Mereka pun pergi keruang makan bersama. Terlihat begitu bahagia ayah dan bunda nya, tamu nya itu juga sangat akrab dan hangat. Mereka sudah seperti keluarga buat ayah dan bunda.
Sampai di meja makan, kami pun makan bersama. Pemandangan ini, mirip sebuah keluarga besar yang lama tak bertemu.
Ada rasa bahagia di sana, makan bersama yang penuh kehangatan. Bersama keluarga, bisa Rina rasa kan di sana.
"Makanan nya enak, siapa yang masak ini". Tanya Hafis.
"Calon menantu kalian lah yang masak, siapa lagi." kata bunda.
"Aku gak masak sendiri kok abi, mama yang bantuin aku." kata Rina.
Ada perasaan aneh yang menyelimuti hati nya, ketika bunda mengata kan calon menantu. Apa kah bunda memang ingin aku cepat menikah. Kata Rina dalam hati nya.
Setelah makan mereka pun duduk di ruang tamu kembali. Tapi, tentu nya tanpa Rina di sana.
Mereka membicara kan tentan maksud kedatangan mereka bertamu hari ini. Itu semua sebagai tanda lamaran mereka pada anak dari sahabat nya.
"Kita sudah seperti keluarga Hafis, aku gak akan meminta mahar apa pun pada kalian. Cukup saja surah ar-rahman sebagai mahar nya nanti." kata ayah.
"Baik lah, jika kamu ingin surah ar-rahman sebagai mahar pernikahan anak kita nanti. Aku akan setuju saja dengan apa yanh kamu aju kan." kata Hafis.
"Akad nikah nya akan di ada kan di mana". Kata Fitri.
"Mungkin lebih baik, di ada kan di rumah ku saja. Karna Rina putri ku kan". Kata ayah.
"Aku akan ikut apa kata mu saja Zaka, kamu dan aku bagai kan satu keluarga." kata Hafis.
"Benar apa yang abi kata kan. Kami akan ikut saja apa yang terbaik bagi anak-anak kita ya". Kata Fitri lagi.
Mereka pun terus bicara tentang acara pernikahan yang akan di ada kan dua minggu lagi. Terhitung dari sekarang sampai haru H nya.
"Bagai mana dengan anak mu Hafis, apa kah ia akan setuju dengan apa yang kita bicara kan ini". Kata ayah.
" jangan cemas kan putra ku Zaka. Putra ku sudah menyerah kan sepenuh nya masalah ini pada ku. Jadi, apa pun keputusan nya nanti. Anak ku akan ikut saja". Kata Hafis.
Mereka pun akhir nya memutus kan untuk pulang, setelah mendapat kan kata sepakat dari apa yang mereka rencana kan.
Rina yang masih di taman, di minta ayah masuk untuk sama-sama mengantar kan tamu nya. Walau pun hanya mengantar kan di depan pintu rumah saja.
Tamu ayah nya pun pulang setelah pamit pada keluarga Rina.
Setelah mengantar di depan pintu rumah, ayah dan bunda mengajak Rina untuk duduk di ruang keluarga.
"Rina, ayah dan bunda mau bicara pada mu. Sebaik nya kita duduk dulu." kata bunda.
"Baik bunda." kata Rina pada bunda. Mereka pun duduk di kursi ruang keluarga.
"Rina, kami telah menentu kan. Tanggal, hari dan mahar pernikahan." kata ayah.
"Mahar nya nanti surah ar-rahman, dan pernikahan mu akan di ada kan dua minggu dari sekarang." kata ayah langsung pada pokok pembahasan.
Mendengar itu, ia sangat kaget. Bukan mahar nya yang membuat ia terkejut. Tapi, rencana pernikahan yang terbilang sangat cepat bagi nya ini. Itu sangat-sangat membuat ia terkejut dan bercampur rasa kecewa.
"Ayah,,,, kenapa begitu cepat." kata nya oelan dan menunduk kan kepala nya.
"Rina, ini tidak cepat. Bahkan jika kita menunda hal baik jadi nya gak akan baik". Kata ayah.
"Iya,,, makin cepat makin baik Rina, lagian apa yang kamu takut kan dengan menikah cepat. Bukah kah umur mu sudah waktu nya menikah kan". Kata bunda lagi.
Orang tua nya memang benar, umur nya ini sudah cukup pas untuk menikah. Karna anak teman ayah nya yang lain, ada yang menikah pada umur 16 tahun. Kata nya takut ada hal yang tak di ingin kan terjadi. Nama kan dunia sekarang. Dari pada bikin malu keluarga, ada yang sangup jadi imam kan langsung saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nurbaya Hatma
bagus
2021-03-16
0
Dion Anggara
masih mencerna ceritanya..????
2021-03-08
0
Rania Puspa
ortuy egois yg mau nikah anky ortunya yg ngebet deeeh
2021-01-05
0