AUTHOR POV
Pak Tembol dengan nama lengkap ( Sutembol X Swastika ) lelaki kurus paruh baya dengan wajah yang di beberapa bagian terdapat bekas luka cakaran yang jauh terlihat tua meskipun umurnya belum setua dari penampilanya.
Lelaki yang tidak terlalu tinggi, berkulit hitam serta berpotongan rambut ala pokalis Kangen Band ini adalah orang yang betah membujang hingga saat ini, suatu tanda tanya kenapa dia membujang hingga sekarang, padahal selama dia tinggal di kota asalnya dia bergelimang harta dan digilai wanita- wanita muda.
Pak tembol berasal dari kota terbesar di Jawa Timur, dia adalah putera bungsu dari pasangan kaya raya di sana, orang tua pak Tembol bergerak dalam bidang usaha pemasok TKW dan penyalur tenaga kerja wanita. Mereka mempunyai kaki tangan di desa2 untuk mecari bakal TKW yang mau disalurkan ke luar negeri atau dipekerjakan di luar pulau sesuai pesanan pembeli tenaga kerja tersebut…. entah kenapa pak Tembol lebih tertarik menyendiri di dusun gebang dengan kondisi apa adanya dan mau menjadi penjaga dan merawat vila putih milik pak Leo itu.
Pak Tembol tinggal di sekitar hutan dusun Gebang dekat dengan sungai yang ber arus lumayan deras, sebagian sungai itu terlihat dalam dengan air yang tenang tempat dia memacing karena ikan yang melimpah . Dia tinggal di sebuah rumah atau lebih tepat dikatakan gubuk papan kayu yang berukuran hanya 3x3, di dalam gubuk itu hanya terdapat sofa tua yang sudah jebol sana sini , sebuah lemari kayu yang sudah berumur dan sebuah amben dengan alas kasur kapuk yang sudah tipis.
Belakang rumah beratapkan seng warna hijau yang lobang sana sini terdapat sebuah tungku masak yang hitam karena jelaga, ada juga sumur yang terlihat banyak ditumbuhi lumut dan tanaman menjalar, ada pula sebuah ruangan berbentuk kotak terbuat dari susunan papan yang tidak terpakai yang digunakan sebagai kamar mandi, tetapi untuk kegiatan buang air besar dia lakukan di sungai belakang rumahnya.
Kegiatan sehari hari pak tembol adalah memancing, dia memancing untuk makan sehari hari. Selain memancing dia adalah sebagai penjaga vila putih yang sudah dilakukanya beberapa tahun ini.Hobby memancingnya dia tekuni sedari di tinggal kota, pak Tembol selalu menghabiskan waktu untuk memancing dan memancing.
AUTHOR POV END
“Assalamualaikum….. Assalamualaikum…” teriak Ali , tetapi tidak ada jawaban dari dalam rumah, sepertinya pak Tembol sedang tidak ada di rumah
“Permisi pak Tembol….. “ teriak Tifano.
“Li, yuk kita ke belakang rumah, siapa tau pak tembol gak denger” ajaku.
“Sepi sekali Li, kok koyoke gak ada penghuninya, coba kita cari lebih ke belakang lagi Li, mungkin pak Tembol lagi di kebun belakang” gumam Tifano
“Aku kok dengar suara aliran sungai ya Tif, yok kita kesana , mungkin pak Tembol sedang ada disana” kami menuju ke belakang rumah pak Tembol untuk mencari suara aliran sungai.
kami pun menuju ke belakang rumah. Di belakang rumah ini terdapat kebun kecil yng ditanami tanaman singkong, pepaya dan pohon pisang, secara berjajar, mungkin ada sekitar seratus an tanaman yang rapi berjajar di belakang rumah pak tembol.
Diantara tanaman ini ada jalan setapak menuju ke arah hutan pinus di belakangnya, suara burung bersahut sahutan dengan suara belalang yang menambah keindahan suasana di pagi.
Baru beberapa langkah kamiberjalan menuju hutan pinus, tiba-tiba terdengar suara keras yang berasal dari belakang.
HEEEYYY.....SEDANG APA KALIAN DISINI !,
“APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI......!!” teriak pak Tembol dari arah samping rumah
“KALIAN APA TIDAK TAHU KALAU DIBALIK HUTAN PINUS ITU ADA SUNGAI YANG ALIRAN AIRNYA DERAS DAN BAHAYA!!!!!!...BISA HILANG KALIAN DI SANA!.....” kembali pak tembol berteriak marah.
“Ma maaf pak... sa.. saya t.. tidak tahu pak” jawab Tifano dengan wajah pucat ketakutan.
“Kami mencari bapak . tadi saya sudah memangil bapak di depan rumah, tetapi bapak ndak ada di sana pak , terus saya inisiatif mencari bapak di belakang rumah bapak , kemudian saya mendengar suara air sungai dan saya pikir bapak sedang di sana, suara air itu menarik perhatian kami untuk ke sana pak “ jawabku
“Ayo ke rumah saya saja, kalian jangan sekali kali masuk ke hutan itu tanpa ada saya, ayo sini “ ajak pak tembol
Pak Tembol membuka pintu rumah yang hanya terbuat dari papan dan bambu yang di satukan seadanya.Di dalam rumah terdapat kursi panjang yang terbuat dari batang pohon besar yang dibelah menjadi dua bagian.
“Ayo silakan duduk, Ada perlu apa kalian mencari saya, Tadi saya habis memancing di sungai belakang hutan itu. Kalian kemari mau menanyakan masalah teman kalian yang kerasukan itu kah? “ jawab pak Tembol dengan muka masam.
Aku dan kedua teman ku terkaget, bagaimana bisa pak Tembol mengetahui kejadian mengerikan semalam. Padahal dia semalam tidak ada di vila itu, atau jangan-jangan dia mengintip dari kejauhan apa yang terjadi di sana.
“Benar pak , ini soal teman kami yang semalam kerasukan dan sekarang mereka belum sadar pak “ jawab Ali dengan sopan.
Pak Tembol menghela nafas dengan berat. Seolah banyak sekali beban yang sedang ditanggungnya sekarang .
“Begini nak , jiwa teman kamu itu saat ini sedang ada di dalam kekuasan Nyai Suparmi ,….mmmh dia penguasa jurang di belakang vila itu nak, saya takut...saya takut akan pikiran saya sendiri tentang temanmu itu. “ jelas pak Tembol dengan bergetar.
“Mmmmhhh….Sewaktu kalian masuk ke vila saya sempat lupa untuk memberikan informasi apa saja yang tidak boleh dilakukan di sana, bener-bener saya kelupaan nak” sesal pak Tembol
“Saya sebenarmya sudah bisa meredam keinginan Nyai Suparmi untuk meminta tumbal nyawa selama ini dengan cara….mmhhh ah sudahlah.... “ pak tembol terdiam , dia tidak meneruskan penjelasanya.
“Mungkin teman kamu tidak bisa diselamatkan, atau mungkin bisa itu tergantung keramahan hati Nyai Suparmi. Kemarin saya sempat berkomunikasi sebentar dengan Nyai suparmi , beliau bilang kalau salah satu teman kalian telah berlaku tidak senonoh dan telah melanggar pantangan di sana. Hingga harus ada yang mati karena melanggar pantangannya!, dan beliau juga bilang akan ada banyak korban nantinya “
cerita pak Tembol dengan pelan dan dengan suara yang bergetar.
wajah pak tembol yang ruwet makin terlihat ruwet saat ini !
Ali dan Tifano bergetar dengan wajah pucat, entah apa yng ada dipikiran mereka, aku pun merenung, aku ingat sewaktu akan berangkat menuju vila ini aku merasakan sesuatu yang tidak enak akan terjadi. kami kalut, ketakutan, bingung atas jawaban dari pak Tembol itu. Keringat dingin membasahi baju kami sambil menunggu omongan selanjutnya dari pak Tembol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 353 Episodes
Comments
sinank nang
👍👍👍
2022-01-13
0
Umi Hidayati
mas Dani ojo ngilang critane yo..lanjutken ae terus..
2021-09-26
4
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
next
2021-08-09
0