Aku pun berlalu dengan cepat, tapi putra menahan lengan ku.
Aku berbalik menatap nya.
"Habis nangis??? bagus lah, ini pertanda baik bahwa kau mulai sadar diri. banyak banyak bercermin" kata nya sambil mendorong ku hingga hampir terjatuh, tanpa rasa bersalah ia berlalu pergi.
Aku menahan sesak di dada akibat perlakuan orang orang di sekeliling ku.
Aku berlari ke atap sekolah. Menghirup udara segar dalam ke tinggiian.
Apa salah nya jika aku gendut, apa salah nya aku jelek. Aku menangis sejadi jadi nya.
Aku menatap ke bawah dari atap. Aku sedang di lantai 5 sekolah ku.
Tinggi juga. Tiba tiba seseorang menarik ku ke belakang hingga aku terjatuh ke tubuh nya.
Aneh nya ia tidak merasa sakit sama sekali dengan tubuh besar ku yang telah menimpa nya
Wajah nya asing, mungkin anak baru.
Seorang wanita cantik dengan body goals.
Aku segera bangkit.
"Kamu siapa?!" tanya ku bingung karena perlakuan nya.
"Jangan mati" ucap nya singkat.
Aku tertawa.
"Siapa yang mau mati? astaga, jangan jangan kamu mengira aku mau bunuh diri?!" pekik ku.
Ekspresi anak itu datar.
Aku pun bangkit. Kami sama sama berdiri.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku" tanya ku lagi.
"Aku, siswi di sekolah ini juga" jawab nya.
"Tapi aku merasa tidak pernah melihat mu di sekolah ini" tanya ku lagi.
"Apa aku harus terlihat oleh mu" anak itu pun berpaling dan melangkah menjauh dari ku, ia menuju pintu untuk turun kembali ke sekolah.
Aku mengikuti nya namun ia cepat sekali pergi.
Aku pun kembali turun dari atap gedung sekolah.
Aku menghindari Reno pasti nya. Aku benci melihat nya. Dada ku sesak jika mengingat nya.
Baru masuk kelas sudah ada putra yang membuat heboh seisi kelas karena ia menemukan surat cinta ku yang tertinggal di laci meja ku. Ia dengan nyaring dan lantang membaca surat itu.
Surat untuk Reno yang sudah lama aku tulis.
"Masih jaman menulis surat beginian, hahaa norak banget?!'' seru putra sambil membacakan isi nya.
Aku sungguh malu tak terkira, putra sukses membuat ku terlihat sangat bodoh di depan semua orang.
Aku mengejar putra ingin mengambil kertas itu namun aku tidak bisa menggapai nya karena ia tinggi. Sedang kan putra mengangkat tangan nya ke atas agas jauh dari jangkauan ku.
Seisi kelas ramai menertawakan aku. Sebagian melempari ku kertas dan sampah.
Aku putus asa dan berlari ke arah luar kelas. Air mata ku membanjiri wajah bulat ku. Aku menenangkan diri di halaman belakang sekolah. Aku sesenggukan.
Gadis yang di atap sekolah tadi datang lagi.
"Apa kau selalu selemah itu?" tanya nya tiba tiba. Aku bahkan tidak tau siapa nama nya, mengapa ia mencampuri urusan ku.
"Bukan urusan mu" tegas ku.
Dia tertawa.
"Aku maii, ada yang bisa ku bantu?'' tawar nya sambil memperkenalkan diri nya.
Aku menatap nya, giliran aku yang tidak berselera untuk berkenalan dengan nya.
"Lidya, jika ingin membalas mereka, berubah lah, menjadi cantik" ucap nya serius.
Aku terkejut, kenapa ia bisa mengenali ku, dan seolah mengetahui apa yang ku alami.
"Jangan sok tau dengan apa yang aku alami, ini bukan urusan mu" balas ku.
Ia menatap ku tajam, aku tidak mengerti ekspresi nya. Ia tersenyum tapi terkesan sinis dan mengerikan. Ada apa dengan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Bun Da
seru ceritanya
2022-09-13
1
Maama Chayank Kalianz Bertiga
d bab ini.. qw mulai tertarik.. dan yah.. mai itu adalah ibu kandung.a itu sdh pasti bisa d tebak
2022-04-02
0
Dinlutfia Widiasih
setan kah
hh
2022-03-08
0