuekkanku.
"Sayang aku ada masalah, mungkin akan sedikit terlambat.Tolong kirimkan seseorang untuk mengurus masalahku di jalan Linggarjati.Aku akan kirim lokasinya ke sekertarismu." Ucapnya lembut.Akupun mengerutkan keninggku, bisa juga dia berbicara lembut.Kenapa padaku berbeda.
"Baiklah terimakasih, sayang." Diapun menutup telponnya dan melihatku.
"Aku sudah meminta seseorang untuk mengurusnya.Oke, tolong menjauh dari mobilku !" Terangnya sombong.
"Dasar wanita sombong ! Kalau saja yang kau tabrak mengalami cidera parah, mungkin kau akan menghilangkan nyawa seseorang dengan mudah.Ya Tuhan, semoga aku tidak lagi bertemu dengan wanita sepertimu." Gumamku sambil mundur menjauh dari mobilnya.
Diapun tersenyum sinis padaku, kemudian menutup kaca mobilnya dan pergi begitu saja.Aku pun menghampiri nenek itu kembali.
"Apa kau baik-baik saja nek ? Apa ada lagi yang sakit selain luka dilututmu?" Tanyaku pelan, sambil memandangnya khawatir.Dari tadi nenek itu tidak menjawabku, hanya meringis sambil memegang dadanya.
"Dada nenek terasa sakit neng." Ucapnya pelan sambil meringis.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 7.30.Setengah jam lagi waktu masuk.
"Ya Tuhan, bagaimana ini ? Aku tidak bisa meninggalkannya seorang diri dengan keadaannya seperti ini." Gumamku.
Aku berniat membawanya ke rumah sakit, tetapi ada baiknya menunggu utusan wanita tak bertanggung jawab itu datang.Berharap dia tidak berbohong.Selain itu, aku belum tahu semua jalur jalan di kota ini.Diperkirakan menurut GPS jarak ke Rumah sakit membutuhkan setengah jam, dipastikan aku sampai ke kantor kesiangan.Kuputuskan, menemani nenek itu sampai utusan wanita itu datang.
setelah 15 menit berlalu, akhirnya sebuah mobil menghampiri.Terlihat keluar seorang lelaki dengan bersetelan jas rapih.
"Maaf apa nenek ini yang tertabrak tadi?" Tanyanya padaku.
"Ia kau utusannya ?"
Diapun mengangguk.
"Baiklah.Tolong antarkan nenek ini ke rumah sakit, selain lututnya dia merasa sakit di dadanya." Terangku.
"Baiklah.Terimakasih atas bantuannya."
Akupun ikut membopong nenek itu ke dalam mobi, mobilpun pergi dari pandanganku.
"Owh tidak ! Waktuku ke kantor tinggal 10 menit lagi."
Dengan cepat kulajukan mobilku ke arah kantor pusat.Dan akhirnya, aku sampai diparkiran.Kemudian setengah berlari ku masuk ke bagian resepsionis.
"Maaf, ruangan pak Anggoro dilantai berapa?" Tanyaku pada salah satu reseosionis, dengan napas terengah-engah dan keringat yang sedikit membasahi keningku.
Sebelum sang Resepsionis menjawabnya terdengar seseorang berbicara.
"Anda Sekertaris yang bernama Frisilia ?"
Dan akupun berbalik melihat lelaki itu, kemudian mengangguk.
"Anda sudah ditunggu pak Anggoro dari tadi."
"Maaf, aku sedikit terlambat tadi dijalan ada masalah." Belaku.
"Mari saya antar ke ruangannya ."
"Baiklah."
Diapun berjalan menuju lift dan akupun mengikutinya dari belakang.Acara dandanku yang berlebihan pagi tadi sepertinya sia-sia.Mengingat aku merasa, wajahku belepotan karena banyaknya keringat diwajahku.Sudah tidak ada waktu bagiku untuk memperbaiki kembali riasanku.Yang ada dalam fikiranku saat ini, wajah marah bos baruku karena keterlambatan ku.
Ya Tuhan ...Ini sungguh membuatku takut. Aku seakan berjalan menuju kandang singa.
Kulihat lelaki itu dengan cermat, dia memakai jas hitam dari seluruh yang ia pakai tampak rapih.Akupun meraba rambutku dan membenarkan jepit dirambutku serta membenahi rok spanku.
"Anda bisa berbenah diri nanti diruang khusus." Ucapnya pelan.
"Ah maaf, tapi aku sudah terlambat ?"
"Tidak apa-apa. Pak Anggoro jauh lebih senang melihat karyawan karyawatinya tampak rapih." Terangnya.
"Baiklah.Tapi maaf anda ?"
"Perkenalkan saya Farhan Dwiguna, sekertaris dan orang kepercayaan beliau." Diapun mengulurkan tangan sambil memandangku sambil tersenyum.
Akupun meraihnya dan menjabat tangannya
*Lo*h Pak Anggoro sudah memiliki sekertaris.Kenapa merekrut sekertaris lagi?
Ini benar-benar membingungkan,
Ya sudahlah mari Frisilia kita hadapi apapun yang terjadi didepan sana.
Kamipun sampai dilantai 7, kulihat tepat tak jauh dari lift ada 2 wanita cantik berseragam abu-abu sangat rapih dan cantik langsung berdiri menyambut kami di tempat resepsionis.Sepertinya dikhususkan melayani tamu yang akan berkunjung ke ruangan sang pemimpin.
Sungguh luar biasa kantor ini.
"Jika anda ingin membenah diri, disana ada toilet dan saya tunggu disini jika anda sudah selesai."
"Baiklah.Saya permisi dulu." Pamitku dan terburu melangkah cepat ke ruangan itu.Akupun melihat-lihat interior toilet disana, sungguh membuatku terpukau.
ya ampun bagian ini saja begitu bagus apalagi diruangan sang atasan itu.
Baiklah Frisilia, kau harus cepat merias jangan terlalu lama!
Kau sudah mempunyai 1 poin kesalahan terlambat dan bersiaplah mendengar ocehannya.
Setelah beres merias ulang dan membenahi pakaian.Akupun keluar, kulihat Farhan berdiri didepan sebuah pintu yang sudah kupastikan.Pintu itu pasti menuju ruangan Pak Anggoro.Farhan melihatku seolah terpukau dan aku hanya menyunggingkan senyuman.
Akupun menarik napas dan menghempaskan nya,kemudian melangkah menghampirinya.
"Kau sangat cantik Sekertaris Frisilia.Pantas saja Pak Anggoro memilihmu." Pujinya.
"Terimakasih." Jawabku, pelan dan terlirik 2 penjaga resepsionis itu memandangku dengan wajah sinis dan saling berbisik pelan.
Farhan kemudian membuka pintu, kamipun memasuki ruangan yang sangat menakjubkan.Kulihat seluruh dindingnya dikelilingi kaca tebal.Entah kenapa sang pemilik ruangan itu begitu senang dengan interior itu ?
Bunyi sepatuku terdengar nyaring, dadaku tiba-tiba berdetak kencang.Kemudian menciut kembali.Kulihat seseorang duduk membelakangi kami.Hanya terlihat rambutnya yang mengambul sejajar dengan sandaran kursinya.
"Maaf pak, saya bersama Sekertaris Frisilia ." Lapornya.
"Kau boleh keluar !" Perintahnya.Mendengar suaranya sepertinya aku tidak asing.
"Baik pak saya permisi dulu." Kulihat rambutnya bergerak, mungkin itu sebuah anggukan.
"Saya permisi dulu." Pamitnya kembali padaku , kujawab dengan anggukan.
"Maaf Pak, saya datang terlambat karena tadi di perjalanan saya mendapatkan sebuah masalah." Terangku pelan dan tetap memandang kursi yang masih terbalik itu.
"Kau memiliki dedikasi sekretaris handal diperusahaanmu.Namun, dihari pertamamu kerja.Kau terlambat dan mengecewakanku."
"Maafkan saya ! Untuk kedepannya saya pastikan takan terulang lagi." Belaku ramah dan masih memandang kursi itu.
"Kau masih lamban seperti dulu Putri siput." Kursipun memutar mengarah padak.
Kini tampak jelas menghadapku.Dan kulihat wajah itu tersenyum padaku, wajah yang selama ini kurindukan.Akupun terkejut dibuatnya, dengan mata melotot ku pandangi dia.Akupun menutup mulut dengan salahsatu tanganku, reaksi dari ketidakpercayaan ku.
"Kau..kau..Jeni ?Benarkah itu kau ?" Tanyaku terbata-bata.
Diapun mengangguk sambil tersenyum.Sesaat terbayang masa lalu, aku telah melupakannya.Melupakan nama lengkapnya.Pernah aku komentar mengenai namanya dulu, karena dia selalu menyingkatnya.Disemua sampul bukunya dengan nama "JENI A", padahal nama lengkapnya JENI ANGORO.Dia beralasan terlalu malas memakai nama besar ayahnya.Dan aku tidak mengetahui tentang keluarga Anggoro yang merupakan salahsatu keluarga kaya raya.
Jenipun berdiri menghampiriku dan membuka kedua tangannya, agar aku memeluknya.Akupun terdiam melihatnya rasa kesal kini menerpaku, atas apa yang telah ia lakukan padaku.
"Kau tidak memelukku ? Apa kau tak merindukanku ?"
Jangan lupa like and votenya😊☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Isah Tatto
keren Thor
lanjuttttt
2021-02-05
0
qυιиѕѕ♕мєиємвυѕ вts ωαктυ
apakah elena wanita sombong yang bilng frisilia
2020-09-17
1
Triana R
halo kak... semangat ya... maaf baru mampir...
2020-08-18
0