"Syukurlah …" kata Bidadari Tak Bersayap merasa lega setelah mengetahui bahwa kekasihnya tidak terluka parah.
Bukan hanya dia saja yang merasa lega, bahkan para tokoh lain pun merasakan hal yang sama seperti Bidadari Tak Bersayap.
Karena kalau kehilangan Cakra buana, itu artinya para tokoh lain juga kehilangan harapannya. Sebab bagaimanapun juga, Pendekar Tanpa Nama telah diakui oleh semua orang.
Setelah Sepasang Iblis Sesat berhasil dibunuh oleh Pendekar Tanpa Nama dalam pertempuran di alam ghaib, keadaan perlahan mulai kembali seperti semula.
Suasana yang tadinya terasa sangat menyeramkan, kini berubah menjadi normal lagi. Kegelapan yang menyelimuti hutan sehingga membuat mata seperti orang buta, kini kembali seperti sedia kala.
Pengaruh sihir dari Sepasang Iblis Sesat telah musnah seluruhnya. Rombongan para tokoh kembali melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari dalang utama di balik ganasnya Organisasi Tengkorak Maut.
Sementara itu di suatu tempat, seorang kakek tua berbaju hitam kusut dengan wajah penuh luka akibat bacokan terlihat sedang marah besar.
Beberapa kali kakek tua menyeramkan itu mendengus kesal. Bahkan tak jarang mulutnya bergumam sendiri.
"Ada apa?" tanya seorang wanita berpenampilan sangat cantik bagaikan seorang Dewi dadi kahyangan.
"Hamba, hamba gagal …" keluh si kakek tua tersebut.
"Hemm, tidak masalah. Masih ada yang lainnya. Kau jangan bersedih kakek tua. Sebaiknya kita bersiap untuk menyambut kedatangan orang-orang itu," ujar si wanita cantik.
Saat dia bicara, rasanya keindahan di muka bumi berkumpul di wajahnya. Suaranya saja mampu membuat perasaan dalam jiwa bergejolak.
Siapa wanita cantik itu?
"Kakang, apakah kau bisa sedikit mempermainkan mereka?" tanyanya kepada seorang pria berumur sekitar tiga puluh tahunan.
Wajahnya cukup gampang dengan kumis tipis dan wajah bulat telur. Alisnya tebal. Namun tatapan matanya sangat tajam penuh kelicikan.
"Baik, Dewi tenang saja. Biar aku mencoba untuk mempermainkan mereka," jawab si pria tampan tersebut.
Selesai berkata demikian, orang itu langsung melakukan semacam ritual tertentu. Kedua tangannya di gerakkan sedemikian rupa seperti seorang yang sedang menyembah. Mulutnya terlihat komat-kamit tiada henti.
Beberapa saat kemudian, gumpalan asap hitam mendadak berkumpul di depan orang tersebut. Tapi asap hitam itu bukanlah asap hitam biasa.
Karena beberapa saat kemudian, asap hitam tadi mendadak berubah menjadi dua sosok yang menyeramkan.
Bahkan lebih menyeramkan daripada si kakek tua yang penuh bacokan tadi.
Dua sosok tersebut berkulit hitam bermata hijau menyala. Rambutnya gimbal sebahu. Masing-masing dari mereka memegang senjata pusaka. Yang satu keris, satu lagi sebuah gada berwarna hitam kelam.
"Ada apa Tuan memanggil kami?" kata salah seorang sosok tersebut.
"Kalian pergilah, temui orang-orang yang sedang menuju kemari," ucap pria tampan tersebut.
"Baik, Kakak Beradik Iblis Maut segera menjalankan perintah," kata salah seorang sosok iblis tersebut.
Setelah itu keduanya segera menghilang dari pandangan orang-orang yang ada si sana.
###
Rombongan para tokoh dan yang lainnya hampir tiba di tempat tujuan utama mereka. Sebuah bangunan yang cukup megah namun tua berdiri tak jauh dari pandangan semua orang.
Bangunan itu terlihat sangat menyeramkan. Dari kejauhan saja aurs mistis sesat sudah terasa sangat kental.
Kalau dari jauh saja sudah seperti ini, apalagi kalau dari dekat?
Rombongan berhenti secara mendadak karena tiba-tiba Raja Tombak Emas dari Utara memberikan tanda berhenti.
"Ada apa?" tanya Kakek Sakti Ali Tebal heran.
"Ada dua orang yang datang. Hemm, sepertinya mereka ingin mengganggu perjalanan kita," kata Raja Tombak Emas dari Utara.
Semua orang awalnya memang kebingungan. Sebab di depan mereka tidak terlihat ada siapapun. Hanya saja, setelah kakek tua itu berkata demikian, mendadak ada asap hitam menggulung.
Setelah asap hitam tersebut lenyap, tampaklah dua sosok iblis yang cukup menyeramkan.
"Hemm, ternyata mereka mengirimkan tikus kecil lagi untuk menguji kita," gumam Kakek Sakti Ali Tebas lalu melompat ke posisi paling depan diikuti oleh Raja Tombak Emas dari Utara.
Dua kakek tua memandang tajam dua sosok iblis yang berdiri tegak di depan mereka. Keduanya tidak merasa takut sedikitpun. Padahal wujudnya lumayan menyeramkan.
"Kalian disuruh untuk menghadang perjalanan kami?" tanya Kakek Alis Tebal.
"Kau memang orang tua yang cerdas," jawab seorang iblis tersebut.
"Apakah kalian yakin bisa melakukan tugas itu?"
"Sangat yakin,"
"Bagus. Kalau begitu mari kita lihat, apakah kau mampu atau tidak …"
Selesai berkata, Kakek Sakti Alis Tebal langsung maju menerjang satu iblis. Begitu pula dengan Raja Tombak Emas dari Utara.
Tak tanggung-tanggung lagi, delapan bagian tenaga dalam (delapan puluh persen) langsung dikeluarkan oleh dua kakek sakti tersebut.
Dalam situasi seperti sekarang, bertarung terlalu lama memang tidak baik. Sebab bisa berpengaruh kepada jalannya rencana. Karena alasan itulah dua kakek sakti tersebut langsung bertarung dengan serius.
Kakek Sakti Alis tebal menyerang dengan serangkaian pukulan berantai. Dua tangannya mengibas atau memukul ke bagian titik penting di tubuh lawannya.
Kedua kalinya juga ambil bagian. Kaki tersebut sesekali melancarkan tendangan dahsyat yang diiringi suara bergemuruh.
Walaupun sudah usia lanjut, tapi Kakek Sakti Alis Tebal masih tampak lincah. Bahkan seluruh gerakan serangannya membuat siapapun terkagum-kagum.
Di sisi lain Raja Tombak Emas dari Utara sudah mengeluarkan tombak saktinya. Tombak tersebut berputar cepat layaknya kincir yang tertiup angin. Setiap tombaknya bergerak, selalu terdengar suara angin menderu-deru yang seperti suara gemuruh badai.
Kilatan cahaya emas mewarnai gelapnya Hutan Larangan. Datuk rimba hijau itu menyerang dengan ganas. Dia tidak memberikan satu kesempatan sekalipun bagi lawannya untuk balas menyerang.
Hanya dalam waktu singkat saja, lima belas jurus sudah dilewati oleh dua kakek tua tersebut.
Kakek Sakti Alis Tebal menggelar jurus pukulannya yang cukup digdaya.
Pukulan itu dia beri nama Ajian Batu Karang. Sebab saat dia menggunakannya, baru karang yang keras pun akan hancur kalau dia pukul.
Gemuruh mengiringi setiap pukulan si kakek tua. Iblis yang menjadi lawannya kesalahan dalam menghadapi setiap serangannya.
Ke mana tubuhnya menghindar, ke sana juga pukulan dahsyat datang. Suara benturan tulang terdengar membuat ngilu-ngilu sedap.
Mencapai dua puluh tujuh jurus, Kakek Sakti Alis Tebal berhasil mencatatkan pukulan Ajian Batu Karang ke dada iblis yang menjadi lawannya. Sontak iblis tersebut terpental sepuluh langkah. Dia langsung tewas saat itu juga karena organ dalamnya hancur.
Berbarengan dengan itu, Raja Tombak Emas dari Utara juga telah mencapai puncak pertarungan. Tombak sakti tersebut bergerak semakin cepat. Setiap tusukannya memberikan hawa mengerikan tersendiri.
Dua jurus selanjutnya, sebuah tusukan yang meluncur sangat cepat berhasil menembus jantung iblis tadi. Dia mengeluarkan suara tertahan lalu kemudian tewas.
Asap hitam terlihat menggumpal kembali di sana. Setelah asapnya lenyap, jasad dua iblis pun turut menghilang tanpa jejak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 371 Episodes
Comments
Trisna Tris
memang keren abis tokohnya..... lanjut thor.... gk pakai lama....
2022-09-15
2
rajes salam lubis
lanjutkan
2022-07-09
1
Alan Bumi
ada typo lagi
2021-11-30
2