“Nuwun sewu Mbah (permisi nek)” sapa Broni.
“Mbah, kulo bade tumbas rokoke Mbah (nek , saya mau beli rokoknya )” kata Broni kepada pemilik warung
“Iyo le ( iya nak) “ ujar pemilik warung kepada Broni.
“Mbak kulo bade takon, alamat vila PUTIH dusun GEBANG niku pundi Mbah?(Nek, saya mau tanya vila PUTIH desa GEBANG itu mana)” tanya Broni
Nenek itu telihat kaget sembari melihat kearah Broni , tapi sedetik kemudian dia terkekeh dengan menyeramkan,,,,
“Heheheheh arep lapo nang vila kui le?( heheheheh mau apa ke vila itu nak?)” tanya nenek tersebut.
“Kulo bade nyewo vila kangge acara musik mbah, ”( saya mau nyewa vila untuk acara musik nek )” kata Broni.
Nenek itu terdiam dalam beberapa detik …. Sedetik kemudian wajah nenek tersebut menegang, urat di wajahnya yng hitam lusuh dan banyak kerutan itu makin menebal, urat yang menunjukan keterkejutan atau kemarahan. Terlihat mata nenek tersebut berkilat kilat menatap tajam wajah Broni.
Sambil menyeringai dengan gigi yang kuning dan ada beberapa yang telah tanggal dia berkata dengan sedikit berguman dan dengan bahasa Indonesia…..
“Kamu lurus aja ke depan sekitar 30 menit berjalan kaki , kemudian ada belokan kearah kanan nanti kamu akan melihat rumah besar bercat putih…. itu lah vila Putih HIHIHI…HIIIIIII…HIHIHIHIHI.” ujar nenek dengan sedikit berguman dan kemudian tertawa menyeramkan.
Tanpa menunggu lama, Broni dan TIfano pamit dengan wajah yang sedikit ketakutan , mereka langsung pergi ke tempat teman2 menunggunya.
“Lama sekali kamu Bron?” bentak Kris dengan wajah yng masih terlihat ngefly.
“Menengo C*K!” sahut Broni , Kris hanya tertawa terbahak bahak
Bronipun naik ke boncengan wildan dan langsung menginstruksikan Wildan untuk mengikuti arahan Broni , sementara kabut mulai menebal dan hawa semakin dingin.
Waktu sudah menunjukan pukul 17.45, hari semakin temaram matahari sudah mulai terbenam penuh, kami berenam masih dalam perjalanan menuju ke vila Putih.
Perjalanan diperkirakan lima belas menit dengan mengendarai motor, tetapi dikarenakan kabut yang semakin tebal maka mengakibatkan sisa perjalanan ini seolah lama sekali.
Hingga salah satu teman saya si Tifano yang berboncengan dengan Kris di posisi motor dua dari depan berteriak kencang
“AWAAAAAAASSSS!!!! … ADA JURAAAANNGGG DI DEPANMU WIIIIILLL!”
Seketika kami mengerem kendaraan kami masing masing. Kami diam, hening, belum ada yang berani komentar, karena kondisi kabut tebal yang berangsur mulai menipis.
Ternyata di depan kami ada jurang yang amat dalam, jadi ternyata jalan itu membelok ke kiri, tetapi motor Wildan yang terdepan tidak mengikuti jalan aspal, dia sudah melewati turun dari aspal , dan sudah dalam posisi di tepi jurang sebelum TIfano berteriak, untung Tifano bermata awas, jadi dia bisa memperingatkan Wildan yang ada di depan.
Kabut mulai hilang meskipun hari sudah menjelang malam tetapi terlihat jelas di depan sekitar dua meter di depan Wildan ada jurang, anehnya tepian jurang itu tanpa ada pagar pembatas!
“Fiuuuhhhh,,,huff huff... ya Tuhan, untung Tifano masih awas Rek. Coba bayangkan kalau Tifano ndak teriak Rek???!!!” kata Wildan
“Wis …mulai sekarang kita harus lebih hati-hati rek . Vila ndak jauh dari sini nek menurut kata Mbah tadi “ ujar Broni dengan wajah tegang.
“Ayo lanjut lagi , ini udah hampir magrib rek, moga-moga kita bisa sampai vila sebelum magrib. Jangan sampai kita meninggal kan ibadah kita rek” ujarku.
Temanku hanya mendengus dan ngedumel dengar ajakan saya untuk shalat, hihhihihihih ..” dasar manusia laknat” batinku
BRONI POV
Aku menuju warung dengan langkah gontai, rasa capek pantatku karena duduk di atas jok motor Wildan yang busa joknya sudah gak karuan.
Kulihat nenek tua sedang menatapku di warungnya, setelah aku bertegur sapa ,,aku pun berkata ingin membeli rokok dan menanyakan alamat desa gebang dan vila putih.
Tapi ada yang aneh dengan warung nenek tersebut, warung itu terlihat kuno, berdebu, kotor dan terlihat seperti warung yang lama tidak dibersihkan ….
Dan yang lebih aneh , pada awalnya gak ada rokok yang terdisplay di dalam warung , tetapi setelah aku menyampaikan maksud ku ingin memberli rokok ke nenek tersebut, dia kemudian merogoh di laci meja ,dan tiba-tiba memberiku sebuah rokok yang sesuai permintaan ku.
aku pun melihat ke dalam warung , hanya ada beberapa gorengan yng telihat lama dan dingin dan kaku , dalam hatiku..apa ada orang yang mau mampir ke warung ini ?
Kemudian ketika aku bertanya-tanya tentang alamat yang aku akan tuju… tiba tiba kemudian nenek itu tertawa agak menyeramkan dan yang membuat bulu kudukku berdiri, karena suara tertawa nenek itu seperti bukan keluar dari mulutnya….tetapi seolah olah suara tawa itu ber Surround Sound , seperti Home theater yang ada di rumah si Dany. Heh…heh..heh….
BRONI POV END
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 353 Episodes
Comments
nath_e
bacanya nyicil yaaa...lanjut besok😁mo traveling lagiii saya...MEt mlm mingguan 🥰🥰
2022-01-29
0
nath_e
hasyeeeeem 😂
2022-01-29
0
nath_e
aaiiiih, kenapa si nenek.ketawa...hadeeeh ini niiih syereem dah😅
2022-01-29
0