Chapter 16 Kekuatan Felix

POV SHERLIN

Setelah kejadian meresahkan tadi, aku pergi ke dalam mansion dan membersihkan diri.

Lalu, seperti biasa aku dipanggil oleh salah satu pelayan untuk makan malam bersama kedua orangtuaku.

"Sherlin. Ibu mu bilang pada ayah bahwa kamu dan tuan muda Zekallion memanjat pohon besar di danau. Apakah itu benar?." Ujar ayah dengan menatap tajam padaku.

"Y-ya ayah...itu benar..." Sahut ku gugup.

'Ughh, apakah ayah akan marah? Aku takut sekali...'

"Sherlin, kamu...hebat!!! Sudah kuduga, kamu sangat mirip dengan ayah. Hohoho, ayah bangga padamu." Ujar ayah riang.

'Eh? apa???. Respon macam apa itu?!?!.'

"Hmm? Ren, apa maksudmu?." Tanya ibu bingung pada ayah.

"Istriku, putri kecil kita sangat mirip dengan ku saat aku masih kecil. Waktu itu, aku sangat bosan dengan kehidupan sehari-hari ku yang monoton. Lalu aku pun mencoba sesuatu yang baru. Yaitu memanjat pohon!!. Hohoho sensasinya masih sangat terasa sampai sekarang." Sahut ayah terkekeh-kekeh.

'Haha tak kusangka ayah punya sisi lain seperti itu.' Batinku takjub.

"Ahahaha, begitu ya...hmm, pasti waktu kecil kamu sangat imut suamiku." Ujar ibu dengan nada gemas.

"Haha, kamu bisa saja istriku. Tapi, menurut ku kamu yang paling imut setelah putri kecil kita." Sahut ayah.

"Ya kamu benar suamiku. Putri kecil kita adalah yang paling imut."

"Ya, sangat imuttt~ melebihi semua orang di kekaisaran Fritina." Tambah ayah.

"Tidak tidak, putri kecil kita yang paling imut di benua ini." Bantah ibu.

"Eh kurang benar. Putri kecil kita yang paling imut di seluruh benua." Bantah ayah.

"Hah, bukan. Putri kecil kita paling imut di seluruh dunia." Ujar ibu lantang.

"Ya itu benar istriku. Putri kecil kita lah yang paling imut." Sahut ayah bangga.

"Hohoho."

"Hahaha."

Ayah dan ibu tertawa riang bersama-sama setelah perdebatan konyol itu.

"Hufffttt."

Aku hanya menghela nafas panjang melihat kelakuan antara ayah dan ibu yang kekanakan.

'Mereka itu kenapa sih? aku tak habis pikir.' Batin ku heran.

...----------------...

"Hey, Felix."

Saat ini, aku berada di kamar ku. Bersama dengan Felix yang berada di sampingku.

"Apa?."

"Heumm. Aku lupa kalau aku ingin menguji dan melihat seberapa besar kekuatan mu. Bagaimana kalau sekarang? sekalian jalan-jalan." Ujar ku dengan smirik.

"Hah? Itu boleh saja...tapi, apakah kau tidak akan kena marah oleh kedua orangtua mu? bukankah ini sudah malam?."

"Ya aku tahu...aku akan dimarahi ayah dan ibu, tapi rasa penasaran ku mengalahkan rasa takut ku akan kemarahan ayah dan ibu. Jadi, ayo Felix!!!."

"Hufftt. Baiklah. Tapi, aku tidak akan bertanggung jawab apabila kamu dimarahi."

"Ya ya."

'Hmmm, pakaian ku terlalu mencolok. Aku akan memanggil Lili saja untuk membawakan jubah untukku.'

Aku beranjak dari kasur dan berjalan menuju sebuah meja yang berada di pojok kamar. Aku mengambil sebuah lonceng dan menggerakkannya.

Tring Tring Tring.

Tap tap tap.

Terdengar sebuah langkah kaki bertempo cepat menghampiri kamar ku.

Tak butuh waktu lama Lili sudah berada di hadapan ku.

"Ya nona. Ada yang bisa saya bantu." Ujar Lili sambil membungkukkan badannya.

'Hehe, memang lonceng ini sangat ampuh.' Batin ku kagum.

Lonceng yang dibunyikan oleh ku adalah sebuah lonceng yang berfungsi untuk memanggil seorang pelayan. Lonceng ini memudahkan seorang bangsawan untuk memanggil pelayan nya. Jadi, tak perlu berteriak dan memanggil sang pelayan dengan keras. Cukup membunyikan lonceng ini dan tak butuh waktu lama pelayan pun akan datang.

"Lili, siapkan aku sebuah jubah sederhana tapi tekstur kainnya harus lah nyaman, juga kalau bisa berwarna gelap."

"Baik nona."

a few moments later(~‾▿‾)~

"Ini nona jubahnya."

Lili membawakan ku sebuah jubah berwarna cokelat tua.

"Hmm, terimakasih Lili."

"Ya nona, senang bisa melayani anda."

Aku pun langsung memakai jubah yang diberikan oleh Lili.

'Jubah nya lumayan.'

"Etto, nona...kenapa anda memerlukan jubah? apakah anda akan pergi keluar?." Tanya Lili padaku dengan sopan.

"Ya, aku akan pergi keluar."

"T-tapi nona, ini sudah malam...apakah tuan dan nyonya tahu nona?."

"Ahaha...tentu saja....TIDAK."

"Eh?!?! Nona, apakah nona pergi keluar tanpa izin dari tuan atau nyonya?."

"Tidak tidak, nona ini bahaya!!."

"Hushh. Tenang lah Lili. Kamu tak perlu khawatir. Aku akan baik-baik saja, toh aku kan sudah bisa sihir." Ucap ku enteng.

"Tapi nona tetap saj–."

"Shuutttt."

"Lili, apakah kau baru saja membantah ku?." Ucapku dingin.

"Ahh, tidak nona. Maafkan ketidaksopanan saya." Ucap Lili sambil membungkuk.

"Ya, aku akan memaafkan mu asalkan kamu tidak memberitahukan tentang aku yang akan pergi keluar kepada siapa pun termasuk ayah dan ibu. Dan kalau ada yang menanyakan keberadaan ku jawab saja aku sudah tidur dan tidak bisa di ganggu." Ucap ku datar.

"B-baik nona." Sahut Lili gugup.

"Felix. Ayo~."

"Hmm."

Aku mengangkat badan Felix dan menggendongnya.

Aku memejamkan mataku dan sebuah cahaya terlihat.

Wushhh.

Pattss.

Kami menghilang dari kamar ku dalam sekejap.

'Astaga... a-apakah itu tadi teleportasi?!?! N-nona sudah menguasai sihir tingkat tinggi???. Nona sangat hebat.' Batin Lili kagum.

...----------------...

Wuushhhh.

"Woahhh. Ternyata sudah sampai."

'Hohoho. Untung saja aku sudah menguasai teknik teleportasi dari kakek. Kalau tidak bisa merepotkan.' Batin ku terkekeh-kekeh.

"Bocah tengik. Dimana kita sekarang?."

"Hm? ya tentu saja hutan Felix bodoh."

"Ck, aku juga tahu ini hutan tapi, hutan apa?!?!."

"Hehe ini hutan Silence. Tempat perburuan waktu aku ikut bersama ayah dan ibu."

"Ohh."

"Felix, ayo!?."

"Ya, lihatlah ini baik-baik bocah tengik."

Felix turun dari pangkuan Sherlin dan mencari tempat yang cukup luas.

Sringgg. Sebuah cahaya keluar dari tubuh Felix dan Felix pun berubah menjadi seekor rubah salju yang berukuran besar.

"Woahhh. Seperti nya kamu bertambah besar Felix."

"Tidak. Aku tidak bertambah besar hanya saja ini adalah bentuk asli ku yang sebenarnya. Saat waktu pertama kali menyerap bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun kan kita berada di kamar mu, jadi aku sengaja membuat ukuran tubuh ku tidak terlalu besar." Jelas Felix.

"Ahhaha iya ya. Kamu benar, kalau kamu menunjukkan ukuran tubuh mu yang besar ini di kamar ku pasti nanti kamar ku hancur dan kita akan mendapat masalah." Sahut ku sambil cengengesan.

"Ya."

"Jadi, ayo Felix!? tunjukkanlah kekuatan mu padaku!!."

"Ya ya. Lihat lah bocah tengik."

Brushhh. Sekumpulan es yang tajam berada di sekitar tubuh besar Felix.

Sretttt. Sekumpulan es tajam itu melesat dengan kencang ke arah sebuah bukit yang jauh.

Booommmm. Bukit itu pun meledak akibat terkena serangan Felix.

"Wow!?!?! Hebat!!. Felix kamu sangat kuat~ bukit itu yang jauh pun kamu bisa menghancurkan nya tanpa pergi kesana. Juga, lihatlah!! bukit itu sudah hancur rata dengan tanah. Woahhh menabjubkan." Ucap ku kagum.

"Hohoho, tentu saja." Sahut Felix percaya diri.

"Hebat~. Emm....Felix, apakah jurus mu hanya satu?." Tanya ku penasaran.

"Hmph, tentu saja tidak!!! Aku adalah pemimpin dari spirit beast legendaris rubah salju, otomatis aku punya banyak jurus." Ujar Felix sombong.

"Oh begitu ya..." Sahut ku sambil menganggukkan kepala.

"Coba kamu tunjukkan lagi padaku!!."

"Baiklah."

Felix memejamkan matanya dan beberapa saat kemudian tercipta sebuah bola air yang sangat besar.

'Astaga....b-bola airnya besar sekali!?!?!. Menurut perkiraan ku jumlah bola air Felix hampir setara dengan jumlah air dalam sebuah danau besar. Dan dapat menenggelamkan sebuah kota besar. M-mengerikan sekali. S-sepertinya a-aku harus bersikap lebih baik lagi pada Felix....takutnya dia akan...Hikkk tidak-tidak aku tidak mau di apa-apa kan oleh Felix!!!!!. Hmm, tapi... bagaimana mungkin dia mempunyai niat mencelakakan diriku? ahhh aku percaya pada nya.'

"Bagaimana bocah? ini belum seberapa loh~." Ujar Felix sombong.

"Ahahaha hebat Felix hebat. Kamu sungguh sangat kuat." Sahut ku tertawa paksa.

"Hmph. Memang seharusnya aku itu hebat." Balas Felix sambil mengangkat dagunya.

'Ck, sepertinya lama kelamaan hidung Felix akan terbang.'

...----------------...

Hey hey (^∇^)ノ♪

Jika ada typo tolong kasih tahu author di kolom komentar ya┏(^0^)┛

TBC.

Terpopuler

Comments

kambing terbang

kambing terbang

hidung terbang😂😂

2021-05-18

1

Hinata Sakaguchi

Hinata Sakaguchi

"Jangan pernah meremehkan diri sendiri, karena diri sendiri ada kelebihan tersendiri." (Portgas D Ace, One Piece)

2021-05-08

2

Aishi Liye

Aishi Liye

Hai kak author aku baru baca novel kaka hari ini dan menurutku bagus bangey alurnya ga rumit dan membingungkan.. Semangat yah dan jaga kesehatan!!

2021-03-25

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 awal mula
3 Chapter 2 menyusun rencana
4 Info & Cast
5 Chapter 3 belajar sihir
6 Chapter 4 pergi belanja ke kota
7 Chapter 5 Mulai dekat
8 Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9 Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10 Chapter 8 kedatangan kakek
11 Chapter 9 kakek yang meresahkan
12 Chapter 10 Senjata api pertama
13 Chapter 11 Kakek kembali pulang
14 Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15 Chapter 13 Felix pulih
16 Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17 Chapter 15 Wortel & Tomat
18 Chapter 16 Kekuatan Felix
19 Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20 Chapter 18 'Nia'
21 Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22 Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23 Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24 Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25 Chapter 23 Mengapa?
26 Chapter 24 Memilih gaun
27 Chapter 25 Ini berlebihan!
28 Chapter 26 Karena kamu berbeda
29 Chapter 27 Pesta Robert 1
30 Chapter 28 Pesta Robert 2
31 Chapter 29 Sapu tangan
32 Chapter 30 Ayo berdansa!
33 Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34 Chapter 32 Dukungan batin
35 Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36 Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37 Chapter 35 Perselisihan
38 Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39 Chapter 37 Undangan
40 Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41 Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42 Chapter 40 Risih
43 Chapter 40 Risih
44 Chapter 41 Suami takut istri
45 Chapter 42 Pelampiasan
46 Chapter 43 Pesta teh 1
47 Chapter 44 Pesta teh 2
48 Chapter 45 Pesta teh 3
49 Boleh baca, boleh tidak.
50 Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51 Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52 Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53 Chapter 49 Wanita itu!?
54 Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55 Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56 Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 awal mula
3
Chapter 2 menyusun rencana
4
Info & Cast
5
Chapter 3 belajar sihir
6
Chapter 4 pergi belanja ke kota
7
Chapter 5 Mulai dekat
8
Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9
Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10
Chapter 8 kedatangan kakek
11
Chapter 9 kakek yang meresahkan
12
Chapter 10 Senjata api pertama
13
Chapter 11 Kakek kembali pulang
14
Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15
Chapter 13 Felix pulih
16
Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17
Chapter 15 Wortel & Tomat
18
Chapter 16 Kekuatan Felix
19
Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20
Chapter 18 'Nia'
21
Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22
Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23
Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24
Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25
Chapter 23 Mengapa?
26
Chapter 24 Memilih gaun
27
Chapter 25 Ini berlebihan!
28
Chapter 26 Karena kamu berbeda
29
Chapter 27 Pesta Robert 1
30
Chapter 28 Pesta Robert 2
31
Chapter 29 Sapu tangan
32
Chapter 30 Ayo berdansa!
33
Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34
Chapter 32 Dukungan batin
35
Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36
Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37
Chapter 35 Perselisihan
38
Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39
Chapter 37 Undangan
40
Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41
Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42
Chapter 40 Risih
43
Chapter 40 Risih
44
Chapter 41 Suami takut istri
45
Chapter 42 Pelampiasan
46
Chapter 43 Pesta teh 1
47
Chapter 44 Pesta teh 2
48
Chapter 45 Pesta teh 3
49
Boleh baca, boleh tidak.
50
Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51
Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52
Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53
Chapter 49 Wanita itu!?
54
Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55
Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56
Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!