Pak Tembol memasukan anak kunci yang unik karena berbentuk ukiran ke dalam lubang kunci, diputarlah anak kunci itu ke arah kiri , dan kemudian ditekan kebawah gagang pintu yang berukir , ceklek!…….. terlihat suasana villa yng gelap temaram karena sama sekali tidak ada cahaya lampu yang nyala, hanya cahaya dari lampu merkuri di depan vila yang sedikit membantu penerangan.
Pak Tembol dengan sigap menyalakan seluruh lampu vila dan…terbentanglah suasana mewah vila itu. Aku serasa memasuki lorong waktu dan di bawa ke rumah bangsawan jaman dahulu.
Ruang tamu vila lumayan besar khas rumah jaman dulu, dengan lantai marmer indah berwarna abu-abu bercorak yng terlihat dingin mengigit agak berdebu.
Di sebelah kiri terdapat sofa modern terlihat baru dan nyaman untuk diduduki, di sebelah sofa terdapat meja kecil dan buffet yang tidak seberapa tinggi yang diisi dengan berbagai hiasan pecah belah. Sebelah kanan terdapat lampu hias di atas meja marmer berukir yng indah.
Jendela lebar yang menghadap ke taman depan berhias kelambu yng tebal dan terlihat mahal berwarna krem, mungkin akan sangat indah apabila kelambu ini dibuka, karena akan terlihat suasana taman di depan dan samping vila.
Disisi dinding kiri dan kanan terdapat banyak foto dan lukisan manusia baik sendiri berdua atau bersama keluarga, foto itu ada yang berwarna dan ada pula yang hitam putih.
Ada satu foto yng menyeramkan yaitu foto berukuran besar berbingkai logam berwarna perak, foto hitam putih seorang ibu memangku seorang bocah berumur kira kira 5 tahun, wajah bocah tersebut terlihat mengerikan dengan urat leher dan urat wajah yng menghitam, kalau diperhatikan seperti seorang ibu yng memangku mayat bocah.
“Semua barang yang ada disini terlihat kuno dan mewah ya? Hanya kursi sofa itu aja yang modern” bisik Wildan
“Iya Wil, tapi kok agak seram ada di dalam vila ini ya, apalagi foto foto di ruang tamu itu yng seolah melihat ke arah kita” jawab Tifano dengan suara berbisik lbh pelan.
“lha kalau nanti temen busuk busuk kita pada kesini gimana Tif hihihihihi?” sambil cekikikan
“Waduh iya Wil, bahaya itu barang barang disini itu.” Sahut Tifano
Setalah ruang tamu, lantai naik satu trap dan terdapat ruang keluarga, Ruang keluarga ini berukuran hampir sama dengan ruang tamu.
Disini terdapat buffet besar yang di dalamnya berisi hiasan piring-piring kuno dan beberapa hiasan patung kecil yang berdebu karena telihat tidak pernah dibersihkan, di buffet tersebut juga ada tempat untuk televisi, di dalamnya terdapat televisi tabung merk BLAUPUNKT buatan Jerman .
Di ruang keluarga ini tersedia satu set kursi berbahan kayu jati berukir dengan meja marmer di tengahnya, kursi ini menghadap ke arah televisi.
Ada satu lukisan berukuran besar, menggambarkan pemandangan suatu tebing dengan banyak pohon yang gelap dan suram.
Di sebelah lukisan itu terpasang sebuah foto hitam putih berukuran besar dengan bingkai berwarna emas, foto seorang lelaki bule dengan pakaian jas resmi dengan mata biru yang menyorot tajam. Foto itu terlihat hidup dan mengerikan.
Di sisi kiri dan kanan ruangan keluarga ini terdapat 2 kamar tidur yng saling berhadapan , total kamar tidur disini ada 4 kamar tidur, masing masing kamar berisi satu buah tempat tidur berbahan kayu jati, meja rias dan lemari pakaian dengan kaca besar berbentuk oval.
Aku merasakan hawa yang aneh sewaktu mulai memijakan kaki ke dalam rumah ini. Aku merasakan sesuatu yang penuh sesak, aura yang kurang bersahabat. Apalagi melihat foto2 hitam putih yang tergantung di dinding rumah ini.
Setelah ruang keluarga terdapat kamar 2 kamar mandi yng saling behadapan di tiap sisi kamar tidur, kamar mandi ini luas juga ukuranya, di dalam kamar mandi ini terdapat bak mandi yng berukuran besar dan sebuah kloset dan lagi2 terbuat dari marmer, di dinding kamar mandi terdapat cermin yng besar, seukuran tubuh manusia.Jadi kita bisa melihat bentuk tubuh kita sembari mandi sabun hihihihihi.
Sekilas vila ini hanya satu lantai kalau dari luar. Tetapi ternyata di sebelah dapur terdapat tangga menuju ke lantai atas, tangga itu tidak terlalu tinggi , tangga itu terbuat dari kayu keras, di sisi kiri dan kanan terdapat pegangan tangga, pegangan tangga itu telihat ada bekas cakaran yng masih terlihat baru. Diujung tangga terdapat pintu ruangan atas yang digembok.
Pak Tembol telihat enggan melihat ke arah pintu di atas tangga itu, dia pun mengalihkan ke ruangan lain.
Di dapur terdapat pintu yng mengarah ke halaman belakang yng terkunci, di ujung dapur ada sebuah kamar kecil yng tertutup rapat, kata pak Tembol kamar kecil itu gudang , dan kita dilarang membuka gudang tersebut., Pak Tembol membuka kunci pintu yang mengarah ke halaman belakang,
“WOOOWWW besar sekali halaman belakang ini pak” ujar Wildan
Halaman belakang ini seperti kebun yng kosong, rumput disana terpotong rapi , terdapat gerombolan pohon pisang dipojokan dan ada pohon nangka yang besar di tengahnya. Kebun ini berbatasan dengan tembok yang tinggi di setiap sisinya.
“Gimana kalau kita bikin panggung di pojokan situ rek?” tanya Broni yang sedari tadi hanya diam
“Iya bron setuju , bagus kalau di sana. Cocok tempatnya” ujarku
Kami kembali ke dalam vila kembali dan pak Tembol kembali mengunci pintu yang ke arah kebun itu.
“Pak , itu di lantai atas kenapa ditutup dan digembok?” tanyaku penasaran
“Eeeehh…..se..sedang direnovasi dik, karena ada beberapa plavon yng jebol dimakan rayap” jelas pak Timbol terbata .
“Kok agak ngeri ya suasananya” bisik wildan .Seolah mendengar omongan antara wildan
“Jangan takut dik , disini aman kok, Nanti bapak bersihkan ruangan dan kamar kamarnya”.
AUTHOR POV
Sebenarnya di vila ini dilengkapi ruang bawah tanah atau bunker perlindungan, letak pintu bungker ini ada dua. Satu di bagian kebun belakang tepat di bawah panggung yng akan dibikin untuk acara besok harinya, dan satunya ada di lantai atas vila ini ( aneh kan), dalam kondisi ini pak timbol tidak menjelaskan secara detail keadaan vila tersebut.
Vila ini adalah sudah ada sejak penjajahan Belanda, vila ini dibangun untuk digunakan sebagai tempat peristirahatan keluarga Belanda.
Mereka pun membuat ruang bawah tanah yng digunakan untuk berlindung dari serangan yng tidak terduga.
Tembok yang di belakang vila tersebut berbatasan dengan jurang yng dalam.
Diasumsikan tidak ada musuh yng mau menyerang dari jurang tersebut sewaktu perang terjadi .
AUTHOR POV END
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 353 Episodes
Comments
Peni Setyowati
cerita ini karya arek malang ya,, kok medik banget tuh BHS malangx...misuh" x juga asli malang
2022-11-20
0
ARSY ALFAZZA
❤️
2021-10-13
2
juwita
mampir ah... cari yg serem"lg
2021-10-12
0