Cakra Buana saat ini sudah bersemedi.
Di alam sana, raganya keluar menyusuri tempat sekitar. Karena dalam hal seperti ini, biasanya ada sesuatu tidak terlihat yang telah ikut campur dalam urusan manusia.
Dan tebakan Cakra Buana benar adanya. Di sana dia menemukan raga orang lain. Ada dua orang tua yang dia temui. Satu wanita, satu lagi pria. Tapi, Cakra Buana belum bisa memastikan apakah mereka benar manusia, atau iblis yang mengubah wujus menjadi sosok manusia.
Penampilan keduanya hampir sama. Mereka mempunyai rambut panjang yang kusut sampai sepundak. Kuku jari tangannya panjang. Dua taring tumbuh menyeramkan. Matanya berwarna merah darah. Pakaiannya serba hitam.
Sekilas mirip genderuwo. Hanya saja yang ditemui oleh Pendekar Tanpa Nama sekarang, lebih mirip kepada manusia. Sebab tinggi tubuhnya masih terhitung wajar.
Dua orang tua tersebut sedang membentangkan kedua tangan mereka dari dua sudut berbeda. Dari balik masing-masing telapak tangannya, terlihat ada asap hitam pekat. Energi sesat juga terasa sangat kental sekali.
Hanya sekilas saja, Pendekar Tanpa Nama tahu bahwa dua sosok yang dia temui merupakan jelmaan dari iblis yang dikuasai oleh musuhnya.
Mungkin dia menyuruh dua iblis tersebut untuk menyesatkan rombongan Pendekar Tanpa Nama.
Cakra Buana kemudian mendekati kedua sosok orang tua yang dia temui.
"Hemm, ternyata dua makhluk terkutuk yang telah membuatku seperti orang bodoh," katanya dengan suara lantang.
Dua sosok yang dia temui kaget. Serentak mereka langsung berkumpul di satu titik.
"Siapa kau bocah?" tanya sosok pria tua dengan sorot mata setajam pisau.
"Aku perwakilan dari malaikat yang akan menghancurkan nyawa kalian sekaligus majikan kalian juga," kata Cakra Buana serius.
Terlihat keduanya sangat kesal. Namun pemandangan itu hanya terjadi sesaat saja. Karena detik selanjutnya, si pria dan wanita tua tersebut justru tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha, bocah keparat, simpan omong kosongmu. Jangan membjwal di depan kami heh, dan ingat, jangan sekali-kali menyebut majikan kami. Apalagi sampai berkata akan membunuhnya. Hemm, kau pikir dirimu sudah cukup untuk mengalahkan Sepasang Iblis Sesat?" si pria tua berkata lalu tertawa kembali.
Suara tawanya mampu membuat bulu roma berdiri. Apalagi dua taring yang sangat itu. Seolah apapun bisa dihancurkan oleh taringnya.
"Hemmm, sepasang iblis yang terlalu percaya diri. Lebih baik segera lepaskan ajian yang kalian pakai untuk membuat kami tersesat sebelum kesabaranku habis," tegas Pendekar Tanpa Nama yang sudah mulai marah.
"Enak betul kau bicara. Kau kira kami akan menurut begitu saja? Hemm, selama kencingmu masih berdiri, jangan berlagak di hadapan Sepasang Iblis Sesat," kata si iblis wanita tua.
Cakra Buana sempat terpancing emosinya. Namun untungnya dia berhasil menguasai diri kembali.
"Sekali lagi aku peringatkan, cabut ajian kalian atau aku akan bertindak," ujar Cakra Buana mengancam Sepasang Iblis Sesat.
Kedua iblis itu tertawa lagi. Sepertinya mereka benar-benar meremehkan Pendekar Tanpa Nama. Belum saja mereka merasakan keganasan pendekar muda itu.
"Kalau kau memang sanggup, buktikan saja," jawab si iblis pria tua.
"Baik, baiklah. Kalian yang menantang," tegas Pendekar Tanpa Nama.
Belum habis perkataannya, tubuhnya telah melesat lebih dahulu menerjang Sepasang Iblis Sesat. Gerakan Pendekar Tanpa Nama sangat cepat. Sehingga hanya satu kedipan mata kemudian, dia telah tiba di hadapan lawan.
Ternyata tidak sia-sia juga mereka menjadi iblis. Sebab gerakan yang dimiliki pun tidak kalah cepatnya dengan Pendekar Tanpa Nama.
Serangan pertama Cakra Buana gagal mengenai sasaran.
Tapi dia tidak berhenti. Tenaga dalam besar dan ajian hebat langsung dia gelar. Kesiur angin tajam terasa menampar wajah Sepasang Iblis Sesat.
Untungnya, lagi-lagi mereka keburu menghindar. Serangan kedua mendapatkan hasil yang sama seperti serangan pertama.
Pendekar Tanpa Nama sudah kehilangan kesabaran. Dia langsung menggelar jurus yang lebih tinggi lagi. Sebab pertarungan lewat cara meraga sukma sebenarnya jauh lebih beresiko daripada pertarungan nyata.
Kalau kita kalah kuat, bisa saja lawan menutup jalan kembali dan yang terjadi selanjutnya, sukma kita tidak bisa lagi masuk ke raga karena telah dikunci.
"Naga Terbang di Angkasa …"
Tak tanggung-tanggung, jurus ketiga dari 7 Jurus Naga dan Harimau telah keluar.
Tubuh Pendekar Tanpa Nama itu melesat cepat bagaikan kilat. Kedua kakinya terlihat tidak menapak ke tanah sama sekali.
Tubuhnya berputar di udara sambil melancarkan serangan mematikan. Pendekar Tanpa Nama benar-benar marah. Kedua kakinya berubah seperti ekor naga raksasa yang mengibaskan apa saja.
Pertempuran di alam ghaib terjadi. Cakra Buana menyerang ganas dengan jurus hebatnya. Jurus Naga Terbang di Angkasa masih digelar.
Sepasang Iblis Sesat merasa kewalahan atas gempuran serangan yang tidak ada henti-hentinya.
Keduanya menggabungkan kekuatan dan bekerja sama untuk dapat mengalahkan Pendekar Tanpa Nama itu.
Kedua tangan mereka menghitam dan sedikit mengeluarkan bau busuk. Setelah itu, Sepasang Iblis Sesat menerjang ke depan.
Serangan berupa cakaran dan pukulan dahsyat telah digelar. Tubuh Pendekar Tanpa Nama menjadi bulan-bulanan kedua iblis tersebut.
Namun yang dilawan oleh dua iblis bukanlah lawan biasa.
Meskipun menghadapi dua serangan berbahaya, tapi terlihat bahwa Pendekar Tanpa Nama tidak merasa ketakutan sama sekali.
Sebaliknya, Cakra Buana justru ikut melesat ke depan menyambut dua iblis itu. Kedua tangan yang telah dipenuhi tenaga dalam tersebut langsung dibenturkan dengan tangan dan kaki lawannya.
"Blarrr …"
Ledakan terdengar. Dua iblis terpental hingga sepuluh langkah jauhnya.
Cakra Buana mundur lima langkah lalu bersiap untuk memberika serangannya kembali. Dia berlutut lalu kedua telapak tangan menyentuh tanah. Tatapan matanya tajam ke depan.
"Ajiam Rengkah Gunung …"
Sebuah ajian langkah dan mengandung daya ledakan hebat keluar. Sukma Cakra Buana melesat menghantam dada si iblis pria. Hantaman yang sangat kuat dan telak. Juga cepat.
Tak ayal lagi, si iblis pria langsung terbakar api yang berkobar. Seketika tubuhnya langsung gosong.
Dia tewas saat itu juga.
Pendekar Tanpa Nama tidak mau membuang waktu. Karena semakin lama dia meraga sukma, maka semakin banyak pula tenaga yang akan terbuang.
Jurus Naga Terbang di Angkasa kembali menunjukkan taringnya. Kedua tangan Pendekar Tanpa Nama memberikan hantaman telak di beberapa titik penting.
Tubuhnya berputar. Sesaat kemudian, tendangan keras kaki kanannya menghantam telak dada lawan.
Tepat pada saat itu, si iblis wanita juga mengeluarkan jurusnya. Dua ajian bertemu.
Keduanya terpental cukup jauh. Si iblis wanita tua terlempar hingga menabrak pohon lalu tewas seketika.
Sedangkan Pendekar Tanpa Nama bergulingan. Dari sudut bibirnya terlihat ada sedikit darah kental.
Bertepatan dengan itu, sukmanya otomatis langsung kembali ke raga. Ternyata luka tadi bukan dia rasakan di alam ghaib saja. Di alam nyata pun sudut bibir Cakra Buana terlihat mengeluarkan darah.
Nafasnya tersengal-sengal karena dia terlalu memaksakan. Keringat membasahi punggungnya.
"Kakang, kau tidak papa?" tanya Bidadari Tak Bersayap merasa khawatir karena Cakra Buana seperti terluka.
"Aku baik-baik saja Sinta. Kau jangan khawatir," jawab Pendekar Tanpa Nama lalu mengusap darah tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 371 Episodes
Comments
rajes salam lubis
mantap
2022-07-09
1
rajes salam lubis
hahaha,jadi harus bagaimanA,terbang???
2022-07-09
1
Card Log-On
ngeri lah... bisa ilmu nyata dan ilmu Maya 🤭😂
2022-03-19
1