Di Bandara L terlihat seorang wanita mirip dengan Mira. Ia melihat kedua adiknya dari kejauhan dan segera Ia menghampiri adiknya
" Apa kabar Fer ?" Tanya wanita itu dan memeluk sekilas adiknya
" Baik kak " Balasnya sembari tersenyum
" Kau apa kabar Calon adik ipar ?" Tanya wanita itu pada Tari dan memeluknya
" Tari juga baik kak " Balasnya.
" Oh iya.. " ucapan Fer terputus saat wanita itu mengambil alih pembicaraan adiknya
" Iya aku tau kak Mira sedang di Negara S. Mungkin jika urusannya selesai besok dia akan pulang Fer " ucap wanita itu.
Fer mencebik kesal melihat kakak keduanya yang sama persis seperti Mira
" Hei kak Ara. Kau seperti Kak Mira. Aku baru bicara tapi kau langsung tau apa yang akan ku bicarakan. "
Wanita yang mirip dengan Mira bernama Kinara Dwi Assegaf atau biasa dipanggil dengan sebutan Ara. Anak kedua dari almarhum dan almarhumah Assegaf yang baru pulang ke Negaranya saat sudah 5 tahun mengelola perhotelan di Negara S yang masih termasuk properti milik Mira.
" Sudahlah. Aku capek ingin pulang. " ucap Ara
" Let's go kak " ucap Fer.
Tak lama mereka bertiga melesat menuju Istana yang Mira bangun dengan hasilnya sendiri.
Pak Anto yang sedang berjaga mendengar suara klakson mobil dari Tuan Mudanya segera membuka gerbang lebar. Fer segera menancapkan gas mobilnya dan masuk ke perkarangan Rumah.
Semua pelayan berjejer didepan pintu menyambut Nona Muda ke dua setelah Mira.
Fer dan Tari turun terbih dahulu disusul Kinara. Pak Anto membawa dua koper besar milik Ara.
" Selamat datang kembali Nona Ara " semua pelayan serentak membungkukkan setengah tubuhnya.
" Terima kasih " ucap Ara tersenyum.
Ia menyerahkan Paper Bag agak besar kepada Bi Mirna. " Ara minta tolong bagiin semuanya ya Bi. Disana sudah ada Namanya. " ucap Ara
" Waahh terima kasih Nona Ara " ucap mereka semua
Ara hanya mengangguk dan berjalan masuk menuju kamarnya meninggalkan Fer dan Tari yang ada diruang tamu. Para pelayan segera kembali ke tempat masing-masing untuk mengerjakan pekerjaan yang tertunda.
" Kak Ara mau kemana ? " tanya Tari yang melihat Ara menurunin tangga sambil membawa bingkisan.
Ara berjalan menuju adiknya serta kekasih adiknya yang sudah seperti adik kandungnya sendri. Ara menyerahkan bingkisan tersebut pada Fer dan Tari.
" Ini untuk kalian "ucap Ara.
" Tadi aku lupa memberikannya pada kalian. Saat akan mandi baru teringat bingkisan itu " sambungnya.
Tari membuka bingkisan segiempat berwarna Navy yang berukuran kecil, seketika matanya terbelalak melihat cincin putih yang simple namun mewah serta sudah ada ukiran nama Tari Amelia disana dengan satu berlian berwarna merah delima yang terpasang manis.
" Ini seriusan Kak ? " tanya Tari yang tidak percaya.
" Iyaa itu untukmu. Dan yang satu itu untukmu Fer " ucap Ara dengan dagunya menunjuk bingkisan dimeja
Fer segera membuka bingkisan dari Ara dengan tidak sabaran Dia pun terkejut saat melihatnya sebuah Jam Tangan mewah keluaran terbaru yang sangat langka dan hanya ada 7 buah. Dihiasi permata kecil-kecil disamping lingkaran Jam Tangan itu.
" Kak iniii.. " ucapan Fer terputus saat melihat Ara sudah pergi dari hadapannya. Matanya mencari keberadaan Ara dan dilihatnya Ia sudah berada di lantai dua menuju kamarnya.
" Aishh Kak Ara ini selalu saja pergi saat aku ingin bicara. " kesal Fer
" Sudahlah mungkin Kak Ara lelah " ucap Tari
Keduanya pun larut dalam candaan mereka.
*
*
*
*
Di Negara S.
Mira sedang berada di Restoran yang sudah dipesan untuk menghadiri Rapat dengan Perusahaan Wijaya. Mira duduk santai sambil memainkan ponselnya.
Tiba-tiba ponsel Mira bergetar tertera disana nama Shaka Adit senyum Mira mengembang dan langsung mengangkat telphonnya.
" Kenapa kamu pergi tak memberi tahuku si " ucap Shaka kesal
Mira terkekeh mendengar omelan Shaka.
" Baiklah aku minta maaf " ucap Mira.
" Kapan kamu pulang sayang ? " tanya Shaka. Yah mereka mempunyai hubungan sejak di Restoran malam itu.
" Jika meeting dengan Perusahaan Wijaya malam ini selesai mungkin besok siang. " ucap Mira
" Kabari aku jika akan pulang. Aku akan menjemputmu di Bandara. " ucap Shaka
" Iya nanti ku kabari. Baiklah sayang. Bye " ucap Mira dan mematikan sepihak.
Shaka yang hendak bicara namun telephonya sudah mati. Ia menggerutu kesal dengan sikap Mira.
" Kau ini kenapa sih Mir ?? " ucap Shaka kesal
Jika Di Negara S sudah pukul delapan malam berbeda dengan Negara L yang baru menunjukkan pukul 5 sore.
Merasa semua berkas sudah ditangai Shaka membereskan mejanya saat sudah rapih Shaka membenarkan jasnya dan pulang membawa tas berisi laptop dan dokumen-dokumen penting.
Iqbal sang tangan kanan sudah menunggunya di depan pintu ruangan Shaka.
Begitu Shaka keluar dari ruangannya Iqbal menunduk hormat
" Selamat sore Tuan. Mobil sudah saya siapkan. Silahkan" ucapnya sembari tangan sopannya meminta Shaka berjalan duluan. Shaka hanya mengangguk dan menepuk bahu Iqbal dengan pelan.
Shaka memasuki lift diikuti Iqbal yang ada dibelakang. Lift turun mengantarnya ke lantai dasar. Saat sudah di lobby semua karyawan yang lembur berdiri dan menunduk hormat ketika melihat Shaka serta tangan kanannya. Shaka membalasnya dengan senyum yang baru pernah mereka lihat. Melihat itu semua karyawan menganga betapa tampannya CEO mereka saat tersenyum begitupun Iqbal yang tak percaya dengan keajaiban yang baru saja terjadi.
' Ada apa dengannya ? Ini baru pertama kali aku melihat Tuan tersenyum. Apakah Tuan sudah menemukan Cinta kecilnya ? ' batin Iqbal bertanya-tanya.
" Silahkan Tuan " Iqbal membukakan pintu untuk Shaka dan lagi dibalas dengan senyumannya.
' Benar-benar aneh Tuan ini. Lebih baik aku tanyakan saja nanti. ' batin Iqbal.
Tak lama mobil mewah milik Shaka melesat menuju jalan raya. Kemacetan terjadi karena di jam sore semua yang bekerja akan pulang. Biasanya Shaka akan marah-marah mendengar kebisingan seperti ini. Perlahan kemacetan semakin berkurang dan berjalan normal kembali. Iqbal melihat dari kaca spionnya terlihat Shaka hanya tersenyum. Iqbal pun memberanikan diri bertanya apa yang terjadi dengan Atasannya itu
" Tuan " Panggil Iqbal
" Ya ada apa ? " balas Shaka
" Apa Tuan baik-baik saja ? " tanya Iqbal
" Tentu.. bahkan sangat baik. Memang kenapa ?" Tanya Shaka penasaran.
" Saya merasa aneh dengan sikap Tuan yang selalu tersenyum. Bahkan selama kemacetan tadi Tuan diam saja biasanya Tuan akan marah-marah " ucap Iqbal hati-hati. Takut menyinggung perasaan Atasannya.
' Jika Tuan marah habislah aku.. kenapa bisa seberani ini aku bertanya ' gumamnya dalam hati.
Namun diluar perkiraan, justru Shaka hanya terkekeh mendengar pertanyaan Iqbal. Hal itu membuat Iqbal semakin bingung.
Shaka memperbaiki posisi duduknya dan menatap Iqbal " Dengar. Kau ingat dengan cinta kecilku dulu bukan ?" Ucap Shaka terjeda kemudian " Aku akhirnya Menemukan Mira. Dia yang mempunyai Perusahaan Raksasa satu-satunya di Negara ini " sambung Shaka.
Iqbal terkejut mendengar apa yang barusan Shaka ucapkan. Apa maksudnya ?? Setahu Iqbal pemilik perusahaan raksasa itu bernama Maharani bukan Mira.
" Eee maaf Tuan, bukannya pemilik Perusahaan Raksasa itu bernama Maharani bukan Nona Mira yang selama ini Tuan cari " ucal Iqbal
Memang hanya segelintir orang yang tau bahwa nama asli Perusaahan MH Assegaf.
" Kau benar. Nama Rani ia gunakan saat diluar. Hanya ada beberapa yang bisa mengakses nama Mira di perusahaannya. Salah satunya Shilla Darren dan beberapa anak buahnya. " terang Shaka.
*
*
*
*
Meeting Mira dengan Perusahaan Wijaya telah selesai kini mereka berdua sedang menikmati makan malam yang baru saja datang.
" Maaf Nona Rani saya ingin bertanya sesuatu " Ucap Rendi hati-hati. Karena menurut informasi Mira sangat sensitif soal keluarga.
" Ada apa ?" Tanya Mira
" Jika dilihat-lihat wajah Nona terlihat sama dengan pemilik hotel Dwira dan mengapa nama perusahaan Nona sama dengan Hotel-hotel ternama disini ? " tanya Rendi
Mira tersenyum " Tentu saja karena itu adalah Adikku dan juga Hotel-hotel yang Dwira kelola termasuk masih properti ku " ucap Mira santai
" Itu artinya Nona adalah kakak dari Kinara ? " tanya Rendi terkejut.
" Iya saya adalah kakaknya. Kau mengenal adik ku Tuan Rendi ? " tanya Mira
Rendi tersenyum bahagia dan segera mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, Mira bingung tetapi membalas uluran tangan Rendi
" Nona. Saya adalah kekasih dari adik Nona. Kinara " ucap Rendi
Mira terkejut mendengarnya. Ia menatap lekat-lekat pria yang mengaku bahwa dia adalah kekasih dari adiknya. Kemudian Mira menarik tangannya dari Rendi.
" Kau betul kekasih adik ku? " tanya Mira matanya menyipit melihat pria dihadapannya.
" Betul Nona. Sebenarnya saya hendak melamar Ara tapi kata Ara saya harus mengenal Anda terlebih dahulu Nona. " ucap Rendi
" Panggil aku dengan sebutan Rani. " ucap Mira
" Eh.. emm baiklah. Aku panggil Kakak saja " ucap Rendi sambil tersenyum.
" Apa yang kau lihat dari adik ku. Dia crewet dan banyak maunya. Apa kau yakin dengan keputusanmu untuk melamar adik ku ? " tanya Mira
" Aku melihat ketulusan dimata Ara. Serta melihat kesedihan dimatanya. Aku ingin membahagiakan dia Kak. Aku tak melihat jika dia kaya atau apa. Aku benar-benar ingin dia Bahagia. "
Mira terdiam sejenak sambil menikmati makanannya yang tinggal sedikit. Sedangkan Rendi tertunduk takut jika tak direstui oleh Kakaknya yang katanya sangat dingin. Setelah makanan Mira habis dan ditutup oleh jus jeruk pesanannya. Mira berdiri dari duduknya yang membuat Rendi semakin tertunduk sedih.
Kemudian Mira kembali berbicara
" Maaf Rendi.... ucap Mira menggantung
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments