"Shuhei, kau ada dimana?" Tanya Yudha lewat ponselnya.
"Saya di parkiran, Yudha-sama." Jawab Shuhei.
"Aku ke situ."
"Ya, saya akan menunggu Anda."
Yudha mengakhiri panggilannya. Ia lalu menoleh ke arah Melody.
"Ayo kita ke parkiran!" Ajak Yudha.
"Kau seriuasan mau ganti rugi?" Tanya Melody tidak yakin.
"Seriuslah. Memangnya kenapa?" Yudha mengernyitkan sebelah alisnya.
"Ya kali saja dirimu hanya mempermainkan gadis sederhana sepertiku."
Asumsi macam apa itu? Apakah dirinya terlihat sepicik itu di mata gadis di hadapannya ini? "Aku bukan laki-laki seperti yang ada di pikiranku!"
"Awas saja kalau kau hanya main-main!"
"Kau mau apa padaku? Kau berani padaku?" Tanya Yudha.
"Beranilah. Jangan dikira cewek itu tidak bisa melawan! Aku bisa mengalahkanmu dengan sekali pukul!" Melody memamerkan kepalan tangannya.
Yudha menatap kanan dan kirinya. Sepi. Tidak ada siapa-siapa. Ia lalu menarik tangan Melody dan menghimpit tubuh Melody ke tembok tangga gedung.
Melody kaget bukan main. Kenapa tiba-tiba seperti ini? Kemana alur santai dan damai tadi?
"Aku tidak suka kekalahan! Aku tidak suka di dominasi!" Kata Yudha.
Bibir Yudha ada di depan wajahnya Melody. Sangat dekat, tak sampai sejengkal. Nafas hangat itu menyerbu permukaan kulitnya.
"Hah?" Melody cengo.
Yudha lalu melepaskan himpitannya pada Melody.
Orang seperti ini ternyata ada di dunia. Melody menggelengkan kepalanya tidak jelas. Aneh bin nyata. Yudha itu egois dan kekanak-kanakkan!
"Ayo ke parkiran! Langkahmu lambat seperti siput!"
Sudah aneh, bikin kesal lagi.
"Aku mantan juara lari marathon 5 km!" Kata Melody membanggakan diri.
"Siapa yang tanya?"
Golok mana golok?
Melody mengambil udara bamyak-banyak dari sekitarnya. Yudha mencederai batas sabarnya. Ia ingin sekali meremass wajah Yudha yang katanya tampan bagai pangeran dari dunia dongeng. Ia ingin membuangnya ke tempat sampah!
"Dasar cowok aneh." Gumam Melody.
"Apa kau bilang?"
"Tidak.."
"Awas saja jika kau mengataiku aneh lagi! Habis kau!"
"Astaga, dia mendengarnya. Kupingnya sangat tajam rupanya. Sial, laki-laki ini sangat sulit diajak komunikasi. Apa dia alien? Bahasa seperti apa yang harus aku pilih untu berkomunikasi dengannya?
"Hei Nona, malah bengong? Kau bisa kerasukkan setan!"
"Ih, apaan sih? Setannya lagi tidur! Belum malam juga."
"Ah cepatlah! Gerakkan kakimu lebih cepat lagi!"
Melodi menuruti apa kata Yudha. Ia menyeimbangkan langkah kaki Yudha. Baginya, Yudha itu unik. Meski cukup aneh baginya, tapi ia tahu, Yudha tidak seburuk itu.
Ia hanya belum mengenal saja. Ia tak terbiasa dengan kepribadian Yudha.
"Laki-laki yang menarik."
.
.
.
Melody naik ke dalam mobil Yudha untuk yang pertama kalinya. Benar-benar mobil yang mewah. Ia mulai bertanya, apa Yudha sekaya itu? Mobil mewah dan sopir pribadi? Melody hanya bisa terkagum-kagum dengan mobil mewah Yudha.
Sudah mewah, sangat nyaman, dan bersuara lembut lagi.
Nyatanya, Melody tidak tahu jika ia adalah cewek pertama yang bisa menaiki mobil Yudha. Yura saja tidak pernah.
.
.
.
Tak butuh waktu yang lama, mereka sampai di sebuah kedai sederhana yang menyajikan makanan menggoda selera. Meski bukan sekelas restoran mahal berharga ratusan bahkan jutaan rupiah, tapi menu yang ditawarkan kedai ini benar-benar membuat perut lapar.
Dengan segera Melody memesan berbagai jenis makanan. Mulai dari nasi, sayur, lauk, bahkan bermacam-macam gorengan. Tak lupa juga segelas jus jambu biji dan air es. Sementara Yudha hanya memesan secangkir kopi hitam hangat tanpa gula.
"Kau yakin akan menghabiskan semua makanan ini?" Tanya Yudha yang terheran-heran dengan semua makanan yang memenuhi seluruh meja.
"Tentu saja! Wah ini benar-benar enak." Jawab Melody sambil mencicipi risols yang ia celupkan ke dalam saus tomat.
"Ck ck, kau ini. Habiskan semua makanan itu!"
"Tidak perlu kau suruhpun aku akan menghabiskannya." Melody mulai memakan makanan yang ia pesan.
Yudha hanya mengamati Melody yang sedang makan sambil meminum kopinya sedikit demi sedikit. Cewek yang tak terduga mengisi sore harinya yang suntuk.
Melody makan dengan lahapnya. Bahkan bersendawa, membuat Yudha sedikit merasa jijik. Ada juga cewek seperti ini di dunia ini? Setidaknya itu yang Yudha fikirkan.
Aneh.
Tapi, melihat Melody makan dengan lahapnya membuat Yudha tersenyum tipis. Lucu. Banyak makanan memenuhi mulut Melody, membuat Melody kesulitan menelan makanannya.
"Kau tidak makan?" Tanya Melody yang heran melihat Yudha hanya meminum kopi saja.
"Tidak, aku sudah kenyang hanya dengan melihatmu makan."
"Haiiisshh, kau ini. Hmmm, jus jambunya sangat segar." Kata Melody saat meminum jus jambu kesukaannya.
"Apa kau akan baik-baik saja jika hujan begini minum es?" Tanya Yudha.
"Tentu saja. Aku ini sangat kuat karena sering minum jus jambu!"
"Bukannya yang membuat kuat itu susu?"
"Iya kah? Kalau begitu aku salah. Hehe.." 😅
Cengir Melody.
Yudha menggelengkan kepalanya. Melody cukup aneh di mata Yudha. Ia merasa menemui 'spesies' baru dalam perjalanan hidupnya.
Sama halmya dengan Melody, penilaian ameh juga masih ia pegang. Yudha memiliki gayanya sendiri dan itu membuat Melody nyaman, meski cukup membuat kesal. Terutama cara bicara Yudha yang cukup nylekit alias kasar.
.
.
.
Dua puluhan menit kemudian, Melody menyelesaikan acara makannya.
Benar sesuai dengan yang Melody katakan, Melody benar-benar menghabiskan makanan yang ia pesan. Yudha hanya geleng-geleng kepala dengan kempauan perut Melody yang mampu menampung banyak makanan.
"Apa aku masih bisa memesan makanan lagi?" Tanya Melody.
"Hah? Kau masih lapar?" Yudha kaget.
"Mungkin saja nanti malam aku akan lapar lagi… Biasanya aku suka bangun tengah malam dan memasak mie instant untuk kumakan."
"Astaga, apa kau tidak takut berat badanmu akan naik?"
"Tidak. Apa kau sedang menyarankanku untuk diet?"
"Biasanya wanita seperti itu."
"Walau aku makan banyak, tapi tubuhku tetap seperti ini saja."
"Baiklah terserah kau saja. Pesanlah sesukamu!. Aku akan membayarnya."
"Kau benar-benar sangat baik, Tuan. Hehehe…"
Melody memesan banyak makanan untuk dibawa pulang. Bukan untuknya saja, tapi untuk ibunya juga. Setelah Yudha membayar semua bon-nya, merekapun keluar dari kedai itu.
"Wah, ini benar-benar banyak. Aku yakin kau membayar mahal untuk semua makanan ini. Tapi terima kasih banyak ya." Kata Melody yang langsung melengos pergi.
"Hei, aku akan mengantarkanmu pulang." Teriak Yudha.
"Tidak usah, rumahku dekat. Lagipula hujan sudah reda. Sampai jumpa…"
"Cih… Hisshh, benar-benar."
"Hei Tuan, lain kali traktir aku lagi ya." Teriak Melody dari jarak jauh sambil melambaikan tangannya pada Yudha.
"Cewek aneh."
"Bukankah dia sangat lucu, Tuan Muda?" Kata Shuhei.
"Lucu darimana?"
"Ya, lucu saja. Tuan Muda, kurasa kau lupa menanyakan namanya?"
"Tak apa. Tidak penting buatku. Sudahlah, ayo pulang!" Ajak Yudha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 407 Episodes
Comments
Mersy Loni
makin seru..
2020-07-11
0
Kamboja Kamboja
seru..
2020-07-03
0
Thalia Tan
Moga aj enggak bodenin lama2. Bagus sih di aku. Lucunya dpt
2020-07-02
0