Bi Yati yang kebetulan melintas didepan kamar Mira terkejut mendengar teriakan juga barang-barang pecah dari kamar Mira. bgitupun Fernando yang sedang berjalan menuju ruang kerja Mira terkejut mendengar itu. Tak menunggu lama Fernando mendobrak pintu kamar Mira dan matanya menelusuri kamar Mira yang tadinya rapi sekarang semuanya menjadi sampah. Ia tambah terkejut lagi saat melihat Kakaknya yang terduduk lemas dilantai sambil menangis. Fernando langsung berlari memeluk Mira yang menangis.
" kenapa ? kenapa Tuhan memberiku cobaan yang begitu menyakitkan " ucap Mira
" Mommy dan Daddy pergi dan pria brengsek itu.. ia juga meninggalkan aku " sambungnya
" Kau laki-laki kurang ajar.. aku pasti akan membunuhmu. PASTI !! Aaaaarrgghh " teriakan Mira
" Kak.. Sudahlah Kak lupakan pria brengs*k itu. Kau tak perlu lagi mengingatnya " ucap Fernando yang mengerti apa yang ada difikiran Kakaknya berusaha menenangkan Mira. Karena ia pun takut jika Mira lepas kendali seperti ini akan ada kejadian dimasa lalu yang membuat Fernando terkadang takut menghadapinya.
" Baj****n itu Fer... " Mira semakin meraung " Ba****n itu mempermainkan aku Fer. Dia mempermainkan ku ! " jeritnya dan tangisnya yang semakin menjadi. Fernando memeluk erat Mira seraya mengelus punggungnya demi menenangkan Mira.
Bi Yati yang sedari tadi membereskan kamar Mira terkejut saat Mira berteriak histeris. Dengan inisiatif membuka meja nakas dan mengambil suntikan. Bi Yati berjalan pelan dan menyuntikan cairan bening dilengan kiri Mira, tak lama tangis Mira seakan melemah dan tenang. Fernando mengangkat tubuh mungil Mira ke ranjang King Sizenya dan menyelimuti Kakaknya itu.
" Terima Kasih Bi. Tindakanmu sangat cepat." ucap Fernando tersenyum pada Bi Yati
" Sama-sama Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi " Bi Yati membungguk hormat dan pergi menuju dapur sembari membawa peralatannya. Sampai didapur Bi Yati dikejutkan oleh Bi Mirna karena mendengarkan Teriakan Mira di lantai tiga.
" Kenapa dengan Nona ? " tanya Bi Mirna yang begitu khawatir
" Sepertinya Nona ingat dengan masa lalu buruknya mbak. " Ucap Bi Yati dengan nada sedih " Sunguh kasihan sekali Nona, beruntung obat di laci nakasnya masih ada " sambungnya
Bi Mirna menghela nafasnya " Entah sampai kapan Nona akan sperti ini. Sungguh aku tak sanggup melihat Nona seperti tadi. Aku takut jika kejadian masa lalu terulang kembali " ucap Bi Mirna sedih.
Ke-dua pelayannya pergi menuju kamarnya masing-masing. Mengingat sudah hampir tengah malam dan harus istirahat.
Fernando yang sebelumnya sudah pergi dari kamar Mira kini sedang duduk di soffa kamarnya memikirkan bagaimana caranya agar Fernando bisa mengontrol emosi Kakaknya yang bisa saja meledak kapan saja.
" Apa yang harus ku lakukan Mom Dad. Kak Mira masih saja meledak saat mengingat dia. Aku takut jika kejadian masa lalu terulang lagi dimasa depan " ucap Fernando yang sedang memandangi foto keluarganya. Fernando menghela nafasnya pelan dan berjalan menuju ranjangnya untuk segera tidur.
*
*
*
*
Jam sudah menunjukan pukul 07.00 pagi namun Mira belum menampakan diri dan bergabung sarapan dengan adiknya. 15 menit kemudian Fernando melangkahkan kakinya menuju lift, memencet angka Tiga disana.
Ting
Ia berjalan menuju kamar Kakaknya dan mengetuk pintu. Sudah 10 menit tak ada jawaban. Fernando memutar Knop pintu dan dilihatnya sang Kakak yang duduk diatas ranjang dengan menekuk kedua kakinya, wajahnya Ia tenggelamkan dilututnya.
" Kak ? "
Hening
" Kak Mira " ucapnya sambil menepuk bahu Kakaknya.
" Ada apa Fer ? " Mira mengangkat kepalanya
" Ayo kita sarapan Kak. Dari semalam Kakak belum makan apapun. " ucap Fernando. Terlihat wajah kakaknya yang begitu kacau
" jangan membuatku khawatir kak.. aku takut kakak sakit " sambungnya.
" kau tenang Fer. Aku baik-baik saja. Jangan khawatir sebentar lagi aku akan turun " ucap Mira sembari tersenyum.
" baiklah kak. Janji kau akan turun untuk sarapan bersamaku. Makan tanpa disuapi Kakak rasanya tidak enak " gurau Fernando yg menghibur kakaknya.
Mira hanya menggelengkan kepalanya melihat adiknya yang manja.
" Kau ini yah sudah besar tapi sarapan harus ku suapi. Awas saja saat adik pulang dan kau melupakan kakak tertua mu akan ku cincang habis tubuhmu dan ku berikan tubuhmu pada singa dibelakang rumah. " ucap Mira dengan nada mengancam namun terkesan lucu dimata Fer.
" Ya Allah Kak. tega nian dirimu ini " Ucapan Fer membuat Mira terkekeh geli
" Lihat lah ekspresimu sangat menggelikan " Ucap Mira yang masih saja tertawa
" Kau ini menyebalkan sekali kak " ucap Fer pura-pura ngambek
" Hentikan pura-pura mu atau aku akan melepar mu ke kandang Singa ku "
" Hahaha. Baiklah baiklah. Dan mana mungkin aku melupakan mu Kak.. kau dan kakak songong itu selalu utama dihati Fer " ucapnya sambil memeluk Kakak tertua itu
' aku bersyukur saat kedua orang tua ku meninggal serta Dia yang meninggalkan ku setidaknya aku masih punya kedua adik yang menyayangi ku. Terimakasih Ya Tuhan. ' batin Mira
' akan ku lakukan apapun asalkan kau bahagia kak. Aku dan kakak songong itu selalu menyayangi mu. ' batin Fernando dan diam-diam Ia menitihkan air mata.
" baiklah ayo kita turun bersama " ucap Fernando
Mira hanya mengangguk sambil tersenyum. Para pelayan yang masih didapur melihat kedua atasan mereka tertawa bahagia membuatnya tersenyum.
' semoga keluarga Nona selalu bahagia. Aku lihat sendri saat Nona masih merintis usaha hingga mempunyai perusahaan Raksasa sperti sekarang. ' batin Bi Mirna orang yang sudah setia pada Mira sejak kedua orang tua Mira masih hidup.
*
*
*
*
Di Perusahaan Ferma Assegaf yang termasuk masih milik Mira hanya saja sekarang sudah diberikan pada adik bungsunya itu. Sedangkan adiknya yang pertama yang hanya beda 5 menit Ia mengelola Hotel yang ada di Negara S yang terbilang sedikit dibanding di Negara ini. Mira sedikit kualahan menghadapi semuanya hingga Ia memberikan Perusahaan cabang pada Fernando. Apalagi masih ada Restoran, Iklan, Model dan Cosmetic yang harus Mira kelola
" Sisa jadwal saya apa Di ? " tanya Fernando pada sekertarisnya setelah meeting selesai 10 menit yang lalu.
" Pukul 4 sore Anda ada meeting dengan Tuan Abraham di Perusahaannya " jawab Ardi
" Hm baiklah. Kau boleh pergi "
" Baik. Saya permisi Tuan " ucap Ardi menunduk hormat.
Toktok
" Masuk " ucap Fernando
" Sayang " sapa wanita cantik dengan rambut gelombangnya. Ia duduk disoffa diruangan Fernando.
Fer terkejut melihat kekasihnya sudah sampai. padahal kemarin ia bilang jika akan pulang Lusa.
" Loh sayang, Kamu pulang kapan ? " tanya Fernando sembari berjalan menuju kekasihnya. Ia duduk dan memeluknya sekilas.
" Aku pulang semalam. Maaf aku ngga ngabarin kamu " ucapnya
" Kamu bilang akan pulang lusa " ucap Fer
" Niatnya begitu. Tetapi aku membatalkannya. " ucapnya lalu bergelayut manja di lengan kekasihnya
" Loh kenapa ?" Tanya Fer
Tari menoleh lalu menatap mata Fer
" Aku merindukan mu " balasnya.
Fer tersenyum lalu memeluk Tari dan mencium puncak kepalanya
" Aku juga merindukan mu " Balas Fer
Pelukan mereka terlepas lalu Tari mengingat Kakak Angkatnya yang sangat Ia rindukan.
" oh iya Kak Mira apa kabar ? Aku sangat merindukannya " tanya Tari
" Dia baik. Jika ingin bertemu datang saja ke kantornya. " ucapnya
" Apa boleh ? " Tanya Tari dengan ragu. Pasalnya Tari tidak pernah menginjakkan kakinya diperusahaan Mira hingga Ia sedikit ragu untuk datang menemui Mira.
" Tentu saja boleh.. bilang saja jika kau ingin bertemu. " jawab Fernando dengan santai.
" Hmm baiklah. Kalau begitu aku mau ke kantor Kak Mira dulu. " ucapnya
" Kamu mau ikut sayang ?" tawar Tari
Fer menggeleng lalu mengusap rambut Tari " Aku ada meeting nanti. " balasnya
" Ya udah. Kamu semangat ya sayang. Bye Sayang " ucapnya sambil memeluk singkat pada Kekasìhnya itu.
" Hati-hati syang " Teriak Fernando pada Tari yang sudah dipintu. Tari membalasnya denngan senyuman manis dibibirnya
" Aku udah ngga sabar ketemu Kak Mira. Sudah satu minggu aku tidak bertemu dengannya " ucap Tari dengan langkah yang bahagia. Sesekali ia tersenyum saat karyawan Fer menyapa dirinya.
Tari memang murah senyum, berbeda dengan mantan Fer dulu yang sangat sombong. Bahkan dengan karyawan Fer pun ia enggan menyapa.
Maka dari itu seluruh karyawan Fer sangat segan dan senang pada Tari, Ia bahkan mau berbicara dan berbaur dengan mereka.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
tijelclub
hmmmmmm
2022-01-02
0
tijelclub
bi yatiii
2021-12-31
0
tijelclub
hmmm
2021-12-28
0