" Maaf Rendi. Jika Kinara akan menyusahkan mu nanti " Mata tajam Mira yang menatap Rendi yang menunduk takut.
" Besok bawalah orang tuamu ke rumah Ara dan jangan beritahu Ara tentang lamaran mu itu. Aku pergi dulu. Selamat malam Rendi " ucap Mira sembari menepuk bahu Rendi pelan.
Rendi terkejut mendengar ucapan Mira. Apa katanya tadi ? Ia menyetujui hubungannya dengan Ara. Rendi berjanji jika Ia akan membahagiakan Ara.
Rendi pulang dengan gembira hingga kedua orang tuanya serta adiknya Tania bingung melihat Rendi yang senyum-senyum seperti itu.
" Kau kenapa Ren ? " Tanya Nyonya Adel
" Apa kau gila Kak ? " Tanya Tania asal
Pletak!
" Auu sakit kak " ucap Tania sembari mengelus dahinya yang dijitak Kakaknya.
Rendi duduk didepan kedua orang tuanya dengan senyum yang tak surut diwajahnya
" Mah Pah. Tadi Rendi meeting dengan Kakaknya Ara. Dia bilang jika ingin serius dengan Ara besok harus ke rumah Ara. "
Kedua orang tuanya tersenyum bahagia. Pasalnya Ara sendiri pernah bilang jika Kakaknya termasuk sangat susah memberi restu hingga hubungan Rendi dan Ara disembunyikan dari Mira.
" Alhamdulillah akhirnya. Baiklah Mama dan Papa akan mengurus semuanya. Kau pergi beli lah cincin untuk Ara. " Ucap Nyonya Adel
" Tapi tunggu. Bukankah kau tadi Meeting dengan MH Assegaf ? Kenapa jadi kakaknya Ara ? " Tanya Tuan Bisma
" MH Assegaf yang mempunyai perusahaan raksasa di Negara L itu Pah ? " tanya Nyonya Adel
" Iya Mah " balas Tuan Bisma
" Iya Mah Pah.. dia adalah kakaknya Ara." balas Rendi
Keduanya terkejut mengenai fakta baru tentang kehidupan Ara. Pantas saja Ara bilang jika sangat sulit mendapatkan restu dari kakaknya, itu karena Ara bukan orang sembarangan.
" Ya sudah kamu pergi beli cincin. Nanti keburu malam " ucap Nyonya Adel
" kalau begitu Rendi pergi dulu Mah Pah. Tania kau ikutlah dengan ku " ajak Rendi
" Baik kak " ucap Tania.
*
*
*
*
Ke esokkan harinya.
Waktu menunjukan pukul 9 pagi. Keluarga Wijaya sudah berada di depan rumah Ara. Mereka berEmpat turun dari mobilnya dan Bi Maryam membukakan pintu saat mendengar pintu mobil tertutup.
" Silahkan masuk Tuan Nyonya Tuan muda dan Nona muda Wijaya. " ucap Bi Maryam
" Terima kasih " ucap mereka berEmpat
" Silahkan duduk dulu, saya akan memanggil Nona sebentar " ucap Bi Maryam
Toktok
" Nona Rani. Keluarga Wijaya sudah datang " Ucap Bi Maryam
" Tunggu sebentar lagi. Bibi buatkan minum dan cemilan dulu buat mereka. " Ucap Mira dari dalam kamar
" Baik Nona " Ucap Bi Maryam.
Tak lama Mira turun dengan dress selutut berwarna biru laut dengan hiasan rambut berwarna gold. Menuruni anak tangga dengan anggun menghampiri keluarga Wijaya yang duduk di ruang tamu.
" Mohon maaf sudah menunggu " Ucap Mira
Semuanya melongo melihat Mira. Dan seketika berdiri dari soffa kecuali Rendi yang sudah tahu.
' apa benar ini kakaknya Kinara ? Terlihat dingin sekali. Tatapannya juga sangat tajam. Berbeda dengan apa yang diceritakan Ara' batin mereka saat melihat Mira.
Mira mendengar apa yang difikiran keluarga itu kemudian tersenyum tipis. Ia menghiraukan fikiran mereka tentangnya.
" Maaf sudah menunggu. Silahkan duduk " ucap Mira
" Tidak apa-apa Nona. " ucap Nyonya Adel
" Ah. Panggil saja Rani. " ucap Mira dengan senyumnya.
Bi Maryam datang membawa minuman dan beberapa kue kering.
" Silahkan Tuan Nyonya Tuan Muda dan Nona Muda. " ucap Bi Maryam dan dia undur diri.
" Ehem begini Nona.. " ucap Tuan Bisma
" Rani saja " ucap Mira
" Ee begini Nak Rani. Keluarga kami datang menemui Nak Rani untuk melamar Kinara adik dari Nak Rani " Ucap Tuan Bisma
Mira tersenyum tipis
" Saya mohon maaf Tuan dan Nyonya. Jika nanti Kinara menikah dengan Rendi saya ingin Rendi ikut kami di Negara L. Seperti yang kalian ketahui jika kedua orang tua saya sudah meninggal dan saya tidak mau Kinara maupun Fer pergi dari rumah kami di Negara L. " ucap Mira
" Saya sudah tahu Nak Rani. Ara sendiri yang sudah membicarakan ini dengan kami. Dan kami sendiri yang akan mengantarkan Rendi ke rumah Nak Rani. " ucap Nyonya Adel
" Baiklah kalau begitu Lamaran saya terima. Jadi kapan acara pernikahannya ? " tanya Mira
" Lebih cepat lebih baik Kak " ucapan Rendi membuat mereka melihat ke arah Rendi.
Mire terkekeh pelan mendengar ucapan Rendi, sedangkan kedua orang tua dan adiknya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mira mengambil laptopnya yang berada di atas meja lalu memVideo Call dengan seseorang. Panggilan tersambung dan dihadapkan pada keluarga Wijaya.
" Selamat pagi Mah Pah Ren Tania. " Ternyata Mira menelpon Ara.
" Ini ada apa kok pada kumpul di rumah Ara ? " Tanya Ara
Mira membalik laptopnya
" Hai Kak " ucap Ara
Mira tersenyum " Ara sayang. Hari ini mereka melamarmu dan 2 minggu kemudian kalian akan menikahh " ucap Mira
Mereka yang ada disana kaget dengan ucapan Mira yang dengan mudahnya mengatakan jika mereka akan menikah 2 minggu lagi. Begitupun Ara Ia tak menyangka jika Kakaknya langsung menyetujui hubungannya dengan Rendi. Mengingat Mira adalah orang yang selalu tersakiti hingga Mira menginginkan yang terbaik untuk Kinara dan Fernando.
" Kau serius Kak ? " Tanya Ara dengan sumringah.
" Tentu sayang. Apapun untuk kebahagiaanmu. " ucap Mira.
" Terima kasih Kak. Terima kasih " ucap Rendi yang langsung bangkit dan menghampiri Mira serta bertekuk lutut dihadapannya.
Mira segera membangunkan Rendi yang masih bersimpuh sembari menangis.
" Bangun lah. Jangan seperti ini nanti Allah mengutukku dan kau tidak jadi menikah dengan Ara " ucapan Mira sukses membuat mereka yang ada disana serta Ara masih tersambung tertawa.
" Baiklah Ara. Ku tutup dulu. Awasi perusahaan Kakak. Lusa kakak pulang. " ucap Mira.
" Baik kak Hati-hati " ucap Ara. Panggilan itu mati.
" Baiklah. Kalian persiapkan diri 2 minggu kedepan pesta pernikahan akan digelar di Hotel Dwira Negara S dan Negara L tempatku tinggal. Dan untuk masalah Gaun dan Hotel saya akan mengurusnya. Kalian tinggal mengurus apa yang akan kalian bawa. Bicarakan ini dengan Ara " Ucap Mira.
" Baiklah Nak. Kami akan mempersiapkannya. " ucap Tuan Bisma.
" Kalau begitu kami sekeluarga pamit pulang Nak. Dan ini dari kami untuk mu dan Ara. " sambungnya.
" Baiklah Terima kasih. Hati-hati " tak lama Bi Mirna datang membawa bingkisan untuk keluarga Wijaya.
" Bawalah ini untuk kalian semua " ucap Mira.
" Terima kasih Nak " ucap Nyonya Adel
Mira hanya mengangguk seraya tersenyum.
*
*
*
*
Di Perusahaan Suami Riska
" Mas waktu aku ke Negara L aku bertemu dengan sahabat yang ku rindukan" ucap Riska
Lelaki yang sedang menyantap makan siang seketika terhenti saat mendengar ucapan istrinya.
" Lalu ? " tanya Pria itu melanjutkan makan siangnya
" Dia berubah menjadi kejam dan sadis. Itu memang kesalahanku yang membuat sahabatku seperti itu. " terang Riska
" Ya sudah tinggal minta maaf masalah kelar kan " jawab Pria itu dengan Enteng
" Tidak bisa mas. Ini masalah besar " tegas Riska.
Seketika Ia ingat ucapan Mira saat Riska menikah dengan mantan tunangan Mira.
' Jangan sampai dia tau jika kau adalah sahabatku. Ah salah MANTAN SAHABATKU. Jika dia tau maka kau akan hancur. ' ucapan Mira terngiang dikepala Riska.
' Tidak tidak. Aku tidak ingin pernikahan ini hancur. Aku tidak mau. Susah payah aku menjerat dirinya san aku tidak mau kehilangan suamiku' batin Riska
" Ada apa ? " Tanya Pria itu pada Riska yang melamun
" Ah tidak apa-apa. Ya sudah aku pulang dulu ya sayang " pamit Riska pada suaminya dan mencium singat bibir suaminya.
" Hati-hati " ucap Pria itu
" Aku lupa membeli perhiasan dan baju untuk mama. Lebih baik aku ke Mall saja." Gumamnya.
30 menit Ia sampai di Mall segera Ia masuk ke butik langganannya. Di waktu yang sama Mira berada di Mall disana untuk membeli beberapa baju dan pernak pernik.
Namun kesialan datang kepada Mira. Seseorang yang sudah sangat lama tidak Ia temui kini berada tepat didepannya yang hanya berjarak 5 langkah.
Mira menghela nafasnya dan berjalan melewati pria itu. Tiba-tiba Mira berhenti saat pergelangan tangannya dicengkeram Pria itu.
" Sudah sangat lama sayang kita tak bertemu. Aku merindukanmu Mira "ucap Pria itu
Mira kemudian menghempaskan tangannya dengan kasar hingga cengkraman dari Pria itu terlepas. Mira berbalik dan
Plak !
" Berhenti memanggilku dengan panggilan menjijikan itu. Dan jaga tanganmu baik-baik sebelum ku potong kedua tanganmu " ucap Mira dengan nada rendah namun terdengar menakutkan.
Mira minggalkan Pria itu tanpa berbalik. Hatinya masih begitu sakit saat mengingat betapa kejamnya Pria itu menyakiti Mira 7 tahun yang lalu.
Mira Maharani Assegaf
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Siti Jumriani
harusnya ke Arab-araban😁
2021-11-23
2
🌸EɾNα🌸
ceritanya keren ditunggu up nya Thor 👍
jangan lupa feedback ke ceritaku ya
"Kekasih Simpanan Tuan Muda"
makasih 🥰
2021-02-23
0