Chapter 13 Felix pulih

Skip.

Sherlin dan ayahnya pun sampai di tempat rombongan mereka tadi, lalu setelah puas berburu mereka pun langsung kembali ke tempat awal di luar hutan Silence.

"Suamiku!!! Putriku!!!. Apakah kalian baik-baik saja? kudengar Sherlin sempat tertinggal dalam rombongan." Ucap Duchess Edinburgh khawatir.

"Tenang saja istriku. Kami baik-baik saja. Dan memang benar tadi Sherlin sempat tertinggal. Tapi, dia baik-baik saja." Jawab Duke Edinburgh.

"Hufftt, syukurlah kalau begitu." Sahut Duchess Edinburgh lega.

...----------------...

"Oi bocah!!! bisa bisanya kamu tertinggal rombongan??? Huh sungguh merepotkan!!!." Ujar Robert kesal.

"Hush, Robert!!!!. Jaga kata-kata yang keluar dari mulut mu itu!!!." Sahut Duchess Zekallion.

"Maafkan Robert ya Sherlin manis~ dia memang seperti itu. Dia sangat blak blak-an dan juga tidak tahu sopan santun."

"Ee, y-ya bibi Leanna tak apa." Ujar Sherlin canggung.

"Tapi, syukurlah kalau kamu baik-baik saja Sherlin. Bibi sangat mengkhawatirkan mu tadi."

"Ahh, bibi Leanna terimakasih sudah mengkhawatirkan ku."

"Ya."

Setelah perburuan selesai. Sherlin dan kedua orangtuanya pun pamit pulang kepada Duke, Duchess Zekallion dan putranya Robert.

"Sampai jumpa lagi, Leanna, Louise, dan juga Robert." Ucap Duchess Edinburgh sambil tersenyum.

"Yo sampai bertemu lagi." Ujar Duke Edinburgh.

"Sampai jumpa lagi bibi Leanna, paman Louise..." Ucap Sherlin sambil tersenyum manis dan melambaikan tangannya.

"...dan...Robert."

Saat menyebut kan nama Robert senyuman manis Sherlin menghilang dan digantikan oleh muka datar.

"Ya, selamat tinggal. Semoga kita tidak bertemu lagi."

"Robert!!!." Sarkas Duchess Zekallion.

"...."

'Ughh, bocah menyebalkan ini!!!. Tunggu saja kau!!!' Batin Sherlin kesal.

"Ya, Roenharts, Adriana dan Sherlin sampai jumpa." Sahut Duke Zekallion.

"Ya Sherlin ku yang manis~ sampai jumpa!!! Adriana, Roenharts. Sampai bertemu kembali ya. Dan juga hati-hati diperjalanan." Ucap Duchess Zekallion sambil tersenyum manis.

Sherlin hanya mengangguk menanggapi perkataan Duke dan Duchess Zekallion.

Skip.

Sesampainya di kediaman Duke Edinburgh.

Tap.

Sherlin terlebih dahulu turun dari kereta kuda.

Dan terlihat sekumpulan pelayan dan para kstaria yang berjejer rapi di depan mansion menyambut kepulangan Duke, Duchess dan Sherlin. Di antara kumpulan kumpulan pelayan dan ksatria yang berkumpul, ada Lili dan kepala pelayan (Sebastian) yang langsung menghampiri Sherlin dan kedua orangtuanya.

"Selamat datang kembali tuan, nyonya dan nona muda." Ucap Sebastian sopan.

Para pelayan dan para kstaria hanya membungkukkan badannya.

"Ya." Balas Duke Edinburgh.

Sherlin dan ibunya hanya mengangguk dan tersenyum.

Sherlin dan kedua orangtuanya juga diikuti para pelayan langsung masuk kedalam mansion.

"Ayah, ibu. Aku akan langsung pergi ke kamar untuk membersihkan diri, dan kemungkinan aku tidak bisa mengikuti makan malam karena aku sangat lelah hari ini. Jadi, aku minta maaf atas ketidaksopanan ku ayah ibu." Ucap Sherlin dengan nada sopan sambil membungkuk.

"Ahh... begitukah? baiklah Sherlin. Tapi, tetap makan malam sayang. Nanti ibu akan menyuruh pelayan pribadi mu untuk mengantarkan makan malam untukmu." Ujar ibu Sherlin lembut.

"Ya Bu, terimakasih."

"Ya tak apa jika kamu lelah Sherlin. Istirahat lah, tak masalah jika kamu tidak mengikuti makan malam hari ini." Sahut ayah Sherlin sambil menepuk pelan kepala Sherlin.

"Em, ya ayah terimakasih."

Ayah dan ibu Sherlin menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu, aku akan segera pergi ke kamar."

Tap tap tap.

Di ikuti oleh Lili suara langkah kaki Sherlin menggema di setiap lorong-lorong yang telah di lewatinya.

Kreett.

Pintu kamar Sherlin dibuka oleh Lili. Dan terpampang lah sebuah kamar luas nan elegan dan pastinya mewah.

"Meoww~."

"Eh? Felix...apa kamu merindukan ku?." Tanya Sherlin sambil mengangkat badan Felix dan menggendong nya.

"Meow!!!."

"..."

Sherlin menurun kan badan Felix dari pangkuannya.

"Nah, Felix aku akan mandi dan berpakaian dulu lalu setelah itu aku akan menemani mu."

"Meoww~."

...----------------...

"Nona, mari saya bantu anda membersihkan diri. saya juga akan segera menyiapkan air hangat untuk anda berendam nona. Lalu, selagi anda berendam saya akan memijat tubuh nona untuk mengurangi rasa lelah anda nona." Ucap Lili sopan.

"Eumm, ya Lili terimakasih. Kamu perhatian sekali."

"Ya nona, ini sudah kewajiban saya untuk melayani anda."

Beberapa saat kemudian.

"Eunghh, Lili...pijatan mu sangat enak."

"Hehe, benarkah nona? saya sangat tersanjung."

"Emm."

Sherlin menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis.

'Ahh~ berendam air hangat sambil dipijat memang sangat nikmat.' Batin Sherlin senang.

"Umm nona bagaimana perburuan anda tadi? apakah menyenangkan?." Tanya Lili.

"Menyenangkan sekali Lili!!! Tapi, juga ada yang menyebalkan."

"Eh? menyebalkan?."

"Ya Lili, ada wortel yang sangat menyebalkan."

"Eh? Wortel?."

"Emm."

'Huh, sebutan wortel memang sangat cocok untuk bocah menyebalkan (Robert) seperti nya. Warna rambutnya yang berwarna orange sangat mirip dengan wortel.' Batin Sherlin puas.

"Ahh, begitu ya nona."

Beberapa saat kemudian.

Setelah Sherlin membersihkan diri dan berpakaian yang dibantu oleh Lili~

"Nona, saya akan mengantar kan anda makan malam. Jadi, tolong tunggu sebentar nona."

"Ya Lili, pergilah."

"Felix!!!." Teriak Sherlin.

"Ya? bocah tengik?."

"Apakah kamu tahu apa yang terjadi saat di perburuan?." Tanya Sherlin.

"Tidak." Balas Felix singkat.

"...."

"Hufftt, memang ya kamu itu... Huh."

"Felix...aku berhasil mendapatkan bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun." Ujar Sherlin riang.

"A-apa??? kamu tidak bercanda kan????."

"Tentu saja tidak Felix."

"Gloxinia~ Datanglah~." Ucap Sherlin sambil mengangkat salah satu tangannya ke atas.

Sriinggg~

Sebuah cahaya yang sangat silau muncul.

Terlihat seorang Peri yang sangat cantik.

"Sherlin....ada apa kamu memanggilku?." Tanya Gloxinia lembut.

"Gloxinia...aku ingin memperkenalkan mu pada Felix." Sahut Sherlin sambil tersenyum manis.

"Felix?." Tanya Gloxinia.

"Ya."

"Felix... kenalkan ini peri partner ku...Sang ratu peri 'Gloxinia'." Ucap Sherlin.

"A-apa??? Ratu peri Gloxinia????." Ujar Felix tak percaya.

"Ya Felix...Dan Gloxinia kenalkan ini sahabat spirit beast pertama ku 'Felix'."

"...Kamu...dari klan spirit beast Rubah Salju?." tanya Gloxinia.

"Y-ya, lebih tepatnya aku ketua klan Spirit beast Rubah Salju." Sahut Felix.

"Kenapa kamu menjadi seekor kucing kecil? wahai rubah salju yang legendaris?." Tanya Gloxinia.

"Emm, itu panjang ceritanya. Kamu bisa tanya ke bocah tengik ini."

"Sherlin? bisakah kamu menjelaskan nya padaku?." Tanya Gloxinia.

"Tentu saja Gloxinia."

"Ini berawal dari–."

Skip.

"Ohhh, jadi seperti itu...Malang sekali nasibmu wahai rubah salju."

"Baiklah, ini Sherlin. Bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun milikmu...." Ucap Gloxinia.

Sriiinnggg.

Muncul sebuah bambu kecil yang indah di telapak tangan Sherlin.

"I-ini!!!."

"Ya Felix...ini bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun...sebuah obat yang bisa memulihkan kondisi mu." Ucap Sherlin.

Lalu Sherlin pun menyerahkan bambu kabut itu kepada Felix. Sherlin meletakkan bambu kabut itu tepat dihadapan Felix.

Tes.

Tak terasa sebuah air mata jatuh dari pelupuk mata biru Felix.

"...."

Sherlin yang melihat Felix menangis pun bergumam.

"Felix..." Lirih Sherlin.

"Bocah tengik... terimakasih...aku...sangat terharu, kamu selalu mencoba untuk membahagiakan ku...tak peduli dengan ucapan ucapan pedas yang selalu keluar dari mulut ku...kamu tidak menghiraukan nya dan bahkan kamu menganggap ku sebagai seorang sahabat. Lalu, Ratu peri 'Gloxinia'...entah apa alasannya kamu bisa menjadi peri partner dari bocah tengik ini...tapi, aku meminta mu untuk bekerjasama dalam melindungi bocah tengik ini. Terimakasih ratu peri... terimakasih banyak bocah tengik..." Ucap Felix terharu.

"Felix...Aku menyayangimu..." Ucap Sherlin sambil tersenyum manis.

"Emm, sama-sama wahai rubah salju." Ujar Gloxinia.

Grepp.

Sherlin memeluk tubuh mungil Felix dengan erat dan menangis.

"Hiks...hiks...Felix..." Lirih Sherlin.

Gloxinia yang menyaksikan kejadian haru ini hanya diam dan tersenyum.

"Felix, ayo segera serap lah bambu kabut ini."

"Ya." Sahut Felix.

Felix pun lantas langsung menundukkan kepalanya ke bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun itu.

Dan...Sebuah cahaya keluar dari tubuh mungil Felix dan seketika Felix berubah menjadi seekor Rubah ekor sembilan yang memiliki bulu lebat berwarna putih dan mata berwarna biru.

*Bayangkan mata nya biru ya:v dan ukuran tubuhnya lebih kecil lagi:v

"Wow..."

"Felix kamu sangat keren!!!!." Ujar Sherlin riang.

"Woahhh, memang ya aura ketua klan rubah salju itu beda." Ucap Gloxinia kagum.

"Sherlin...aku mengabdikan hidupku untuk mu sepenuhnya...aku akan melindungi mu dengan segenap kekuatan ku." Ujar Felix bersungguh-sungguh.

"Emm, Ya Felix.. terimakasih." Sahut Sherlin.

"Hmm, aku juga akan mengabdikan hidup ku untuk mu Sherlin...aku akan melindungi mu dengan kekuatan dan berkah ratu peri ku." Ujar Gloxinia serius.

"G-gloxinia? kamu... terimakasih..."

"Ya Sherlin...aku sangat mengagumi mu saat pertama kali kita bertemu...awalnya hanya jiwa mu yang berasal dari dunia lain membuatku tertarik dan sebatas menganggap mu sebagai seorang manusia yang mempunyai hutang Budi pada ratu peri..tapi, aku sadar sekarang... kamu lebih menarik dari yang aku kira dan aku yakin kamu manusia yang sangat baik dan bijaksana." Ujar Gloxinia kagum.

"Hah.... Benarkah? A-aku sangat tersanjung..." Sahut Sherlin gugup.

"En."

"Terimakasih banyak Felix... Gloxinia..." Ucap Sherlin sambil tersenyum manis.

"Ya sama-sama Sherlin." Sahut Gloxinia.

"Ya sama-sama bocah tengik." Ujar Felix.

Tok tok tok.

"Nona, saya sudah membawa makan malam anda." Ucap Lili dari luar pintu.

"Ahh, Ya Lili. Tunggu sebentar."

"Gloxinia...kamu harus pergi dulu sekarang. Felix kembalilah pada wujud kucing mu." Ucap Sherlin.

"Ya." Balas keduanya.

Sringgg.

Felix pun kembali menjadi kucing biasa.

Dan Gloxinia pun pergi terlebih dahulu.

"Ya, sekarang kamu boleh masuk Lili." Ucap Sherlin.

"Ya nona."

Kreett.

"Ini nona, makan malam anda..." Ujar Lili sambil meletakkan makan malam Sherlin di atas meja.

"Ya Lili."

Sherlin pun langsung memakan makan malam nya dengan lahap.

Setelah selesai makan malam~

"Lili, aku akan pergi tidur sekarang...kamu boleh pergi."

"Baik nona. Selamat malam nona."

"Ya Lili, selamat malam juga."

...----------------...

Hey~ Hey~

Maafkan saya baru update sekarang 🙏

Pas kemarin malam mau update tapi, kemarin tuh harus ngapalin malam-malam nya:v soalnya untuk persiapan acara di sekolah...tadi siang mulainya:v dan belum sempat buat draft chapter nya:v

Jadi, sekarang baru Update. Dan tadi sempat ada halangan, gak sengaja kepencet hapus episode nya😭🗿.

Jadi, ngetik ulang deh👍✨

Sungguh Meresahkan 🗿

...----------------...

Jika ada typo tolong kasih tahu author di komentar ya~

TBC.

Terpopuler

Comments

kambing terbang

kambing terbang

entah kenapa mukanya felix antara bikin jengkel ato ngakak😂

2021-05-18

4

Hinata Sakaguchi

Hinata Sakaguchi

Kawai Banget Si Felix

2021-05-08

2

It's me

It's me

muka kucingnya kaya mau ngajak kelai astaga😅

2021-03-22

6

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 awal mula
3 Chapter 2 menyusun rencana
4 Info & Cast
5 Chapter 3 belajar sihir
6 Chapter 4 pergi belanja ke kota
7 Chapter 5 Mulai dekat
8 Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9 Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10 Chapter 8 kedatangan kakek
11 Chapter 9 kakek yang meresahkan
12 Chapter 10 Senjata api pertama
13 Chapter 11 Kakek kembali pulang
14 Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15 Chapter 13 Felix pulih
16 Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17 Chapter 15 Wortel & Tomat
18 Chapter 16 Kekuatan Felix
19 Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20 Chapter 18 'Nia'
21 Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22 Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23 Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24 Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25 Chapter 23 Mengapa?
26 Chapter 24 Memilih gaun
27 Chapter 25 Ini berlebihan!
28 Chapter 26 Karena kamu berbeda
29 Chapter 27 Pesta Robert 1
30 Chapter 28 Pesta Robert 2
31 Chapter 29 Sapu tangan
32 Chapter 30 Ayo berdansa!
33 Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34 Chapter 32 Dukungan batin
35 Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36 Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37 Chapter 35 Perselisihan
38 Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39 Chapter 37 Undangan
40 Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41 Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42 Chapter 40 Risih
43 Chapter 40 Risih
44 Chapter 41 Suami takut istri
45 Chapter 42 Pelampiasan
46 Chapter 43 Pesta teh 1
47 Chapter 44 Pesta teh 2
48 Chapter 45 Pesta teh 3
49 Boleh baca, boleh tidak.
50 Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51 Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52 Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53 Chapter 49 Wanita itu!?
54 Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55 Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56 Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 awal mula
3
Chapter 2 menyusun rencana
4
Info & Cast
5
Chapter 3 belajar sihir
6
Chapter 4 pergi belanja ke kota
7
Chapter 5 Mulai dekat
8
Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9
Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10
Chapter 8 kedatangan kakek
11
Chapter 9 kakek yang meresahkan
12
Chapter 10 Senjata api pertama
13
Chapter 11 Kakek kembali pulang
14
Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15
Chapter 13 Felix pulih
16
Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17
Chapter 15 Wortel & Tomat
18
Chapter 16 Kekuatan Felix
19
Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20
Chapter 18 'Nia'
21
Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22
Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23
Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24
Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25
Chapter 23 Mengapa?
26
Chapter 24 Memilih gaun
27
Chapter 25 Ini berlebihan!
28
Chapter 26 Karena kamu berbeda
29
Chapter 27 Pesta Robert 1
30
Chapter 28 Pesta Robert 2
31
Chapter 29 Sapu tangan
32
Chapter 30 Ayo berdansa!
33
Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34
Chapter 32 Dukungan batin
35
Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36
Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37
Chapter 35 Perselisihan
38
Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39
Chapter 37 Undangan
40
Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41
Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42
Chapter 40 Risih
43
Chapter 40 Risih
44
Chapter 41 Suami takut istri
45
Chapter 42 Pelampiasan
46
Chapter 43 Pesta teh 1
47
Chapter 44 Pesta teh 2
48
Chapter 45 Pesta teh 3
49
Boleh baca, boleh tidak.
50
Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51
Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52
Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53
Chapter 49 Wanita itu!?
54
Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55
Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56
Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!