PENCARI RUMPUT POV
Seperti sehari hari , aku cari rumput untuk pakan kambingku. Aku selalu melewati vila yang menyeramkan itu meskipun pagi siang atau malam hari rasa takut itu selalu muncul sewaktu melewati vila aneh itu. Aku sering liat demit, pocong, mbak kunti , sundel, gendruo, tetapi entah kenapa kalau melewati vila itu ketakutanku berlebihan.
Hari ini kenapa vila itu terlihat aneh berkabut ...kabut kelabu atau asap? Kalau asap pasti berbau, tetapi ini tidak berbau sama sekali ….aneh sekali kabut kelabu yang hanya melingkupi vila dan sekitar halaman vila, kabut itu tidak bergerak sama sekali, suasana di dalam vila itu terlihat sunyi meskipun terlihat bus dan minibus terparkir di halamanya.
Tidak ada aktifitas sama sekali, bahkan aktifitas mahluk tidak kasat matapun. Berbeda dengan keadaan pagi sehari hari, meskipun vila itu bersih dan terawat , kadang siang hari terdapat aktifias mahluk tak kasat mata seperti jendela yang terbuka sendiri, atau kadang terlihat kelambu yang bergerak sendiri apabila aku melihat ke dalam vila, atau sering kali terdengar suara jeritan dan tangisan wanita.
PENCARI RUMPUT POV END
“Nak, sebaiknya kalian kembali ke vila!. Perasaaan saya kok tidak enak, seolah akan terjadi sesuatu disana pagi ini. Kalian pergi dulu , nanti saya menyusul ke sana!” suruh pak Tembol.
“Baik pak. Saya kembali ke vila sekarang, Assalamualaikum pak” jawab Ali
Kami telah sampai di depan pagar vila, terlihat kondisi yang berbeda dengan kondisi sewaktu kami berangkat mencari rumah pak Tembol, aku bisa melihat keanehan yang benar-benar diluar logika. Pagi ini seharusnya cerah seperti di jalan sekitaran rumah pak Tembol, tetapi ketika aku melongok ke dalam pagar vila, yang terlihat adalah suasana vila yang dikelilingi kabut yang berwana abu-abu, dan dari depan pagar ini terlihat sama sekali tidak ada kegiatan yang seperti sebelum kami berangkat menuju rumah tak Tembol.
“Sik rek, kok ada yang aneh ya, rasanya ada kabut yang mengelilingi vila itu ya rek?” guman Ali
“Iya Li, kayaknya kok Cuma vila dan sekitar halaman vila yang diselimuti kabut abu-abu, di tempat kita berdiri diluar pagar ini terang benderang lho” kataku
Aku lihat Tifano sedang nanar melihat ke arah vila yang diselimuti kabut abu-abu.
“Aku takut ada apa-apa dengan teman kita yang ada di dalam vila” jawabku
“Gimana, apa kita masuk aja ke sana ta rek? “ tanya Tifano
“Gimana Li. Kita masuk atau gimana? “
“Ayo kita masuk aja, tapi sebelumnya kita cari air untuk berwudhu dulu aja, kita bisa dilindungi dari aura jahat apabila kita dalam keadaan berwudhu” jawab Ali.
Kebetulan di depan pagar vila ini ada kran yang biasanya digunakan untuk menyirami tanaman yang ada di depan pagar vila
“Ayo kita wudhu di situ aja “ ajak Ali
Selesai kami berwudhu, kami mencoba untuk membuka slot pintu pagar vila yang tinggi. Terdengar bunyi kriiieettttt sewaktu kami mendorong pintu itu ke bagian dalam.
Aku, Ali dan tifano mulai masuki ke dalam taman vila, …. Rasa anyep dan dingin mulai aku rasakan sewaktu menginjakan kakiku ke dalam jalan di taman vila ini, perubahan suhu yang drastis amat terasa antara di luar pagar dan di bagian dalam pagar vila.
Rasa yang aneh mulai aku rasakan di tengkukku, seolah ada sesuatu yang berusaha merayap dan menjalar menuju kepalaku, dan mencoba masuk ke dalam tubuhku, tetepi anehnya hal- hal buruk ini hanya sebatas di kulitku aja, mereka tidak bisa bebas masuk ke dalam tubuhku. Apakah mungkin karena kami dilindungi air wudhu?
Indera pendengar kami merasa bahwa di dalam kabut tebal ini ada banyak suara bicara yang tidak jelas ..suara dengungan atau gumamam banyak mahluk yang saling tumpang tindih. Suara bergumam, lenguhan , atau suara bentakan tetapi suara itu banyak , tidak satu atau dua suara saja.
Berisik sekali suara gumaman itu , suara itu berputar di kepala kami , bukan hanya ada di telinga kami, tetapi dalam kepala kami terdengar suara berisik bergumam. Aku merasakan bahwa disini sedang ramai sekali seperti pasar tetapi tidak terlihat satu orang mahluk pun yang terlihat.
Kadang lenganku merasa ada yang menyenggol secara halus. Kadang kakiku terantuk sesuatu yang tidak nyata, semua itu aku rasakan tidak semena mena lenganku atau kakiku yang merasakan, tatapi batinku / perasaanku yang merasa kalau ada yang menyenggol lenganku atau ada sesuatu yang terantuk kakiku.
Indera penciumanku merasakan bau anyir, bukan mencium tapi merasakan bau…bau anyir , bau busuk , bau yang aneh perpaduan sesuatu yang busuk dan bau bangkai.
Kulihat mulut Ali sedang berdzikir, dia terlihat tegar melangkah melewati jalan aspal yang mengelilingi taman ini. Berbeda dengan Tifano yang sedari tadi terlihat pucat pasi dan selalu memegang daerah tengkuk dia, sepertinya dia merasakan seperti apa yang aku rasakan saat ini.
“Ayo pada berdzikir, kita meminta pertolongan hanya kepada Allah” ajak Ali kepadaku dan Tifano
Kami pun sudah sampai di teras depan, teras tempat kejadian Wildan kesurupan. Hawa disini semakin dingin mencekam, cahaya matahari lemah menembus pekatnya kabut abu-abu yang khusus berada di lingkungan vila.
Semakin mendekati bangunan vila, perasaanku semakin tidak karuan, seperti ada sesuatu yang berusaha memasuki tubuhku tetepi terhalang oleh semacam perisai yang tidak kelihatan, suasana makin mencekam di teras ini , cahaya matahari makin redup dan kabut kelabu makin tebal disini.
Samar kudengar suara lagu yang berjudul WHO KILLED BAMBI berasal dari MP3 yang sedang dinyalakan oleh teman kami .
Murder murder murder,
Someone should be angry,
The crime of the century,
Who shot little Bambi,
Never trust a hippie,
Cause I love punky Bambi
Hanya suara MP3 yang lemah tanpa ada suara hiruk pikuk kata- kata liar dan kotor serta umpatan yang biasanya keluar dari mulut teman- teman kami.
Apa yang sedang terjadi disini?
“Ayo kita buka pintu vila ini Li” ajaku kepada Ali
“Bismillahirrahmanirrahim ALLAHU AKBAAAAR!!!” teriak Ali sembari membuka pintu vila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 353 Episodes
Comments
Dewi
deg deg
2021-10-18
1
Wartin Kusmawati
serem,
2021-10-04
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
jadiii... apa yg terjadi?
2021-08-09
0