Aku terdiam lalu kembali turun ke bawah menemui mai, aku penasaran dengan cerita nya.
"Apa kau benar benar operasi plastik?" tanya ku.
"Yah, aku lelah di rundung di sekolah lama ku. Jadi aku memutuskan untuk merubah total wajah ku dan tentu saja kulit ku. Setahun aku tidak bersekolah dan akhir nya memutuskan untuk pindah, orang tua ku sebenar nya tidak setuju aku lebih pindah sekolah, tapi aku memaksa, aku menceritakan betapa menderita nya aku di bully di sekolah lama ku. Ku pikir ayah mu pun pasti setuju jika kau melakukan hal yang sama dengan ku" jelas Mai.
"Apa kau sudah gila, papa tidak akan mau" pekik ku.
Aku menatap wajah Mai. Yang sangat cantik, kulit putih mulus, body goals.
"Apa bukti nya jika kau pernah jelek?" pertanyaan ku mungkin agak konyol.
Mai melempar foto lama diri nya, dan sebuah kartu pelajar di sekolah lama nya.
Aku memungut foto foto itu.
Ini bahkan lebih buruk dari wajah ku, tidak. ia seperti monster, aku bahkan takut melihat nya.
"Apa ini benar kau?," tangan ku sedikit bergetar.
"Kenapa?!,kau takut melihat wajah ku?" pekik mai.
Mai mendekat dan aku mundur perlahan.
"Apa wajah ku seburuk itu?, Mai terus berceloteh sambil kedua tangan nya masih menyilang.
"Hentikan Mai, aku tidak mau mengikuti jejak mu" pekik ku.
Mai tersenyum.
"Jangan takut, temui aku jika kau berubah pikiran" ucap Mai sambil berlalu tanpa pamit.
Ia pun menghilang.
Aku merinding sesaat.
"Apa Mai manusia?!" pekik ku sambil berlari ke arah tangga menuju lantai atas kamar ku.
Keesokan hari nya.
"Hay lid, kok aku gak melihat mu seharian kemarin?" tanya Reno pada ku dengan wajah sok polos nya. Jujur aku sangat muak dengan nya. Tapi aku pura pura tidak tau.
"Aku gak enak badan" jawab ku singkat lalu pergi menghindari nya.
"Kamu sakit?" tanya nya.
"Aku baik baik saja" ucap ku sambil mengepalkan tangan.
Aku pun berbalik melanjutkan perjalanan ku menuju kelas, 3 hari lagi pembagian raport.
Aku duduk di bangku ku. Ku lihat putra sedang asik duduk kursi guru sambil kaki nya di atas meja.
"Dasar berandalan" batin ku.
Tiba tiba putra melempari ku kertas.
"Wah tepat sasaran" puji putra pada diri sendiri.
Aku mengabaikan nya. Aku sedang tidak ingin berdebat dengan siapa pun.
Putra seperti tidak puas mengerjai ku.
Ia pun menghampiri ku.
"Hay gendut" sapa nya.
Aku pura pura tidak mendengar nya.
Putra menepuk pundak ku yang besar.
"Ternyata percaya diri mu sekuat itu yah" bisik putra.
"Jangan sentuh aku, aku jijik, aku benci" ujar ku meniru gaya tiktok sinetron orang ketiga.
Putra tertawa terbahak bahak.
"Selain pede, lucu juga kau ternyata?!" ujar putra masih dengan tertawa nya.
Ah, aku tidak peduli apa pun yang putra katakan.
class free setelah ujian semester. Kami tidak ada kegiatan yang berarti. Harus nya aku tidak turun sekolah saja.
Aku keluar kelas mencari Bimo.
Aku menemukan nya sedang asik membaca buku di perpustakaan. Aku harap tidak bertemu Mai.
Bimo melambaikan tangan nya dari kejauhan.
Aku tersenyum dan mendekati nya.
Reno ternyata ada di dalam perpustakaan juga.
Aku pura pura tidak melihat nya. Aku segera duduk di meja bimo.
Namun Reno malah menghampiri kami.
"Kenapa menghindari ku?!" tanya Reno bingung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Endang Winarsih
lanjut
2022-08-14
0
Suryatina Handayani
tanya aj sama rumput yg bergoyang sana Reno bilang gitu Lidya.jgn hirau kan cwo rese ky Reno.mau berteman krn ada harta ciihhh...parasit
2021-07-10
0
nnda
maaf yh thor aku saranin si lidya jangan oplas lah biar dia diet dengan cara yg sehat aja pliiss
2021-07-09
6