Kakek tua tersebut belum mengeluarkan senjata andalannya. Dia menggunakan sebatang keris pusaka kelas atas yang konon katanya merupakan warisan dari kakek buyutnya yang dulunya merupakan pendekar terkenal di Tanah Jawa ini.
Pusaka itu bernama Keris Kyai Tunggal Barakuda. Sebuah keris luk sembilan yang sedikit lebih panjang. Pamornya jangan ditanya lagi, kalau dia sudah mengeluarkan Keris Kyai Tunggal Barakuda, konon katanya bumi pun akan bergetar. Sekali di arahkan, kekuatan dahsyat akan keluar dari ujung keris tersebut.
Keris Kyai Tunggal Barakuda dibuat dari emas murni. Gagangnya berbentuk kepala naga yang sedang membuka mulutnya. Matanya terbuat dari mutiara.
Keris yang langka. Indah. Dan tentunya sangat mahal harganya jika diperjual-belikan.
Sedangkan lawannya menggunakan senjata berupa golok panjang dan besar. Warna sarungnya hitam legam. Batang goloknya putih keperakan. Kalau tertimpa cahaya, batang golok itu pasti mengeluarkan sinar yang menyilaukan mata.
Keduanya sudah bertarung lewat enam belas jurus. Lawan Kakek Sakti Alis Tebal menggempur dengan ilmu pukulan tangan kosong. Dia melompat tinggi lalu menganyunkan tangan kanan dan kirinya secara bergantian.
Gerakannya sangat mantap. Pertanda bahwa ilmu yang dia kuasai sudah benar-benar matang.
"Bukk …"
Benturan keras terjadi. Keduanya terdorong empat langkah.
Namun dua orang tua itu sudah kembali melancarkan serangannya masing-masing ke arah lawan. Jurus hebat keluar lagi bersama selingan bentakan dari masing-masing mulut keduanya.
Kakek Sakti Alis Tebal tidak mau memperlambat pertarungan ini. Selain karena waktu yang mendesak, dia juga memang mempunyai sifat tidak mau berbasa-basi.
Selama masih bisa mengeluarkan tenaga dalam yang jauh lebih besar, kenapa tidak?
Kakek Sakti Alis Tebal membentak nyaring. Suaranya menggelegar seperti gemuruh guntur yang menyeramkan. Membuat orang yang mendengarnya bergidik ngeri.
Sebuah pukulan tangan kosong datang. Dua gulung angin dahsyat bersama tenaga dalam menghantam lawan.
Orang yang menjadi lawannya tidak tinggal diam. Dia tidak mau tubuhnya menjadi sasaran telak jurus lawan. Apalagi tenaga masih banyak. Masa iya dia harus berdiam diri?
Secepat cahaya kilat menyambar bumi, secepat itu pula dia menyiapkan tangkisannya.
Kedua telapak tangan di buka. Kakinya sedikit melebar dengan kuda-kuda yang kokoh bagaikan patok bumi.
Begitu dua gulung tenaga dahsyat tadi sudah dekat, dia menghentakkan kedua tangannya ke depan.
"Blarr …"
Benturan jurus dahsyat terjadi. Ledakan itu membuat sakit telinga yang mendengarnya.
Dua tokoh tersebut terdorong ke belakang. Kakek Sakti Alis Tebal merasa tangannya bergetar hebat dan tubuhnya hampir terjerembab. Untung bahwa kuda-kuda miliknya lebih kokoh daripada lawan.
Sedangkan si pria empat puluh tahunan, dia sampai jatuh bergulingan karena tidak kuasa menahan terjangan tenaga yang menyebar. Darahnya bergolak. Seperti juga amarahnya yang siap membakar apa saja.
"Bangsat kau tua bangka. Rasakan jurus Golok Berputar Menarik Sukma milikku ini," teriak orang tersebut lalu tiba-tiba melompat bangun dan langsung mencabut golok pusaka yang dia miliki.
"Sringg …"
Sinar perak menyeruak ke seisi Hutan Larangan. Cahayanya benar-benar membuat silau. Pandangan mata kabur untuk beberapa saat.
Berbarengan dengan itu, si pria tersebut memanfaatkannya dengan cara menyerang Kakek Sakti Alis Tebal dengan jurusnya yang ampuh dan dahsyat.
Batang golok berkelebat cepat. Sinar perak terus keluar menerjang apapun yang ada di sekitarnya. Desingan angin tajam terasa sangat menusuk. Suara bergemuruh keluar setiap golok itu bergerak.
Kakek Sakti Alis Tebal dapat melihat ke mana arah serangan lawan meskipun pandangan matanya dalam keadaan kabur karena sinar perak tadi.
Golok mengarah ke betis. Dia melompat tinggi. Belum sempat mendarat ke tanah, sinar perak kembali berkilat. Arah serangannya ke perut.
Kakek Sakti Alis Tebal menjejak batang golok lawan untuk melompat lebih tinggi lagi.
Begitu posisinya di atas, tangan kanan segera mencabut pusaka sakti yang jarang dia gunakan.
Keris Kyai Tunggal Barakuda.
"Sringg …"
Sinar emas memancar keluar bagaikan sinar matahari terbit. Bedanya, sinar ini mengeluarkan hawa panas yang dahsyat dan langsung menerjang ke arah lawannya.
Bumi bergetar akibat kekuatan dahsyat pusaka itu.
Empat kali dia menusukkan Keris Kyai Tunggal Barakuda, empat sinar juga yang melesat ke arah lawan.
Hanya dalam satu kali serangan, lawan merasa sangat kerepotan.
Dia menangkis sinar itu dengan batang golok. Dua kali menangkis, belum terjadi apa-apa. Namun saat ketiga kalinya, golok pusaka yang selalu dia banggakan, kini telah patah menjadi dua bagian.
Saat sinar keempat datang dia belum menyadarinya.
Orang itu baru sadar ketika sinar emas tersebut telah menghantam tubuhnya.
Ledakan keras terdengar. Pekik memilukan juga menggema.
Orang tersebut terpental cukup jauh lalu tubuhnya ambruk di tanah.
Dia tewas hanya dalam satu kali serangan Keris Kyai Tunggal Barakuda.
Setelah lawannya tewas, Kakek Sakti Alis Tebal segera memasukkan kembali keris pusakanya.
"Kau memang tidak pernah membuatku kecewa," gumamnya kepada keris tersebut sambil dia cium penuh kasih sayang.
Pertarungan Pendekar Tanpa Nama lebih menegangkan lagi. Sebab keduanya sama-sama merupakan pendekar pedang. Yang satu ahli pedang tunggal, yang satu lagi ahli pedang kembar.
Saat sebelumnya si pendekar pedang kembar mencelat ke arah Pendekar Tanpa Nama, pemuda itu berhasil menangkis dan bahkan mementalkan lawannya.
Setelah kejadian tersebut, si pendekar pedang kembar merasa sangat marah. Hingga akhirnya dia mengeluarkan senjata pusaka yang telah menemani dirinya selama mengembara di dunia persilatan.
"Sringg …"
Cahaya putih keperakan menyeruak. Cahaya tersebut dua kali lebih terang dibandingkan cahaya golok rekannya yang kini telah menjadi mayat.
Tanpa banyak membual, dia langsung meluncur deras dengan dua batang pedang pusaka di tangan.
Pendekar Tanpa Nama tahu bahwa ini bukanlah jurus yang dapat dipandang sebelah mata. Karena itu, pedang pusaka yang menggetarkan langit mengguncangkan bumi, akhirnya dia keluarkan juga dari sarungnya.
Kain putih yang membungkusnya jatuh ke tanah berbarengan dengan suara gemerincing.
Pedang Naga dan Harimau sudah keluar. Cahaya merah darah menjalar membawa hawa kematian kental.
Wajar saja kalau senjata itu mempunyai aura mengerikan. Sebab, entah sudah berapa banyak nyawa yang tewas di ujung pedang pusaka tersebut.
"Trangg …"
Benturan pertama antar senjata pusaka kelas atas terjadi. Kedua pendekar pedang itu bergetar karena beradu tenaga dalam. Awalnya memang nampak seimbang, tapi sedetik kemudian, tubuh si pendekar pedang kembar jauh lebih bergetar lagi.
Pendekar Tanpa Nama menghentakkan pedang yang dia genggam. Akibatnya awan terdorong mundur hampir jatuh.
Tanpa menunggu waktu lagi, dia langsung mengeluarkan jurus pedang tertinggi yang sudah dia kuasai dengan matang.
"Hujan Kilat Sejuta Pedang …"
Langit bergemuruh. Kilatan halilintar terdengar satu kali. Tanah bergetar karena hebatnya tekanan yang dihasilkan.
Detik selanjutnya, tubuh Pendekar Tanpa Nama sudah melesat ke depan dengan mengirimkan serangan pedang yang dahsyat.
Kilatan pedang terlihat seperti ada seribu banyaknya. Lawan mulai kewalahan. Telinganya selalu mendengar ledakan guntur. Sedangkan matanya melihat betapa banyak kilatan petir menyambar bumi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 371 Episodes
Comments
Ayahsyakira Irawan
thor, mc nya yg manaa yaak😗😗😗😗
2022-07-27
1
rajes salam lubis
lanjutkan
2022-07-10
1
rajes salam lubis
mantap
2022-07-10
1