Abraham Dan Asyila 2
Asyila menghela napasnya sembari berisitirahat sejenak di sofa ruang keluarga. Napasnya terengah-engah setelah mengejar putra pertamanya yang sangat sulit dipakai kan pakaian.
“Kenapa duduk disini?” tanya Abraham sembari mendaratkan bokongnya di sofa dan menyalakan televisi.
“Arsyad semakin hari semakin aktif, Mas. Padahal usianya baru 5 tahun,” ucap Asyila dan menyandarkan kepalanya di bahu sang suami yang tengah mencari siaran TV.
“Sangat berbeda dengan Ashraf yang banyak diamnya, bukan?” tanya Abraham.
Asyila mengembungkan pipinya mendengar ucapan dari suaminya itu.
“Mereka tidak bisa disamakan, Mas.” Asyila melipat kedua tangannya di dada tanpa memperhatikan suaminya.
Abraham tertawa kecil melihat reaksi istri tercintanya.
“Iya, Mas tahu. Sekarang berikan Mas senyum Syila!” pinta Abraham.
Asyila menggelengkan kepalanya dan tetap tak ingin melihat wajah suaminya yang sedang menunggu mata mereka saling bertemu.
“Ayah, Bunda!” Arsyad berlari menghampiri kedua orangtuanya dengan setengah panik.
“Ada apa sayang?” tanya Asyila penasaran.
“Adik Ashraf sudah bangun,” jawab Arsyad.
Asyila terkesiap dan berlari untuk segera menghampiri putra kecilnya yang sedang berada di dalam kamar seorang diri.
Abraham pun tak tinggal diam, ia ikut berlari menuju kamar.
“Ayah!” Arsyad memanggil sang Ayah yang berlalu begitu saja tanpa mengajak dirinya.
Arsyad memanyunkan bibirnya dan memutuskan kembali bermain bersama mainannya.
“Hiks... hiks...” Ashraf terus saja menangis di atas tempat tidur dengan posisi tidur tengkurap.
“Kesayangan bunda sudah bangun? Kenapa menangis?” tanya Asyila sembari mengangkat tubuh putra kecilnya.
Prut... prut..
Asyila terdiam sejenak dan melirik ke arah suaminya yang sudah berada di sampingnya.
Prut... Prut.. Lagi-lagi putra kecil mereka mengeluarkan angin alias kentut.
“Haha..hahaha..” Asyila dan Abraham tak bisa lagi menahan tawa mereka. Hampir setiap pagi, buah hati mereka kentut.
“Sepertinya ini sudah menjadi hobi putra kecil kita, istriku,” ucap Abraham dan kembali tertawa.
“Huwa... huwa...” Ashraf kembali menangis dan bahkan tangisannya semakin keras karena ejekan dari sang Ayah.
“Mas, jangan menggoda Ashraf!”
Asyila menggendong buah hatinya yang masih menangis. Dengan penuh keibuan, Asyila mencoba menenangkan putra kecilnya.
“Kesayangan Bunda tidak boleh menangis. Kalau menangis, bukan kesayangan Bunda,” ucap Asyila.
Seakan terhipnotis, Ashraf langsung diam dan tak menangis lagi.
Abraham yang melihatnya bahkan terkagum-kagum dengan apa yang dilakukan oleh sang istri.
“Loh si tukang kentut tidak menangis lagi?” tanya Abraham yang kembali mengejek putra kecilnya.
Napas Ashraf langsung memburu mendengar ejekan dari Ayahnya yang artinya ia ingin kembali menangis.
“Mas ini,” ucap Asyila yang tak habis pikir dengan kebiasaan sang suami mengganggu putra kecil mereka. “Ayo sayang, Bunda mandikan!” Asyila bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk memandikan Ashraf.
Disaat yang bersamaan, Arsyad datang ke kamar dengan membawa salah satu mainannya yang ternyata sudah rusak karena ulahnya sendiri.
“Ayah! Mainan Arsyad rusak,” ucap Arsyad sembari memperlihatkan mainannya dan dengan mata berkaca-kaca.
Arsyad tertunduk lesu sembari memegangi mainannya.
Abraham menghela napasnya dan menuntun putra pertamanya duduk bersama dirinya di sisi ranjang.
“Coba Ayah lihat!” Abraham mulai mencari titik di mana mobil mainan putra pertamanya rusak.
Tak berselang lama, Abraham akhirnya tahu bahwa mobil mainan putra pertamanya rusak.
“Sepertinya tidak bisa diperbaiki, Ayah belikan yang baru ya!’’
Arsyad dengan cepat menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia menolak usulan dari sang Ayah.
“Kenapa tidak mau?” tanya Abraham melihat respon penolakan dari Arsyad.
“Mainan Arsyad masih banyak,” jawab Arsyad dengan begitu polosnya.
Abraham terdiam dan di detik berikutnya, ia tersenyum lebar ketika mendengar Jawaban bijak dari Arsyad.
“Anak pintar,” puji Abraham.
Asyila keluar dari kamar mandi sembari menggendong putra kedua mereka.
“Anak Bunda dan Ayah sudah wangi. Waktunya pakai baju biar tidak kedinginan.” Asyila berkata dengan menirukan suara anak kecil.
Ashraf tertawa lepas mendengar Bundanya berbicara yang menurut sangat lucu.
“Bunda, Arsyad mau minum susu!” pinta Arsyad mendekati Bundanya yang masih menggendong sang adik.
“Sebentar ya sayang! Bunda akan membuatkan Arsyad susu setelah memakaikan adik Ashraf baju.”
Arsyad mengangguk dan kembali mendaratkan bokongnya di sisi ranjang sembari memperhatikan sang Bunda memakaikan pakaian kepada adiknya, Ashraf.
Beberapa saat kemudian.
Arsyad dan Ashraf bermain kejar-kejaran membuat Asyila harus ekstra memperhatikan kedua putra kecilnya.
Bruk!
“Huwa... huwa...” Ashraf tiba-tiba jatuh dengan kepala yang terlebih dulu membentur lantai.
Asyila panik dan segera menghampiri Ashraf yang terus saja menangis.
“Astagfirullahaladzim, kenapa bisa jatuh?” Asyila mengangkat tubuh putra keduanya dan mencoba menenangkan Ashraf yang terus menangis kesakitan.
Bagaimana dengan Arsyad? Tentu saja Arsyad ketakutan. Ia berdiri mematung sembari menundukkan kepalanya tanda bahwa dirinya menyesal membuat adiknya terjatuh.
“Hiks.. hiks...” Tak butuh waktu lama, Arsyad pun menangis karena takut jika orangtuanya memarahi dirinya.
Asyila semakin panik ketika Arsyad menangis dan dengan cepat ia membelai rambut putra pertamanya agar berhenti menangis.
“Jangan nangis ya sayang! Bunda tidak marah dengan Arsyad.” Asyila berkata dengan begitu lemah lembut agar Arsyad segera berhenti menangis.
Arsyad menghentikan tangisannya dan meminta maaf karena tak sengaja membuat adiknya terjatuh. Sementara Ashraf masih saja menangis karena dahinya yang masih terasa sakit.
Abraham yang tengah berada di luar rumah sedang menyiram tanaman sang istri, bergegas masuk ke dalam ketika mendengar suara buah hatinya menangis.
“Ashraf kenapa Syila?” tanya Abraham dan mengambil alih untuk menggendong serta menenangkan putra kecilnya, Ashraf.
Asyila menjelaskan apa yang terjadi tanpa menyalahkan Arsyad.
Saat Abraham mencium kening putra kecilnya, ia terkejut mendapati dahi Ashraf yang sudah bengkak dan membiru. Asyila pun ikut terkejut dan dengan cepat ia berlari mengambil minyak oles.
“Ayah, Arsyad minta maaf,” ucap Arsyad mengetahui dahi Adiknya memar.
“Sudah tidak apa-apa, Arsyad sudah menghabiskan susu?”
“Belum, ayah.”
“Ya sudah, Arsyad ambil susu dan habiskan!”
Arsyad mengiyakan dan bergegas menuju meja ruang makan untuk segera menghabiskan susu yang dibuat oleh sang Bunda.
“Ini minyak olehnya Mas!” Asyila menyerahkan minyak oles kepada sang suami.
“Terima kasih,” ucap Abraham dan mulai mengoleskan minyak ke dahi putra kecil mereka.
Pyar! Tiba-tiba suara pecahan kaca dari ruang makan.
Abraham dan Asyila yang mendengar suara tersebut, berlari kecil untuk melihat apa yang terjadi.
“Jangan disentuh sayang!” perintah Asyila ketika melihat pecahan gelas kaca yang sudah berserakan di lantai dan hampir disentuh oleh putra pertama mereka.
Arsyad terdiam dan terus menunduk.
“Arsyad sama Ayah ke ruang keluarga ya! Pecahan gelas kaca biar Bunda yang bersihkan,” ucap Asyila sembari memeriksa kaki serta tangan putra pertamanya barangkali terkena pecahan gelas kaca.
”Sini sayang!” panggil Abraham dan mengajak Arsyad menuju ruang keluarga.
Kini Asyila seorang diri di ruang makan sembari membersihkan pecahan gelas kaca yang berserakan di lantai.
Tak ada rasa kesal sedikitpun di hati Asyila, karena ia tahu hal seperti itu wajar dilakukan oleh anak seusia Arsyad maupun Ashraf.
“Pagi ini memang sedikit merepotkan. Akan tetapi, semuanya bisa aku dan Mas atasi dengan baik,” ucap Asyila.
Di ruang keluarga.
Abraham menenangkan Arsyad dan Ashraf secara bergantian. Ia bahkan, memberi pesan dan petuah kepada kedua putra kecilnya dengan penuh kasih sayang tanpa membuat mereka ketakutan ataupun merasa bersalah.
“Sekarang kita nonton kartun ya!”
“Baik, Ayah!” seru Arsyad dan menyandarkan kepalanya di sofa dengan cemilan sehat di tangannya.
*****
Abraham 💖 Asyila kembali lagi. Jangan lupa like ❤️ komen 👇
Oya, pembaca Absyil dari mana aja?
Komen ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Dyah Oktina
dari lampung juga hadir thor.... 👍🏻💪💪
2023-12-07
0
Retno Wijayanti
Dr Pemalang hadir....kakak🤗🤗🤗
semangat....semangat...
2022-07-04
0
Selviana
mampir juga di novel aku yaitu DIREKTUR TAMPA MENCINTAI ANAK YATIM PINTU.
2021-06-15
0