Di rumah mewah Dirgantara. Terlihat Ia sedang duduk ditepi ranjang sambil memandangi foto 2 anak kecil laki laki dan perempuan sedang merangkul satu sama lain. Tatapannya sungguh sangat merindukan bocah kecil yang gembul itu.
" Mira dulu kau sangat gemuk. Tapi sekrang kau sangat ramping " ucap Shaka.
" Aku sudah tidak sabar bertemu denganmu Mir. " ucap Shaka. Kemudian Shaka meraih sebuah kalung yang terdapat foto didalamnya.
' aku merindukanmu Mir ' batin Shaka
Diliriknya lagi jam tangan yang menempel ditangan kirinya masih menunjukan pukul 7 malam. Shaka bangun dari duduknya dan bersiap-siap untuk makan malam bersama Mira. Setelah bersiap-siap Shaka menghampiri kedua orang tuanya yang sedang makan malam.
" Mau makan apa Ka " tanya Nyonya Hanin
" Tidak usah mah. Aku mau pergi " ucap Shaka
" Kau mau kemana ? " tanya Tuan Erick
Shaka menghembuskan nafasnya pelan
" Shaka mau bertemu Mira. Mah Pah. " ucap Shaka
Tanpa bertanya lagi keduanya mengangguk. Karena mereka mengira jika Mira yang dimaksud adalah Mira teman kuliah Shaka
" Ya sudah hati-hati " Ucap Nyonya Hanin
" Kalau begitu Shaka pergi dulu Mah Pah. Assalamualaikum. " pamit Shaka
" iya nak Waalikumsalam. " balas Keduanya.
Shaka bergegas menuju Restoran yang sudah Ia pesan dengan hati yang bahagia.
" Akhirnya setelah sekian lama aku mencarimu kini tiba waktunya untuk bersama. " bibir Shaka selalu mengulum senyum hingga sampai di Restoran. Ia segera masuk ke ruangan VIP.
Sama dengan Shaka yang begitu antusias Mira pun merasakan aneh pada dirinya sendiri. Ia memandangi dirinya melalui cermin serta selalu bergumam
" Kenapa denganku.. kenapa hati ku berdebar. Padahal hanya makan malam dengan Tuan Shaka. Tapi entah mengapa rasanya begitu bahagia sekali. " ucap Mira seraya tersenyum
Adik bungsu yang selalu jahil berdiri didepan pintu yang terbuka nampak tersenyum melihat kakaknya heboh sendiri malam ini. Padahal sebelumnya Mira tak pernah seheboh ini saat ada yang mengajaknya makan malam.
" Apa benar ini diriku ? Kenapa begitu cantik malam ini. Hihihi " kekeh Mira
" Jelas itu kakak ku tersayang. Malam ini bersinar bagaikan sinar rembulan " ucap Fer
Mira seketika menoleh ke arah pintu mendapati adiknya yang memandangi kakaknya yang nampak cantik. Fer mengambil tas yang ada di rak samping meja rias kakaknya.
" Kau sudah cantik kak. Sana pergi nanti Tuan Shaka menunggumu terlalu lama " ucap Fer seraya memberikan Tas berwarna Navy senada dengan drees selutut Mira dengan hiasan berwarna putih di rambut Mira.
" Kakak pergi dulu Fer " ucap Mira memeluk adiknya singkat
" Hati-hati Kak " ucapnya sebelum Mira pergi. Fer terkekeh melihat Mira yang nampak grogi.
' Semoga Tuan Shaka bisa membahagiakan Kakak. ' gumamnya dalam hati. Fernando mengangkat kedua bahunya dan pergi dari kamar Mira.
*
*
*
*
Mira sudah sampai di Restoran yang dipesan Shaka. Seorang karyawan Restoran tersebut langsung mendatangi Mira dan mengantarnya ke ruang VIP. Mira membuka pintu ruangan itu terkejut saat melihat lampu yang mati dan digantikan banyak lilin disana perlahan namun pasti Mira melangkah menuju meja bundar yang ada ditengah ruangan. Dimeja terdapat sebuah foto kedua anak kecil laki-laki dan perempuan yang saling merangkul satu sama lain. Mira terkejut melihat foto itu. Mira mengambil foto itu dan jari telunjuknya mengelus foto laki-laki disamping Mira kecil.
" Eh.. kenapa foto kecilku dengan Adit ada disini dan dimana Tuan Shaka ? " gumamnya sambil menengok kanan kiri.
Mira kembali melihat foto masa kecilnya. Ia terdiam cukup lama dengan mata yang masih menatap foto itu.
" Aku merindukanmu. Dimana kamu ? Sudah sangat lama saat kau dan aku berpisah. " mata Mira mulai berkaca-kaca.
" Mungkin terdengar konyol dan beranggapan jika anak kecil tahu apa tentang Cinta. Tapi dulu saat kau ikut pergi dengan orang tuamu aku sangat kehilanganmu. Apalagi kedua orang tuaku meninggal, Dia juga meninggalkan aku. Aku sakiit.. sangat sakit. Rasanya sangat lelah menghadapi semua ini. Andai saja, andai saja tidak ada kedua adikku pasti aku akan menyusul kedua orang tua ku disana. " isak Mira hingga akhirnya Mira terduduk dilantai yang dingin sambil memeluk foto itu
" Tak taukah kau betapa semua ini terasa berat untukku ?? Dimana kamu yang selalu ada untukku. Saat aku terjatuh kau yang selalu menggendongku. Saat aku menangis kau yang memelukku. Dimana kamu. Hiks.. hiks.. "
" Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu. Sangaat ". Tangisan Mira begitu menyayat hati seseorang yang sedari tadi ada dibalik pintu. Ternyata tidak dirinya yang merindukan Mira tetapi Mira juga merindukannya.
Perlahan Lelaki itu berjalan mendekati Mira yang masih duduk dilantai sambil terisak tak lama Ia berjongkok seketika memeluk Mira.
Mira yang sedang menangis tersentak saat ada orang yang memeluknya secara tiba-tiba. Gerakan tangan yang hendak memukul laki-laki tersebut terhenti saat Lelaki itu membuka suara.
" Aku juga merindukan mu Mira. Setelah sekian lama akhirnya aku menemukanmu di Negara ini. Aku bahagia saat kau juga merindukan ku "
Mira terpaku ditempatnya masih dengan membelakangi pria itu. Dibantunya Mira yang hendak berdiri dan seketika Mira berbalik untuk melihat suara siapa tadi yang terdengar ditelinga Mira bahkan Ia juga mengatakan bahwa Dia merindukannya. Mira mematung matanya menyorot wajah seseorang yang katanya merindukan Mira. Berapa detik kemudian lampu didalam ruangan menyala dan dihadapan Mira adalah
" Tuan Shaka ? Kauuu.. ??? Adit ??? Bagaimana bisa ?" ucap Mira terkejut telunjuknya mengacung tepat diwajah Shaka.
" Iya ini aku Mira. Aditya " ucap Shaka
Mira masih bingung mencerna semua kejadian ini. Tapi bagaimana bisa ? Disana tertulis jelas Shaka Aditya Dirgantara. Tunggu dulu. Aditya ? Benarkah dia Aditya ku dulu ?. Shaka tau apa yang ada di fikiran Mira seketika langsung memeluk Mira.
" Itu benar Mira ini aku. Aditya masa kecilmu. " ucap Shaka yang masih memeluk Mira dengan tangan yang masih mengelus kepala Mira. Tak berapa lama Mira membalas pelukan seseorang yang sejak dulu dirindukannya. Tak henti-hentinya Mira menangis dan sesekali memukul dada bidang Shaka.
" kemana saja kau Dit.. kenapa baru menemui ku ? Hiks.. " tanya Mira disela-sela tangisnya.
" Apa kau lupa. Kau sendiri yang merubah identitas mu menjadi Maharani. " ucapnya lalu mencium puncak kepala Mira
Mira terdiam, memang benar sejak kedua orang tuanya meninggal Mira merubah namanya menjadi Maharani dan hanya beberapa orang saja yang mengetahui nama Mira.
" Aku selalu mencarimu Mira. Hingga aku tau dari anak buahmu Darren yang tak sengaja menyebut nama Mira, Awalnya aku tak percaya karena disitu sangat jelas pemilik MH Assegaf bernama Maharani. Namun setelah ku selidiki akhirnya aku percaya bahwa Rani adalah Kau. Mira kecil ku yang gembul. Saat itu aku langsung bergerak cepat menemui dirimu dengan cara mengajukan kerjasama. Tak ku sangka kau juga menerima tawaranku. Aku sangat senang Mira akhirnya bisa bertemu denganmu. " sambung Shaka dengan sekali lagi menghadiahkan ciuman lembut dipucuk kepala Mira.
' Terima kasih Ya Allah.. kau temukan aku dengan Adit masa kecilku ' Batin Mira penuh Syukur.
Mira melepas pelukannya dan melihat kalung yang dipakai Shaka sebagai bukti ke dua bahwa Shaka adalah Aditya. Cinta masa kecilnya dulu yang terpisah.
" lebih baik kita makan dulu. Kau terlihat lelah Mira. Nanti kita lanjutkan lagi. " ucap Shaka. Dan Mira hanya mengangguk.
Mereka berdua makan dengan perasaan yang bahagia bertukar cerita tentang kehidupan mereka sebelum bertemu. Hingga tak sadar sudah 2 jam mereka disana. Keduanya berpisah di parkiran karena memang rumah mereka tak sejalan.
*
*
*
*
Didalam Mobil yang dikemudikan Mira terlihat Ia begitu bahagia bertemu Adit kembali. Pun sama dengan Shaka yang tersenyum bisa bersama lagi dengan Mira. Tak terasa keduanya sampai di rumah masing-masing
" Ka sudah pulang ? Gimana tadi ? " tanya Nyonya Hanin
" Lancar Ma. " ucap Shaka dengan senyum mengembang sempurna.
" Apa dia Mira teman kuliahmu ?" Tanya Tuan Erick
Shaka duduk bersebrangan dengan kedua orang tuanya "Bukan Pah " ucap Shaka
" Lalu ?" Tanya Tuan Erick
" Maksudmu bagaimana ? Jika bukan Mira teman kuliahmu lalu Mira yang mana ?" Tanya Nyonya Hanin
Shaka menghela nafasnya. " Mama dan Papa tahu pemilik perusahaan raksasa dengan nama MH Assegaf ? " tanya Shaka
" Tentu saja Papa tahu. Dia Maharani Assegaf " ucap Tuan Erick. Sejenak Ia berfikir dan
" Tunggu dulu maksudnya bagaimana ini Ka. Apa hubungannya Perusahaan Raksasa itu dengan temanmu yang bernama Mira itu ? " Tanya Tuan Erick
" Maharani adalah Mira. Mira kecil Shaka Pah Mah.. Mira gembulnya Shaka. Shaka menemukan Mira. Bukan Mira teman kuliah Shaka. " ucapnya dengan semangat
" Mira ?? " keduanya saling pandang.
" Bagaimana bisa ? Lalu bagaimana bisa Mira menjadi Rani ? " Tanya Nyonya Hanin penasaran.
" Tapi Ka. Setahu Papa semua keluarga Assegaf telah meninggal saat kecelakaan itu. Papa lihat sendiri mobilnya terbakar hangus. Serta ke tiga anaknya tak ditemukan dan mengklaim jika mereka juga meninggal terseret sungai " ucap Tuan Erick
Shaka menggeleng pelan.
" Dia dan ke dua adiknya masih hidup Mah Pah. " ucap Shaka
Mereka berdua ternganga mendengarnya.
" Kita dulu hanya mengenal Mira M tanpa tau nama tengah dan belakangnya yang disembunyikan demi keselamatan mereka semua. " ucap Shaka
" Mira menggunakan nama Maharani agar mereka tidak tahu jika Mira dan kedua adiknya masih hidup " Sambungnya.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Musi Di
mira
2021-11-24
1