Pukul 07.15 Wib.
Asyila tengah sibuk di dapur karena mendapat pesan singkat dari sang suami bahwa pria yang ia cintai akan segera kembali.
Berkali-kali ia harus menahan kantuk karena terus saja menguap, belum lagi Ashraf yang pagi itu terlihat begitu manja pada Asyila.
“Bunda!” panggil Ashraf yang sedang duduk seorang diri di kursi meja makan.
“Iya sayang, ada apa lagi?” tanya Asyila tanpa menoleh ke arah putra kecilnya karena sibuk menggoreng ikan laut untuk sang suami tercinta.
“Bunda, suapin!” pinta Ashraf dengan memukul-mukul meja mengunakan sendok.
Asyila menghela napasnya dan segera menaruh ikan laut yang sudah masak ke piring.
“Sebentar ya sayang, itu meja jangan dipukul-pukul ya sayang!” pinta Asyila dengan memberikan senyum manisnya ke arah Ashraf.
Ashraf mengangguk dan tak lagi memukul-mukul meja dengan mengunakan sendok.
“Anak pintar kesayangan Ayah dan Bunda mau disuapin?” tanya Asyila dan mulai mengambil piring dihadapan Ashraf.
“Iya Bunda,” balas Ashraf dengan begitu manjanya.
“Ayo do'a sebelum makan dulu!” perintah Asyila.
Ashraf mengiyakan dan mulai membaca do'a sebelum makan dibantu oleh sang bunda.
Selesai berdo'a, barulah Asyila menyuapi putra kecilnya yang sangat bersemangat menikmati sarapan.
“Assalamu’alaikum!”
“Tunggu disini ya sayang! Bunda mau ke depan dulu,” ucap Asyila untuk melihat siapa yang datang.
Asyila tersenyum lebar ketika melihat sahabatnya datang bersama Kahfi.
“Wa’alaikumsalam, mari masuk!” ajak Asyila mempersilakan Ema dan juga Kahfi masuk ke dalam rumah.
“Maaf Asyila, lain kali saja ya! Aku dan Kahfi kesini hanya untuk mengantarkan opor ayam ini,” balas Ema.
Asyila memanyunkan bibirnya sembari menerima mangkuk yang beri opor ayam buatan Ema.
“Terima kasih untuk opor ayamnya. Aku sedikit kecewa karena kamu hanya mengantarkan ini dan tidak singgah,” terang Asyila.
“Insya Allah nanti sore kami akan main ke rumahmu,” tutur Ema agar sahabatnya tidak sedih.
“Alhamdulillah, aku tunggu ya!”
“Kalau begitu kami permisi dulu, wassalamu'alaikum!”
“Wa’alaikumsalam!”
Asyila tidak langsung ke ruang makan, dikarenakan ia masih memperhatikan Ema dan juga Kahfi yang perlahan meninggalkan halaman rumahnya.
Bahagia terus ya sahabatku.
Aku sangat bahagia melihat kamu dan keluarga kecilmu selalu rukun.
“Bunda!” panggil Ashraf.
“Sebentar sayang!” seru Asyila dan bergegas menyusul buah hatinya.
Asyila tersenyum manis dan meletakkan mangkuk berisi opor ayam ke atas meja makan.
“Lihat Bunda dapat apa sayang! Bunda dapat rezeki dari aunty Ema. Ashraf mau opor ayam?” tanya Asyila menawarkan buah hatinya opor ayam.
Ashraf dengan cepat menggelengkan kepalanya tanda penolakan.
“Tak suka bunda,” ujar Ashraf dan malah memilih sayur sop jamur masakan sang bunda.
“Kesayangan Bunda yang satu ini memang tidak suka daging,” celetuk Asyila.
Beberapa menit kemudian.
Mobil Abraham tiba dan langsung memasuki halaman rumah. Asyila dan Ashraf yang mendengar suara mobil baru saja tiba langsung cepat-cepat keluar rumah untuk menyambut kedatangan Abraham Mahesa.
“Assalamu’alaikum,” ucap Abraham sembari merentangkan tangannya.
“Wa’alaikumsalam!” seru Asyila dan Ashraf.
Asyila mendekat dan segera mencium punggung tangan sang suami. Lalu, disusul oleh Ashraf yang ingin sekali digendong oleh ayahnya tersayang.
“Kesayangan Ayah tidak nakal, kan?” tanya Abraham yang kini telah menggendong Ashraf.
Ashraf dengan cepat menggelengkan kepalanya dan menyandarkan kepalanya di bahu sang Ayah.
“Kemarin Ashraf tidur bersama Kahfi?”
“Iya,” jawab Ashraf dengan suara yang membuat Abraham maupun Asyila gemas terhadap Ashraf.
“Mas pasti sangat lelah,” ucap Asyila sambil memeluk lengan kanan suaminya.
Abraham mengangguk kecil dan merekapun masuk ke dalam rumah.
Senyum bahagia Asyila terlihat jelas di bibir serta wajahnya. Ia sangat bangga dengan dirinya sendiri karena ilmu beladiri yang ia punya, ia dapat membantu meringankan pekerjaan sang suami yang membantu para polisi.
“Syila kenapa senyum-senyum sendiri?” tanya Abraham penasaran melihat sang istri tersenyum seorang diri.
“Tidak ada,” balas Asyila singkat dan segera membuka pintu kamar untuk sang suami.
Abraham terkejut ketika mendengar suara dengkuran kecil dari buah hatinya yang sedang ia gendong. Untuk memastikan apakah benar Ashraf sudah tertidur, ia pun mengubah posisi putra kecilnya dan ternyata Ashraf memang sudah tertidur.
“Masya Allah, saking nyamannya sampai-sampai putra kita tertidur,” ucap Asyila sambil menahan tawanya.
“Kalau begitu Mas baringkan dulu.”
Abraham membelai lembut rambut putra kecilnya yang sudah berada di tempat tidur. Hati begitu tenang melihat wajah buah hatinya yang tengah tertidur.
“Ashraf sangat tampan ya Mas? Lebih tampan Ashraf daripada Mas,” celetuk Asyila.
Abraham terdiam dan di detik berikutnya ia menarik tubuh sang istri kedalam pelukannya.
“Oh, jadi sekarang Mas tidak tampan? Hhmmm...” Abraham berpura-pura ngambek dan melepaskan pelukannya. Kemudian, ia masuk ke dalam kamar mandi tanpa menoleh sedikitpun ke arah sang istri.
Asyila terkejut dengan sikap suaminya yang tiba-tiba diam dan melepaskan pelukannya.
“Tok... tok!”
“Mas! Mas marah ya?” tanya Asyila di depan pintu kamar mandi.
Bukannya menjawab, Abraham justru menghidupkan air sehingga tak mendengar panggilan dari Asyila.
Asyila tiba-tiba merasa ngantuk dan tak pikir panjang ia pun tertidur bersama Ashraf.
***
Sudah hampir 1 jam sang istri tertidur, Abraham merasa sedikit aneh dengan sikap sang istri yang tidur pagi.
Namun, Abraham tidak tega membangunkan sang istri dan membiarkan istrinya tercinta tidur.
“Astaghfirullah!” Asyila terbangun dari tidurnya dan terkejut mendapati sang suami tidak ada di kamar. Ia bahkan menepuk dahinya sendiri karena tertidur dalam kurung waktu yang menurutnya lama apalagi di pagi hari.
Wanita mudah itu pun bergegas keluar dari kamar dan segera mencari sang suami yang entah dimana keberadaannya.
“Maafkan Asyila, Mas.” Asyila berlari kecil dan segera memeluk suaminya yang tengah berdiri sambil memandangi ikan-ikan di dalam akuarium, “Maaf karena Asyila tertidur,” imbuh Asyila lagi merasa tidak enak.
Abraham mengusap-usap punggung Asyila dan mengecup kening wanita yang begitu ia cintai.
“Tidak apa-apa. Tapi, lain kali jangan tidur di jam seperti ini ya!” pinta Abraham.
Asyila mengangguk kecil dengan senyum manisnya dan melirik ke arah meja makan yang masih lengkap..
“Mas kenapa belum sarapan?” tanya Asyila dan kembali merasa bersalah, “Gara-gara Asyila ya Mas?”
Abraham menggelengkan kepalanya dan segera menuntun sang istri menuju meja makan.
“Siapa bilang gara-gara Asyila? Mas belum sarapan karena belum lapar. Setelah melihat wajah Asyila, tiba-tiba Mas jadi lapar,” jelas Abraham yang kini telah duduk bersebelahan dengan sang istri.
“Sama saja,” tutur Asyila lirih dan ternyata di dengar oleh Abraham.
“Habis ini Asyila yang Mas makan,” goda Abraham dan dalam sekejap rona wajah Asyila memerah.
“Di kamar ada Ashraf, bagaimana bisa....” Asyila merasa malu untuk melanjutkan ucapannya. Untuk menghindari rasa malunya, Asyila bergegas mengambil piring dan mengisinya dengan makanan.
“Di kamar lain juga bisa,” celetuk Abraham yang begitu senang menggoda sang istri.
Asyila berpura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan oleh sang suami. Ia berusaha fokus dengan piring di hadapannya.
“Nanti kamarnya dikunci dan Mas tuliskan pintu sedang macet. Agar Ashraf tidur masuk ke dalam kamar,” tutur Abraham yang sangat ingin melihat wajah malu sang istri.
Asyila terkejut dengan apa yang dikatakan oleh suaminya itu. Ia pun refleks mencubit kedua pipi Abraham yang terlihat begitu menggemaskan.
“Mas lupa? Ashraf belum bisa baca,” terang Asyila dan geleng-geleng kepala.
“Kalau begitu kita beri pesan suara saja, biar bisa di dengar oleh Ashraf,” balas Abraham yang tak kehilangan akal.
“Huh...” Asyila menghela napasnya dan kembali mencubit pipi suaminya itu.
“Kalau terus berbicara, kapan kita akan sarapan Mas?”
“Besok juga boleh,” celetuk Abraham.
Asyila kembali geleng-geleng kepala karena ulah sang suami.
Mas Abraham dari dulu tidak pernah berubah. Selalu saja menggoda istrinya. 💖😊
Abraham 💖 Asyila
Yg like 💖 semoga rezekinya lancar. Amin!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
Dyah Oktina
Aamiin Yaa Robbal Alamin. .
2023-12-07
0
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
Aamiiin....lanjut thor
2021-04-11
1
Nurdiana Tjotjona
semangat thor... lanjuut
2021-04-11
1