Selepas menikmati makan siang bersama keluarga kecil Ema. Asyila beserta suami dan dua putra kecilnya memutuskan untuk kembali ke rumah mereka.
Kahfi yang tak ingin jauh-jauh dari Ashraf bahkan menangis tersedu-sedu dan meminta agar kedua orangtuanya mengizinkan dirinya tidur bersama Ashraf.
“Hiks... hiks... Kahfi mau bobo bareng Ashraf!” Kahfi terus merengek meminta agar Ema Daan Yogi menyetujui keinginannya.
“Bagaimana Abang?” tanya Ema pada suaminya yang berhak mengambil keputusan.
Yogi menghela napasnya dan berjongkok untuk bisa berbicara dengan putra tunggalnya yang masih menangis.
“Kahfi mau minep?” tanya Yogi dan perlahan Kahfi menghentikan tangisannya.
“Mau,” jawab Kahfi sembari menyeka air matanya.
Yogi pun menoleh ke arah sahabatnya dan dengan cepat Abraham mengangguk setuju.
“Ya sudah, Kahfi boleh tidur bersama Ashraf dan kak Arsyad. Tapi, ada syaratnya!”
“Apa?” tanya Kahfi.
“Sebelum tidur, Kahfi harus buang air kecil supaya tidak mengompol!”
Kahfi mengangguk cepat dan bergeser mendekat pada Ashraf.
“Kalian tenang saja. Kahfi akan kami rawat dan kami jaga seperti putra kami sendiri. Karena sudah jam segini, Aku dan yang lainnya akan pamit. Assalamualaikum!”
“Wa’alaikumsalam!”
Abraham dan Asyila berjalan menuju rumah mereka yang hanya beberapa langkah dengan terus menggenggam tangan satu sama lain.
“Kalian pegang tangan kakak!” perintah Arsyad pada Ashraf dan Kahfi.
Sesampainya di rumah, Asyila langsung membawa anak-anak ke kamar agar segera tidur siang. Tidur siang selalu menjadi kebiasaan serta kewajiban keluarga kecil Abraham meskipun hanya sebentar.
“Masih ada waktu luang untuk kalian tidur. 40 menit lagi Bunda akan membangunkan kalian, sekarang tidurlah! Jangan lupa berdo'a,” ucap Asyila.
“Baik, Bunda!”
Setelah anak-anak membaca do'a, barulah Asyila keluar dari kamar dan menyusul sang suami yang telah lebih dulu di kamar mereka.
****
Malam hari dengan angin malam yang begitu dingin. Asyila sedang berada di salah satu toko swalayan untuk membeli susu serta kebutuhan yang lainnya, ia pergi seorang diri tanpa ditemani sang suami dikarenakan suaminya sedang sibuk bekerja di kantor.
Dan anak-anak ia tinggalkan di rumah tentunya bersama cemilan sehat agar anak-anak tak bosan selama di rumah tanpa dirinya.
“Ini mbak, terima kasih!”
Asyila mengangguk dan segera keluar dari toko swalayan tersebut. Jarak antara rumah dan toko swalayan tidak terlalu jauh, mungkin jaraknya sekitar 200 meter.
“Semuanya sudah siap, waktunya pulang,” ucap Asyila bermonolog dan segera naik ke motornya.
Baru saja ia mengendarai motor, sepasang bola mata Asyila tak sengaja melihat seorang wanita yang berjalan dengan bertelanjang kaki.
Semula Asyila bersikap biasa saja dan tetap melanjutkan perjalanan dengan motor maticnya.
“Ciiitt!” Asyila mengerem mendadak dan pengendara motor dibelakangnya membunyikan klakson mobil dan juga motor karena tindakan Asyila yang hampir membuatnya ditabrak oleh pengendara di belakangnya.
Asyila menundukkan kepalanya dan mulutnya berkali-kali meminta maaf. Ia kemudian meminggirkan motornya di bahu jalan dan berlari mengejar wanita yang ia lihat beberapa detik yang lalu.
Aku memiliki firasat yang buruk.
Ya Allah, semoga perasaan hamba mengenai wanita itu salah.
Asyila menyebrangi jalan raya yang sangat ramai pada malam itu, langkahnya ia percepat untuk mencari wanita tersebut.
Cukup lama Asyila mencari sampai akhirnya ia tiba di sebuah jembatan dengan aliran air sungai yang begitu deras.
Asyila mengedarkan pandangannya berusaha menemukan keberadaan wanita tersebut dan ternyata dugaannya benar. Wanita itu berada di jembatan dan terlihat sedang menangis.
Yang membuat Asyila bertanya-tanya, kenapa daerah tempat itu terlihat sepi dan tidak banyak rumah yang berdiri disana.
Tanpa berpikir panjang, Asyila berlari untuk mendekati wanita tersebut yang terlihat begitu menderita.
“Mbak!” teriak Asyila.
Deg! Deg!
Jantung Asyila berdetak seakan mau copot. Keduanya tangannya saat itu tengah menahan tubuh wanita yang salah sedikit saja sudah pasti tercebur ke dalam sungai dan selanjutnya Asyila tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi.
“Lepaskan saya! Saya mau mati!” teriaknya kepada Asyila.
Asyila menggelengkan kepalanya dan berusaha menarik wanita itu ke atas. Usaha Asyila untuk menyelamatkan wanita yang ingin bunuh diri hampir sia-sia dikarenakan wanita itu menggerakkan tubuhnya dan menggaruk tangan Asyila dengan kuku-kukunya yang panjang nan tajam.
Plak! Satu tamparan keras hinggap di pipi wanita itu.
“Mbak sadar apa yang akan terjadi setelah Mbak lompat dari jembatan ini?” tanya Asyila yang baru saja menampar pipi wanita dihadapannya dan menyentuh kedua bahu wanita itu sembari menggoyangkan agar cepat tersadar dengan apa yang akan terjadi jika wanita itu benar-benar lompat.
Wanita itu hanya menangis tanpa membalas ucapan dari Asyila ataupun mengutarakan rasa sakit di pipinya bekas tamparan dari Asyila.
“Apa yang membuat Mbak ingin melakukan perbuatan yang akan membuat Mbak rugi di akhirat kelak?” tanya Asyila setengah berteriak dan tanpa disadarinya ia menangis.
Jembatan yang tadinya sepi perlahan mulai ramai karena orang-orang berdatangan untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh Asyila dan wanita itu.
“Neng ngapain malam-malam disini?” tanya seorang wanita yang usianya sekitar 50 tahunan.
Asyila segera menghapus air matanya dan pamit kepada orang-orang yang telah mengerumuni dirinya dan wanita yang hampir saja mati sia-sia.
Tak ada perlawanan dari wanita tersebut ketika Asyila menarik tangannya.
Asyila terus menggenggam tangan wanita itu dan membawanya ke motor yang sebelumnya ia parkir kan di bahu jalan.
“Ayo naik!” ajak Asyila.
Wanita itu mengikuti ajakan Asyila tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita ini?
Apa hidupnya begitu berat sehingga ia nekad melakukan hal yang jelas-jelas sangat dimurkai oleh Mu.
Asyila mengendarai motornya dan membawa wanita itu pulang ke rumah. Tempat teraman dirinya dan juga keluarga kecilnya.
Sesampainya di rumah.
“Assalamu’alaikum,” ucap Asyila ketika memasuki rumah dan tak mendengar jawaban dari para buah hatinya.
Asyila tersenyum ramah kepada wanita yang hampir saja melakukan bunuh diri.
“Mbak duduk disini saja dulu ya! Saya akan memasukkan motor terlebih dahulu. Kemudian, melihat anak-anak saja di ruang keluarga,” tutur Asyila.
Asyila bergegas keluar rumah untuk memasukkan motor. Setelah itu, ia berjalan menuju ruang keluarga dan mendapati Arsyad, Ashraf dan Kahfi telah tertidur pulas di kasur bulu.
“Pantas saja rumah begitu hening. Rupanya mereka telah tidur dan terlihat sangat nyenyak,” ucap Asyila dan tak tega untuk membangunkan ketiganya.
Melihat Arsyad, Ashraf dan Kahfi sudah tertidur pulas, hati Asyila sangat tersentuh.
“Kalian tidur disini dulu ya sayang!” Asyila mengambil selimut yang tersusun rapi di dalam almari kecil dekat televisi. Kemudian, dengan penuh kasih sayang dirinya menyelimuti ketiganya.
Usai menyelimuti tubuh ketiganya, Asyila memutuskan untuk kembali ke ruang tamu dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada wanita yang malang itu.
“Bagaimana perasaan Mbak sekarang?” tanya Asyila sembari menyentuh kedua tangannya.
Wanita itu hanya menatap Asyila dan tiba-tiba kembali menangis. Tangisannya bahkan terdengar begitu menyedihkan dan begitu menderita.
“Cerita saja kepada saya, Mbak. Saya siap mendengarkan semua curahan hati Mbak,” tutur Asyila dengan penuh perhatian.
Wanita itu menggelengkan kepalanya dan terus menangis.
Asyila menghela napasnya dan membiarkan wanita yang duduk disampingnya menangis selama yang ia mau.
Beberapa saat kemudian.
Wanita itu telah selesai menangis, mungkin air matanya habis atau mungkin ia kelelahan karena terus saja menangis.
“Saya mau mati.” 3 Kata yang tiba-tiba keluar dari mulut wanita itu.
Asyila terkejut mendengar perkataan dari wanita itu yang sedikitpun tak ada dipikiran Asyila. Asyila pikir setelah kejadian itu, wanita yang ia selamatkan akan menyesal karena mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara melompat. Namun, ternyata wanita itu tetap pada keinginannya yang sangat ingin mengakhiri hidupnya.
“Istighfar, Mbak!” pinta Asyila agar wanita yang duduk disampingnya segera mengingat Allah Subhana Wa Ta'alla.
Abraham 💖 Asyila
🌠🌠🌠🌠
Yang belum like 💖 langsung like 💖🙏
Eits, tambahkan favorit dan komentar kalian!🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Happyy
😥😥😥
2021-03-09
0
Nurdiana Tjotjona
lanjuut thor
2021-02-26
1
Ika Sartika
di tunggu up-nya thorr....
2021-02-26
1