Abraham kembali ke ruang keluarga dengan ekspresi wajah seperti biasa.
“Apa kata Pak Dayat, Mas?” tanya Asyila penasaran dengan wajah panik.
“Syila kenapa? Dayat sudah menangkap pelaku yang sebenarnya dan semuanya sudah beres,” jawab Abraham.
Dilihat dari ekspresi wajah Mas Abraham, sepertinya Pak Dayat tidak memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Atau jangan-jangan, Bunga dan yang lainnya tidak memberitahukan kepada pihak polisi karena perintah dariku?
“Syila!” Abraham melihat istri kecilnya melamun dan berusaha menyadarkan sang istri.
Asyila terkesiap dan menampilkan senyum manisnya.
“Alhamdulillah. Lalu, bagaimana dengan Bunga dan calon bayinya?” tanya Asyila penasaran.
“Mas sudah meminta mereka memperlakukan Bunga sebaik mungkin, meskipun ia di dalam penjara. Jika bayinya lahir, akan ada orang yang merawatnya sampai Bunga benar-benar bebas,” jelas Abraham.
“Terima kasih, Mas. Semoga Allah membalas semua kebaikan Mas.” Asyila begitu senang dan refleks memeluk tubuh sang suami di depan Ashraf serta Dyah.
“Ehem... Jangan disini,” celetuk Dyah yang merasa seperti obat nyamuk diantara sepasang suami istri itu.
Asyila segera melepaskan pelukannya dan memilih mendaratkan bokongnya di sofa bersama Dyah dan juga Ashraf.
“Aunty...” Dyah mendekat sembari berbisik di telinga Asyila.
“Ada apa?” tanya Asyila penasaran.
“Hmmm... Dyah sangat lapar. Bisakah Dyah makan sekarang?”
Asyila tertegun mendengar perkataan Dyah yang ternyata sangat lapar. Kemudian, tanpa diduga Asyila tertawa kecil dan tawanya semakin menjadi-jadi ketika Ashraf mengeluarkan suara tawanya yang menggemaskan.
“Kamu mengatakan apa kepada istri Paman?” tanya Abraham terheran-heran.
Dyah menelan cepat salivanya dan menjelaskan bahwa dirinya lapar.
Abraham geleng-geleng kepala dan malah mengejek Dyah.
“Kebiasaan kamu dari dulu memang tidak pernah berubah, untung saja tidak melebihi kapasitas,” tutur Abraham menggoda keponakannya itu.
“Paman!” Dyah langsung cemberut dan menghentakkan kakinya dilantai.
“Ehem! Sudah-sudah, kamu sekarang pergilah ke dapur. Ajak juga adikmu!” perintah Asyila.
“Asyik! Ayo kita makan dik!” ajak Dyah dan bergegas menuju ruang makan.
****
Malam hari.
Bintang-bintang di langit malam terlihat menakjubkan dan sangat cantik. Asyila malam itu, tengah menikmati suasana malam di teras depan sambil menunggu sang suami yang sebentar lagi akan tiba.
“Aunty malam ini jadi pergi ke rumah, siapa namanya? Dyah lupa,” ucap Asyila yang tak ingat nama wanita yang sebelumnya diceritakan oleh Asyila.
“Iis, namanya Iis,” jawab Asyila.
“Apa Dyah boleh ikut?” tanya Dyah dengan tatapan penuh harapan agar Aunty-nya itu mengizinkan dirinya untuk ikut.
“Hhmmm... Bagaimana ya?” Asyila berpura-pura bingung mengajak Dyah atau tidak.
“Ayolah Aunty! Dyah ikut ya!”
“Oke, kamu boleh ikut. Apa kamu sudah sholat isya?”
“Alhamdulillah sudah, insya Allah Dyah akan melaksanakan sholat tepat waktu.”
“Amiin.”
Beberapa menit kemudian.
Mobil berwarna hitam akhirnya tiba dan berhenti tepat di depan gerbang rumah. Asyila melebarkan senyumnya untuk menyambut sang suami yang baru saja pulang dari kantor.
“Assalamu’alaikum,” ucap Abraham yang baru saja keluar dari pintu mobil karena sang istri sudah berdiri di dekat pintu mobil dengan senyum manisnya.
“Wa’alaikumsalam, bagaimana pekerjaan Mas hari ini?” tanya Asyila dan tak lupa mencium punggung tangan sang suami tercinta.
Dyah dan Ashraf bergantian mencium punggung tangan Abraham yang baru saja pulang.
“Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Ayo kita masuk ke dalam, tidak baik terlalu lama diluar apalagi angin malam ini cukup kencang.”
Ashraf berjalan membuntuti kedua orangtuanya yang saling bergandengan tangan.
“Ashraf sini sama Kak Dyah, kita tunggu Ayah dan Bundamu di ruang tamu ya!”
Ashraf mengangguk kecil dan mengikuti langkah kaki Dyah.
“Mas, Dyah ikut bersama kita ya!” pinta Asyila.
“Oke, Dyah akan ikut bersama kita mengunjungi iis.”
Di dalam kamar, Asyila menyiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh Abraham. Asyila sangat paham mana yang cocok dipakai oleh sang suami ketika akan pergi ke suatu tempat.
“Terima kasih, Syila ku,” ucap Abraham dan memberikan kecupan mesra di kening sang istri.
“Sama-sama Mas Abraham,” balas Asyila.
Asyila melepaskan hijab yang ia kenakan sebelumnya dan menggantikannya dengan hijab syar'i berwarna biru langit agar senada dengan baju atasan sang suami.
“Masya Allah, salah satu ciptaan Allah ini sangatlah cantik,” puji Abraham dengan tatapan penuh cinta.
Asyila tersipu malu dengan apa yang dikatakan oleh sang suami.
“Mas jangan berlebihan seperti ini,” tutur Asyila sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Abraham tertawa kecil dan menjauhkan kedua tangan Asyila yang menghalanginya untuk menatap wajah cantik Asyila.
“Muachh!” Abraham mencium bibir Asyila dengan sangat cepat.
Deg! Deg!
Meskipun telah menjadi seorang istri dalam kurun waktu yang cukup lama, Asyila masih saja merasakan dag dig dug serrr di hatinya ketika sang suami melakukan hal mendadak seperti itu.
“Mas mau ngapain?” tanya Asyila malu-malu ketika melihat sang suami mengarahkan kamera ke wajahnya.
“Untuk memotret wajah Asyila yang merah ini,” goda Abraham.
Asyila yang semakin malu bergegas pergi meninggalkan kamar.
“Asyila!” Abraham mengejar sang istri yang berlari meninggalkan kamar.
Istriku ini benar-benar membuatku gemas. Bahkan, Arsyad dan Ashraf kalah gemas dari Bunda mereka. 😍
Asyila berlari menuju ruang keluarga dan bersembunyi di balik almari hias dekat televisi. Asyila sangat yakin butuh waktu bagi Abraham untuk menemukan dirinya.
Ashraf dan Dyah saling memandang melihat Asyila yang seperti anak kecil.
“Sayang, kamu lihat Bunda?” tanya Abraham yang baru saja tiba dengan napas terengah-engah.
“Bunda disa....”
“Aunty tidak ada disini, Paman!” Dyah menutup mulut Ashraf dan berbohong pada Pamannya.
Abraham tidak langsung percaya dengan apa yang dikatakan oleh keponakannya itu. Abraham akhirnya tahu dimana sang istri bersembunyi, dikarenakan putra kecilnya selalu memperhatikan ke arah almari hias.
Pria itu berjalan menuju almari hias dan menemukan sang istri bersembunyi disisi almari.
“Dorrr!” Abraham mengangetkan sang istri dengan begitu semangat.
“Ya Allah!” Asyila terkejut dan refleks memukul dada suaminya.
Dyah tercengang melihat suami istri dihadapannya yang bertingkah laku layaknya orang yang tengah berpacaran.
“Ashraf, sepertinya Ayah dan Bundamu lupa kalau mereka telah menikah. Bahkan, mereka telah dikaruniai dua anak, yaitu kakakmu dan kamu,” ucap Dyah berbicara pada Ashraf, “Mereka selalu terlihat seperti pasangan kekasih,” imbuh Dyah.
Ashraf tak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Dyah. Ia pun menyodorkan cokelat miliknya ke dalam mulut Dyah.
“Enak?” tanya Ashraf begitu polosnya setelah memasukkan cokelat ke dalam mulut Dyah.
“Capek ya ngomong sama anak kecil,” celetuk Dyah dan mulai mengunyah cokelat yang diberikan oleh Ashraf.
Abraham dan Asyila masih sibuk bersenda gurau. Mereka benar-benar lupa bahwa malam itu akan pergi berkunjung ke rumah Iis.
“Ehem.. Ayolah Paman dan Aunty. Tolong jangan buat yang jomblo ini iri karena keromantisan kalian berdua,” keluh Dyah.
Abraham kembali bersikap dingin dan mengajak keluarga kecilnya serta Dyah bergegas masuk ke dalam mobil untuk segera pergi mengunjungi Iis serta bayi mungil Iis.
Abraham 💖 Asyila
Mohon Untuk Memberikan Like 💖 terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Happyy
😊😊😊
2021-04-20
0
Nurdiana Tjotjona
lanjuutt thor
2021-04-20
0
Ika Sartika
keluarga harmonis.. langgeng terus ya asyila Abraham 😘
2021-04-20
0