Sampai di perusahaan Tari melihat gedung Raksasa Milik Mira yang Tinggi dan juga sangat megah
" Aku sudah pernah menginjakkan kaki di sini tetapi saat perusahaan ini masih menjadi milik Mahardika bahkan dulu masih sangat kecil. Dan ini untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di perusahaan yang sudah menjadi milik Kakak dan sudah sebesar ini. " Gumam Tari
" Kak Mira benar-benar hebat. Aku sangat bahagia akhirnya Kak Mira bisa berada dipuncak kejayaannya. " Sambungnya
Puas melihat gedung didepannya Tari menuju meja Resepsionis.
" Ada yang bisa saya bantu, Nona. " tanya Resepsionis 1 dengan sopan dan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya menambah kesan Ramah.
" emm Saya ingin bertemu Kak Rani. Apa ada didalam ? " tanya Tari
" Apa sudah ada janji Nona ? " tanya balik
" eee.. Belum.. tapi saya minta tolong sambungkan telephonnya pada Kak Rani bilang bahwa Tari Amelia ingin bertemu " ucap Tari
" Baik. Tunggu sebentar Nona " ucap Resepsionis 1
Setelah mènunggu beberapa menit akhirnya Ia masuk menuju lift khusus CEO diantar oleh Resepsionis tadi. Tari menekan angka 40 tak lama lift bergerak ke atas membawanya ke ruangan Mira. Sampailah Didepan ruangan Mira, sang sekertaris cantik bangkit dari duduknya lalu menyapa Tari dengan sopan
" Silahkan masuk Nona. Nona Mira sudah menunggu " ucap Shilla dengan ramah
" Terima kasih Mbak " ucap Tari sembari tersenyum.
Toktok !
" Masuk " jawab Mira
Tari berjalan masuk sembari mengendap-endap hampir seperti pencuri. Mira menyernyit lalu bergumam " sepertinya ada yang mengetuk pintu. Tapi kenapa tidak ada yang masuk ". Tak lama Tari memeluk leher Mira dari belakang membuat Mira terlonjak kaget. Bukannya kesal justru Mira tersenyum karena sudah pasti Tari Amelia yang selalu jahil persis sperti Fernando.
" I Miss You Kak " ucap Tari. Tak lama Ia mencium pipi Mira. Baginya Mira seperti Kakaknya sendiri dan lagi berhubung Fernando adalah Adik Bungsu Mira.
Mira tersenyum teduh melihat Tari yang manja seperti adiknya. Dimana-mana mungkin canggung bila bertemu dengan calon Kakak Ipar tapi tidak dengan Tari. Ia justru lebih dekat dengan kedua calon kakak iparnya itu.
" Apa kabar Tari ? " tanya Mira
Tari berjalan memutari meja hingga ia berhenti dihadapannya lalu Tari memutar tubunya sendiri sambil berkata " Seperti yang Kakak lihat. Aku baik " jawab Tari sambil tersenyum.
" kau kesini sendirian ? Dimana Fer ? " tany Mira
" dia ada meeting kak. "
" bagaimana liburanmu Ri ?" tanya Mira
" lancaar.. oh iya hampir saja lupa " ucap Tari sembari meraih sesuatu didalam tasnya.
" ini untuk kakak. Semoga kakak suka " Tari mengeluarkan sebuah kotak yang dibungkus rapih dan memberikannya pada Mira.
" Terima kasih sayang.. aku buka yah " ucap Mira. Tari hanya mengangguk
Mira membuka kotak yang diberi oleh Tari tak berapa lama senyum terbit dibibir Mira. Ia langsung melepas jam tangan yang dipakainya tadi dan diganti oleh pemberian Tari. Tari yang melihatnya tersenyum karena Mira menerima hadiah yang harganya hanya seujung rambut bahkan melepaskan jam tangan mahalnya dan memilih memakai jam pemberian Tari
' Cantik ' batin Mira. " Terima kasih sayang " Mira tersenyum begitu juga Tari.
" Oh iya Kak. Bagaimana kabar Kakak Ipar disana ?" Tanya Tari
" Dia baik-baik saja. " balas Mira
" Hm kapan ya kakak ipar pulang ? Aku rindu sekali " gumamnya sendiri namun masih di dengar oleh Mira.
" Coba saja kamu tanya Fer. Dia yang lebih dekat dengannya " ucap Mira.
" Iya juga ya. Oh iya kak ayo kita makan. Aku lapar " Ajak Tari seraya mengusap perutnya
Mira terkekeh melihat tingkah Tari yang begitu lucu.
" Sebentar. Aku selesaikan ini dulu. " Mira lalu melihat jam tangannya " Emm 30 menit lagi. Sabar ya sayang " Ucapnya
Tari mengangguk lalu ia mengambil majalah yang ada dimeja kantor Mira. Ia mulai membolak balik majalah itu setelah beberapa halaman Ia nampak geram dengan foto wanita dan pria yang ada dimajalah itu.
" Tidak usah kau lihat jika itu membuat mu marah Tari " Ucap Mira
Tari tersentak saat suara Mira yang mengudara lalu menengok ke arah Mira. Ia menyernyit bingung dengan calon kakak iparnya ' bagaimana kakak bisa tahu ? sedangkan mata kakak sedang tertuju pada berkas-berkas dihadapannya ' Batin Tari
Mira kemudian terkekeh " Tak usah kau fikirkan Tari. "
" Aku bingung bagaimana bisa kakak tahu jika aku marah melihat foto wanita jal*ng itu dengan suaminya sedangkan mata kakak tertuju pada berkas-berkas itu. " ucapnya
" Sudah ku bilang jangan kau fikirkan " ucap Mira
*
*
*
*
Sesuai janji Mira kini mereka berdua berada di Restoran dan menunggu adiknya yang sebelumnya sudah diberitahu jika mereka akan makan di Restoran dekat perusahaan Fer.
" Kau mau kemana Kak ?" Tanya Tari yang melihat Mira bangun dari duduknya
" Aku mau ke tolilet dulu " Pamit Mira. Tari hanya mengangguk.
" Hai sayang " Sapa Fer yang baru tiba
"Oh hai " balas Tari
Fer melihat sekitar mencari keberadaan Mira.
" Kakak sedang ke toilet " Ucap Tari yang mengerti jika kekasihnya itu mencari Mira. Fer mengangguk.
Sementara itu Mira hendak menuju ke tempat kedua adiknya berada namun kesialan terjadi pada Mira.
" Ya Ampun. Maafkan aku Nona " Ucap pria itu yang tidak sengaja menumpahkan minuman di baju Mira.
Beruntung mood Mira sedang baik " Ah iya tidak apa-apa. Salah ku juga tidak melihat anda " ucapnya seraya mengusap bajunya yang basah
" Ini Nona " Pria itu memberika sapu tangan miliknya pada Mira
" Tidak usah tuan. Nanti akan kering sendiri " Tolaknya. Ia lalu menatap pria di hadapannya dan
" Nona Rani / Tuan Shaka " ucap mereka berbarengan.
" Nona sendirian disini ? " Tanya Tuan Shaka
" Tidak. Saya kesini dengan kedua adik ku. " balasnya
" Boleh saya gabung Nona ? " Tanya Tuan Shaka
Mira tersenyum " Tentu saja. Mari " Mira berjalan terlebih dahulu dan Tuan Shaka mengekori Mira.
" Kak kenapa lama see... " ucapan Fer terputus saat melihag Mira bersama seorang pria
" Siapa Kak ?" Tanya Fer
" Oh ini Tuan Shaka. Dia juga bekerja sama dengan ku " ucap Mira
" Duduklah disamping saya tuan " ucap Mira tersenyum
Tuan Shaka mengangguk lalu duduk disebelah Mira
" Tuan Ini Fer dan Tari. Fer adik kandungku dan Tari calon adik iparku " ucap Mira memperkenalkan
keduanya tersenyum pada Tuan Shaka
" senang bertemu anda Tuan " ucap Fer.
Mereka berempat makan dengan tenang. Sesekali Fer melirik Tuan Shaka ' Kenapa dia seperti Kak Adit ' batin Fer
Mira yang bisa mendengar isi hati orang seketika menoleh ke arah Fer dengan tatapan bingung. Namun Fer hanya mengangkat bahunya.
Sepanjang perjalanan Mira memikirkan ucapan Fer ' Apa maksud ucapan Fer tentang Tuan Shaka yang seperti Adit ?' batin Mira.
" Huh rasanya tidak mungkin " gumamnya.
Ia membuang jauh-jauh harapan itu dan menambah kecepatan mobilnya menuju perusahan miliknya.
*
*
*
*
Waktu menunjukan pukul 10 malam. Mira yang lembur hingga lupa jam jika sudah malam
" Astaga. Ini sudah malam. Kenapa aku selalu lupa waktu saat bekerja " gumam Mira. Ia membereskan mejanya lalu keluar dari ruangan seketika Mira terkejut melihat Shilla masih ada dimeja kerjanya.
" Shilla ? Kenapa kamu belum pulang " tanya Mira
Shilla yang sedang menahan kantuk seketika berdiri saat mendengar suara Mira.
" Anda belum menyuruh saya pulang Nona. Saya fikir Nona akan membutuhkan bantuan saya. " balas Shilla
" Ya Ampun.. lalu kau pulang dengan siapa ? " tanya Mira
" Ee Saya bisa memesan taxi online Nona " ucap Shilla
Mira menghela nafasnya. Sekertarisnya ini benar-benar setia.
" Lebih baik kau pulang kerumah bersamaku saja Shilla. Sangat tidak baik wanita pulang sendirian " ucap Mira
" Tapi Nona.. "
" tidak ada penolakan ! " tegas Mira memotong ucapan Shilla yang sudah pasti tidak ingin ikut dengan atasannya itu. Hingga akhirnya Shilla mengalah karena melihat wajah Mira yang nampak ingin memangsanya.
Sampai dirumah Ia membuka pintu dilihat sekelilingnya sudah sepi hanya ada Bi Mirna yang berada didapur sedang memanaskan makanan. Sebelumnya Mira sudah memberi tahu Bi Mirna agar memanaskan makan malam yang tertunda. Mira dan sekertarisnya itu makan dengan tenang hingga selesai.
" Bi, saya minta tolong kamar tamu disiapkan yah. Sekertaris saya akan menginap disini. Setelah itu Bibi antarkan dia ke kamarnya. " ucap Mira pada Bi Mirna
" Dan kau Shilla. Didalam sana ada baju pilihlah yang membuatmu nyaman. Aku tinggal dulu. "
Shilla menunduk hormat. Ia berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya dilantai 3.
Tak lama Bi Mirna datang dan mengantarnya menuju kamar tamu dilantai dua.
" selamat beristirahat Nona Shilla. Saya permisi dulu. " ucap Bi Mirna
" terima kasih Bu " ucap shilla. Bi Mirna mengangguk sembari tersenyum.
Pagi harinya Fernando terkejut melihat Sekertaris Kakaknya sedang didapur bersama Bi Yati.
" Loh Kak Shilla. Kok pagi-pagi sudah sampai disini ?" Tanya Fer lalu mengambil keripik di kulkas
" Eh selamat pagi Tuan Fer " balas Shilla lalu membungkukkan badannya.
" Semalam saya menginap disini Tuan " Sambungnya
" Ohh. Kok tumben Kak ? " tanya Fernando
Baru saja Shilla ingin bicara namun suara dingin terdengar ditelinga mereka. Siapa lagi kalau bukan Mira.
" Iya. Itu karena Shilla masih menungguku dikantor hingga pukul 10 malam. " jawab Mira
"Ohh begitu.. ingat kesehatanmu sendiri Kak Shilla. "
" iya Tuan terima kasih. Dan Nona terima kasih sudah mengijinkan saya bermalam disini " ucap Shilla
" Hmm jika sudah pukul 6 kau pulang saja Shilla. Tak usah menungguku " balas Mira
" Saya hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada Nona." Jawab Shilla
Mira hanya menghembuskan nafasnya mengingat bahwa sekertarisnya ini selalu pasang badan didepan Mira.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
tijelclub
hmmmm
2022-01-05
0
tijelclub
rindu dalam hati
2021-12-09
0