Setelah keduanya bercakap-cakap, serangan yang datang jauh lebih dahsyat lagi.
Bidadari Tak Bersayap berlaku lebih serius daripada sebelumnya. Karena pertarungan ini memakai senjata, maka dia tentu saja mengeluarkan jurus pedang andalannya.
"Mengobati Hati Yang Terluka …"
Jurus keempat dari Kitab Bidadari Patah Hati sudah digelar. Kalau sudah seperti ini, batu pun bisa hancur jika terkena sabetan Pedang Cantik dari Kahyangan.
Gadis maha cantik itu mencelat ke atas menyambar si nenek tua selendang merah darah. Pedang pusaka yang dia genggam diayunkan dari atas ke bawah kemudian dari sisi kanan ke sisi kiri.
Semua itu dia lakukan dalam kecepatan luar biasa. Gerakan beruntun tersebut bisa dia lakukan hanya dalam satu tarikan nafas saja.
Bisa dibayangkan bagaimana cepatnya gerakan tersebut.
Ini pertama kalinya dia menggunakan jurus yang tertera dalam Kitab Bidadari Patah Hati hingga sedemikian tingginya. Sehingga gerakannya masih sedikit kaku dan kurang lentur. Hanya saja tetap, tidak mengurangi kekuatan yang terkandung dalam jurus tersebut.
Si nenek tua itu kaget, dia tidak pernah mengira bahwa jurus pedang si gadis cantik setinggi ini. Menurutnya, jurus yang sekarang dikeluarkan oleh Bidadari Tak Bersayap hanya dimiliki oleh tokoh-tokoh kelas atas.
Sedangkan gadis cantik itu sendiri masih belum termasuk tokoh kelas atas. Hanya saja memang, tinggal beberapa langkah lagi dia dapat mensejajarkan dirinya dengan tokoh rimba hijau.
Masalah kapan waktunya masih belum bisa dipastikan. Yang jelas, tidak lama lagi dia akan termasuk dalam jajaran tokoh kelas atas.
Selendang berwarna merah darah bergerak lagi. Selendang tersebut meluncur deras lalu membelit tubuh Bidadari Tak Bersayap dari atas sampai bawah. Hanya tampak batang pedangnya saja yang tidak terlilit.
Nenek tua itu yakin bahwa si gadis cantik tidak akan mampu terlepas dari jeratan selendang pusaka miliknya.
Nahas, dia salah perhitungan.
Sebab ketika dirinya lengah sedikit, tahu-tahu selendangnya hanya membelit tempat kosong. Entah kapan gadis tersebut bisa membebaskan diri.
"Menyapu Ombak Membuang Sedih di Hati …"
"Wushh …"
Pedang Cantik dari Kahyangan bergerak menyapu dari sisi ke sisi. Gerakannya lebih hebat. Lebih cepat. Lebih tepat.
Dan tentunya lebih mematikan.
Memasuki jurus keempat puluh, Pedang Cantik dari Kahyangan berhasil menemukan sasarannya.
"Slebb …"
"Heughh …"
Tusukan yang sangat tepat.
Pedang pusaka tersebut bersarang di jantung lawan. Tak ada jeritan kencang. Yang ada hanyalah jeritan kesakitan yang tertahan.
Darah menyembur keluar dari mulut si nenek bersenjatakan selendang tersebut.
"Kau he-hebat gadis cantik. A-aku senang bisa tewas di tangan pendekar muda sepertimu …"
Suaranya semakin melemah. Sebab nyawanya sudah melayang keluar.
Bidadari Tak Bersayap menghela nafas berat. Ada rasa bangga dalam hatinya karena dia bisa mengalahkan nenek tua itu. Selama perjalanannya di dunia persilatan, baru kali ini dia menghadapi lawan setangguh si nenek tua.
Dan untungnya dia dapat keluar menjadi pemenang. Siapa yang tidak akan bangga? Kalau kau berada di posisinya, mungkin kau juga akan merasakan hal yang sama.
Pertarungan tokoh-tokoh utama tersebut semakin seru. Bentakan nyaring semakin terdengar menggema di udara hampa. Seperti hampanya hati ini.
Pendekar Belati Kembar sedang bertarung melawan si kakek tua yang memegang seruling hitam.
Kakek tua itu ahli dalam ilmu hitam. Khususnya ilmu sihir. Kalau lawan yang menjadi lawannya tidak mempunyai pondasi kokoh, bisa dipastikan tidak harapan untuk menang saat bertarung dengannya.
Sebab jurus yang dia keluarkan semuanya berupa sihir. Dia bergerak seperti setan. Bisa ada di mana-mana sesuai niatan hatinya. Kalau seruling hitamnya dimainkan untuk menyabet, maka sabetannya akan terlihat seperti sabetan pedang.
Kalau sampai serulingnya di tiup lalu dibarengi dengan tenaga dalam tinggi, bisa dipastikan yang keluar adalah jurus sihir tingkat tinggi juga.
Untungnya dia mendapatkan lawan yang bisa dibilang seimbang dengan dirinya.
Pendekar Belati Kembar bukanlah pendekar kaleng-kaleng.
Kalau seruling milik lawan bisa mengeluarkan sihir, maka belati kembar miliknya bisa menyerang sendiri lalu kembali ke sang pemilik tanpa harus bergerak.
Asal sekali di suruh, maka belatinya akan melesat sesuai keinginan.
Kedua pendekar kelas atas tersebut telah melewati pertarungan sebanyak tiga puluh tujuh jurus. Pertarungan mereka diwarnai dengan berbagai macam sinar yang melesat tanpa henti.
Belati kembali bergerak. Kedua pusaka itu melayang lalu meluncur deras mengarah kepada si kakek tua. Gugusan sinar terlihat indah.
Si kakek seruling hitam memainkan serulingnya. Seruling hitam tersebut dia gerakan untuk menangkis kedua belati yang seperti mempunyai mata itu.
Ilmu sihir mulai terlihat. Pendekar Belati Kembar melihat bahwa seruling itu seperti seekor ular sendok yang ingin memangsa dirinya.
Tapi sihir tersebut hanya berlaku beberapa saat saja. Sebab tidak lama kemudian, Pendekar Belati Kembar telah berhasil menguasai dirinya kembali.
Mencapai jurus keempat puluh tujuh, belati kembar bersama pemiliknya menyerang secara serentak. Mereka terbaru menjadi tiga posisi.
Pukulan tangan kosong yang dilancarkan oleh Pendekar Pedang Kembar membawa hawa panas yang teramat sangat. Tangan kanan dan kirinya berubah menjadi merah seperti bara api yang membara.
Benturan senjata terjadi. Beradunya tangan terdengar berat.
Pendekar Belati Kembar melompat tinggi lalu turun dengan satu pukulan dahsyat yang gerakannya sangat sulit untuk di ceritakan.
Secara mendadak, kakek tua seruling hitam itu merasakan bahwa tubuhnya tidak bergerak sama sekali. Entah karena apa sebabnya. Dia sendiri tidak tahu.
Dan …
"Crashh …"
"Bukk …"
Dua kali serangan telak menghantam tubuh tua renta itu. Pertama dua sabetan oleh belati pusaka yang sangat tajam. Kedua oleh sebuah lakukan yang dahsyat.
Belum sempat berteriak memilukan, tubuhnya sudah terkapar tak bernyawa.
Semua pendekar bertarung menggunakan jurus kelas atas yang mereka miliki. Karena alasan itulah maka pertarungan masing-masing tokoh berjalan singkat.
Sebab jurus yang digelar juga bukan jurus kelas teri. Semuanya jurus dahsyat yang jarang mereka keluarkan.
Pertarungan para anggota yang tersisa mulai mencapai batas. Anggota Organisasi Tengkorak Maut merasa keteteran melawan anggota dari Organisasi Pelindung Negeri.
Walaupun memang jumlah mereka lebih sedikit. Tapi justru mereka itu menyerang lebih banyak. Bahkan sejak awal, posisi anggota Organisasi Tengkorak Maut selalu berada di posisi bawah.
Sekarang, anggota Organisasi Tengkorak Maut yang tersisa justru jadi berbalik. Yang tadinya lebih banyak, sekarang lebih sedikit. Itupun dalam keadaan terdesak seperti saat ini.
Semua anggota organisasi aliran sesat itu berada dala posisi tidak menguntungkan. Agaknya pertempuran antar anggota akan berakhir sebentar lagi dan tentunya akan dimenangkan oleh pihak Organisasi Pelindung Negeri.
Di dekat pertempuran para anggota tersebut, ada satu pertarungan yang menyita perhatian jika kita berada di sana.
Salah satu sesepuh dari Organisasi Pelindung Negeri, si Kakek Sakti Alis Tebal, kini sedang menggempur lawannya yang merupakan seorang pria berumur kisaran empat puluh tahun.
Walaupun dia sendiri sudah tua, namun sepak terjangnya justru mampu untuk mendesak lawannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 371 Episodes
Comments
rajes salam lubis
lanjutkan
2022-07-10
1
Alan Bumi
mereka terbagi menjadi tiga posisi bukan mereka terbaru menjadi tiga posisi. gimana sih thor
2021-11-30
2
Bias Satria
lanjut boos pertempurannya sudah makin seruh nih.
2021-07-28
2