Beban

🌺hem... 🌺

* * *

Hujan pagi itu.

' ttrrrrrtttttt' getar ponsel yang begitu terasa dari saku depan seragam sekolahnya.

Ia tertawa kecil merasa geli yang menjalar kebagian dadanya .

" ya, kak " sambut Lia yang setelah melihat nama si penelepon di layarnya.

" hujan, Lia. kamu tunggu aja di rumah. N'tar lagi aku jemput " suara dari sebrang sana.

Panggilan berakhir tanpa diberi kesempatan baginya untuk menjawab.

'ketik.. ketik.. ketik.. '

" maaf, kak aku uda sama Yona. Dianterin papinya pake mobil" Lia lalu menekan ' kirim '.

* * *

Pagi itu hujan turun lumayan deras.

Tampak semua anggota keluarga sedang berkumpul untuk sarapan, kecuali sang papa yang masih berada diluar kota.

" papa kapan pulang, ma ? "tanya Arya yang sudah bersiap untuk berangkat kuliah .

Ia kini sudah memasuki semester ke empat.

" hari ini " jawab Bu Alin dengan ekspresi kurang bersahabat.

Cika 17 tahun, Dina 15 tahun dan Olin 13tahun.

Ketiga adiknya itu sudah tau apa yang membuat mood sang mama akhir-akhir ini memburuk.

" hujan, Ar.. Apa kamu masih juga mau pake motor berangkat kuliah ? " Bu Alin meletakan roti yang sudah ia olesi selai di piring Arya yang duduk tepat disebelahnya .

" enggak, ma. Arya bawa mobil kok "

Hening sesaat. Semua mulut sibuk melahap sarapan mereka.

" kamu masi sama dia ? "

Arya menghabiskan rotinya dengan cepat.

Pertanyaan menyangkut hubungannya dan Lia bukanlah yang pertama kali diajukan oleh sang mama.

" kamu harus fokus kuliah, Ar.

Jangan main-main lagi " ucap bu Alin yang secara tak langsung tengah menunjukan keberatan pada hubungan yang sudah lama ia ketahui .

Semenjak berhubungan dengan gadis yang merupakan salah satu anak didik di tempatnya menjadi kepala sekolah , bu Alin merasa jika hal tersebut telah membuat sikap anak sulungnya itu sedikit berbeda.

Arya yang tadinya kemana-mana selalu mengendarai mobil kini lebih sering menggunakan motor untuk pergi kemanapun tujuannya.

Namun yang dipikirkan bu Alin adalah Arya yang temgah mengimbangi pacarnya yang berasal dari kalangan menengah kebawah .

" ma, Arya sudah janjikan ? Kalau Arya gak akan ngecewain mama...

Percaya , de sama Arya.

Hubungan Arya sama Lia gak akan mempengaruhi belajarnya Arya.

Lagian kita cuma jalan biasa aja kok "

Arya beranjak dari kursinya, menghampiri sang mama dan mengecup lembut kedua pipi wanita berambut bob itu.

Ia lalu beralih pada ketiga adik perempuan yang tetap diam dan tak pernah mau ikut campur urusannya .Arya mengecup satu persatu pucuk kepala ketiga adik perempuannya .

Ya, baik Cika, Dina dan Olin memang memilih untuk menjadi pendengar pada apapun yang sedang terjadi dalam dirumah mewah mereka .

" Cika " Bu Alin melemparkan tatapan pada anak keduanya itu.

Jika kebanyakan peran seorang ibu selalu identik dengan penuh kelembutan dan juga toleransi pada anak-anaknya , namun berbeda dengan Bu Alin yang memang lebih dominan bersikap tegas pada ke empat anaknya.

Termaksud pada ketiga anak perempuannya.

Ia bahkan menyekolahkan anaknya di tempat dimana ia mengabdi sebagai kepala tenaga pengajar.

Bukan tanpa alasan, itu agar ia dapat mengawasi langsung kegiatan dan kelakuan anaknya selama diluar rumah.

" iya, ma " jawab Cika yang sudah berseragam lengkap.

Ia dan Dina kini sama-sama menempuh pendidikan di SMA yang sama, tempat sang mama menjadi kepala sekolah.

" kamu dengan dia sama-sama anak kelas tigakan ? "

" nama pacar kak Arya itu Lia, ma "

" jangan bilang pacar. Mama gak mau menanggap hubungan mereka seperti itu.

Iya, si Lia itu.Menurutmu, anaknya gimana ? "

" anaknya baik, kok ma.

Gak pernah terlibat hal yang macam-macam. Tampilannya juga sederhana.

Masa mama gak pernah liat kaya apa pacarnya kak Arya ? Kan , pernah dibawa ke rumah waktu itu "

"mama bilang bukan pacar !!!

Apa ? kamu bilang dia pernah dibawa ke rumah ? Kapan? kok, mama gak tau? "

Cika menatap kedua saudara perempuannya yang duduk dihadapanya .

Ia ragu untuk mengatakan hal yang sudah terlepas begitu saja dari mulutnya.

" waktu itu kak Arya pulang , dan itupun cuma sebentar aja karena ada barang yang ketinggalan. Nah, si Lia itu juga cuma nunggu kak Arya di teras rumah, habis itu mereka langsung pergi "

" kok kalian gak pernah cerita sih, ke mama ?

Ck' kelewatan kakakmu itu.

Uda sampai berani bawa perempuan itu ke rumah "

" kami juga gak sengaja liat, ma. Karena waktu itu memang baru jam pulang sekolah " tambah Dina membenarkan jika memang seperti itulah kejadiannya.

Ketiga anak perempuan itu tampak takut. Mereka menyadari jika hal tadi telah menyulut murka sang mama. Hal itu terlihat dari raut wajah marah yang sang mama tunjukkan saat ini.

" ma " Cika memberanikan diri.

" apa lagi "

" kita mau berangkat duluan ya, ma "Chika berdiri dari duduknya kemudian di susul oleh dua saudara perempuannya.

Ia sebenarnya ingin menyuarakan pendapat. Namun urung ia lakukan mengingat hanya akan menambah murka sang mama.

Ketiga gadis remaja itupun menghampiri sang mama. Mereka melakukan hal seperti yang tadi kakak mereka lakukan.

Lalu secara bersamaan,mereka pun melangkah meninggalkan ruang makan menuju ke mobil yang sudah siap untuk mengantarkan mereka ke sekolah masing-masing.

Bu Alin mengepalkan kedua tanganya diatas meja. Sarapannya bahkan tak dapat ia habiskan. Ia masih dengan pikiranya yang semakin menghawatirkan anak sulungnya .

Sudah dua tahun dan mereka masih berhubungan. Hubungan yang sampai saat ini tak pernah ia akui.

Kesal bercampur marah mengingat jika gadis yang tengah dekat dengan anaknya itu hanyalah gadis biasa dengan tampilan yang juga biasa saja.

Namun yang membuat bu Alin semakin tak menyukai Lia adalah nilai-nilai mata pelajaran disekolah dari gadis itu yang jauh dari kata lumayan.

* * *

" eh, Lia .. Tumben hari minggu kesini ? Biasa jalan sama Arya " Ucap ii .

Begitu sapaan Lia pada ibu dari sahabatnya Yona.

Wanita berusia 35 tahun itu tersenyum ramah pada Lia.

Ya, mami Yona memang menikah muda. Karena itu kini meski anaknya sudah berusia 17 tahun ia masih tampak cantik dan segar.

Lia tersipu malu. Ia sudah sering mendengar godaan semacam itu .

Karena memang sudah bukan rahasia lagi tentang ia yang berpacaran dengan Arya, anak pemilik rumah gedong didepan gerbang sana.

Tak jarang beberapa ibu-ibu yang terkenal penggosip disekitar rumahnya juga sering menggodanya demikian.

Hal itu diketahui dari seringnya Arya terlihat mengantar dan menjemputnya ke rumah .

Termaksud pada kedua orang tuanya yang menanggap hal itu hanya sebatas pergaulan biasa.

Selagi masi dalam batas kewajaran maka takmada alasan bagi mereka untuk mempermasalahkannya.

" gak, Ii . Kak Arya lagi banyak tugas.

o, ya Yona nya ada, Ii ? "

" ada, naik aja keatas "

Setelah permisi, Lia pun melangkah memasuki rumah berlantai dua itu.

Ia lalu menaiki anak tangga menuju lantai dua dimana kamar Yona berada.

" tumben gak jalan " ucap Yona yang mendapati Lia muncul dari balik pintu kamarnya.

Lia tersenyum menunjukan ginsul yang selalu menjadi pemanis wajahnya. Ia pun masuk dan duduk diatas ranjang empuk tempat tidur Yona.

" kan bentar lagi mau ujian.

Jadi kak Arya bilang , aku harus banyak belajar . Supaya bisa lulus t'rus kuliah "

Yona meraih toples cemilan diatas meja yang tak jauh dari jangkauannya .

" trus " Yona membuka tutupnya . Kali adalah rengginang yang menjadi isi toples cemilan tersebut.

" kapan, ya naaaaa... aku bebas dari dia " Lia menggeleng menolak cemilan tersebut.

Ia lalu menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang.

" kenapa memangnya? Kamu gak suka sama kak Arya? "

" justru karna itu, aku kayanya semakin suka sama dia.

Soalnya kak Arya tu orangnya baik banget.

Gak pernah macem-macem, uda gitu perhatian .

Dan itu jadi beban buat aku "

" beban ? Beban gimana maksudnya ? "

" aku jadi serba gak enakkan sama kak Arya. Selalu berusaha bersikap manis dan baik didepanya.

Selalu nurutin apa yang dikatakannya, meski sebenarnya ada beberapa hal yang pengen aku bantah.

Pokoknya kalau sama dia, aku gak bisa menjadi diriku yang biasanya.

Dan itu cukup menyiksaku "

" kalo gitu minta putus aja "

" putus ? Memang sebenarnya kapan awal hubungan kami dimulai ?

Dia gak pernah nembak. Gak pernah bilang suka.

Apalagi jelasin maksud dari semua hal yang sudah kami lakukan selama ini.

Dia bahkan gak pernah nyatain apapun ke aku.

Takutnya nanti malah aku yang dibilang ke PD- an atau ke GR-an "

" ya, gak mungkinlah.

Kan , aku juga dengar sendiri waktu pertama kali kak Arya sebut kamu ' pacar ' "

Lia memalingkan wajahnya kesamping. Melihat pantulan dirinya dari cermin lemari pakaian Yona.

" kenapa si mesti aku.. ? Padahal aku gak pernah berharap berurusan sama cowok kaya dia.. "

* * *

Hari kelulusan.

Sorak sorai menyambut pesta kelulusan SMA Negeri xx.

Para murid kelas tiga dinyatakan lulus 100%.

Lia dan Yona termasuk diantaranya.

Kini keduanya berada di tengah keramaian para murid yang tengah sibuk mencorat-coret seragam satu sama lain.

Selang beberapa jam kemudian, kehebohan pun berakhir dengan pidato penutupan dari bu Alin selaku kepala sekolah.

Lia sempat melihat ketika wanita paruh baya itu tengah memperhatikan dirinya.

Entahlah, ia merasa tak nyaman dari sorot mata yang sulit diartikan itu.

" Lia, ada yang nyariin tu " Rena seperti biasa menjadi perantara dan pembawa pesan.

Yona dan Lia saling baradu pandang.

" Kak Arya kali ? " Yona yang secara bersamaan dengan Lia mengangkat kedua bahu mereka.

Tanpa ragu keduanya pun melangkah menuju tempat yang diberitahukan oleh Rena tadi. Namun bukan ke kantin bu Ratih, melainkan menuju kelas mereka.

" Ian ? " Lia menatap Yona yang sama terkejut dengannya.

Ian adalah ketua kelas mereka selama di kelas tiga.

Dan mereka sudah saling kenal sejak duduk di kelas 1 . Karena memang mereka bertiga selalu berada di kelas yang sama.

" Lia, ada yang pengen aku omongin ke kamu " Ian, anak laki-laki yang selalu tampil rapi itu mendekat.

Kini ia sudah berdiri tepat di hadapan Lia.

Yona yang menyadari hal itu memilih mundur beberapa langkah.

" ngo- ngomong aja " Lia tampak gugup.

Belum selesai urusannya dengan Arya ia tak mau lagi ada urusan dengan laki-laki lainya.

Dan ia harap ini tak seperti dugaannya.

Ian tampak sama gugupnya. Ia terlihat menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

" aku suka sama kamu "

' deg ' Lia tak dapat berkata-kata.

Ia dan Ian hanya beradu pandang saja. Tak ada suara, apalagi jawaban dari Lia.

Hingga Yona yang sudah tak tahan melihat keterdiaman keduanya itu langsung mengambil langkah maju.

Ia mendekat dan menarik Lia agar menjauh dari teman sekelas mereka , yang baru saja menyatakan perasan pada Lia.

" masa kamu gak tau kalau Lia itu pacaran sama kak Arya ? " tegas Yona .

Ia lalu menarik tangan Lia yang masih terdiam karena shock.

Mereka kemudian mulai mengambil langkah , meninggalkan Ian seorang diri di sana.

Sesampainya di parkiran, tampak dari kejauhan Arya tengah menunggu dengan bersandar di motor ninja RR keluran 2009 miliknya.

Yona menghentikan langkah mereka, ia lalu berbalik dan menarik kedua bahu Lia untuk menghadapnya.

" dia bilang suka sama aku? " Lia dengan ekspresi bingung.

Ia ternyata masih tak percaya jika benar-benar ada yang menyukai dan mengatakan hal itu padanya.

" Lia.. kamu harus sadar! Lihat ! Kak Arya uda nungguin kamu " Yona menggoyang tubuh Lia. Mencoba menyadarkan Lia yang sepertinya masih memikirkan pernyataan Ian barusan.

Lia perlahan memutar lehernya, melihat pada sosok laki-laki yang tengah berdiri di samping kendaran roda dua berwarna hijau disana.

" tapi dia siapa? Dia bahkan gak pernah bilang apa-apa ke aku " Lia yang pikirannya masih terpaku pada ucapan Ian tadi, secara tak langsung tengah membandingkannya dengan Arya.

" iya, tapi kalian udah jalan selama dua tahun "

Lia kembali menatap Yona. Sahabatnya itu terlihat cantik seperti biasa. Membuatnya semakin berkecil hati. Dari segi apapun ia kalah jauh dari Yona.

Hal yang membuatnya tak percaya diri .

Apalagi menyangkut hubunganya dengan Arya.Ia takut jatuh terlalu jauh ke dalam rasa sukanya pada Arya .

Yang hanya akan memberi luka jika nanti hubungan mereka berakhir.

Namun tak dapat ia pungkiri. Jika ia menaruh harapan pada hubunganya dengan laki-laki yang belum pernah menyatakan apapun padanya itu.

Ingin rasanya Lia bertanya, atau bahkan menagih ucapan seperti apa sebenarnya perasaan Arya terhadapnya.

Tapi ia terlalu takut. Takut direndahkan .

Takut dikatain hal yang tidak-tidak.

Ia takut jika suatu saat nanti ia akan mendapat kecewa, yang akan membuatnya terpuruk dan masuk ke dalam jurang yang tak berdasar.

* * *

Untuk merayakan kelulusannya, Arya ternyata meluangkan waktu untuk mengajaknya keluar jalan.

Namun sebelumnya mereka pergi ke tempat tujuan, Arya tanpa diduga memutar arah tujuan mereka.

Ia terlihat memarkirkan motornya di halaman rumah yang pernah sekali Lia injakkan kakinya di teras rumah itu.

Saat itulah untuk pertama kalinya Lia memasuki rumah yang besarnya berpuluh kali lipat dari tempat tinggalnya.

Lia merasa sedikit canggung.

Ia malu pada tampilan yang hanya mengenakan sweater abu dengan jeans hitam dan sepatu kets berwarna senada.

Rambutnya pun ia kuncir seperti biasa, dengan tambahan tas selempang kecil berwarna hitam melingakar ditubuhnya.

Arya memintanya menunggu dan duduk di sofa ruang tamu yang dipenuhi aneka perabotan mewah.

Lia baru saja akan mendudukkan diri ,namun tak jadi ketika mendengar suara pintu terbuka.

Tampak Bu Alin, Chika, Dina dan Olin yang masuk keruangan itu secara bersamaan.

Sesaat suasana menjadi hening ketika langkah ibu dan ketiga anak perempuannya itu berhenti.

Semua mata tengah menatap kepadanya.

" se.. selamat sore tante " sapa Lia sedikit menundukan kepala.

" sore.. "Bu Alin tampak memperhatikan gadis yang Ia tau betul siapa.

" Lia.. selamat atas kelulusan mu " Chika berucap dengan penuh ceria.

Ia mencoba mencairkan suasana tegang yang tercipta dari tatapan sang mama.

" makasi, Chika. selamat juga untuk kamu " Lia memaksakan diri untuk tersenyum .

" habis ini mau lanjut ke Universitas mana ? Mau ambil jurusan apa? " tanya Bu Alin masih memperhatikan Lia dari atas hingga ke bawah.

Lia yang menyadari hal itu semakin merasa tak nyaman. Ia mulai merasa malu dan juga sangat rendah diri dihadapan orang-orang yang jauh lebih berkelas darinya .

" gak lanjut , tante " jawab Lia membuat Bu Alin tersenyum kecut.

" kenapa ? " pertanyaan yang membuat Lia semakin merasa tengah direndahkan.

" saya milih kerja aja ,tante. Ngalah sama adek yang tahun depan juga lulus . Biar dia aja yang kuliah " jujur Lia.

Karena memang seperti itulah hasil kesepakatan keluarganya.

Lia memang tak berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah.

Ia menyadari jika ia kurang dalam hal belajar, maka ia akan memberikan kesempatan itu pada Mina, adiknya yang tahun depan akan lulus dari bangku SMA.

" ma " Arya yang baru saja turun dari anak tangga terakhir.

Ia langsung menghampiri sang mama dan ketiga adiknya itu , untuk menyambut dengan memberikan kecupan di pipi mereka masing-masing.

Bu Alin tampak memperhatikan tampilan anak laki-lakinya itu. Sweater abu, jeans hitam dan kets hitam. Sama persisi seperti yang Lia kenakan.

Apa mereka lagi couple-an? Bu Alin menggeleng kecil, ia tak habis pikir.

" o, ya ma ini Lia " Arya bermaksud menyuruh Lia untuk mendekat namun .

" iya mama uda tau.. kalian mau keluarkan ? ya uda hati-hati dijalan " ucap Bu Alin seakan mencegah saat Lia baru saja akan melangkah mendekatinya.

" ya, uda Arya berangkat dulu... " satu kecupan lagi dipipi sang mama.

" selamat ya atas kelulusannya "dan sebuah usapan lembut di kepala Chika.

" permisi saya pamit dulu tan -- "ucap Lia terputus karena Bu Alin yang sudah melangkah pergi dari hadapannya.

Tanpa memberikannya kesempatan untuk berpamitan, jelas sekali jika sikap bu Alin itu menunjukkan ketidak sukaan padanya. Lia tertunduk malu.

Namun Arya dengan segera meraih dan menarik tangannya . Dan mereka pun beranjak dari situ.

Arya membuka pintu mobil yang merupakan miliknya pribadi.

" kenapa gak pake motor aja, kak " Lia yang merasa tak nyaman .

Ternyata maksud singgah dulu ke rumah yang Arya katakan tadi, bukan hanya untuk Arya mengganti pakaiannya saja.

Namun juga mengganti kendaraan.

" gak liat mendung.. " Arya sedikit mendongak melihat ke langit yang berwarna abu.

Dengan berat hati Lia pun masuk.

Bukan kali pertama ia berada didalam mobil mewah itu. Dan ia masih saja merasa tak nyaman. Apalagi jika teringat pada tatapan bu Alin padanya beberapa saat yang lalu.

Haripun berlanjut sesuai dengan yang sudah Arya rencanakan.

Padahal tadinya Lia ingin menghabiskan waktu dengan Yona. Bermain bersama sambil membahas beberapa hal tentang masa sekolah mereka.

Namun disinilah ia.

Mereka kini sudah berada di salah satu teater bioskop.

Lia melirik sesaat pada laki-laki yang duduk di sebelah kirinya.

Pria yang selalu menggenggam erat jemarinya . Lalu berakhir dengan mengecup singkat bibirnya sebelum dan setelah menonton film .

" ini hadiah kelulusanmu " Arya menyerahkan sebuah kotak biru dengan sebuah pita putih sebagai pengikatnya. Warna kesukaan Lia.

Arya pasti sudah mencari tau hal itu dari Yona. Karena selama ini banyak hal yang diam-diam ditanyakan Arya ke Yona tentang dirinya.

" makasi, kak "Lia meletakkannya saja diatas pangkuannya.

Lia tersenyum singkat, lalu mengedarkan pandanganya keluar, pada area basemen yang akan segera mereka tinggalkan.

Arya yang tadinya sudah bersiap akan menginjak gas tak jadi dan justru terlihat menarik hand rem.

" kamu gak mau tau apa isinya ? "

Seperti biasa Lia hanya akan menuruti apapun yang Arya katakan padanya.

Sebuah jam tangan berwarna biru.

Lia melirik ke pergelangan tangan Arya dimana laki-laki itu juga mengenakan jam yang sama.

Entah kenapa, belakangan ini Arya senang mengenakan hal yang sama dengannya.

Seperti tadi saat mereka pulang kerumah Arya. Hal itu semata-mata untuk mengganti pakaian yang ia kenakan sebelumnya dengan pakaian yang serupa dengan yang Lia kenakan.

" mulai sekarang panggil aku Arya.."Ucap Arya menatap gadis yang duduk di sampingnya itu.

Lia yang hanya mengangguk kecil.

" Lia "

" iya, kak.. eh, Arya "

Arya tertawa kecil melihat keluguan gadisnya itu.

Ia pun melanjutkan hal yang tadi tertunda.

Dan mulai memacu laju mobilnya untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

Terpopuler

Comments

Ika Mei susanti 03

Ika Mei susanti 03

likes.👍👍

2022-04-07

3

anonymous

anonymous

bawa boomlike nih kak ♥️

2021-04-15

2

lihat semua
Episodes
1 Putih Abu-Abu
2 Pacar
3 Weekend
4 Beban
5 Bohong
6 LDR
7 Tunggu aku
8 Tak ada yang mendukung
9 Siapa dia ?
10 Menahan
11 Maaf
12 Aku lelah denganmu
13 Jawaban tak pasti
14 Panggilan sayang
15 Jangan lakukan apapun
16 Pantai
17 Tentang Karin, Bram dan Alex
18 Kamu
19 Pesta
20 Suasana pesta
21 Berpisah
22 Dengan mu
23 Apartemen
24 Gosip
25 Pertunjukan menarik
26 Break
27 Hei,
28 Firasat baruk
29 Sama aku
30 Melindunginya
31 Tanpa mereka sadari
32 Putus
33 Rasa tak rela
34 Terpancing
35 Tak akan menyesal
36 Kabar mengejutkan
37 Ku terima tawaranmu
38 Ketika sudah menjadi mantan
39 Sesuai harapan
40 Arti hari ini
41 Egois
42 Luluh
43 Kau akan pergi ?
44 Jangan mereka
45 Obat frustasi yang ampuh
46 Pendiriannya yang keras
47 Gak berjodoh
48 Senyum yang sempurna
49 Misi lama cara baru
50 Sulitnya moveon
51 Urusan yang harus diselesaikan
52 Sejauh mana perjuangan kalian
53 Inginkan akhir yang sama
54 Tujuan tertentu
55 Pertunangan
56 Setelah ini kita menikah
57 Tetap di posisinya
58 Gelisah
59 Gelisah part 2
60 Jalan buntu
61 Gimana Rasanya
62 Pernikahan
63 Pernikahan part 2
64 Bulan Madu
65 Gak boleh
66 Dia pergi
67 Sirna seketika
68 Sirna seketika
69 Mau apa mereka
70 Bukan dia
71 Surprise
72 Hari bahagia
73 Lia kesal
74 Garis dua
75 Penasaran
76 Siap mendengarkan
77 Kerjain aku
78 Kamu hamil
79 Kamu dimana
80 Menunda
81 Jangan khawatirkan mereka
82 Laki-laki atau perempuan
83 Teriakan Lia
84 Tak ada salahnya
85 Marahnya
86 Menghela nafas
87 Sangat mencintainya
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Putih Abu-Abu
2
Pacar
3
Weekend
4
Beban
5
Bohong
6
LDR
7
Tunggu aku
8
Tak ada yang mendukung
9
Siapa dia ?
10
Menahan
11
Maaf
12
Aku lelah denganmu
13
Jawaban tak pasti
14
Panggilan sayang
15
Jangan lakukan apapun
16
Pantai
17
Tentang Karin, Bram dan Alex
18
Kamu
19
Pesta
20
Suasana pesta
21
Berpisah
22
Dengan mu
23
Apartemen
24
Gosip
25
Pertunjukan menarik
26
Break
27
Hei,
28
Firasat baruk
29
Sama aku
30
Melindunginya
31
Tanpa mereka sadari
32
Putus
33
Rasa tak rela
34
Terpancing
35
Tak akan menyesal
36
Kabar mengejutkan
37
Ku terima tawaranmu
38
Ketika sudah menjadi mantan
39
Sesuai harapan
40
Arti hari ini
41
Egois
42
Luluh
43
Kau akan pergi ?
44
Jangan mereka
45
Obat frustasi yang ampuh
46
Pendiriannya yang keras
47
Gak berjodoh
48
Senyum yang sempurna
49
Misi lama cara baru
50
Sulitnya moveon
51
Urusan yang harus diselesaikan
52
Sejauh mana perjuangan kalian
53
Inginkan akhir yang sama
54
Tujuan tertentu
55
Pertunangan
56
Setelah ini kita menikah
57
Tetap di posisinya
58
Gelisah
59
Gelisah part 2
60
Jalan buntu
61
Gimana Rasanya
62
Pernikahan
63
Pernikahan part 2
64
Bulan Madu
65
Gak boleh
66
Dia pergi
67
Sirna seketika
68
Sirna seketika
69
Mau apa mereka
70
Bukan dia
71
Surprise
72
Hari bahagia
73
Lia kesal
74
Garis dua
75
Penasaran
76
Siap mendengarkan
77
Kerjain aku
78
Kamu hamil
79
Kamu dimana
80
Menunda
81
Jangan khawatirkan mereka
82
Laki-laki atau perempuan
83
Teriakan Lia
84
Tak ada salahnya
85
Marahnya
86
Menghela nafas
87
Sangat mencintainya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!