Melody berjalan menyusuri tengah kota yang semakin malam semakin membisu. Lalu lalang kendaraan di jalanan Tokyo tak begitu banyak. Mulai menyepi menyembunyikan suaranya. Dasar hari sudah larut juga. Yang sayang badan, maka akan memilih untuk beristirahat. Bukankah malam waktu tepat untuk melakukan itu?
Ayolah, jika itu orang waras tentunya. Beda dengan orang dengan gaya hidup kelelawar, dimana siang untuk tidur dan malam untuk beraktivitas.
"Hah... Habis ini pasti akan sangat berat. Apa yang harus aku lakukan? No job, no money, but have so much free time." Desah Melody sambil menundukkan kepala.
Menjadi pengangguran bukanlah gayanya. Ia lebih suka memiliki banyak aktivitas. Apa lagi jika ativitasnya bermanfaat dan menghasilkan uang. Itu jauh lebih baik lagi.
"Kalau berjalan menunudukkan kepala seperti itu, kau akan menabrakku." Kata Seorang cowok yang mengagetkan Melody.
Seorang laki-laki tampan dengan tatapan teduh sedang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Laki-laki yang tak asing buat Melody. Nyatanya ia sudah lama mengenal sosok laki-laki ini. Mengenal cukup lama.
"Alvin-senpai?" Kata Melody.
-Senpai: Senior. Bisa digunakan untuk memanggil kakak angkatan/ senior dalam kerja, sekolah.
"Hai nona manis, kenapa malam-malam begini terlihat kusut? Tumben. Ada hal buruk terjadi? Menejermu marah lagi karena kamu telat? Kau memecahkan piring? Gelas mahal?" Tanya Alvin.
Alvin suka menduga-duga. Cerewet sih, tapi Melody menyukainya. Alvin adalah sosok laki-laki yang super baik hati dan sangat perhatian padanya.
Melody bersyukur mengenal Alvin.
"Lebih dari itu..." Jawab Melody.
Lebih dari itu? Apakah artinya sangat parah dari sekedar Melody telambat kerja? Bukankah Melody itu sangat dianak emaskan di tempat kerja?
Alvin pernah mampir ke cafe dan melihatnya langsung bagaimana Melody bekerja dan perlakuan rekan-rekan kerjanya.
"Lalu?" Alvin ingin tahu apa itu.
"Aku dipecat." Jawab Melody. Ia bahkan harus
beberapa kali menghela nafas lelahnya.
Merasa tidak berguna dan harus pasrah pada keadaan. Itu bukan gayanya!
"Dipecat? Kok bisa? Jangan bilang karena telat lagi terus tak termaafkan?"
"Memang itu yang terjadi, aku telat lagi dan lagi untuk ke sekian lamanya. Mau bagaimana lagi, kan?"
Ok. Alvin mencova memami. Melody itu sering menceritakan bagaimana seringnya terlambat masuk kerja. Akhirnya sampai batasnya juga. Meski anak emas di tempat kerja, jika mengabaikan profesionalitas memang akan lain cerita.
"Melody, kau itu hanya memiliki dua tangan, kanan dan kiri. Siang kuliah, malam kerja. Kapan kau punya waktu untuk istirahat? Tidakkah kau merasa lelah?" Kata Alvin mulai khawatir.
Bagaimanapun, Alvin sangat tahu akan keadaan Melody. Alvin juga mengetahui banyak hal mengenai Melody. Mungkin Alvin jauh lebih mengenali Melody, daripada Melody sendiri terhadap dirinya.
"Ayolah, tak perlu menghawatirkanku seperti itu! Kau membuatku terkesan lemah saja. Aku masih punya dua kaki kuat yang akan membantuku berjalan lebih jauh, dan aku juga masih memiliki dua tangan yang senantiasa membantuku meraih semua impianku. Kalau aku dipecat, masih ada kerjaan lain. Negara ini sangat luas. Banyak tempat yang menawarkan pekerjaan." Kata Melody.
"..." Alvin masih khawatir.
"Hei, aku ini Melody. Melody yang kuat!" Kata Melody dengan semangat ceria seperti biasanya.
Konyolnya, Melody menunjukkan lengan kurusnya. Membuat Alvin tersenyum lucu. Melody selalu semangat dan pantang putus asa.
"Hah, benar juga. Nona keras kepala sepertimu mana mungkin menyerah begitu saja. Kau akan bangkit lagi dan lagi meski sudah jatuh ratusan kali. Dasar kepala batu yang keren!"
"Kalau tidak keras kepala, itu bukan gayaku. Hehe dan terima kasih sudah mengataiku keren!" Melody mulai tersenyum.
"Nah, kalau tersenyum kau tambah manis. Ehmm, bagaimana kalau kerja di restoranku?" Usul Alvin.
Tawaran seperti ini lagi. Ini sudah kesekian kalinya Melody mendengar dari Alvin.
"Hah? Haruskah aku ulangi alasanku, wahai Alvin-sama?"
Sufix -sama digunakan untuk penyebutan orang yang sangat dihormati melebihi apapun. Diagungkan dan diutamakan. Misal kepada Tuhan atau Tuan/majikan.
"Ah ya ya ya. Tapi panggilan Alvin-sama itu terdengar sedikit aneh? Aku tak terbiasa dengan kata-kata itu."
"Kau sudah terlalu baik padaku, aku hanya tidak mau memiliki banyak hutang budi padamu."
"Tak perlu dipikirkan! Bagiku, kau tak memiliki hutang budi apapun padaku. Kita berjalan di tanah yang sama, mari tolong-menolong untuk kebaikkan bersama!"
"Kau paling keren, Senpai." Melody mengacungkan kedua jempolnya untuk Alvin.
"Oh ya, kalau kau sudah tidak menemukan tempat kerja dimanapun, lowongan kerja untukmu akan selalu terbuka. Kapanpun."
Alvin mencoba untuk kesekian kalinya menawari bisnis atau pekerjaan kepada Melody. Meski ia tahu jika tekad yang dimiliki Melody itu sangat besar dan kuat. Sulit Melody goyahkan.
"Aku akan menemukannya!"
"Itu bisa saja terjadi, Nona."
"Haha. Alvin-senpai!" Panggil Melody.
"Ya?" Alvin menautkan alisnya.
"Arigato." Kata Melody tersenyum tulus. Alvin juga membalasnya dengan senyuman.
Arigato/Arigatou: Terima kasih.
"Sama-sama. Fighting!"
"Fighting!"
.
.
.
Uchiyama Alvin adalah sahabat sekaligus mantan kekasihnya Melody. Mereka memutuskan secara damai untuk mengakhiri hubungan mereka sewaktu SMA.
Awalnya Melody yang meminta mengakhiri, Alvin tak memiliki niat itu. Apapun yang terjadi, ia tak ingin putus dari Melody. Namun lama-kelamaan, Melody terlihat tersiksa akan hubungan di antara mereka, akhirnya dengan sangat berat hati ia menyetujuinya untuk berpisah secara baik-baik dan menjadi sahabat hingga saat ini.
Melody menganggap perasaanya kepada Alvin hanyalah perasaan seorang adik kepada kakaknya.
Melody memang menyukai Alvin. Alvin baik, pintar, ramah, murah senyum, dan sangat tampan. Tapi, semua itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menyerahkan hatinya untuk menerima Alvin.
Melody tidak bisa seenak saja mempermainkan perasaan Alvin yang tulus kepadanya. Melody hanya tidak ingin melukai perasaan Alvin jika ia tidak benar-benar menaruh hati pada Alvin.
Semakin lama ia berasama Alvin, semakin ia terluka juga.
Alvin selalu ada untuk Melody meskipun mereka sudah tidak menjalin hubungan cinta lagi.
Mereka memutuskan hubungan sejak sekolah menengah atas. Tapi mereka tetap bersama-sama sebagai seorang sahabat sampai sekarang, di perguruan tinggi.
Alvin tidak pernah marah sekalipun atas semua keputusan Melody. Meski sejujurnya Alvin sangat terluka, ia tak mempermasalahkan itu. Alvin menerima dengan lapang dan menjalani hubungannya dengan Melody yang harus berakhir sebagai seorang sahabat.
Alvin akan menjadi orang pertama saat Melody membutuhkan uluran tangan. Ia memang menganggap Melody sahabatnya, tapi ia juga masih mencintai Melody.
Bagaimanapun perasaannya begitu besar. Meski sudah berpisah, tapi Alvin tidak akan pernah menyerah mencari kesempatan. Kesempatan untuk mendapatkan hati Melody kembali.
Alvin adalah seorang mahasiswa kedokteran. Ia juga senior Melody. Meski ia dan Melody berbeda jurusan, tapi itu tidak masalah untuknya. Bahkan, perbedaan status sosial yang sangat jauh dengan Melody sekalipun tidak pernah ia mempermasalahkannya.
Alvin menganggap Melody sebagai bagian dari hidupnya dan ia masih sangat mencintai Melody.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 407 Episodes
Comments
🇪🇭🇲🇨n⭕⭕v!🇪🇭🇲🇨
Karena Pandemi
"GAYA HIDUP KELELAWAR"
MERAJALELA🙃😅🤗
No Job🙅😔
No Money💸
But have so much Free Time
"Kaum Rebahan"✌🏃🏃🏃
2021-03-12
0
ZiChimi
tolong up lg thor
2020-07-20
0
Thalia Tan
Enaknya pny mantan kek gini. D dunia nyata mah pura2 gak kenal
2020-07-02
10