Chapter 5 Mulai dekat

"Eeehhhhhhh?." Teriak Sherlin dengan tidak percaya.

"Ck." Felix mendelikan matanya sambil berdecak sebal.

"K-k-Kau.... b-bisa b-be-berbicara?!!!?." Tanya Shelrin dengan gagap.

"Hmmmpph." Felix memalingkan wajahnya cepat.

'Astaga....aku tahu ini dunia fantasy tapi, mengetahui kucing yang biasanya adalah hewan yang sering di jumpai dengan mudah di bumi bisa berbicara, membuatku sangat terkejut!!!!.' Batin Sherlin.

"Cih, hei manusia!!, aku beritahu kau. Aku ini adalah spirit beast yang legendaris Rubah Salju. Jadi, hormatilah aku dan perlukan aku dengan mulia. Hmph kamu harusnya sangat bersyukur bisa di pertemukan dengan ku ini." Ucap Felix menyombongkan dirinya sendiri.

'Spirit Beast Rubah Salju? Aku tidak pernah mendengarnya di novel ini, dan juga aku pun tidak pernah mendengarnya di perpustakaan. Apa ini Spesies baru? ataukah ada spirit beast yang berevolusi?.' Batin Sherlin kebingungan.

"Eeeee??? Heh kucing garong BIASA seperti mu ternyata sangat percaya diri ya?." Sahut Shelrin dengan muka datar.

Dengan entengnya Sherlin berkata demikian. Dia tidak tahu jika Spirit beast yang ada dihadapannya sekarang adalah spirit beast legendaris yang sudah menghilang berabad-abad lamanya.

"A-apa!!?? B-biasa katamu!!!???." Teriak Felix dengan muka garang.

"........" Shelrin hanya diam saja, tidak menanggapi Felix yang berteriak kepada nya.

"Grrrrrrr. Hei manusia!!! kau adalah manusia pertama yang tidak menghormati ku dan berani membuat ku marah!!!!. Kau akan menerima akibatnya!!!!." Felix berkata dengan marah sambil menggertakan giginya yang tajam.

"Ya....aku penasaran akibat apa yang akan ku terima? Mengingat dirimu sekarang hanyalah....

KUCING KECIL. "Jleb" (Bayangin aja ada panah yang menembus badannya Felix:v)

TIDAK BERDAYA. "Jleb."

DAN LEMAH "Jleb" yang aku beli di toko peliharaan. Jadi, sepertinya kamu lah yang harus MENGHORMATI ku." Ucap Sherlin santai tapi berhasil membuat Felix tertohok berkali-kali.

"Ugghhhh."

'Aaaaahhhkkk berani... beraninya manusia lemah ini menghinaku!!???!!. Ck, jika saja kekuatan ku tidak di segel dan tubuhku tidak menyusut. Aku pasti bisa membunuh gadis kecil kurang ajar ini dengan mudah.' Batin Felix kesal.

"Hmmmpph." Felix hanya memalingkan mukanya malu.

'Fffttt lihatlah mukanya yang malu itu!!! Hahaha sangat menyenangkan menggoda Kucing ini~. Tapi, sudahlah aku akan berhenti menggodanya. Dia terlihat kesal setengah mati.' Batin Sherlin terkekeh.

"Baiklah~ Felix, jadi apa kau mau menjadi teman dari manusia lemah ini?." Ucap Sherlin tulus dengan senyuman manis.

Seketika Felix tertegun dengan ucapan Sherlin.

'Manusia ini....dia memintaku menjadi temannya? bukan hewan peliharaan atau pun budak spirit beast? apa dia tidak tahu aku ini spirit beast legendaris?.' Batin Felix tak percaya.

"Heii~ apa kau tidak mau?." Sherlin berkata dengan nada sedih.

"Umm...b-baiklah aku bersedia menjadi teman mu manusia....Se-sebaiknya kamu merasa terhormat bisa menjadi teman dari spirit beast legendaris sepertiku." Sahut Felix gagap sambil memalingkan wajahnya. Yahhh~ tentunya tidak lupa dengan kesombongan dan kepedean Felix yang tinggi.

(Ck dasar Tsundere 🗿).

"Ffftttt hahahaha baiklah tuan spirit beast yang legendaris." Jawab Sherlin dengan tertawa renyah.

Blushh. Rona merah muncul di muka Felix yang masih berwujud kucing berbulu putih.

'Hei? sebenarnya ada apa dengan diriku?.' Batin Felix heran.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat.

"Baiklah kita akhiri perbincangan ini. Aku akan segera tidur karena ini sudah sangat malam. Jadi, selamat tidur kucing ku yang narsis." Ucap Sherlin kepada Felix.

"Y-Ya ya kamu juga." Sahut Felix gagap.

...----------------...

Keesokan harinya~

"Hei Felix sebenernya kamu itu makhluk apa sih? Kucing biasa? tapi, tak mungkin kucing biasa bisa berbicara." Tanya Sherlin sambil memakan cake cheese kesukaannya.

"Aku? Kan sudah bilang tadi malam, aku adalah spirit beast legendaris Rubah Salju." Jawab Felix enteng.

"Rubah Salju? aku tidak pernah mendengarnya Felix..." Sahut Sherlin bingung.

"Ck kau itu bodoh atau gimana? mana ada yang tidak mengetahui tentang Klan Rubah Salju yang Legendaris?." Ucap Felix mulai kesal.

"Hei. Aku serius, aku tidak pernah mendengar tentang rubah salju itu. Bahkan di perpustakaan keluarga ku tidak ada tuh buku yang menjelaskan tentang spirit beast Rubah Salju." Sherlin berkata kesal.

'Tidak ada yang pernah mendengar tentang Klan ku? Apa ini dikarenakan aku sudah menghilang begitu lama?.' Batin Felix.

"H-Hei manusia, memangnya sekarang tahun berapa? dan dikekaisaran apa aku berada sekarang?." Tanya Felix serius.

"Felix....kau itu berasal dari mana sih??!!!? dari pedalaman? Ck hal ini bahkan kau tidak tahu? aku ragu bahwa kau adalah spirit beast legendaris? Badan mu saja sangat terlihat lemah." Jawab Sherlin.

'Ck, manusia ini memang sangat hobi menghinaku ya?!!??.' Batin Felix frustasi.

"Oi manusia cepat jawab pertanyaan ku!!! Kerjamu hanya bisa menghina ku saja." Ucap Felix menatap tajam Sherlin.

"K-k-Kau!!!...Hufftt baiklah. Sekarang tahun 315, sekarang kita berada di kekaisaran Fritina." Jawab Sherlin.

'Tahun 315? berarti sudah 3 abad aku menghilang? pantas saja manusia lemah ini tidak pernah mendengar tentang ku.' Batin Felix.

"Memang nya kenapa Felix?." Tanya Sherlin penasaran.

"Tidak apa-apa." Jawab Felix cepat.

"Hei???!!!. Aku penasaran." Teriak Sherlin tidak terima.

"Itu bukan urusanku." Jawab Felix datar.

Ck. Sherlin mendelikan matanya sambil berdecak sebal.

"Hei manusia, ku perintahkan kau untuk mengajak ku berkeliling di sekitar sini." Ucap Felix memerintah kepada Sherlin.

"Heh, kau itu!!! selalu saja memanggil ku manusia!!!." Sherlin berkata dengan nada kesal.

"Ya kan memang kamu itu adalah manusia." Jawab Felix enteng.

"Ck aku tahu. Aku ini memang manusia tapi aku itu punya nama tahu!!!." Teriak Sherlin kepada Felix.

"Aku tidak tahu nama mu, kan kamu belum memberitahu ku." Jawab Felix datar.

"Eh iya ya. Baiklah, aku akan memperkenalkan diri, nama ku Adalah Sherlina Carolle Von Edinburgh." Ucap Sherlin percaya diri.

"Edinburgh? kamu keturunan nya Lioness si cabe merah?. Pantas saja kamu mirip dengannya." Felix berkata serius.

Samar-samar Felix melihat bayangan Lioness teman manusia pertamanya sekaligus sahabat terdekatnya itu dalam diri Sherlina.

"Eh? Cabe merah??!?? B-beraninya kamu menyebut kakek moyangku begitu!!!." Teriak Sherlin.

Felix hanya diam saja tidak menanggapi Shelrin yang sedang mengoceh tidak jelas.

✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪✪

Seminggu telah berlalu~

Hubungan Felix dengan Sherlin mulai dekat. Walaupun keduanya selalu berdebat setiap saat, tapi itulah keunikan dari hubungan mereka.

Lalu, Penelope mulai berkunjung kembali ke kediaman Duke Edinburgh.

Sherlin dan Penelope sedang berbincang-bincang di gazebo taman milik kediaman Duke Edinburgh.

"Sherlin, ku dengar kamu mulai belajar sihir? juga katanya tutor sihirmu adalah tuan Fernand Zelary salah satu ketua di menara sihir

dan lulusan terbaik di akademi. Apa itu benar? Dan kemarin aku juga mendapat kabar bahwa kamu membeli hewan peliharaan." tanya Penelope semangat.

"Ummm ya itu benar Pene." Jawab Sherlin santai.

Penelope hanya mengangguk dan ber'oh'ria saja.

"Bolehkah aku melihat hewan peliharaan mu Sherlin? boleh ya boleh ya?." Tanya Penelope dengan muka memelas.

"Haha boleh saja Pene." Balas Sherlin terkekeh.

Kemudian Sherlin menyuruh pelayan untuk membawa Felix.

Lalu, setelah beberapa saat pelayan itu pergi. Pelayan itu pun kembali dengan Felix yang berada di gendongan nya.

"Wawwww Sherlin Hewan peliharaan mu sangat cantik!!!!." Teriak Penelope histeris.

"Hehe terimakasih Pene."

Penelope mengelus lembut bulu Felix.

Meowww~ Felix bersuara karena nyaman dengan elusan yang dilakukan Penelope.

'Huh? siapa ini? apakah temannya si bocah tengik? Heh keduanya sama-sama merepotkan, tapi elusan nya lumayan.' Batin Felix.

Seperti mengetahui suara hati Felix, Sherlin memberikan tatapan tajam kepada Felix seolah-olah sedang berkata 'Jangan buat masalah, bersikaplah seperti kucing pada umumnya.'

'Cih. Aku juga tidak bodoh untuk membeberkan rahasia terpenting ku. Tenang saja bocah.' Batin Felix.

Felix membalas tatapan Sherlin dengan menatapnya intens.

'Heh. Kucing ini menurut juga. Bisa gawat kalau Penelope mengetahui bahwa Felix bisa berbicara.' Batin Sherlin.

Lalu setelah Penelope puas mengelus dan memandangi Felix. Felix pun dibawa pergi lagi oleh pelayan kedalam mansion atas perintah Sherlin.

"Sherlin, maukah kamu berkunjung ke kediaman ku? sudah lama sekali kamu tidak datang ke kediaman ku." Penelope berkata dengan muka memelas.

'Berkunjung ke kediaman Marquiss Conscy? Yahh...boleh saja. Bagaimana pun aku tidak pernah melihat mansion Penelope secara langsung, aku hanya mengingatnya di ingatan si Sherlina saja.' Batin Sherlin.

"Ya...tentu saja Pene. Lagian kamu benar sudah lama sekali aku tidak berkunjung ke kediaman mu." Jawab Sherlin dengan senyuman.

"Hihi, kalau begitu bagaimana kalau kita berangkat sekarang?." Penelope berkata dengan antusias.

"Baiklah." Jawab Sherlin santai.

Setelah itu Sherlin dan Penelope meminta izin kepada orangtuanya Sherlin untuk berkunjung ke kediaman nya Penelope.

"Ayah ibu aku ingin pergi ke kediaman nya Marquiss Conscy bersama dengan Penelope. Sudah lama sekali aku tidak kesana, jadi boleh ya ayah ibu?."

"Ya, paman Roenharts, bibi Adriana. Aku dan Sherlin akan berkunjung ke kediaman ku." Penelope berkata dengan semangat.

"Hihi boleh saja, pergilah Sherlin. Ibu mengizinkannya." Ucap ibu Sherlin lembut.

Lalu ibu Sherlin pun berkata kepada Penelope.

"Lalu Penelope silahkan saja bawa Sherlin bibi izinkan kok."

"Ya pergilah. Juga kirimkan salam dari kami kepada orangtuamu Penelope." Ayah Sherlin berkata kepada Penelope.

"Baiklah, paman bibi." Jawab Penelope singkat.

"Kalau begitu ayo kita pergi Penelope." Ucap Sherlin. Penelope hanya menganggukan kepalanya.

Setelah berpamitan dan meminta izin kepada orangtuanya Sherlin dan Penelope kemudian menaiki kereta kuda milik Penelope dan berangkat ke kediaman Marquiss Conscy.

Di sepanjang perjalanan Sherlin dan Penelope terus berbincang-bincang sambil sesekali tertawa. Lalu tak terasa mereka sudah berada di kediaman Marquiss Conscy.

"Selamat datang kembali nona Penelope dan selamat datang Nona Edinburgh." Ucap kepala pelayan sopan kepada Penelope dan Sherlin.

"Ya." Balas keduanya singkat.

"Ayo Sherlin kita kedalam." Ajak Penelope.

"Ya Pene." Jawab Sherlin.

Sherlin dan Penelope pun masuk kedalam mansion Marquiss Conscy.

'Wow jika dilihat-lihat meskipun mansion Marquiss Conscy tidak sebesar dengan mansion Duke Edinburgh tapi ini juga tak kalah elegan dan mewah.' Batin Sherlin kagum.

"Astaga....Pene, kamu tidak memberitahu ibu kalau Sherlin akan datang?." Tanya seorang wanita yang berpakaian elegan berjalan menuruni tangga yang adalah Marchioness Conscy yaitu Melisa Shinee De Conscy.

"Hehehe maaf ibu." Jawab Penelope cengengesan.

"Ahh bibi Melisa, selamat siang. Maaf jika Sherlin tidak memberitahu kedatangan ku kesini, juga ayah dan ibu menitipkan salam." Ucap Sherlin sambil menyengir.

"Haha tidak apa-apa dan aku terima salam nya. Lalu, Sherlin aku sangat khawatir saat mendengar kamu jatuh dari tangga." Ucap Ibu Penelope dengan nada cemas.

"Hihi terimakasih bibi telah mengkhawatirkan ku, tapi sekarang jangan khawatir lagi karena aku sudah sembuh bibi." Jawab Sherlin tulus.

"Ahh Syukurlah kalau begitu." Sahut Ibu Penelope.

"Ngomong-ngomong bibi Melisa, kemana paman Ian?." Tanya Sherlin.

"Dia sedang pergi menjalankan tugas bersama count baroom ke perbatasan." Jawab ibu Penelope.

"Ohhh."

Sedangkan Penelope yang diabaikan itu mulai kesal.

"Ihhh masa aku diabaikan sih!!??!." Ucap Penelope cemberut.

"Hahaha Baiklah baiklah. Pene pergilah bermain bersama Sherlin. Ibu tidak akan mengganggu lagi." Ucap ibu Penelope terkekeh lalu pergi.

"Kalau begitu Sherlin ayo ke taman aku memelihara ikan Glowing loh." Penelope berkata dengan semangat.

"Wahh ikan Glowing? ikan yang bersinar di malam hari itu? Ayo Penelope aku sudah tidak sabar ingin melihatnya." Jawab Sherlin antusias.

Skip.

Ditaman~

"Wow menabjubkan. Ikan nya sangat cantik Pene." Ucap Sherlin takjub melihat sekumpulan ikan Glowing.

"Hehe terimakasih Sherlin." Jawab Penelope cengengesan.

"Yo Pene, kamu membawa temanmu ke rumah?." Tanya seorang bocah laki-laki yang mirip dengan Penelope.

Sherlin dan Penelope yang mendengar itu langsung menengok ke belakang.

...****************...

Yo dibawah ini adalah gambaran dari Felix hewan peliharaan nya Sherlin.

TBC.

Terpopuler

Comments

Frando Kanan

Frando Kanan

Dan jg ternyata kucing ini knl dgn keluarga edin..

2022-01-28

0

Frando Kanan

Frando Kanan

kucing ini ternyata rubah? hmm..

2022-01-28

0

Nur Ahmad

Nur Ahmad

jd ingat kucing kesyangan ku blue ......

2021-05-27

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 awal mula
3 Chapter 2 menyusun rencana
4 Info & Cast
5 Chapter 3 belajar sihir
6 Chapter 4 pergi belanja ke kota
7 Chapter 5 Mulai dekat
8 Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9 Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10 Chapter 8 kedatangan kakek
11 Chapter 9 kakek yang meresahkan
12 Chapter 10 Senjata api pertama
13 Chapter 11 Kakek kembali pulang
14 Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15 Chapter 13 Felix pulih
16 Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17 Chapter 15 Wortel & Tomat
18 Chapter 16 Kekuatan Felix
19 Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20 Chapter 18 'Nia'
21 Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22 Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23 Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24 Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25 Chapter 23 Mengapa?
26 Chapter 24 Memilih gaun
27 Chapter 25 Ini berlebihan!
28 Chapter 26 Karena kamu berbeda
29 Chapter 27 Pesta Robert 1
30 Chapter 28 Pesta Robert 2
31 Chapter 29 Sapu tangan
32 Chapter 30 Ayo berdansa!
33 Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34 Chapter 32 Dukungan batin
35 Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36 Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37 Chapter 35 Perselisihan
38 Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39 Chapter 37 Undangan
40 Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41 Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42 Chapter 40 Risih
43 Chapter 40 Risih
44 Chapter 41 Suami takut istri
45 Chapter 42 Pelampiasan
46 Chapter 43 Pesta teh 1
47 Chapter 44 Pesta teh 2
48 Chapter 45 Pesta teh 3
49 Boleh baca, boleh tidak.
50 Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51 Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52 Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53 Chapter 49 Wanita itu!?
54 Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55 Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56 Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 awal mula
3
Chapter 2 menyusun rencana
4
Info & Cast
5
Chapter 3 belajar sihir
6
Chapter 4 pergi belanja ke kota
7
Chapter 5 Mulai dekat
8
Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9
Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10
Chapter 8 kedatangan kakek
11
Chapter 9 kakek yang meresahkan
12
Chapter 10 Senjata api pertama
13
Chapter 11 Kakek kembali pulang
14
Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15
Chapter 13 Felix pulih
16
Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17
Chapter 15 Wortel & Tomat
18
Chapter 16 Kekuatan Felix
19
Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20
Chapter 18 'Nia'
21
Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22
Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23
Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24
Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25
Chapter 23 Mengapa?
26
Chapter 24 Memilih gaun
27
Chapter 25 Ini berlebihan!
28
Chapter 26 Karena kamu berbeda
29
Chapter 27 Pesta Robert 1
30
Chapter 28 Pesta Robert 2
31
Chapter 29 Sapu tangan
32
Chapter 30 Ayo berdansa!
33
Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34
Chapter 32 Dukungan batin
35
Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36
Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37
Chapter 35 Perselisihan
38
Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39
Chapter 37 Undangan
40
Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41
Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42
Chapter 40 Risih
43
Chapter 40 Risih
44
Chapter 41 Suami takut istri
45
Chapter 42 Pelampiasan
46
Chapter 43 Pesta teh 1
47
Chapter 44 Pesta teh 2
48
Chapter 45 Pesta teh 3
49
Boleh baca, boleh tidak.
50
Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51
Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52
Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53
Chapter 49 Wanita itu!?
54
Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55
Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56
Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!