Chapter 15 Wortel & Tomat

"Sluurrpp."

"....."

"Ahahaha. Adriana seperti nya mereka berdua cocok ya..."

"Hahaha, ya...memang benar, menurut ku mereka cocok."

"......"

'Ughh, apa-apaan ini?!?!. Siang ini Duchess Zekallion dan putranya yang menyebalkan datang ke kediaman Duke Edinburgh tanpa diundang. Dan mereka tiba-tiba mencocokkan ku dengan Robert si bocah itu????. Ughhh, yang benar saja aku kan masih berumur 5 tahun, masa sudah jodoh jodoh-an?.' Batin Sherlin prustasi.

"Sherlin putriku...ibu harap kamu bisa menjadi teman yang akrab dengan Robert ya." Ujar Duchess Edinburgh kepada Sherlin sambil tersenyum manis.

"Umm, y-ya ibu...a-aku usahakan bisa akrab dengannya." Sahut Sherlin ragu.

"Hehehe bagus. Apalagi lebih bagus jika hubungan kalian lebih dari teman akrab." Ucap Duchess Zekallion terkekeh.

"Ha ha ha." Sherlin tertawa canggung.

"......" Robert hanya diam sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

'Hmmm, mereka tidak berinisiatif sama sekali. Hufftt memang anak muda, pasti mereka malu malu kucing. Hehehe, tenang saja putraku Robert aku akan mempermudah mu untuk menjalin hubungan dengan Sherlin ku yang manis.' Batin Duchess Zekallion terkekeh geli.

"...Ahh, ya bibi Leanna ada urusan mendadak dengan Adriana Sherlin. Jadi, bibi Leanna dan Adriana akan pergi dulu. Kalian bersenang-senanglah~." Ujar Duchess Zekallion riang.

'Eh? apa??? ck, bibi Leanna pasti mencoba untuk meninggalkan ku berdua dengan bocah menyebalkan ini. Ahh, tak apa. Ibu pasti tidak akan meninggalkan ku berdua-an disini dengan Robert.'

"Ee, y-ya. Sherlin... ibu mempunyai urusan dengan Leanna jadi, ibu akan pergi lumayan lama. Dah~." Sahut Duchess Edinburgh sambil melambaikan tangan.

'Hah?!?! I-ibu!!! bahkan ibu juga mencoba mendekatkan ku dengan bocah itu????. Tidak bisa kubiarkan!!!'

"Ehh?. Bibi Leanna, ibu aku ing–."

Duchess Zekallion dan Duchess Edinburgh berjalan cepat menjauhi gazebo sebelum Sherlin menyelesaikan perkataannya.

"Ughhh...."

Krik krik krik.

Setelah kepergian Duchess Edinburgh dan Duchess Zekallion suasana di gazebo mendadak hening dan canggung. Tidak ada yang memulai percakapan apapun. Keduanya hanya diam sambil sesekali menyeruput secangkir jus manis.

Sherlin sesekali melirik ke arah Robert. Melihat apa tanggapan nya terhadap situasi sekarang ini. Robert hanya diam sambil menopang dagu dengan tangan kanannya.

'Yang benar saja, bocah itu tidak bisa di andalkan sama sekali. Tapi aku harus terus bersikap baik padanya, kalau tidak aku akan dimarahi ibu dan bibi Leanna akan kecewa.'

"Ehmm, Ahaha tuan Zekallion...c-cuacanya indah ya?." Ujar Sherlin canggung.

"...hm..."

Robert hanya berdehem malas menanggapi perkataan Sherlin.

'Bisa-bisanya dia hanya berdehem saja?!?!. Aahkk, aku...sudah kehilangan kesabaran!!!!.'

"Hey bocah, ini membosankan. Apakah kau tidak akan melakukan sesuatu untuk mengakhiri kebosanan ini?." Ucap Robert datar.

"Hah?."

'Bocah ini bilang bosan?.'

"Bosan. A.K.U B.O.S.A.N."

"Ohh.. bagaimana kalau kita berjalan-jalan di sekitar danau kediaman ku?." Sahut Sherlin sambil tersenyum paksa.

'Ck, merepotkan sekali sih bocah ini.'

"........"

Robert diam tidak menanggapi tawaran Sherlin, dia langsung melenggang pergi meninggalkan Sherlin.

'Cih, bocah ini!!!.'

"T-tuan Zekallion!!."

"Robert." Ujar Robert sambil berkacak pinggang.

"Eh?."

"Panggil aku Robert."

"Ahh baik."

"Robert, kemana kamu akan pergi?." Tanya Sherlin.

"Apakah kamu bodoh?." Ujar Robert kesal.

"Apa??."

"Ck, bukankah tadi kamu sendiri yang bilang mau berjalan-jalan di sekitar danau?. Dasar bodoh."

"Ha ha ha."

'Beraninya dia menyebutku bodoh. Kan bocah itu bisa ngomong dari tadi pas aku menawarkan nya berjalan-jalan!!!.'

...----------------...

"Seperti biasa, pemandangan danau di kediaman ku memang sangat indah." Ujar Sherlin percaya diri.

"Hmph, biasa saja."

".... huuffftt...."

Sherlin menghela nafas panjang karena tingkah laku Robert yang menyebalkan.

'Sabar....'

Sherlin menahan kesalnya dengan melihat-lihat persekitaran danau. Dan Sherlin melihat ada sebuah pohon apel besar di pojokkan.

"Woahh, pohon ini besar sekali...." Ujar Sherlin kagum.

'Hehe, pasti kalau naik ke atas sana pemandangannya bisa lebih bagus dari bawah sini sekalian juga untuk mengindari si bocah orange ini.' Batin Sherlin senang.

"Hihihi."

Tap.

Sherlin mendekati pohon besar itu dan mencoba menaiki nya.

"Eh? bocah apa yang kamu lakukan?!?!." Ujar Robert lantang.

"Shuttt. Wortel kamu diam saja!!! Aku sudah sangat jengkel denganmu!!!." Sahut Sherlin kesal.

"Apa?!?! W-wortel??? B-beraninya kamu!!!."

"Yahh...sebutan itu cocok sekali dengan mu WORTEL."

"Ughh...Dasar tomatt!!!!!."

"Hahhh????? Tomat?."

"Ya, tomattt!!! kamu sangat mirip dengan tomat!!!. Rambutmu berwarna sama seperti tomat!." Sahut Robert.

"Ck, dasar wortel!!! Kamu juga mempunyai rambut oranye yang sama persis seperti wortel!."

"Dasar tomatt!!!."

"Wortel!!!."

"Tomat!!!."

"Wortel!!!."

"Ughh, awas saja kamu tomat!!!."

Robert berjalan menuju ke arah Sherlin sambil menghentakkan kakinya ke tanah.

'Astaga...gawat. Aku harus naik ke atas segera!!!.'

Dengan cepat Sherlin memanjat pohon apel yang besar itu dan duduk di batang pohon nya yang paling bawah.

'Huh tidak perlu tinggi tinggi naiknya. Toh bocah wortel itu pasti tidak akan bisa naik kesini.' Batin Sherlin percaya diri.

"Hey!!!! Tomat turunlah!!!."

"Tidak." Ujar Sherlin singkat.

"Ck. Lihat saja!!!."

Robert mencoba memanjat pohon tempat Sherlin duduk dan berhasil naik.

Tap.

"Haha, kena kau."

'Hiikkk. Tak ku sangka dia bisa naik kesini.'

Robert pun menarik tangan Sherlin yang sedang berpegangan ke batang pohon.

"Hey!!! Wortel lepaskan!!!. Nanti aku akan jatuh!!!."

"Huh biar saja. Nanti kamu jadi penyek persis seperti tomat."

"Apa??? Dasar wortel gila!!!."

Wushh.

Sherlin kehilangan keseimbangannya dan akan terjatuh.

"Akhhhh."

Sherlin menarik tangannya kembali dari Robert dan Robert pun terbawa jatuh ke bawah.

Brukkk.

"Aduhh....punggungku sakit sekali..." Lirih Sherlin.

'Meskipun aku naik tidak terlalu tinggi tapi punggungku sakit sekali. Hmph ini semua salah bocah wortel ini!!!.'

"Hey wortel!! ini semua salahmu!! andai saja kamu tidak menarik tanganku. Aku pasti tidak akan jatuh."

"Cih, ini juga salahmu tomat!!! Kamu menarik ku juga untuk ikut jatuh bersama mu."

"Heh, ya..itu sudah seharusnya. Aku sudah berbaik hati untuk membagi pengalaman jatuh dari pohon bersama. Juga, sebagai laki-laki kamu itu harus melindungi perempuan cantik seperti ku!!!."

"Ck. Cantik dari mananya?!?! Kamu itu mirip dengan tomat!!!."

"Heh, dasar wortel. Kamu pasti rabun ya, tidak bisa melihat aku yang cantik ini."

"Cih, kamu juga pasti rabun!!! Aku yang tamvan begini dibilang wortel!!!."

"Kan mirip."

"Dasar tomatt!!!!!!."

"......"

'Huh, sudahlah aku yang sebagai orang dewasa di kehidupan dulu akan mengalah.'

"Baiklah. Aku minta maaf....kalau begitu sampai jumpa...wortel."

Sherlin melangkah menjauh dari tempat Robert berdiri.

"Hey!!! tunggu!!!."

Greppp.

Robert mencekal lengan kanan Sherlin.

Sontak Sherlin langsung berbalik ke belakang.

Wuushhhh.

Angin berhembus sedang melambai-lambai kan rambut panjang Sherlin.

Seolah waktu sudah berhenti. Robert memandang Sherlin lekat dalam waktu yang lumayan lama.

Blushhh.

Pipi Robert langsung merona melihat Sherlin yang rambutnya terkibar-kibar oleh angin.

'Dia...sedikit..cantik.' Batin Robert malu.

"Eumm..A-aku...minta...maaf sudah membuat mu jatuh dan..." Ujar Robert terbata-bata.

'Hah? bocah wortel ini meminta maaf?.' Batin Sherlin tak percaya.

"Eh? apa aku salah dengar? wortel kamu meminta maaf?."

Prankkkkk.

Suasana yang lumayan romantis kini hancur akibat ucapan Sherlin.

"Ughhh."

"Aku tarik.... ucapan ku tadi...."

"Dasar tomatt!!!!." Teriak Robert sambil berlari kencang menjauhi Sherlin.

"Eh???. Dasar wortel!!!." Teriak Sherlin sambil mengejar Robert.

...----------------...

"Astaga...kenapa kalian berdua kotor sekali???." Tanya Duchess Zekallion.

"Emm...itu bibi Leanna. Robert berguling-guling di tanah." Sahut Sherlin sambil menunjuk ke arah Robert.

"Hah? apa?? T-tidak ibu!!! aku tidak melakukannya." Bantah Robert.

"Sherlin." Panggil Duchess Edinburgh menatap tajam ke arah Sherlin.

"Y-ya ibu?."

'Ughh, baru kali ini ibu terlihat sangat marah.'

"Jujurlah. Apa yang kamu dan Robert lakukan saat ibu dan Leanna pergi?."

"Eum...aku pergi berjalan-jalan ke danau bu. Dan me-memanjat p-pohon...t-tapi aku tidak naik tinggi tinggi bu hanya yang pendek saja–."

"Dan jatuh. Kita berdua jatuh." Tambah Robert enteng.

'Ehhh? Bocah wortel ini!!!.'

Sherlin menatap tajam ke arah Robert.

"Apa?? kalian memanjat pohon dan jatuh?? Sherlin, itu berbahaya. Meskipun kamu naik tidak terlalu tinggi tapi tetap saja jatuh itu sakit sayang."

'Yahh...itu memang benar. Sakit sekali malah.' Batin Sherlin.

"Y-ya ibu... maafkan aku..."

"Hufffttt, ya ibu memaafkan mu. Lain kali berhati-hatilah."

...----------------...

Hey hey~

Jika ada typo tolong kasih tahu author ya~

TBC

Terpopuler

Comments

Xien

Xien

Dibilang guling-guling ditanah gak tuh, aku ngakakny minta ampun dah.

2021-06-09

1

Hinata Sakaguchi

Hinata Sakaguchi

😈😈

2021-05-08

1

anjlay syetan 😲

anjlay syetan 😲

we g suka mah kecil dh gini 🙂 msh gw pantau ya robert!!

2021-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 awal mula
3 Chapter 2 menyusun rencana
4 Info & Cast
5 Chapter 3 belajar sihir
6 Chapter 4 pergi belanja ke kota
7 Chapter 5 Mulai dekat
8 Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9 Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10 Chapter 8 kedatangan kakek
11 Chapter 9 kakek yang meresahkan
12 Chapter 10 Senjata api pertama
13 Chapter 11 Kakek kembali pulang
14 Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15 Chapter 13 Felix pulih
16 Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17 Chapter 15 Wortel & Tomat
18 Chapter 16 Kekuatan Felix
19 Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20 Chapter 18 'Nia'
21 Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22 Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23 Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24 Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25 Chapter 23 Mengapa?
26 Chapter 24 Memilih gaun
27 Chapter 25 Ini berlebihan!
28 Chapter 26 Karena kamu berbeda
29 Chapter 27 Pesta Robert 1
30 Chapter 28 Pesta Robert 2
31 Chapter 29 Sapu tangan
32 Chapter 30 Ayo berdansa!
33 Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34 Chapter 32 Dukungan batin
35 Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36 Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37 Chapter 35 Perselisihan
38 Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39 Chapter 37 Undangan
40 Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41 Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42 Chapter 40 Risih
43 Chapter 40 Risih
44 Chapter 41 Suami takut istri
45 Chapter 42 Pelampiasan
46 Chapter 43 Pesta teh 1
47 Chapter 44 Pesta teh 2
48 Chapter 45 Pesta teh 3
49 Boleh baca, boleh tidak.
50 Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51 Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52 Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53 Chapter 49 Wanita itu!?
54 Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55 Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56 Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 awal mula
3
Chapter 2 menyusun rencana
4
Info & Cast
5
Chapter 3 belajar sihir
6
Chapter 4 pergi belanja ke kota
7
Chapter 5 Mulai dekat
8
Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9
Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10
Chapter 8 kedatangan kakek
11
Chapter 9 kakek yang meresahkan
12
Chapter 10 Senjata api pertama
13
Chapter 11 Kakek kembali pulang
14
Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15
Chapter 13 Felix pulih
16
Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17
Chapter 15 Wortel & Tomat
18
Chapter 16 Kekuatan Felix
19
Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20
Chapter 18 'Nia'
21
Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22
Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23
Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24
Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25
Chapter 23 Mengapa?
26
Chapter 24 Memilih gaun
27
Chapter 25 Ini berlebihan!
28
Chapter 26 Karena kamu berbeda
29
Chapter 27 Pesta Robert 1
30
Chapter 28 Pesta Robert 2
31
Chapter 29 Sapu tangan
32
Chapter 30 Ayo berdansa!
33
Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34
Chapter 32 Dukungan batin
35
Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36
Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37
Chapter 35 Perselisihan
38
Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39
Chapter 37 Undangan
40
Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41
Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42
Chapter 40 Risih
43
Chapter 40 Risih
44
Chapter 41 Suami takut istri
45
Chapter 42 Pelampiasan
46
Chapter 43 Pesta teh 1
47
Chapter 44 Pesta teh 2
48
Chapter 45 Pesta teh 3
49
Boleh baca, boleh tidak.
50
Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51
Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52
Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53
Chapter 49 Wanita itu!?
54
Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55
Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56
Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!