Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'

≥≥≥≥≥≥≥≥✯≤≤≤≤≤≤≤≤

One year later~

Sherlin POV

Tak terasa sudah satu tahun aku berada di dunia fantasy ini. Usia ku sekarang sudah 5 tahun, sudah banyak sekali kejadian-kejadian yang aku alami di dunia ini. Entah mengapa...aku sangat bahagia bisa bersama dengan keluarga dan orang-orang terdekat ku, aku...ingin melindungi mereka semua. Dan yahhh...aku tidak akan peduli dengan sang protagonis wanita dan pria dalam novel ini. Biarkan saja mereka hidup bahagia bersama, asalkan mereka tidak mengusikku aku tidak akan mengganggu hidup mereka.

Juga, tentang rencana ku yang akan memperkuat kedudukan dan kekuasaan keluarga ini pasti akan aku wujudkan nanti. Aku sudah mempelajari sihir dengan tekun dan rajin, kata guru Fernand dan semua orang kemampuan bertarung ku juga sangat bagus. Tentang jenis Profesi aku memiliki jenis profesi ahli sihir, tapi menurut ayah, ibu dan guru Fernand jenis profesi ini terlalu mencolok dan bisa menjadi boomerang bagiku. Makanya mereka menyuruh ku untuk menyembunyikan nya dari publik, jadi aku menguji sekali lagi jenis profesi ku. Dan hasilnya aku mendapatkan jenis profesi Summoner yang dapat memanggil roh spirit dan spirit beast.

Tapi, aku tidak dapat memanggil roh spirit dan spirit beast sekarang. Karena belum cukup umur, normalnya para summoner akan memanggil roh spirit dan spirit beast pertama kali saat berumur 10 tahun ke atas. Penyebab summoner baru bisa memanggil roh spirit dan spirit beast nya pada umur 10 tahun di karena kan memanggil roh spirit dan spirit beast itu membutuhkan mental yang kuat dan mana sihir yang banyak, jadi minimal harus berumur 10 tahun dulu jika ingin memanggil sebuah roh spirit dan spirit beast.

Dan sekarang aku bisa menciptakan senjata api secara sesuka hati. Fufufu keinginan ku untuk menjadi over power mulai akan terkabul secara perlahan-lahan. Juga aku sudah memberitahukan senjata api yang pernah aku ciptakan waktu belajar sihir dengan guru Fernand kepada ayah dan ibuku dan menunjukkan cara kerja senjata api yang kubuat. Lalu reaksi mereka terhadap senjata api ku sangat baik, mereka mendukung dan memuji ku. Ahh aku terharu... terimakasih ayah, ibu.

Ohh aku lupa memberitahu kalian, semua kegiatan pelajaran dasar sudah aku kuasai sepenuhnya jadi mulai sekarang sebagian besar setiap hari jadwal ku kosong. Xixixi jadi bisa santai tiap hari.

Ohh ya hubungan ku dengan kakaknya Penelope sudah bisa dikatakan dekat karena aku dan dia sering sekali bertemu, aku sudah menganggap nya seperti kakak ku sendiri. Dia juga mengaku bahwa dia sudah menganggap ku sebagai adiknya. Yahh dan Penelope cemburu akan hal itu, tapi bukan cemburu pada ku karena sudah merebut kakaknya tapi karena bagi Penelope, kakaknya itu sudah merebut sahabat terdekatnya dari nya. Hmmm absurd sekali~

Seperti yang kukatakan tadi, sekarang aku lagi bersantai-santai menikmati hidup.

"Sluuurppp. Ahhh kenikmatan yang hakiki." Ucap ku sambil menyesap teh.

"Bocah, semenjak kamu sudah menguasai pelajaran-pelajaran dasar. Kamu setiap hari kerjanya cuman bersantai saja." Ujar Felix yang sedang duduk di samping ku.

"Hee?? memangnya apa salahnya aku bersantai tiap hari. Toh aku itu adalah putri sekaligus pewaris Duke Edinburgh, jadi wajar saja aku hidup begini." Sahut Sherlin sombong.

'Felix si kucing ini sangat suka mencampuri urusan orang. Dasar merepotkan, huh.' Batin ku kesal.

"Ck, huh terserah kamu saja bocah, aku berkata begini karena sudah bosan melihat mu bermalas-malasan tiap hari."

"Hmm?? Felix...apa kamu bosan?? jadi kamu mengajak ku berbicara lalu berdebat seperti ini??. Kasih tahu saja aku kalau kamu bosan Felix... Setidaknya aku akan berusaha membuat mu sebal lalu bertengkar." Ucap ku datar.

"B-bocah tengik... b-beraninya kam–."

Sebelum Felix menyelesaikan perkataannya aku memotong nya terlebih dahulu.

"Apa??? memang benar kan, kamu sedang bosan?!?!." Sahut ku dengan nada kesal sambil mendelik kan mata.

Felix yang mendengar ucapan ku tadi langsung terdiam dan memalingkan wajahnya malu.

"Hohoho, baru kali ini aku menang dalam perdebatan antara aku dan kau Felix."

"....."

Felix hanya diam dan tetap memalingkan wajahnya ke samping.

"Ck, baiklah-baiklah. Felix kamu bosan kan? ayo kita jalan-jalan ke taman sebentar."

" Y-ya ayo..." Sahut Felix dengan suara pelan.

'Hmm? sepertinya dia masih malu.'

"Hufffttt Felix tidak usah malu, santai saja. Kalau kamu membutuhkan apa-apa, katakan saja langsung jangan berbelit-belit dan membuat orang kesal karena perkataan mu yang pedas itu." Ujar ku memberi nasihat.

"Ya, bocah." Jawab Felix singkat.

'Ehhh? tidak biasanya dia membiarkan aku secara tidak langsung menyindir nya. Halah biarkan saja.'

Kami pun berjalan-jalan di taman cukup lama lalu masuk kedalam mansion lagi untuk membersihkan diri karena waktu makan malam sudah tiba.

...----------------...

"Selamat malam ayah, ibu." Ucapku sembari mengangkat ujung rok pakaian ku dan membungkuk sedikit.

"Ya Sherlin, selamat malam juga." Ujar ayah sambil tersenyum.

"En, selamat malam juga putriku." Sahut ibu dengan nada lembut.

Setelah memberikan salam aku pun langsung duduk dan mulai memakan makanan ku.

Lalu kemudian, setelah kami memakan makanan yang disediakan. Kami pun berbincang-bincang.

"Riana, Sherlin. Besok aku ada acara berburu dengan teman-teman ku di hutan silence. Apakah kalian ingin ikut?." Tanya ayah sambil menyesap air putih.

"Hmmm, ya aku akan ikut. Sesekali piknik di hutan, juga aku ingin berjumpa dengan teman-teman ku yang lain. Lalu, bagaimana denganmu putriku?."

"Ya aku ingin ikut!!!." Jawab ku antusias.

'Xixixi, pas sekali ayah mengajak ku berburu. Aku bisa menguji senjata ku nanti.' Batin ku senang.

"Hahaha, baiklah. Besok kita berangkat bersama-sama." Ujar ayah terkekeh.

...----------------...

one day later~

Author POV~

Di sebuah kamar terdapat seorang gadis kecil yang tengah tertidur pulas. Sinar matahari mulai masuk dari jendela kamar gadis tersebut, dengan perlahan cahaya matahari mulai menerpa muka sang gadis. Gadis yang tadi tengah tertidur pulas kini terganggu dengan silau nya sinar matahari yang menerpa wajahnya.

"Eungghhh, hoaaammm."

"Hmm?....sudah...pagi..ya?." Gumam Sherlin linglung.

Ceklek.

Pintu dibuka dan memperlihatkan Lili yang sedang membawa sebuah set pakaian di lengannya.

"Eh? nona..anda sudah bangun?."

"Heumm." Sherlin menjawab pertanyaan Lili dengan gumaman dan anggukan kepala.

"Ahh, kalau begitu ayo nona, segera bersiap. Anda akan pergi berburu bersama tuan Duke dan nyonya Duchess kan?. Dan juga saya membawa set pakaian dari nyonya Duchess untuk anda kenakan hari ini." Ujar Lili sambil tersenyum manis.

"Set pakaian dari ibu?."

"Ya, nona."

"Oh...baiklah."

Setelah itu Sherlin dengan di bantu Lili bersiap-siap.

Set pakaian yang akan dipakai Sherlin berwarna biru tua dan putih.

Sebuah gaun putih selutut dengan pita biru tua di kerahnya yang dibaluti rompi dengan hiasan kancing.

Lalu, Lili menata rambut sutra Sherlin dengan gaya kuncir kuda yang di pasangkan pita berwarna senada dengan pakaiannya.

"Woahhh, nona anda tampak imut." Ujar Lili dengan mata berkilau.

"Hehe, benarkah? terimakasih Lili." Sahut Sherlin terkekeh.

Lili hanya mengangguk membalas perkataan Sherlin.

"Baiklah, Lili ayo kita ke bawah. Aku sudah tidak sabar untuk pergi bersama ayah dan ibu ke tempat perburuan."

"Ya, nona."

Tap..tap...tap.

Sherlin berlari menelusuri lorong-lorong saking semangatnya.

"Nona, pelan-pelan. Anda bisa jatuh nanti."

"Lili, tenang saja aku tidak akan jatuh."

Lili yang mendengar ucapan frontal Sherlin hanya menggelengkan kepalanya.

Setibanya di tempat tuan Duke dan nyonya Duchess.

"Ayah!!! ibu!!!." Teriak Sherlin sambil berlari.

"Astaga... Sherlin jangan berlarian di dalam mansion, nanti kamu menabrak orang sayang." Ujar Ibu Sherlin menasihati.

"Hihi, soalnya aku takut terlambat ibu." Sahut Sherlin.

"Huh dasar."

"Tenang saja Sherlin. Walaupun kita terlambat tidak ada yang berani menegur." Ucap Ayah percaya diri.

"Ohh, h-haha b-begitu ya." Ucap Sherlin canggung.

"Eh iya, ayah ibu...aku ingin membawa ini ke perburuan boleh?." Ujar Sherlin sambil menunjukkan sebuah senjata api lebih tepatnya senapan kepada tuan Duke dan nyonya Duchess.

*Saya sengaja tidak memotong bagian penjelasannya. Itung-itung belajar tentang dunia persenjataan:v kan lumayan (^3^♪

"Boleh silahkan saja Sherlin." Jawab tuan Duke.

"Ya... lakukanlah sesuka mu sayang, tapi jangan melakukan sesuatu yang berbahaya ya?." Sahut nyonya Duchess.

"Baik ayah, ibu." Ujar Sherlin riang.

Kemudian setelah itu, Sherlin dan keluarga nya sarapan pagi terlebih dahulu. Baru setelah itu pergi ke tempat perburuan.

......................

Untuk pergi ke tempat perburuan, waktu yang diperlukan cukup lama. Sherlin dan keluarga nya yang pergi berangkat lumayan pagi, tiba di sana dalam waktu siang.

Tap.

"Woahhh, jadi ini tempatnya?."

"Ya putriku. ini adalah tempat dimana kita akan berburu bersama, hutan Silence." Sahut ibu Sherlin.

Sherlin hanya mengangguk, dia sibuk memandangi hutan Silence yang adalah tempat diadakannya perburuan.

'Hutan Silence... berdasarkan dari buku yang pernah aku baca, hutan ini berada di daerah pegunungan di wilayah barat kekaisaran. Hutan ini sering sekali di jadikan tempat-tempat acara yang diselenggarakan oleh banyak orang dikarenakan hutan ini mempunyai pemandangan alam yang sangat indah dan hewan-hewan unik yang hidup di sekitarnya. He~ aku tidak sabar untuk menguji senjata ku.' Batin Sherlin.

"Wahh, Roenharts kamu sudah sampai rupanya."

Sherlin, tuan Duke dan nyonya Duchess spontan langsung menengok ke belakang.

"Haha, ya Louise. Tentu saja aku datang." Sahut tuan Duke Edinburgh.

Note : di perburuan ini kita ganti panggilan ayah dan ibu Sherlin menjadi : Duke Edinburgh, Duchess Edinburgh.

"Yahh..begitulah." Jawab orang itu.

"Ahh, senang bertemu dengan mu Adriana." Ujar orang tersebut kepada Duchess Edinburgh sambil mencium punggung tangan nya.

"Ya, Louise. Aku turut senang bertemu dengan mu." Jawab Duchess Edinburgh.

"Hmm? wahh, apakah ini putri mu Roenharts?." Tanya orang tersebut.

"Ya, Louise. Dia putriku. Sherlin ayo beri salam pada teman ayah." Ucap Duke Edinburgh.

"Emm, s-selamat siang tuan. Saya putri dari Duke Edinburgh, Sherlina Carolle Von Edinburgh." Ujar Sherlin sambil mengangkat ujung rok nya.

'Dia... tampan.Tapi, lebih tampan ayah.' Batin Sherlin melihat Duke Zekallion.

"Senang bertemu dengan mu gadis kecil, aku teman ayahmu, Louise Freyy La Zekallion." Sahut Duke Zekallion.

"Wah wah, anda sangat cantik ya mirip seperti ibunya."

"Umm hehe terimakasih tuan Duke Zekallion." Ucap Sherlin canggung.

"Ahh, tidak usap Formal. Panggil saja aku paman Louise." Ucap Duke Zekallion sambil tersenyum.

"B-baik paman Louise." Jawab Sherlin gugup.

...----------------...

Mereka pun berjalan ke arah tempat berkumpulnya teman-teman Duke Edinburgh yang ikut mengikuti perburuan.

"Adriana!!!."

Sherlin yang mendengar ada yang menyebut nama ibunya langsung menengok ke arah suara itu.

Terlihat seorang lady berambut orange yang sedang berjalan mendekat ke arah Duke Edinburgh, Duchess Edinburgh dan Sherlin.

"Eh? Leanna?."

"Adriana, senang bertemu dengan mu lagi."

"Ya Leanna, aku juga senang bertemu dengan mu."

"Hahaha, hm? apa ini putrimu?."

"Ya."

"Dia sangat cantik, mirip sekali denganmu."

"Gadis manis siapa nama mu?."

"Nama ku Sherlina Carolle Von Edinburgh." Jawab Sherlin mengangkat ujung rok nya.

"Perkenalkan nama bibi, Leanna Reiss La Zekallion."

"Ahh jadi, anda istrinya paman Louise?." Tanya Sherlin.

"Emm, benar." Jawab Duchess Zekallion.

"Ngomong-ngomong, bolehkan bibi memanggil mu Sherlin?."

"Ya boleh."

"Haha baiklah, kalau begitu Sherlin. Kamu bisa memanggil ku bibi Leanna."

"Baik bibi Leanna."

"Aww kamu imut sekali."

"Terimakasih bibi Leanna."

"Emm Sherlin apa kamu ingin berkenalan dengan anak laki-laki bibi? dia tampan loh~."

'Eh? apakah bibi Leanna ini mau menjodohkan ku dengan anaknya?.' Batin Sherlin.

"T-tidak usah bibi Leanna."

"Ututu, aku tahu kamu malu. Makanya kamu menolak untuk bertemu dengannya. Ayo bibi tunjukkan." Ucap Duchess Zekallion sambil memegang tangan kanan Sherlin dan menarik Sherlin untuk bertemu dengan anak nya.

"Eeehhh?."

Sherlin melihat ibu nya ke belakang, dan terlihat ibu nya dengan santai mengikuti mereka.

'Kenapa ibu terlihat santai sekali???.' Batin Sherlin heran.

"Nah, ini dia. Sherlin perkenalkan ini putra bibi."

"Hei, Putraku ayo kenalkan dirimu pada Sherlin."

"Ibu!! siapa yang ibu bawa ini???." Ucap nya lantang.

"Hushh tenanglah putraku, dia adalah anak nya Adriana. Ya kan temanku?."

"Ya, dia adalah putri ku."

"Hufffttt, ibu ada-ada saja."

"Sherlin ayo perkenalkan dirimu sayang~." Ujar Duchess Zekallion.

"Umm, perkenalkan saya Sherlina Carolle Von Edinburgh." Ucap Sherlin mengulurkan tangan.

"...."

'Hei?!?! Kenapa tidak kau balas uluran tanganku? aku pegal nih!?!?!. Sial*n!! Bocah ini!!!.' Batin Sherlin kesal.

"Robert!!! cepat balas uluran tangannya Sherlin." Ucap Duchess Zekallion.

"Ck, iya-iya, nama ku Robertstein Ford La Zekallion." Jawab William dengan decakan dan tanpa membalas uluran tangan Sherlin.

'Ughhh, bocah ini!!! dia sengaja ya!!! menyebalkan!!.' Batin Sherlin kesal.

"Ohh. S-salam kenal." Balas Sherlin sambil tersenyum paksa.

"Bagus-bagus. Semoga kalian dapat menjadi dekat ya~." Ujar Duchess Zekallion dan di angguki Duchess Edinburgh.

...----------------...

Setelah percakapan yang menyebalkan, tibalah saatnya memulai perburuan.

"Ayah!! aku ingin ikut berburu!!!."

"Kamu serius Sherlin? ini akan berbahaya." Ucap Duke Edinburgh.

"Biarkan saja Sherlin ikut Roenharts. Kudengar dia sudah belajar sihir kan? dia pasti ingin menguji keterampilan sihirnya." Sahut Duke Zekallion.

'Yosshh kamu pahlawan ku paman Louise!!.' Batin Sherlin menangis bahagia.

"Ya ayah!!! aku ingin menguji keterampilan sihir ku!!!." Jawab Sherlin semangat.

"Hei, bocah kecil. Sebaiknya kamu tidak ikut, pergi sana bermain dengan boneka mu." Ucap Robert (Putra Duke & Duchess Zekallion).

"Heh? apa katamu?."

"Pergi jangan ikut berburu."

"Huh terserah ku ingin ikut atau tidak." Ucap Sherlin enteng.

"Hei!!! Dasar bocah!!." Ujar Robert kesal.

"Kamu kan juga bocah." Sahut Sherlin datar.

"K-kamu..."

"Sudah-sudah. Sherlin kamu boleh ikut berburu bersama ayah, tapi harus tetap bersama di sisi ayah ya."

"Ya ayah!!."

Sherlin yang mendapat persetujuan dari ayahnya untuk ikut berburu bersama menunjukkan senyuman kemenangan ke arah Robert.

Robert yang melihat senyuman kemenangan Sherlin menggertakkan giginya dan menatap garang Sherlin.

'Heh. Hanya seorang bocah berani mengajak orang dewasa beradu mulut? .' Batin Sherlin dengan smirik.

Kemudian rombongan Sherlin pun memasuki hutan Silence.

Srek srek.

Terdengar suara di sekitar semak belukar.

Sreettt.

Sebuah anak panah di luncurkan ke arah semak-semak yang bersuara itu.

Jlebb.

Anak panah yang di luncurkan oleh Robert mengenai seekor kelinci.

Robert pun mengambil kelinci tersebut dan mengangkat tubuhnya dengan memegang kedua telinganya yang panjang.

"Wow, Robert kamu sudah menangkap seekor kelinci? panahan mu akurat sekali." Ujar Duke Zekallion sambil tersenyum.

"Hmm. Terimakasih ayah." Sahut Robert singkat.

Robert yang mendapat pujian sontak melirik ke arah Sherlin dan tersenyum penuh kemenangan.

'Heh?!?! hanya segitu saja bangga.' Batin Sherlin kesal.

Sherlin pun membalas Robert dengan tersenyum paksa.

Setelah itu mereka pun melanjutkan berburu ke area hutan yang lebih dalam.

Sherlin yang bosan dengan hanya melihat saja memutuskan untuk mencoba senjata api miliknya.

Sherlin dengan mengendap-endap berjalan mundur kebelakang lalu berlari ke arah pepohonan yang rindang.

Tap tap tap.

"Hosh hosh hosh."

"Apakah sudah jauh? Hufffttt, aku ingin mencoba senjata api ku dengan damai." Ujar Sherlin sambil menghela nafas.

Srek srek.

"Eh?."

Sherlin yang penasaran dengan suara tersebut dengan perlahan mendekati asal suaranya.

'Wahhhhh, b-besar sekali!!!.' Batin Sherlin dengan ekspresi tercengang melihat sebuah beruang yang memiliki bulu berwarna ungu dan bercorak emas.

Sherlin melihat ada seorang peri yang berada di tangan sang beruang pun lantas terkejut.

"Astaga...A-apakah peri itu akan dimakan nya?. Kalau begitu aku harus menyelamatkan nya. Yahh sekaligus untuk menguji senjata ku!!!.

click.

Sherlin bersiap untuk menembak sang beruang dengan senapan yang dibawanya.

'Huufftt, kita mulai.' Batin Sherlin serius.

Sherlin menarik pelatuk senapan tersebut dan terdengar lah sebuah suara nyaring.

Dor. Dor. Dor. Dor. Dor–

Sherlin menembak dengan beruntun, tangannya pun bergetar akibat tembakan beruntun senapan tersebut.

Aarrrggghhhh.

Beruang yang terkena tembakan beruntun dari Sherlin berteriak kesakitan lalu terjatuh seketika.

"Hosh hosh hosh. A-aku berhasil...aku berhasil!!!! Yey!!!." Teriak Sherlin kegirangan.

"Bwahahahahaha, aku jenius!!!!."

"Eh?."

Seorang peri yang menawan terpampang di depan muka Sherlin.

"P-peri?."

"Terimakasih anak manusia...kamu sudah menyelamatkan ku. Sebagai balasannya akan ku kabulkan permintaan mu." Ucap sang peri dengan berwibawa.

"Ahh, tidak perlu. Kebetulan aku juga ingin menguji senjata ku. Jadi, tidak perlu." Tolak Sherlin sopan.

"Manusia...sebagai seorang peri, aku harus membalas budi. seorang peri tidak pernah berhutang Budi pada makhluk hidup apapun." Ucap nya serius.

"Emmn, k-kalau begitu... permintaan ku anggap semua ini tidak terjadi." Ujar Sherlin.

"A-apa???."

"T-tidak tidak, kamu harus membuat permintaan wahai anak manusia!!!. Aku adalah 'Gloxinia' sang ratu peri. Permintaan mu pasti akan aku kabulkan." Ujar sang peri.

"Ahhh...Eh? R-ratu peri?!?! b-bagaimana bisa ratu peri ada di hutan Silence?!?!. bukankah kamu tidak suka muncul ke permukaan ya?."

"Emmn, ceritanya panjang." Sahut Gloxinia

Note : kita panggil sekarang ratu peri dengan sebutan Gloxinia.

"Ohh...kalau begitu...aku...ingin..bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun." Ucap Sherlin mantap.

"Hah? apa? bambu kabut? untuk apa kamu menginginkan itu anak manusia? apa kamu ingin uang? aku bisa memberikan banyak uang padamu."

"Tidak, aku tidak ingin uang. Aku ingin menyembuhkan sahabat ku. Hanya dengan bambu kabut dia bisa pulih."

"Ahhh begitu..."

"Baiklah, aku akan memberikan bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun pada mu."

Sriinggg.

Sebuah cahaya yang sangat silau muncul di telapak tangan Sherlin, lalu muncullah sebuah bambu pendek yang sangat indah.

"Woahhh, jadi ini bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun?."

"Ya...ini salah satu barang berharga milikku."

"Terimakasih, yang mulia ratu peri. Kamu sungguh baik hati."

"En, sama-sama. Ummm, anak manusia.. A-aku ingin menjadi peri partner mu!!!."

"Eh? apaa?? peri partner?!?!. Kamu bercanda?." Ujar Sherlin tidak percaya.

"Tidak. Aku tidak bercanda sedikit pun, aku bersungguh-sungguh untuk menjadi peri partner mu wahai anak manusia." Sahut Gloxinia serius.

"Apa alasan kamu ingin menjadi peri partner ku? aku sekarang ini hanyalah seorang bocah yang baru berusia 5 tahun, aku juga masih belum cukup kuat." Ujar Sherlin merendah.

"Alasannya karena aku bisa melihat hati seseorang. Kamu memiliki hati yang bersih dan jiwa mu bukan asli dari sini, jadi aku tertarik menjadi peri partner mu." Jawab Gloxinia.

Sherlin yang mendengar ucapan Gloxinia langsung tersontak kaget.

'Dia... mengetahui aku bukan berasal dari sini?.'

"Jadi bagaimana anak manusia?."

"Emmn...."

'Menjadikan seorang ratu peri menjadi peri partner, itu sangat bagus!!!. Baiklah aku akan menjadikan nya peri partner ku.' Batin Sherlin.

"Ya, Ratu peri aku menerima mu menjadi peri partner ku."

"Baiklah, kalau begitu."

Cup.

Secara tiba-tiba Gloxinia mencium dahi Sherlin.

Blushhh.

"A-apa yang kamu lakukan??!?!." Ucap Sherlin berteriak sambil mundur beberapa langkah.

"Haha, aku hanya menjalin kontrak dengan mu anak manusia."

"Jika seorang peri ingin menjadi peri partner bagi seseorang, maka sang peri harus dengan senang hati mencium dahi seseorang yang ingin di jadikan partner." Ucap Gloxinia.

"Oh..jadi begitu."

"Eung? Hah, ini sudah lama sekali sejak aku meninggalkan rombongan ku. Aku harus segera kembali ke rombongan." Ucap Sherlin.

"Ratu peri, apakah aku bisa menitipkan bambu kabut ini padamu?. Akan sangat merepotkan jika mereka tahu bahwa aku memiliki bambu kabut berumur sepuluh ribu tahun."

"Ya. Dan juga, jangan panggil aku ratu peri. Panggil saja dengan nama ku."

"Baiklah, Gloxinia. Kamu juga panggil aku dengan nama."

"Hmm, ya Sherlin."

Gloxinia hanya tersenyum manis melihat Sherlin yang menurut nya sangat menarik itu.

"Gloxinia, bisakah kamu pergi terlebih dahulu? bisa gawat jika mereka melihat seorang peri."

"Ya, aku akan segera pergi. Jika kamu membutuhkan ku Sherlin...kamu tinggal menyebut nama ku dalam hati."

"Baiklah. sampai jumpa."

"Ya, sampai jumpa."

...----------------...

Tap tap tap.

Sherlin berlari mengitari pepohonan yang rimbun.

"Sherlin!!! putriku!!! kamu ada dimana?." Teriak Duke Edinburgh memanggil putrinya.

"Ayah!!! aku di sini!!!." Jawab Sherlin lantang.

Duke Edinburgh yang melihat Sherlin berlari ke arahnya langsung memeluk nya dengan erat.

"Sherlin...dari mana saja kamu?. Ayah sangat khawatir kamu kenapa-kenapa."

"Ayah, tenang saja aku tidak akan kenapa-kenapa. Aku tadi habis melihat pemandangan hutan yang rimbun ini. Tapi tak terasa aku sudah tertinggal rombongan."

"Hufftt, kan ayah sudah bilang untuk terus bersama ayah. Tapi, syukurlah kalau kamu baik-baik saja."

"Ya, ayah maafkan aku."

"Hmm, tak apa."

"Baiklah, ayo Sherlin kita pergi ke yang lain. Mereka sedang menunggu kita."

"Ya ayah."

...----------------...

Skip.

Sherlin dan ayahnya pun sampai di tempat rombongan mereka tadi, lalu setelah puas berburu mereka pun langsung kembali ke tempat awal di luar hutan Silence.

"Suamiku!!! Putriku!!!. Apakah kalian baik-baik saja? kudengar Sherlin sempat tertinggal dalam rombongan." Ucap Duchess Edinburgh khawatir.

"Tenang saja istriku. Kami baik-baik saja. Dan memang benar tadi Sherlin sempat tertinggal. Tapi, dia baik-baik saja." Jawab Duke Edinburgh.

"Hufftt, syukurlah kalau begitu." Sahut Duchess Edinburgh lega.

...----------------...

Hey~ Hey~ (pake nada hayasaka 🗿)

Kembali lagi dengan author:v

Di chapter kali ini muncul 2 tokoh baru, yaitu 'Robert' sang putra Duke dan sang ratu peri yang baik hati:v 'Gloxinia' yang menjadi peri partner nya Sherlin MC kita.

Oh iya ini gambaran nya Robert si bocah menyebalkan👇

Dan ini gambaran Gloxinia sang ratu peri baik hati~

Dan, di chapter kali ini lumayan panjang.

Dan bagaimana dengan chapter 12 ini?

Tulis tanggapan kalian di komentar ya~

Jangan lupa like, komen, and rating nya~

UPS, iya jika ada typo tolong kasih tahu author di komentar ya.

TBC.

Terpopuler

Comments

amanda

amanda

ahk baik banget author nih😉😆

2023-08-24

0

Music Is Life🎧🎶

Music Is Life🎧🎶

sI Sherlin umurnya berapa?

2022-09-06

0

ikan :v

ikan :v

alah lu sendiri aja kalah adu debat ama kucing

2022-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 awal mula
3 Chapter 2 menyusun rencana
4 Info & Cast
5 Chapter 3 belajar sihir
6 Chapter 4 pergi belanja ke kota
7 Chapter 5 Mulai dekat
8 Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9 Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10 Chapter 8 kedatangan kakek
11 Chapter 9 kakek yang meresahkan
12 Chapter 10 Senjata api pertama
13 Chapter 11 Kakek kembali pulang
14 Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15 Chapter 13 Felix pulih
16 Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17 Chapter 15 Wortel & Tomat
18 Chapter 16 Kekuatan Felix
19 Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20 Chapter 18 'Nia'
21 Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22 Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23 Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24 Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25 Chapter 23 Mengapa?
26 Chapter 24 Memilih gaun
27 Chapter 25 Ini berlebihan!
28 Chapter 26 Karena kamu berbeda
29 Chapter 27 Pesta Robert 1
30 Chapter 28 Pesta Robert 2
31 Chapter 29 Sapu tangan
32 Chapter 30 Ayo berdansa!
33 Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34 Chapter 32 Dukungan batin
35 Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36 Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37 Chapter 35 Perselisihan
38 Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39 Chapter 37 Undangan
40 Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41 Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42 Chapter 40 Risih
43 Chapter 40 Risih
44 Chapter 41 Suami takut istri
45 Chapter 42 Pelampiasan
46 Chapter 43 Pesta teh 1
47 Chapter 44 Pesta teh 2
48 Chapter 45 Pesta teh 3
49 Boleh baca, boleh tidak.
50 Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51 Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52 Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53 Chapter 49 Wanita itu!?
54 Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55 Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56 Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 awal mula
3
Chapter 2 menyusun rencana
4
Info & Cast
5
Chapter 3 belajar sihir
6
Chapter 4 pergi belanja ke kota
7
Chapter 5 Mulai dekat
8
Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9
Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10
Chapter 8 kedatangan kakek
11
Chapter 9 kakek yang meresahkan
12
Chapter 10 Senjata api pertama
13
Chapter 11 Kakek kembali pulang
14
Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15
Chapter 13 Felix pulih
16
Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17
Chapter 15 Wortel & Tomat
18
Chapter 16 Kekuatan Felix
19
Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20
Chapter 18 'Nia'
21
Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22
Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23
Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24
Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25
Chapter 23 Mengapa?
26
Chapter 24 Memilih gaun
27
Chapter 25 Ini berlebihan!
28
Chapter 26 Karena kamu berbeda
29
Chapter 27 Pesta Robert 1
30
Chapter 28 Pesta Robert 2
31
Chapter 29 Sapu tangan
32
Chapter 30 Ayo berdansa!
33
Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34
Chapter 32 Dukungan batin
35
Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36
Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37
Chapter 35 Perselisihan
38
Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39
Chapter 37 Undangan
40
Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41
Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42
Chapter 40 Risih
43
Chapter 40 Risih
44
Chapter 41 Suami takut istri
45
Chapter 42 Pelampiasan
46
Chapter 43 Pesta teh 1
47
Chapter 44 Pesta teh 2
48
Chapter 45 Pesta teh 3
49
Boleh baca, boleh tidak.
50
Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51
Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52
Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53
Chapter 49 Wanita itu!?
54
Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55
Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56
Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!