Chapter 14 Memodifikasi Senjata

POV SHERLIN

Hari ini seperti biasa aku sedang sarapan pagi bersama kedua orangtuaku.

Lalu, entah sejak semalam sikap Felix sedikit aneh....dia lebih lembut dan pengertian dari biasanya. Tapi, tetap saja sih sifat tsundere nya itu tetap melekat. Apakah karena kondisi nya sudah pulih? dan dia terharu? Fufufu kalau begitu baguslah.

"Sherlin, apakah kamu sudah baikan?." Ujar ayah padaku.

"Em, sudah ayah." Jawabku sambil menganggukkan kepala.

"Syukurlah...Kalau kamu butuh apa-apa, beritahu ayah ya." Sahut Ayahku.

"En."

Setelah percakapan singkat antara ayah dan aku, suasana di meja makan pun langsung sepi.

Aku melirik ke arah ibu, pandangan mata kami bertemu. Ibu menatap ku lembut sambil tersenyum, dan aku pun juga membalas senyuman ibu dengan senyuman manis juga.

'Ughhh, aku paling benci suasana sepi dan canggung.' Batinku sambil meminum air.

'Hmmm, aku pergi saja. Eh iya, aku sangat penasaran seberapa besar kekuatan Felix ya? Umm, besok aku akan pergi ke tempat aman untuk menguji kekuatan Felix.' Batin ku antusias.

"Emm, a-ayah, ibu aku sudah selesai sarapan. Aku akan pergi dulu ke gazebo ya sekalian menunggu guru Fernand datang." Ucapku.

"Ahh, baiklah." Sahut ayah.

"En, ya putriku. Pergilah, juga...jangan terlalu memaksakan diri untuk belajar sihir. Jika kamu lelah sebaiknya langsung istirahat. Ibu khawatir jika kamu terlalu kelelahan nanti kamu akan jatuh sakit." Ucap ibu khawatir.

"Ya ibu."

Lantas aku pun langsung berdiri dari kursi makan ku dan membungkuk lalu pergi dari ruang makan.

Tap tap tap.

Aku berjalan pelan menelusuri lorong-lorong untuk pergi ke gazebo taman.

Dan juga terlebih dahulu pergi ke kamar untuk mengajak Felix dan menyuruh Lili untuk mengikuti ku ke gazebo.

"Felix, ayo ikut aku ke gazebo."

"Meoww~."

Lantas aku pun langsung mengangkat tubuh Felix dan memangku nya.

"Lili, ayo ikut dengan ku."

"Ya nona."

Sesampainya di gazebo taman~

"Lili, bawakan aku minuman dan cemilan."

"Baik nona, mohon tunggu sebentar."

Setelah Lili pergi, aku memulai pembicaraan dengan Felix.

"Felix, sekarang aku ada kelas bersama guru Fernand...dan aku ingin kamu ikut bersama ku berlatih."

"Hah? kelas? bukankah kamu sudah menyelesaikan pendidikan dasar mu?." Tanya Felix heran.

"Ya memang sudah. Tapi, kalau kelas sihir masih belum. Kemungkinan nanti jika aku pergi ke akademi baru kelas bersama guru Fernand berakhir."

"Oh begitu. Baiklah aku akan ikut denganmu."

Aku menganggukkan kepalaku menanggapi perkataan Felix.

...----------------...

"Nona, ini minuman dan cemilan yang anda minta." Ucap Lili.

"Ya Lili."

Saat ini Lili membawakan ku minuman manis seperti sirup dan cemilan semacam cake kecil.

![](contribute/fiction/1645746/markdown/6889903/1615883649836.jpg)

Hup.

Aku memakan cake kecil ini dengan sekali lahap. Yahhh, ukurannya memang sangat pas untuk sekali lahap.

'Emmm, enak sekali~. Ahhh, aku penasaran siapa yang membuat cemilan enak ini??? tidak mungkin jika koki yang biasa aku cicipi makanan nya. Rasanya dan karakteristik nya berbeda sekali. Jika ketemu aku akan memberi nya penghargaan.' Batin ku gembira.

"Lili, siapa yang membuat cake kecil ini?."

"Ahh, itu nona yang membuat cemilan ini adalah koki yang baru di angkat oleh nyonya Duchess."

"Hah? ibu mengangkat koki baru? Siapa namanya dan berasal dari mana koki baru itu Lili?." Tanya ku.

'Hmmm, sudah kuduga. Ini bukanlah buatan koki yang biasa aku cicipi makanan nya.'

"Namanya Dale nona. Dan asalnya dari desa Piro." Sahut Lili.

"Desa Piro? bukankah itu desa terpencil yang berada di pinggiran perbatasan Lili? bagaimana ibu bisa bertemu dan mengangkat nya menjadi koki?."

"Eee, maaf nona s-saya tidak tahu."

"Ahh, ya..baiklah tak apa. Aku akan bertanya sendiri pada ibu nanti."

Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Ini sudah waktunya guru Fernand datang.

Aku langsung berdiri dari tempat duduk ku dan memangku Felix.

"Lili, aku akan pergi untuk menyambut kedatangan guru Fernand. Kamu bisa pergi." Ucap ku.

"Baik nona." Balas Lili sambil membungkuk.

~~

Tuk tak tuk tak.

Terdengar suara kereta kuda dari arah gerbang kediaman Duke Edinburgh.

Tap.

Dari kereta kuda tersebut keluar seorang pria tampan berambut panjang yang memakai kacamata.

![](contribute/fiction/1645746/markdown/6889903/1615883649834.jpg)

\*Anggap aja pake kacamata ya:v dan rambutnya abu-abu.

"Guru Fernand!!!."

'Setelah dilihat-lihat guru Fernand nampak lebih tamvan dan tidak bertambah tua.' Batin Sherlin heran.

Aku melihat guru Fernand turun dari kereta kuda dan langsung menjatuhkan tubuh Felix ke tanah. Lalu aku berlari menghampiri guru Fernand dan memeluknya. Emm, lebih tepatnya memeluk kaki nya karena sekarang ini tubuhku baru 5 tahun. Jadi perbedaan tinggi antara aku dan guru Fernand sangat jauh.

'Ouch. Bocah tengik ini... Bisa-bisanya dia menjatuhkan ku ketanah.' Batin Felix kesal.

"Guru!!! Aku sangat senang bisa berjumpa lagi denganmu!!!. Aku tak sabar ingin belajar sihir bersama mu guru!!!." Ujar ku semangat.

"Hohoho. Benarkah Sherlin? guru juga senang berjumpa lagi denganmu. Maaf ya baru sekarang belajar sihir lagi nya." Sahut guru Fernand sambil mengelus-elus puncuk kepala ku.

"Em, tidak apa-apa guru. Aku mengerti, kamu pasti sibuk. Kan guru adalah salah satu ketua menara sihir." Jawab ku sambil tersenyum manis.

"Haha, memang ya muridku ini sangat manis dan pintar."

"Jadi...mari kita mulai pembelajaran nya."

"Ya guru!!."

'Ups, aku lupa pada Felix.'

"Ee...Felix? Aha ternyata disana."

Aku melihat ke belakang dan terlihat Felix sedang duduk sambil menatap tajam ke arah ku.

'Ha ha ha. Aku dalam masalah.'

Aku langsung berjalan ke arah Felix duduk dan memangku nya.

"Ummm, guru Fernand...aku ingin membawa Felix. Apakah boleh?."

"Ya..boleh saja." Balas nya sambil mengangguk.

"Hehe, terimakasih guru. Lalu ayo kita ketempat latihan guru."

Guru Fernand hanya menganggukkan kepalanya.

Sesampainya ditempat latihan~

Aku langsung menurunkan Felix dari pangkuanku dan menempatkan nya di bawah pohon besar yang berada di sisi kanan tempat latihan ku berada.

"Nah, mari kita mulai." Ujar guru Fernand.

"Ya."

"Sekarang kita akan melatih lagi keterampilan sihir mu Sherlin dan mengasah kemampuan ahli sihirmu." Ucap guru Fernand serius.

"Baik!!!." Jawabku lantang.

"Jadi, kita mulai dengan melatih pengendalian mana dalam menyerang dan menciptakan sesuatu dari sihir mu Sherlin."

"Ya guru."

"Sherlin menepi lah dan lihat ini baik-baik."

Aku menepi ke samping seperti yang di ucapkan guru Fernand. Lalu setelah aku menepi guru Fernand mengucapkan sebuah mantra dan muncul sebuah duri duri tanah yang kelihatan tajam di sekeliling guru Fernand.

Srrrhhh.

Duri duri tanah itu langsung melesat dengan cepat kearah sebuah pohon besar yang tepat berada di tempat Felix yang sedang duduk menyimak aku dan guru Fernand.

Jlebbb.

Semua duri duri tanah itu menancap di batang pohon besar itu. Felix yang sedang duduk itu pun langsung berlari ke arah samping karena kaget.

'Grrrr. Sial\*n!!! apakah si rambut panjang (guru Fernand) itu mencoba membunuh ku?!?!.' Batin Felix kesal.

'Hiikkk. Felix~ untung saja tidak kena.'

"Nah, seperti itu Sherlin. Tapi, sedikit berbeda dengan yang harus kamu lakukan. Karena guru adalah penyihir dan kamu adalah ahli sihir jadi...kamu hanya harus fokus membayangkan sebuah serangan sihir tanpa menggunakan mantra." Ucap guru Fernand sambil menatap ku.

"Em, baik guru!!!." Jawabku riang.

Aku langsung berganti tempat dengan guru Fernand yang tadi mempraktekkan serangan mana.

Aku menutup kedua mata ku dan berkata dalam hati.

'Huufft, fokus!!! bayangkan sebuah serangan mana. Eh tapi serangan apa yang akan aku keluarkan?. Hmmm, ahh bagaimana dengan angin? Ya angin!! aku akan membuat serangan dengan angin!!! seperti dalam film-film action fantasy di televisi. Sebuah serangan berbentuk pisau angin yang berjumlah banyak!!!. Baiklah ayo kita mulai!!!.'

Ssshhhh.

Angin berhembus sedang di sekitar tubuh Sherlin dan perlahan-lahan tercipta sebuah pisau yang terbuat dari angin yang berjumlah banyak.

"Astaga..." Ujar guru Fernand takjub.

Lalu aku membuka mataku perlahan dan melihat di sekeliling tubuhku ada sebuah pisau angin yang berjumlah banyak.

"Wow....aku berhasil!!! aku berhasil guru!!!!." Ucap ku riang.

"Hoho...ya muridku!!! kamu berhasil dalam sekali percobaan!!! kamu jenius!!!." Sahut guru Fernand antusias.

"Hehe. Baiklah aku akan menguji pisau-pisau angin ini."

Srrrrrhhh.

Sekumpulan pisau-pisau angin yang dibuat oleh Sherlin langsung melesat menuju ke arah pohon yang tadi digunakan oleh guru Fernand sebagai objek sasaran.

Slashhh.

Pisau-pisau angin yang dikeluarkan oleh Sherlin langsung memotong batang pohon besar tadi dengan sekali serangan. Pohon besar itu langsung ambruk ke ke samping Felix.

Felix yang langsung peka sontak berlari menghindari batang pohon yang akan ambruk ke arahnya.

Brukkkk.

Pohon itu ambruk di sebelah kiri Felix.

'Arghhh. Apakah kalian berdua sengaja melakukannya?!?! Apakah kalian ingin menjadikan ku objek sasaran!?!?. Huh untung saja aku cepat tanggap.' Batin Felix kesal setengah mati.

"Wow, hebat!!!." Teriak ku sambil meloncat-loncat dan menujuk ke arah pohon yang tumbang itu.

"Woahhh. Menabjubkan!!! Kamu memang hebat muridku!!!."

"Teheee~."

"Bagus-bagus. Mari kita beristirahat sejenak dulu." Sahut guru Fernand.

Kami pun langsung berjalan menuju ke arah sebuah pohon besar lainnya, tepatnya di tempat Felix berada.

Aku dan guru Fernand langsung duduk di tanah. Felix pun menghampiri ku dan mengusap-usap kepala nya di kaki ku.

'Eee?? apakah Felix marah?.' Batinku.

Aku mengelus-elus bulu Felix dengan lembut berharap Felix tidak marah pada nya dan guru Fernand.

Beberapa saat kemudian.

Aku dan guru Fernand pun melanjutkan kembali pembelajaran.

"Sherlin, sekarang guru akan menyuruh mu untuk membuat sesuatu dengan mana sihir mu." Ujar guru Fernand.

"Ya guru."

'Hmmm, setelah di pikir-pikir... senjata api ku terlalu biasa dan sangat tidak menarik dibandingkan dengan dunia ini yang adalah dunia fantasy. Emmm...aku ingin memodifikasi senjata ku. Aku akan merubahnya menjadi lebih menarik dan menambah kekuatan nya menjadi lebih kuat dengan gabungan dari serangan sihir ku.' Batin ku senang.

Seperti biasa aku menutup kedua mataku dan membayangkan sesuatu.

Sringgg.

Sebuah cahaya yang menyilaukan muncul di telapak tangan ku. Dan muncul sebuah senjata yang memiliki penampilan yang lebih menarik.

![](contribute/fiction/1645746/markdown/6889903/1615883649832.jpg)

'Wow, ini menabjubkan.' Batinku kagum.

"Hoho, kamu berhasil Sherlin. Kelihatannya itu sama seperti benda yang kamu ciptakan pertama kali dengan sihir. Tapi, tampilannya berbeda." Ujar guru Fernand.

"Ya guru. Ini sama seperti senjata yang aku ciptakan saat pertama kali. Tapi senjata kali ini aku rubah menjadi lebih menarik dan kuat."

"Hm? benarkah? bisakah kamu menjelaskan nya padaku Sherlin?."

"Baik guru. Senjata kali ini aku merubahnya menjadi senjata gabungan antara serangan sihir dan tolakan peluru. Peluru yang di tembakkan akan menjadi lebih kuat karena di gabung dengan sihir." Ujar ku serius.

"Ahhh ternyata seperti itu. Bagus-bagus, kamu sangat kreatif."

"Hehe, terimakasih guru."

"Guru aku akan mencoba senjata ini sekarang."

"Ya."

Setelah itu aku langsung memposisikan badanku dan memegang senjata ini dengan tangan kanan, lalu membidik ke arah batang pohon besar. Dan langsung menarik pelatuk nya.

Dorrr.

Sekarang bunyi yang dikeluarkan oleh senjata Sherlin lebih keras dan menciptakan sebuah hempasan angin. Akibatnya rambut dan pakaian Sherlin berkibar-kibar.

Peluru melesat dengan cepat mengenai batang pohon besar itu dan menembusnya. Tercipta sebuah lubang yang cukup besar di batang pohon tersebut.

'Woahh. Tak disangka daya tembusnya sangat kuat. Memang kombinasi yang sangat cocok.' Batin ku puas.

"Mengagumkan!!!." Ujar guru Fernand kagum.

"Daya dorongan yang diciptakan dari tarikan pelatuk dan di gabung dengan mana sihir angin menjadikan dorongan peluru nya lebih kuat. Kira-kira 5× lipat dari dorongan peluru biasa."

"Ya guru benar."

'Tak kusangka guru bisa mengerti.'

Tak terasa sudah sore, guru Fernand pamit untuk pulang ke kediamannya. Dan seperti biasa aku masuk ke dalam mansion untuk membersihkan diri dan setelah malam tiba aku pergi ke ruang makan untuk makan malam.

Kemudian setelah makan malam aku langsung kembali ke kamar.

"Felix, apakah kamu marah?."

"Hmph."

Felix hanya mendengus dan memalingkan wajahnya ke samping.

"Felix~ maaf ya~ aku tidak bermaksud untuk membuat mu menjadi objek sasaran."

"Huh."

"......"

"Felix~."

Aku memasang wajah memelas dengan mata berkaca-kaca.

'Hehe, dengan wajah yang imut seperti ini mana mungkin Felix tega marah padaku.' Batin ku dengan disertai smirik.

Blushh.

Rona merah muncul di pipi berbulu putih Felix.

"B-baiklah...a-aku memaafkan mu." Ujar Felix gugup.

'Hehe berhasil!!!.'

...----------------...

Hey~ Hey~

Jika ada typo tolong kasih tahu author di komentar ya~

TBC.

Terpopuler

Comments

Frando Kanan

Frando Kanan

senjata itu....shotgun?

2022-01-29

1

kambing terbang

kambing terbang

kelebihan yang benar benar bergunaa~

2021-05-18

2

Hinata Sakaguchi

Hinata Sakaguchi

Tengok

2021-05-08

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 awal mula
3 Chapter 2 menyusun rencana
4 Info & Cast
5 Chapter 3 belajar sihir
6 Chapter 4 pergi belanja ke kota
7 Chapter 5 Mulai dekat
8 Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9 Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10 Chapter 8 kedatangan kakek
11 Chapter 9 kakek yang meresahkan
12 Chapter 10 Senjata api pertama
13 Chapter 11 Kakek kembali pulang
14 Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15 Chapter 13 Felix pulih
16 Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17 Chapter 15 Wortel & Tomat
18 Chapter 16 Kekuatan Felix
19 Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20 Chapter 18 'Nia'
21 Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22 Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23 Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24 Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25 Chapter 23 Mengapa?
26 Chapter 24 Memilih gaun
27 Chapter 25 Ini berlebihan!
28 Chapter 26 Karena kamu berbeda
29 Chapter 27 Pesta Robert 1
30 Chapter 28 Pesta Robert 2
31 Chapter 29 Sapu tangan
32 Chapter 30 Ayo berdansa!
33 Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34 Chapter 32 Dukungan batin
35 Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36 Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37 Chapter 35 Perselisihan
38 Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39 Chapter 37 Undangan
40 Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41 Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42 Chapter 40 Risih
43 Chapter 40 Risih
44 Chapter 41 Suami takut istri
45 Chapter 42 Pelampiasan
46 Chapter 43 Pesta teh 1
47 Chapter 44 Pesta teh 2
48 Chapter 45 Pesta teh 3
49 Boleh baca, boleh tidak.
50 Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51 Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52 Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53 Chapter 49 Wanita itu!?
54 Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55 Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56 Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 awal mula
3
Chapter 2 menyusun rencana
4
Info & Cast
5
Chapter 3 belajar sihir
6
Chapter 4 pergi belanja ke kota
7
Chapter 5 Mulai dekat
8
Chapter 6 Kemunculan William & sejarah kekaisaran Rubyn
9
Chapter 7 pertama kali mencoba sihir & masalah Felix
10
Chapter 8 kedatangan kakek
11
Chapter 9 kakek yang meresahkan
12
Chapter 10 Senjata api pertama
13
Chapter 11 Kakek kembali pulang
14
Chapter 12 Pergi berburu bersama & Ratu Peri 'Gloxinia'
15
Chapter 13 Felix pulih
16
Chapter 14 Memodifikasi Senjata
17
Chapter 15 Wortel & Tomat
18
Chapter 16 Kekuatan Felix
19
Chapter 17 Jalan-jalan bersama Felix & Gloxinia
20
Chapter 18 'Nia'
21
Chapter 19 Lili jatuh cinta?
22
Chapter 20 Kunjungan diam-diam
23
Chapter 21 Bertarung bersama guru Fernand
24
Chapter 22 Phael si penjual kue tamvan
25
Chapter 23 Mengapa?
26
Chapter 24 Memilih gaun
27
Chapter 25 Ini berlebihan!
28
Chapter 26 Karena kamu berbeda
29
Chapter 27 Pesta Robert 1
30
Chapter 28 Pesta Robert 2
31
Chapter 29 Sapu tangan
32
Chapter 30 Ayo berdansa!
33
Chapter 31 Keluarga kekaisaran Fritina
34
Chapter 32 Dukungan batin
35
Chapter 33 Duel & Teknik serangan baru 1
36
Chapter 34 Duel & Teknik serangan baru 2
37
Chapter 35 Perselisihan
38
Chapter 36 Clover, simbol keberuntungan
39
Chapter 37 Undangan
40
Chapter 38 Keputusan untuk menjadi bunga sosialita!
41
Chapter 39 Tsundere tingkat akut
42
Chapter 40 Risih
43
Chapter 40 Risih
44
Chapter 41 Suami takut istri
45
Chapter 42 Pelampiasan
46
Chapter 43 Pesta teh 1
47
Chapter 44 Pesta teh 2
48
Chapter 45 Pesta teh 3
49
Boleh baca, boleh tidak.
50
Chapter 46 Perdebatan antara dua bocah
51
Chapter 47 Kesalahpahaman yang berturut-turut
52
Chapter 48 Sup herbal meresahkan
53
Chapter 49 Wanita itu!?
54
Chapter 50 Kunjungan menara sihir
55
Chapter 51 Bertepuk sebelah tangan
56
Chapter 52 Pegunungan Deadly Ice 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!