Pertarungan Nyai Tangan Racun Hati Suci melawan muridnya Dewi Anggrek Biru, berlangsung sengit dan alot. Keduanya terlihat sama-sama sudah mahir dalam setiap penggunaan jurusnya.
Saat pertarungan mencapai jurus kedua puluh tiga, benturan dahsyat terjadi. Kedua telapak tangan bekas guru dan murid tersebut bertemu sampai menimbulkan suara ledakan keras.
Keduanya terdorong ke belakang masing-masing sepuluh langkah.
Nafas mereka tersengal-sengal. Keringat sudah membasahi seluruh tubuh. Rasanya, mereka seperti telah berlari sejauh puluhan kilometer.
"Sampai kapanpun, seorang murid tetap tidak akan pernah bisa mengalahkan gurunya sendiri selama murid itu hanya berguru kepada satu orang," kata Nyai Tangan Racun saat pertarungan mereka terjeda.
Dewi Anggrek Biru tidak langsung menjawab perkataan gurunya. Sebab dia sendiri mengetahui kebenaran perkataan tersebut. Sekarang dia baru menyesal karena tidak lagi mencari guru setelah melakukan pengkhianatan dulu.
Andai saja dia mencari guru baru lalu mempelajari semua kitab yang telah dicuri, mungkin saat ini dirinya sudah menjadi penguasa dunia persilatan.
Sayang, semuanya sudah terlambat. Kesemua kitab memang dia pelajari. Tapi tidak sampai tuntas. Sebab terdapat beberapa jilid dan jurus tingkat atas yang memerlukan pendalaman lebih dan bimbingan seorang guru yang sangat ahli.
Setiap kitab pusaka, pasti menyimpan makna tersirat tersendiri. Kalau sampai bisa mengungkap tabir di balik makna itu, niscaya orang tersebut akan menemukan sesuatu yang diinginkan semua orang rimba hijau.
Kitab apapun itu.
Karena kehebatan sebuah kitab bukan pada jurus yang tertera di dalamnya. Justru kehebatan sesungguhnya terdapat dalam sesuatu yang tidak terlihat.
Bahkan Pendekar Tanpa Nama sendiri belum menemukan seutuhnya makna tersirat dalam Kitab 7 Jurus Naga dan Harimau. Begitu pula dalam Kitab 3 Jurus Pedang Kilat.
Kalau dia sudah menemukan makna tersirat tersebut, sudah pasti dirinya akan menjadi seorang pendekar tanpa tanding.
Ya, sekarang dia belum menemukannya. Tapi entah suatu hari nanti. Sebab masa depan manusia, tidak ada seorangpun yang tahu secara pasti.
Semua hanya bisa menebak tanpa memberikan kepastian.
Dewi Anggrek Biru benar-benar menyesal karena dia telah terlena atas semua yang dicapainya.
Penyesalan memang selalu datang di akhir. Sebab kalau di awal, namanya pendaftaran.
"Hemm, apakah benar? Mari kita buktikan saja sekarang. Gara-gara kau nenek tua, rencanaku yang hampir tercapai, harus terkubur dalam-dalam," bentak Dewi Anggrek Biru kepada Nyai Tangan Racun.
Wanita tua itu tentu sangat marah sekali. Belasan tahun dirinya merawat dengan penuh kasih sayang, sekarang justru dia dibentak di hadapan banyak orang.
Amarahnya meluap. Seperti genangan air yang siap menenggelamkan pemukiman kapan saja.
"Murid laknat. Kalau hari ini kau tidak mampus di tanganku, jangan sebut aku datuk rimba hijau," katanya dengan nada penuh amarah.
Dia segera mengeluarkan seluruh kemampuan yang dimiliki. Tenaga dalam dan hawa sakti yang sangat dahsyat, mulai merembes keluar dari tubuhnya.
Angin berhembus. Membawa kabar kematian, membawa rasa kesedihan. Membawa rasa haru di dalam dada Nyai Tangan Racun Hati Suci.
Walaupun Dewi Anggrek Biru telah berkhianat kepadanya. Tapi dalam hati, dia masih mau memaafkan jika memang bekas muridnya tersebut mau meminta maaf. Bahkan dengan senang hati, pintu hatinya selalu terbuka untuk hidup bersama kembali seperti dahulu kala.
Sayang, semua itu hanyalah sebuah harapan semu yang tidak akan pernah datang. Semuanya telah berubah. Semuanya sudah berbeda.
Sebenarnya Nyai Tangan Racun tidak ingin mengeluarkan jurus ciptaannya yang dahsyat ini. Sebab kalau jurus barunya sudah keluar, maka jurus tersebut harus menelan korban.
Namun apa daya? Kepandaian dirinya sudah berhasil di kuasai dengan matang oleh bekas muridnya. Kalau tidak dikeluarkan sekarang, dia khawatir malah dirinya yang akan menjadi korban.
"Selaksa Racun Ular Tanpa Penawar …"
"Wushh …"
Wanita tua itu berteriak menyebutkan jurus yang dia keluarkan. Sebab jika dilakukan dengan cara begitu, maka jurusnya akan dua kali lipat lebih dahsyat.
Sebuah jurus mengerikan karena mengandung racun yang tidak ada obatnya. Jangankan orang lain, dia sendiri belum menemukan obat penawarnya.
Dewi Anggrek Biru terkesiap. Dia sudah tamat mempelajari semua jurus yang dikuasai oleh Nyai Tangan Racun Hati Suci. Namun seumur hidupnya, dia belum pernah melihat jurus seperti yang sekarang dikeluarkan.
Dia kebingungan harus menangkis dengan jurus yang mana? Sebab semua ilmu yang dia kuasai, tidak ada yang seperti jurus Selaksa Racun Ular Tanpa Penawar.
Secara tiba-tiba, tubuh Nyai Tangan Racun melesat sangat cepat ke depan. Tubuhnya telah berubah menjadi hijau tua dan mengeluarkan bau menyengat yang bisa mengganggu indera penciuman serta konsentrasi lawan.
Bahkan saking hebatnya jurus tersebut, para tokoh yang melihat pertarungan mereka dari jarak cukup jauh sekalipun, turut mencium bau menyengat itu.
"Tutup mulut dan salurkan tenaga dalam untuk melindungi tubuh kalian masing-masing. Nenek tua itu tidak main-main lagi, rasanya ini adalah jurus dahsyat yang berhasil dia ciptakan sendiri," kata Raja Tombak Emas dari Utara memberi peringatan kepada yang lainnya.
Jurua Selaksa Racun Ular Tanpa Penawar memang masih terhitung jurus baru. Sebenarnya jurus tersebut merupakan hasil kombinasi dari semua kitab yang telah dia pelajari selama ini. Termasuk kitab yang sekarang berada dalam genggaman Dewi Anggrek Biru.
Jurus Selaksa Racun Ular Tanpa Penawar mengandung intisari dasar dari semua kitab miliknya. Karena hal tersebut, rasanya tidak heran jika jurus yang tercipta adalah jurus mengerikan.
Dua tangannya terlebih dahulu melancarkan serangan asap hijau seperti ribuan ular. Asap itu menggulung lalu mengelilingi Dewi Anggrek Biru.
Si wanita cantik tersebut kelabakan. Dia menutup indera pernapasan untuk beberapa saat supaya tidak mencium bau menyengat yang dikeluarkan oleh asap hijau itu.
Hanya saja yang menjadi pertanyaan, dia sanggup berapa lama dalam menahan nafasnya? Dia masih manusia. Bukan Dewa.
Nyai Tangan Racun Hati Suci telah tiba di hadapan Dewi Anggrek Biru. Tanpa membuang waktu, serentetan pukulan berhawa panas dan membawa bau menyengat, langsung menerjang wanita cantik itu.
Tubuhnya berputar. Dia memukul dari arah samping kanan. Tangan kirinya mengincar leher. Tangan kanan mengarah ke perut.
Dewi Anggrek Biru terkesiap. Dua tangannya di ayunkan untuk menangkis dua serangan tersebut.
Dia telah melakukan kesalahan.
Sebab pertahanan kakinya kosong. Begitu dua pukulan Nyai Tangan Racun berhasil ditangkis oleh bekas muridnya, kaki kanan segera melayang menghantam paha kiri.
Tendangan yang cepat juga dahsyat.
Dewi Anggrek Biru limbung. Dia terjatuh sambil mengeluarkan pekik tertahan. Akibatnya tanpa disengaja dia menjadi lupa. Lupa bahwa dirinya harus menahan nafas.
Saat menghirup udara sekitar, asap hijau tadi langsung memasuki hidungnya lalu berlanjut ke paru-paru kemudian menjalar ke seluruh bagian tubuh yang lainnya lewat darah.
Mendadak gerakannya terhenti. Tubuhnya diam seperti patung.
Saat seperti itulah jurus terkahir tiba.
Satu buah hantaman telapak tangan dahsyat menerjang Dewi Anggrek Biru dengan sangat telak.
"Heughh …"
Suara tertahan terdengar. Dia terpental jauh ke belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 371 Episodes
Comments
rajes salam lubis
mantap
2022-07-10
1
rajes salam lubis
yap betul
2022-07-10
1
Alan Bumi
hm ada typo lagi
2021-11-30
1