Pesta

🌺hem.. 🌺

* * *

'' Lia karena banyak petugas housekeeping yang pergi membantu persiapan pesta perjamuan nanti malam, jadi saya minta kamu yang membersihkan kamar Presidential di lantai atas .

Ingat untuk berhati-hati . Karena kamar itu akan digunakan oleh pemilik hotel ini.

Dan setelah pekerjaanmu selesai, segera keluar dari sana '' begitu perintah yang ia terima pagi tadi dari pak Terno, yang merupakan manager dibagian housekeeping.

* * *

Lia terpaku , berdiri menatap wanita yang tengah berjalan menghampirinya.

'' kamu, yang kemarin kan ? Ingat saya ?'' Karin menghentikan langkahnya tepat di hadapan Lia.

Gadis itu menganggukan kepalanya beberapa kali.

Ia lalu teringat akan perintah Pak Terno, agar ia segera keluar setelah menyelesaikan pekerjaannya tersebut.

'' maaf, bu .Tapi saya harus permisi '' Lia tersenyum singkat. Ia menundukkan kepala dan hendak beranjak dari sana.

'' tunggu '' Karin dengan cepat meraih salah satu lengannya.

" sudah kuduga jika mereka yang kemarin itu bukan orang biasa.

Tapi kenapa bisa terjadi kebetulan seperti ini? Dan jangan bilang kalau dia adalah pemilik hotel ini "

" maaf, bu. tapi saya diperintahkan untuk segera keluar setelah pekerjaan saya selesai "Lia mengangkat kepalanya sesaat lalu kembali menundukkannya lagi.

" saya yang seharusnya minta maaf.

Saya sama sekali tidak bermaksud menganggu pekerjaanmu.

Saya hanya terlalu senang karena bertemu kamu lagi " Karin melepas pegangan tangannya.

Keduanya diam sesaat. Berusaha untuk menetralisir suasana yang terasa canggung.

" kalau gak keberatan, apa kamu mau menemaniku sebentar disini? "Karin menatap penuh harap ,tepat di saat Lia mencoba bicara dengan kembali menegakkan kepalanya.

Lia tak sampai hati, saat didapatinya sorot mata memohon yang terpancar disana.

" tapi, saya - - "

" tidak apa-apa.

Saya yang akan bicara dengan managermu.

Jadi kamu gak perlu khawatir karena suamiku adalah pemilik hotel ilini " Karin kali ini meraih jemari Lia.

Lalu menariknya menuju sofa yang ada di ruang utama kamar tersebut.

" maaf, bu tapi saya " Lia merasa tak nyaman ketika Karin mempersilahkannya untuk duduk.

Wanita cantik itu tersenyum begitu ramah .

Membuat Lia tak berdaya dan mengikuti seperti yang dikatannya.

Lagipula jika suaminya adalah pemilik hotel tempatnya bekerja, itu berarti wanita ini juga bosnyakan ? Pikira Lia untuk membenarkan apa yang tengah ia lakukan .

" oh, iya saya lupa siapa namamu " Karin yang duduk dengan menutup rapat kakinya terlihat begitu anggun , sesuai dengan tampilan dan juga pembawaannya ramah.

" Lia, bu "

" jangan panggil saya ibu.

Rasanya kurang nyaman di dengar.

Panggil saja tante. Tante Karin "

" tapi anda kan... "

" tidak apa-apa.. Lagipula di ruangan ini hanya ada kita berdua saja. Tidak akan ada yang mendengar obrolan kita "

Lia tersenyum canggung. Ia sesungguh tak nyaman diperlakukan begitu baik oleh seorang dengan yang status sosial jauh diatasnya.

' kretttt ' suara pintu terbuka.

" mommy " suara Alex terdengar seiring dengan langkah kaki yang memasuki ruangan tersebut.

Lia reflek berdiri lalu dengan cepat mengambil langkah kembali pada troli yang masih berada di tempat yang tadi.

Ia bersiap untuk pergi dengan mendorong troli yang berisikan peralatan kebersihannya itu.

Namun terlambat.

Langkah Alex sudah sampai di ruang yang masih satu ruangan dimana ia berdiri.

Hanya berjarak 10 langkah saja, ia jadi bisa melihat dengan jelas. Sosok pria tampan nan gagah yang tengah menghampiri Karin. Dan yang membuatnya tak berkutik lagi adalah, jika ada Arya yang ternyata datang bersama Alex.

" mommy, liat aku bawa siapa ? " ucap Alex hendak menarik Arya untuk menyapa sang ibu.

Namun teman yang lamanya itu tengah beradu tatap dengan seorang perempuan yang ia tau adalah salah satu karyawan hotel yang ditugaskan untuk membersihkan kamar.

Dan tampaknya ia masih belum menyadari siapa perempuan itu.

" apa yang kamu lakukan disitu ? cepat keluar, sana ! " Alex bernada tinggi dengan ekspresi angkuh yang ia tunjukan.

Lia mengangguk, dan segera mengambil langkah untuk pergi dari sana.

Namun baru dua langkah mendorong trolinya , ia harus kembali menghentikan maju kedua kakinya.

Bram ternyata juga ikut menyusul masuk .

Seketika pandangannya tertuju pada Lia yang kembali mematung dengan kepala tertunduk.

" kenapa masih ada petugas housekeeping di sini? " sama seperti Alex. Bram menatap tak suka pada Lia.

" mas.. " Karin mendekati suaminya. Ia mencoba menenangkan.

Karena ia tau jika suaminya itu tak suka jika ada orang lain di kamar yang akan mereka tempati itu. Apalagi seorang petugas housekeeping.

Karin melingkarkan satunya tangannya di pinggang sang suami.

Bram kini beralih menatapnya dengan penuh tanya. Karena ia tau kebiasaan yang dilakukan sang istri saat tengah mencoba membujuk atau meminta sesuatu darinya.

'' mas, ingat dia gak ?'' Karin membalas tatapan tak bersahabat Bram dengan senyuman termanis miliknya.

'' siapa ?''

'' dia gadis yang bantuin saat mobil kita mogok kemarin ''

Bram memalingkan wajahnya untuk memerhatikan perempuan yang masih berdiri dengan kedua tangan memegang dorongan troli.

Lia merasa semakin tak nyaman dan jadi salah tingkah.

'' lalu '' kembali menatap Karin dengan datar.

Karin menarik nafas berat. Senyum yang tadi ia kembangkan perlahan luntur bersamaan dengan lepasnya rangkulan pada pinggang Bram.

" mommy.. uda deh jangan urusin orang gak penting.. " Alex kembali mendekati Karin.

Karin mundur beberapa langkah, menjauh dari suaminya yang menatap lekat dirinya.

Ia lalu menghampiri Arya, teman lama Alex sewaktu dibangku SMA.

Karin melemparkan senyuman hangat, lalu memeluk Arya singkat.

Tak ia hiraukan tatapan tak suka yang Bram tunjukan.

Karena memang ia sengaja melakukannya.

'' lama gak ketemu, Ar. Apa kabarmu ?'' Karin melepas pelukannya.

'' baik, tan.. Tante sendiri gimana kabarnya ?''

'' Kamu bisa lihat sendiri, gak ada yang berubah.

Masih gini-gini aja '' Karin tertawa kecil, melirik sesaat pada Bram yang semakin terlihat kesal.

Tak mereka hiraukan sama sekali Lia yang mulai berjalan perlahan keluar dari ruangan tersebut.

Arya sempat melihat sesaat pada Lia, sebelum akhirnya gadis itu benar-benar menghilang dari balik pintu .

'' bukannya kalian ada rapat penting ? Tapi, kok pada kesini ?'' tanya Karin yang masih tak memperdulikan Bram yang tak sedikit pun berpaling menatapnya.

Sementara itu, agaknya Alex dan Arya sudah mulai menyadari perubahan atsmofer di ruangan yang berasal dari ekspresi dingin Bram .

" Rapatnya diundur , mom.Tadi salah satu pemegang saham tiba-tiba pingsan dan sekarang lagi di bawa ke rumah sakit.

Jadi nunggu kabar hasil diagnosa dari sana.

Dan belum pasti rapatnya jadi atau tidak dilanjutkan '' jelas Alex yang terlihat memberi kode pada Arya untuk pergi.

Alex tau jika kedua orang tuanya itu butuh ruang untuk menyelesaikan urusan mereka, yang bisa ia tebak kenapa.

Alex tau jika Bram sangat tidak suka di acuhkan Karin, apalagi melihat Karin dengan sengaja memeluk Arya tadi.

Jelas Bram tersulut cemburu. Ia tak suka istrinya si sentuh maupun menyentuh pria manapun selain Alex anak mereka.

'' em, mom... dad.. kita keluar dulu ya.. Mau ngopi sambil ngobrol di lobby '' Ucap Alex menatap bergantian pada kedua orang tuanya .

'' permisi tante, om ''pamit Arya yang mengikuti langkah kaki Alex meninggalkan kamar tersebut.

'ckelk' pintu terkunci otomatis.

'' kenapa dengan mu ?'' tanya Bram pada Karin yang masih enggan untuk melihatnya.

Ia tau kebiasan sang istri yang akan diam dan juga menghindari saat marah atau kesal padanya.

Seperti yang Karin lakukan saat ini.

'' kenapa mas gak bisa sekali saja menghargai seorang ? Kenapa mas selalu menilai seseorang berdasarkan derajatnya '' Karin dengan kedua tangan dilipat. Sedangkan pandangannya melihat ke ujung jemari yang tengah mencubit-cubit lengan blazernya.

'' Jadi, kau marah karena sikapku pada petugas housekeeping tadi ? ''

'' itu namanya kasar, mas ''

'' aku hanya bersikap sewajarnya, Karin.

Terlepas dari apapun yang sudah ia lakukan dengan membantu kita kemarin, itu tak ada hubungannya dengan pekerjaannya di hotel ini.

Kita juga tidak tau, apakah yang kemarin itu benar-benar sebuah kebetulan atau bukan. Siapa yang tau jika ada niat lain di dibalik itu semua ''

'' sampai hati mas berburuk sangka sama orang yang uda bantuin kita.

Karin akhirnya mau melihat sang suami.

Namun itu butuh keberanian besar, terlihat dari cubitan yang kini berubah menjadi remasan menahan geram.

'' jangan berlebihan kamu, Karin.

Hanya karena hal seperti itu kau mau mulai berdebat lagi denganku .

Orang seperti mereka kau bela sampai suami sendiri kau sudutkan seperti ini ''

'' apa kau lupa , mas ? Kalau aku dulunya juga bagian dari orang seperti mereka ?''

'' itu dulu, tidak sekarang ''

Karin memalingkan wajahnya lagi.

'hiks' isak kecil terdengar.

Untuk sementara Bram biarkan Karin seperti itu.

Meski sebenarnya ia tak suka melihat sang istri menangis.

'' kau tau aku tak suka kau bertingkah seperti tadi '' ucap Bram mengalihkan pembicaraan.

Yang dimaksudnya adalah saat Karin memeluk Arya saat menyapa tadi.

Bram yang licik selalu pandai menemukan celah agar dapat membalikan situasi.

Kini Karinlah yang akan ia pojokkan.

'' itu juga sudah sewajarnya,mas.

Karena memang aku juga sudah lama tidak bertemu dengannya. Lagipula dia teman baik Alex. Sudah kuanggap seperti anak sendiri '' Karin yang sudah tak lagi terdengar isaknya.

Tapi ia terlihat mengambil beberapa langkah untuk menjauh.

'' tetap saja dia sekarang adalah seorang pria dewasa. Dan aku tak suka milikku disentuh pria lain '' Bram terdengar penuh penekanan.

Karin mengulum dalam kedua bibirnya. Menahan gejolak marah yang ingin keluar.

Namun ia masih tak memiliki keberanian untuk menghadapi pria yang selalu menguasainya itu.

Dan hanya air mata yang kembali mengalir yang jadi pelampiasannya.

'' kemarilah '' Bram terdengar melunak.

Karin melihat sesaat pada pria yang sejak tadi tak lepas menatapnya.

Namun, bukannya mendekat Karin justru menambah langkah menjauh dari Bram.

'' aku tidak mau hadir di pesta nanti malam '' ucap Karin berbalik membelakangi sang suami. Ia tak mau lebih lama lagi melihat ekspresi itu.

'drap.. drap.. drap.. 'suara langkah kaki Bram mendekat dengan cepat.

Ia raih lengan kanan Karin, menariknya hingga memaksa tubuh itu berbalik untuk menatapnya.

'' apa kau lupa, Karin ? kalau kau adalah nyonya Purnama ?

Jadi sudah seharusnya kau harus hadir di acara nanti malam.

Acara itu di selenggarakan khusus untuk menyambut Alex sebagai pewaris hotel ini.

Alex itu anak kita, anakmu Karin ! " Bram menatap tajam.

" tapi nanti kau pasti akan sibuk berbaur dengan rekan-rekan bisnismu .Dan kaupun tau jika aku masih sulit untuk beradaptasi dengan lingkunganmu ''

'' memangnya apa yang akan kau lakukan jika tidak datang ke acara nanti malam ? ''

''... ''

'' apa kau tak memikirkan bagaimana perasaan Alex ?''

'' aku.. aku.. aku sudah bicara dengan Alex soal itu tadi pagi.

Dan dia tidak keberatan.. ''

'' kau bicara dengannya ,tapi tidak mendiskusikannya lebih dulu dengan ku ?''

Karin masih enggan menatap suaminya, membuat Bram semakin naik darah.

'' lihat aku Karin ''

Karin menggeleng. Ia mengepalkan kedua tangannya, menahan tangis yang ingin kembali keluar.

'' ijinkan aku kali ini saja, mas.

Ak- aku ingin bertemu gadis petugas housekeeping tadi. Aku ingin menyampaikan maaf dan juga mengucapkan terimakasih yang yang lebih pantas padanya "

" jadi itu alasanmu tak mau menghadiri pesta nanti malam ?'' Bram melepas cengkramannya.

Karin mengangguk.

'' hanya demi mereka kau sampai berani membantahku ? '' Bram terlihat kesal.

'' aku hanya ingin bertemu dan mentraktir mereka makan saja.

Dan kau bisa meminta seseorang untuk mengawasiku seperti biasa ''

'' aku tidak mau kau kemana-mana ''

'' mas.. ''

'' berhenti berdebat dengan ku, Karin.

Apa kau sadar, jika kau sudah membuat pagiku penuh dengan emosi ''

'' Kalau begitu, sebagai gantinya ijinkan mereka menemaniku dipesta nanti malam ''

'' Karin ''

'' baiklah.. terserah padamu saja '' Karin menatap Bram. tak kalah tajam. Ia terlihat begitu kesal.

'' percuma saja bicara denganmu. Karena apapun yang kupinta, apapun yang kuinginkan kau selalu tak perduli apalagi mau mengabulkannya.

Entah apa aku ini bagimu ! ''

'' karin ''

Karin lalu mengambil langkah menuju pintu keluar. Namun dengan cepat Bram menyusul dan meraih tangan untuk menghentikannya.

'' mau kemana kamu ?''

'' pulang ''

Bram menarik nafas panjang.

Rasanya ia sudah lelah. Ia sudah tak ingin melanjutkan perdebatan ini lagi.

Bram lalu menarik tubuh itu untuk masuk ke dalam dekapannya.

'' baiklah, kali ini ku ijinkan kau melakukan apapun yang kau mau ''

Bram mendaratkan kecupan dikepala Karin.

Kemudian kecupan itu turun ke kening, lalu ke hidung dan berakhir di bibir merah sang istri.

Lama ia menyatukan bibir mereka.

Bram tengah menyalurkan hasratnya.

Dan Karin sudah hapal pada bahasa tubuh suaminya . Ia pun perlahan ikut larut kedalamnya.

Mereka yang tadi tersulut kesal dan emosi perlahan mulai hanyut dalam buaian birahi yang mulai datang menghampiri.

Selalu seperti itu.

Perdebatan mereka selalu berakhir dengan menyatukan tubuh , dan selesai dengan sebuah pertempuran yang melelahkan.

* * *

Ditempat lainnya.

Lia terdiam. Lama ia menatap layar handphonenya.

Ia tengah fokus membaca setiap kalimat dari isi email yang ia terima sesaat tadi.

Lia menghela nafas panjang. Sambil mendongakkan kepala ia terlihat memejamkan kedua matanya.

Mencoba mencerna maksud dari email tersebut.

Lia, kamu diundang datang ke pesta nanti malam. Ini adalah permintaan khusus dari nyonya Purnama,

Di lantai paling atas, jam 8

* * *

Lia kembali melihat pada layar Handphonenya.

Jam yang tertera di sana menunjukan pukul 3 sore.

Sejak pagi tak ada notif apapun. Baik itu pesan atau panggilan sekalipun.

Setelah Arya mengantarkannya pulang semalam, pria itu sepertinya masih kesal padanya.

Yang ia sendiri bahkan belum tau pasti apa alasannya.

Bahkan saat bertemu tadi pun Arya tak memperdulikannya.

'' woiii '' suara Yona begitu lantang terdengar.

Gadis manis itu datang dengan mengendarai motor untuk menjemputnya.

Lia tersenyum . Memasukan handphonenya ke dalam tas selempangnya dan segera naik ke boncengan.

* * *

Malamnya.

Kedua gadis itu duduk didepan meja rias kamar Yona.

'' dunia itu sempit ya '' ucap Yona menaburkan bedak tipis di wajah putihnya.

'' kecil kali maksudnya '' Lia mengambil bedak yang sudah selesai digunakan oleh Yona.

Berganti kini ia yang menggunakannya.

" kok bisa si yang kemaren kita bantu itu ternyata adalah pemilik hotel tempat kamu kerja ?'' mengolesi bibir tipisnya dengan lipstik berwarna pink.

'' lucu, ya ? trus tau apa yang lebih kebetulan lagi ? Mereka itu ternyata orang tuanya Alex . Ingat Alex teman Arya waktu SMA ? Yang sombong dan angkuhnya minta ampun ? ''

Yona mengangguk.

'' Dan sikapnya masih sama saja seperti dulu.

Menyebalkan ! ''

Lia kembali mengambil lipstik yang sudah selesai Yona gunakan untuk ia gunakan selanjutnya.

'' iya terus yang lebih lucunya lagi , aku yang gak ada sangkut pautnya kenapa harus ikut-ikutan kesana ''

Yona teringat ketika sore tadi menerima sebuah panggilan dari nomor asing.

Dan saat ia terima, alangkah terkejut ia jika suara yang menghubunginya itu adalah wanita yang meminta nomornya kemarin.

Wanita itu mengajaknya agar datang ke pesta untuk menemani Lia kesana.

'' aku juga ngerasa aneh sama si nyonya itu.

Dia bahkan meminta kita memanggilnya dengan sebutan tante.

Memang apa sebenarnya hubungan kita sama dia ? ''

'' perasaanku kok gak enak ya ?'' Yona menyampingkan tubuhnya menatap Lia.

'' atau sebaiknya kita gak usah pergi aja kali ya ?'' Lia melakukan hal serupa.

Keduanya saling berhadapan.

'' tapi kalau kamu nanti dipecat gimana ? ''

'' masa iya sampai dipecat ''

'' bisa aja kan ?''

'' ya- ya tinggal cari kerja baru ''

'' memangnya cari kerja sekarang gampang ?'

Lagian kamu juga lagi butuh banyak dana jelang wisuda Mina bulan depan ?''

'' ak- aku masih ada tabungan ,kok ''

Keduanya lalu sama-sama memutar tubuhnya ,kembali menatap cermin.

Wajah mereka sudah terpoles make up seadanya. Karena memang mereka bukanlah pesolek handal.

Keduanya lalu tertawa.

Tidak pasti apa sebenarnya yang membuat mereka merasa tergelitik.

'' kamu bilang kita mau kemana sama orang tuamu?''

'' ke pesta ulang tahun teman ''

Seketika tawa keduanya kembali pecah.

'' alasan macam apa itu '' Lia tertawa dengan mulut yang terbuka lebar.

''percaya aja kok mereka.. ''

Lia menggeleng. Bagaimana mungkin Yona bisa memberikan alasan demikian.

Mengingat hampir semua teman seangkatan mereka sudah berkeluarga.

* * *

Yona dan Lia telah bersiap.

Kedua sama-sama mengenakan dress berwarna navy .

Lia mengenakan derss pemberian Arya , oleh-oleh sewaktu pulang dari Inggris.

Sebuah terusan dengan panjang selutut , berlengan pendek dengan bagian dadanya yang sedikit rendah.

Mengekspos habis bahu dan leher jenjangnya.

Hanya sedikit berbeda dengan dress yang Yona kenakan .Dimana bagian belakang bajunya berbahan borkat transparan.

Setelah selesai mendandani diri, mereka pun segera masuk kedalam mobil.

Toyota inova milik sang papi pun mereka pinjam untuk mengantar mereka ke hotel, dimana pesta tersebut diselenggarakan.

Episodes
1 Putih Abu-Abu
2 Pacar
3 Weekend
4 Beban
5 Bohong
6 LDR
7 Tunggu aku
8 Tak ada yang mendukung
9 Siapa dia ?
10 Menahan
11 Maaf
12 Aku lelah denganmu
13 Jawaban tak pasti
14 Panggilan sayang
15 Jangan lakukan apapun
16 Pantai
17 Tentang Karin, Bram dan Alex
18 Kamu
19 Pesta
20 Suasana pesta
21 Berpisah
22 Dengan mu
23 Apartemen
24 Gosip
25 Pertunjukan menarik
26 Break
27 Hei,
28 Firasat baruk
29 Sama aku
30 Melindunginya
31 Tanpa mereka sadari
32 Putus
33 Rasa tak rela
34 Terpancing
35 Tak akan menyesal
36 Kabar mengejutkan
37 Ku terima tawaranmu
38 Ketika sudah menjadi mantan
39 Sesuai harapan
40 Arti hari ini
41 Egois
42 Luluh
43 Kau akan pergi ?
44 Jangan mereka
45 Obat frustasi yang ampuh
46 Pendiriannya yang keras
47 Gak berjodoh
48 Senyum yang sempurna
49 Misi lama cara baru
50 Sulitnya moveon
51 Urusan yang harus diselesaikan
52 Sejauh mana perjuangan kalian
53 Inginkan akhir yang sama
54 Tujuan tertentu
55 Pertunangan
56 Setelah ini kita menikah
57 Tetap di posisinya
58 Gelisah
59 Gelisah part 2
60 Jalan buntu
61 Gimana Rasanya
62 Pernikahan
63 Pernikahan part 2
64 Bulan Madu
65 Gak boleh
66 Dia pergi
67 Sirna seketika
68 Sirna seketika
69 Mau apa mereka
70 Bukan dia
71 Surprise
72 Hari bahagia
73 Lia kesal
74 Garis dua
75 Penasaran
76 Siap mendengarkan
77 Kerjain aku
78 Kamu hamil
79 Kamu dimana
80 Menunda
81 Jangan khawatirkan mereka
82 Laki-laki atau perempuan
83 Teriakan Lia
84 Tak ada salahnya
85 Marahnya
86 Menghela nafas
87 Sangat mencintainya
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Putih Abu-Abu
2
Pacar
3
Weekend
4
Beban
5
Bohong
6
LDR
7
Tunggu aku
8
Tak ada yang mendukung
9
Siapa dia ?
10
Menahan
11
Maaf
12
Aku lelah denganmu
13
Jawaban tak pasti
14
Panggilan sayang
15
Jangan lakukan apapun
16
Pantai
17
Tentang Karin, Bram dan Alex
18
Kamu
19
Pesta
20
Suasana pesta
21
Berpisah
22
Dengan mu
23
Apartemen
24
Gosip
25
Pertunjukan menarik
26
Break
27
Hei,
28
Firasat baruk
29
Sama aku
30
Melindunginya
31
Tanpa mereka sadari
32
Putus
33
Rasa tak rela
34
Terpancing
35
Tak akan menyesal
36
Kabar mengejutkan
37
Ku terima tawaranmu
38
Ketika sudah menjadi mantan
39
Sesuai harapan
40
Arti hari ini
41
Egois
42
Luluh
43
Kau akan pergi ?
44
Jangan mereka
45
Obat frustasi yang ampuh
46
Pendiriannya yang keras
47
Gak berjodoh
48
Senyum yang sempurna
49
Misi lama cara baru
50
Sulitnya moveon
51
Urusan yang harus diselesaikan
52
Sejauh mana perjuangan kalian
53
Inginkan akhir yang sama
54
Tujuan tertentu
55
Pertunangan
56
Setelah ini kita menikah
57
Tetap di posisinya
58
Gelisah
59
Gelisah part 2
60
Jalan buntu
61
Gimana Rasanya
62
Pernikahan
63
Pernikahan part 2
64
Bulan Madu
65
Gak boleh
66
Dia pergi
67
Sirna seketika
68
Sirna seketika
69
Mau apa mereka
70
Bukan dia
71
Surprise
72
Hari bahagia
73
Lia kesal
74
Garis dua
75
Penasaran
76
Siap mendengarkan
77
Kerjain aku
78
Kamu hamil
79
Kamu dimana
80
Menunda
81
Jangan khawatirkan mereka
82
Laki-laki atau perempuan
83
Teriakan Lia
84
Tak ada salahnya
85
Marahnya
86
Menghela nafas
87
Sangat mencintainya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!