Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, kedua orang tua Asyila dan dengan cepat kedua putra kecil Asyila menyambut kedatangan kakek serta nenek mereka.
“Assalamu’alaikum!” Arumi dan Herwan kompak mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam rumah.
“Wa’alaikumsalam!” seru Arsyad dan Ashraf kegirangan. Mereka bergantian mencium punggung tangan orang tua dari sang Bunda.
“Wa’alaikumsalam,” sahut Asyila dan Erna yang baru sampai ruang tamu.
Asyila berjalan mendekat dan mencium punggung tangan orang tua yang sangat berjasa dalam hidupnya.
“Bagaimana kabar Ayah dan Ibu?” tanya Asyila dan mengambil alih membawa tas yang berisi pakaian orangtuanya.
“Alhamdulillah kami baik,” jawab Herwan.
Arumi dan Herwan bergantian mencium punggung tangan Erna.
“Bagaimana keadaan Ibu?” tanya Arumi pada Erna.
“Keadaan Ibu tiba-tiba langsung sehat, kemungkinan sembuh karena ada Arsyad dan Ashraf di rumah ini,” terang Erna sembari memandangi wajah Arsyad dan Ashraf.
Mereka pun masuk ke dalam dan bersantai-santai di ruang keluarga.
“Nak Abraham kemana?” tanya Herwan karena tak mendapati menantu kesayangannya.
“Mas Abraham sedang ada urusan, Ayah,” jawab Asyila.
Herwan mengangguk kecil dan tak bertanya lagi.
“Silahkan di minum Bapak, Ibu!” Salah satu asisten rumah tangga datang dan meletakkan teh hangat serta kopi untuk orang tua Asyila di atas meja.
“Iya, terima kasih,” balas Arumi.
Arsyad dan Ashraf terlihat begitu serius menonton film kartun yang berasal dari negeri sakura, sesekali mereka tertawa bersama ketika melihat ada adegan yang menurut mereka lucu.
Para orang tua yang melihat mereka ikut tertawa menyaksikan kakak beradik yang sangat menggemaskan itu.
“Ayah dan Ibu sudah makan?” tanya Asyila.
“Sebelum kemari, kami sudah makan. Cucu-cucu kami tidak nakal, kan?” tanya Arumi.
“Tidak, Nek!” seru Arsyad.
Arumi mengangguk dan mengiyakan apa yang dikatakan oleh cucu pertamanya.
“Iya, Nenek tahu kalau Arsyad tidak nakal,” balas Arumi.
Perbincangan hangat mereka terus berlangsung, sesekali para orang tua tertawa ketika melihat kelucuan dari Arsyad dan Ashraf yang memperebutkan robot kucing yang mereka tonton.
Suara ponsel milik Asyila berbunyi, Asyila pun segera melihat ke layar ponselnya untuk mengetahui siapa yang mengirim pesan kepadanya.
“Siapa, Nak?” tanya Arumi penasaran.
“Sepertinya dari Mas Abraham, Bu. Maaf semuanya, Asyila permisi keluar sebentar,” ucap Asyila dan segera meninggalkan ruang keluarga.
Di teras depan rumah, Asyila langsung mendaratkan bokongnya di kursi. Sebelum membaca pesan dari sang suami, Asyila terlebih dulu menata napasnya yang sedikit memburu.
(Pesan dari : Suami Asyila)
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!
Syila, istriku.
Maaf, Mas tidak bisa pulang dalam waktu dekat. Kemungkinan beberapa hari ke depan, Mas masih membantu Dayat dan yang lainnya.
Mas titip Nenek serta Anak-anak kita!
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
“Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,” balas Asyila.
Asyila menyandarkan punggung serta kepalanya di kursi sembari berpikir apa yang harus ia lakukan. Jika sang suami tidak bisa pulang dalam waktu dekat, itu artinya sang suami serta yang lainnya memiliki kendala atau mungkin pekerjaan mereka belum juga teratasi.
“Bunda kenapa?” tanya Arsyad yang tiba-tiba datang dengan buah anggur di tangannya.
“Tidak kenapa-kenapa, sayang. Sini Bunda pangku!”
Arsyad dengan cepat menolak dan memilih duduk di kursi lainnya.
“Arsyad berat, nanti Bunda capek,” ucap Arsyad dengan begitu polosnya.
“Kesayangan Bunda tidak berat, sini naik di atas paha Bunda!”
Arsyad kembali menolak dan malah memberikan anggur di tangannya kepada bundanya tersayang.
“Anggur Nek Yut rasanya manis,” ucap Arsyad setelah memberikan anggur tersebut.
“Terima kasih sayang, rasanya pasti semanis Arsyad.”
“Yang manis itu cewek Bunda, kalau cowok ganteng,” celetuk Arsyad dan fokus menikmati anggur.
Arsyad ini ada-ada saja.🤔
****
Malam hari.
Asyila duduk seorang diri di ruang tamu, perasaannya malam itu sedikit cemas karena sang suami tak kunjung memberi kabar.
Ditambah anak-anak seringkali menanyakan kepada Asyila dimana Ayah mereka.
“Ibu perhatikan Asyila dari tadi banyak melamun, apa yang sedang Asyila pikirkan?” tanya Arumi mencoba mencari tahu alasan Asyila melamun.
“Asyila tidak memikirkan apa-apa, Ibu. Ibu malam ini bisa tidur menemani anak-anak?” tanya Asyila yang tiba-tiba kepikiran untuk menyusul sang suami.
“Tentu saja bisa, memangnya Asyila mau tidur dimana?” tanya Arumi.
“Asyila ada urusan penting, Ibu. Asyila titip Anak-anak dan juga Nenek ya Ibu. Kalau Ayah sudah pulang, katakan saja Asyila ada urusan penting!” pinta Asyila.
Arumi mengiyakan dengan sedikit ragu-ragu. Tidak biasanya Asyila keluar malam-malam apalagi Abraham malam itu belum juga kembali.
“Syila!” panggil Arumi menghentikan langkah kaki putri kesayangannya.
“Iya, Ibu,” jawab Asyila setengah berbalik ke arah Arumi.
“Apa Asyila sudah izin dengan Nak Abraham?” tanya Arumi.
“Asyila sebenarnya ingin memberi kejutan kepada Mas Abraham, bisakah Ibu merahasiakannya?”
Arumi mengangkat tangan dan memberikan dua jempol ke arah Asyila.
“Baiklah, ini rahasia Ibu dan Anak!” seru Arumi.
Beberapa menit kemudian.
Asyila telah berganti pakaian dengan pakaian yang menurutnya gampang untuk bergerak serta berlari kencang.
“Tunggu Asyila ya Mas! Asyila akan menyusul Mas disana,” ucap Asyila bermonolog.
Asyila malam itu berpakaian serba hitam serta tak lupa ia membawa masker agar tak dikenali oleh sang suami.
Setelah semuanya sudah siap, Asyila berpamitan kepada sang Ibu dan meminta agar Ibunya itu menjaga rahasia.
Arumi hanya mengangguk setuju, toh yang ia tahu bahwa Asyila ingin membuat kejutan untuk menantu kesayangannya.
“Ibu, Asyila pamit. Assalamu'alaikum!”
“Wa’alaikumsalam,” balas Arumi.
Asyila keluar dengan menggunakan sepeda motor milik sang suami yang sangat jarang di pakai. Pertama-tama ia terlebih dulu bergegas meninggalkan rumah, kemudian berhenti tak jauh dari kediaman sang suami dan mulai melacak keberadaan suami tercinta.
Butuh waktu 5 menit untuk Asyila mengetahui lokasi dimana sang suami berada.
“Semoga semuanya lancar, Bismillahirrahmanirrahim!’
Asyila mengatur napasnya dan kembali melanjutkan perjalanannya yang cukup jauh. Bahkan, memakan waktu sampai 3 jam dari rumah.
Malam yang dingin tak menyurutkan niat serta semangat Asyila menyusul sang suami.
Toh, niatnya untuk menyusul sang suami sebenarnya untuk membantu sang suami secara diam-diam. Hal tersebut Asyila lakukan agar pekerjaan serta tugas sang suami membantu sahabatnya cepat selesai. Sehingga sang suami bisa kembali berkumpul bersama keluarga di rumah.
Perjalanan Asyila ternyata tak semulus yang ia pikirkan, ditengah perjalanan Asyila dikejutkan oleh dua orang bermotor yang tiba-tiba muncul dan menghentikan motor yang Asyila kendarai.
“Siapa kalian?” tanya Asyila lantang.
Kedua pria itu langsung turun dan terlihat jika mereka menginginkan motor yang Asyila gunakan.
“Serahkan motor ini dan kamu akan selamat!” perintah salah satu pria yang menggunakan penutup wajah.
Asyila sama sekali tak takut dengan apa yang dikatakan oleh pria tersebut. Justru Asyila menantang kedua orang tersebut untuk mengambil motor dengan menggunakan tangan kosong alias tak bersenjata.
“Cantik-cantik tapi sombong,” ledek pria yang tak mengenakan penutup wajah.
Karena mereka begitu tak sabaran, mereka pun mendorong Asyila dan untungnya Asyila bisa menyeimbangkan posisi tubuhnya sehingga tak sampai jatuh ke aspal.
Jalan yang Asyila lewati bukanlah jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, ditambah tempat itu sangat-sangat lah sepi dan sangat rawan dari tindak kejahatan.
Namun, Asyila sengaja lewat jalan tersebut karena menjadi alternatif terdekat untuk bisa sampai ke lokasi sang suami tercinta.
“Akkhhh!” Suara teriakkan kesakitan dari pria yang baru saja mendorong Asyila.
“Beraninya kamu!” teriak pria yang pergelangan tangannya baru saja dipukul oleh Asyila, bahkan pergelangan tangannya tak bisa digerakkan karena pukulan keras dari Asyila.
Ternyata latihan ku selama bertahun-tahun membuahkan hasil. 😊
Asyila kembali naik ke atas jok motor dan tanpa berpikir panjang Asyila kembali melanjutkan perjalanannya dengan kecepatan tinggi.
“Kurang ajar!” teriak pria yang pergelangan tangannya tak bisa digerakkan.
“Sepertinya wanita itu bukan wanita sembarangan,” ucap pria lainnya dan membantu temannya berdiri.
Niat mereka untuk mendapatkan motor secara gratis akhirnya pupus sudah. Bukannya mendapatkan hasil justru mereka mendapatkan musibah.
Abraham 💖 Asyila
Likenya jgn lupa 💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Elsa Hasanah
suka lanjut
2021-03-20
1
Arie Eka Sumaryati
Good job, gak sia sia belajar karate...kereeen Asyila...crazy up dan tetap semangat, thor
2021-03-14
0
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
wow😘😘
2021-03-14
0