Suasana pesta

🌺hem.. 🌺

* * *

'' masuk gak ya ?'' Lia yang baru saja turun dari mobil bersamaan dengan si cantik Yona.

Lia membetulkan ikatan kucir kuda rambutnya.

'' kenapa gak di urai aja si rambut mu ? '' Yona menggeleng, ia benar-benar tak habis pikir.

Padahal ini merupakan kali pertama mereka menghadiri sebuah pesta yang akan dipenuhi banyak orang dari kalangan atas.

Namun sahabatnya itu masih bisa bersikap cuek pada penampilan.

Lia tersenyum singkat padanya, ia memang tak peduli.

Baginya, kenyamanan adalah yang utama.

Dan untuk urusan rambut ia tak pernah bisa menggerainya.

Karena tak mungkin baginya menunjukkan rambutnya yang patah akibat setiap hari ia ikat.

'' Lia '' seorang wanita meneriaki dari kejauhan.

Indah dengan stelan blazer hitam dan rok spam selutut berwarna senada tengah berjalan kearah mereka.

Wajahnya tampak tak senang.

Ia menatap sinis pada dua perempuan yang berpenampilan layaknya seorang yang akan menghadiri pesta.

Dan dirinya yang justru berstelan resmi karena harus menjadi salah satu yang bertanggung jawab selama acara berlangsung.

Karena memang acara tersebut lebih di utamakan untuk menyambut Alex sebagai direktur yang baru .

Sedangkan peresmian tentang posisi GM yang baru hanyalah acara tambahan saja.

'' lihatlah aku ? huh, jangankan masuk kesana sebagai orang penting. Aku bahkan di perintah untuk menjemput mereka ''

Indah mendengus kesal.

Belum selesai iri dengan hubungan khusus antara Lia dan Arya, ia harus melihat perempuan itu kini memasuki pesta sebagai tamu.

Dan yang lebih ia tak terima adalah jika Lia diundang langsung oleh Nyonya Purnama, istri pemilik hotel.

'' malam ,bu '' Lia mencoba menyapa dengan ramah.

Meski hanya menunjukkan sedikit senyum dan menudukan kepala untuk membalas sapaan tadi.

'' buruan ! Kamu uda di tunggu diruang VVIP sama nyonya ''Indah terdengar setengah hati .

Kini ia juga harus bisa menerima kenyataan , bahwa Lia yang hanyalah seorang petugas housekeeping akan masuk ke ruang pesta. Sementaraia ia hanya bisa sampai dimulut pintu ruangan tersebut.

Indah pun menuntun mereka masuk.

* * *

Sebuah ruangan berada di lantai yang sama, dimana pesta tersebut diselenggarakan.

Tampak sepasang suami istri didalamnya.

Karin mengenakan gaun dengan model kemben berwarna hitam, yang panjang hingga menjuntai ke lantai .

Dan semakin lengkap dengan sebuah selendang berwarna senada ,yang di sangkut kan diantara kedua lengannya.

Karin duduk di pangkuan Bram.

Bram melempar asal selendang yang menurutnya mengganggu, lalu perlahan menarik turun resleting belakang gaun tersebut.

Sementara tangannya sibuk kesana-kemari ,

wajahnya justru asik menggerayangi bagian atas tubuh Karin , yang gaunnya sudah hampir melorot.

Karin menjepit erat diantara kedua ketiaknya untuk menahan jatuh gaunnya .

'' mas '' Karin mencoba menghentikan aksi sang suami saat salah satu tangan Bram masuk ke bawah gaunnya.

Bram menghentikan pekerjaan kedua tangannya.

Dilihatnya wajah cantik sang istri.

Ekspresi yang menunjukkan jika Karin tengah menahan sesuatu.

Brampun semakin tergoda olehnya.

Ia benar-benar beruntung memiliki seorang wanita yang meski sudah tak lagi muda namun selalu mampu membangkitkan kelelakiannya.

'' Mas, nanti riasan ku rusak ''

Karin menahan tangan sang suami yang jemarinya kembali menari ke bagian sensitif nya.

Karin menghela nafas panjang.

Bram memang sulit dicegah jika sudah menyangkut hal tersebut.

Terkadang suaminya itu memang tak kenal waktu dan tempat untuk menyalurkan hasratnya.

Seperti saat ini.

Padahal pesta pasti sudah di mulai.

Namun keduanya justru masih diruang tunggu VVIP, melakukan hal yang tak seharusnya mereka lakukan.

' tok. tok. tok' suara ketukan dari luar sana.

Karin dengan cepat bangun dari pangkuan Bram.

Ia panik dan segera memperbaiki baju dan meraih selendang yang teronggok di bawah meja.

Semetara Bram masih tak beranjak dari duduknya. Ia tampak begitu menikmati dengan memperhatikan bagaimana wanitanya itu berjalan mendekati pintu yang memang di kunci dari dalam.

'' maaf menganggu, nyonya.. tamu undangan anda sudah datang '' ucap Indah yang berdiri di mulut pintu .

Tampak dua orang gadis berada dibelakangnya.

Mereka yang dimaksud tamu adalah dua gadis yang sudah Karin tunggu sejak tadi.

Karin mengembangkan senyuman.

Ia menyambut hangat kedua gadis itu dan mempersilahkan mereka untuk masuk.

" hebat sekali dia, entah cara apa yang dia gunakan untuk bisa mendekati mereka " Indah semakin kesal saat pintu ruangan tersebut kembali ditutup.

Lia dan Yona masuk dengan saling berpegangan tangan. Keduanya tampak gugup memasuki ruangan yang termewah dari tempat yang pernah mereka masuki .

Apalagi ketika melihat seorang pria yang yang mereka tau adalah suami dari wanita cantik yang berjalan beberapa langkah didepan mereka itu.

Bram sudah beranjak dari duduknya.

" mas " Karin memberi kode.

Sesuai kesepakatan tadi pagi.

Setelah sudah payah membujuk Bram , agar suaminya itu mau bersikap lebih ramah pada dua gadis yang ia anggap sebagai tamu spesialnya .

" Kalian belum berkenalan secara resmikan ?

Lia, Yona ini Bram Purnama suamiku " Ucap Karin saat mereka semua saling berhadapan.

Dengan Lia dan Yona masih di jarak yang cukup jauh.

Yona dan Lia hanya melihat sesaat , lalu tersenyum pada lelaki tampan yang berstelan jas berwarna hitam . Bram terlihat sangat gagah dan sesuai dengan pembawaannya sebagai pemilik hotel.

" Selamat malam, pak " Lia memberanikan diri untuk menyapa dengan senyuman singkat disusul kemudian oleh anggukan dari kepalanya .

Yona pun melakukan hal yang kurang lebih sama.Hanya saja ia tak menyapa.

Terlepas Bagaimana pun baiknya sikap Karin terhadap mereka, Lia cukup tau diri akan posisinya.

Ia tetaplah seorang pekerja di hotel tersebut.

Maka ia pun harus bersikap selayaknya .

" maaf, jika sebelumnya aku bersikap kurang bersahabat " Bram terdengar datar.

Karin tersenyum lagi pada Yona dan Lia.

Ia tau jika kedua gadis itu pasti canggung.

" aku akan pergi terlebih dahulu.

Ingat untuk menyusul ku, Karin " Bram mendaratkan kecupan singkat di pipi sang istri.

" hem " dibalas hanya dengan sebuah deheman lembut.

Dan Bram pun meninggalkan mereka bertiga diruangan tersebut.

" kalian gugup? "tanya Karin melihat ekspresi tersebut diwajah kedua gadis yang masih tak berani mengangkat tegak kepala mereka.

Diam. Yona dan Lia saling menatap dalam keadaan kepala yang masih menunduk.

" kalau kalian merasa tidak nyaman, kita bisa pergi ketempat lain. Bagaimana? "

Seketika keduanya menegakan kepala dan menggeleng kecil pada Karin.

" jangan, nyonya.. tadikan suami anda sudah bilang kalau anda harus menyusulnya " Lia mengingatkan.

" iya, nyonya. Jangan pikirkan kami. Kami tak masalah mau kemana atau bagaimana " tanpa pikir panjang Yona menimpal.

Membuat Lia memalingkan wajah dan menatap tajam padanya. Lia bahkan memelototkan kedua matanya.

Melihat hal tersebut Karin tertawa.

" baiklah, terserah kalian saja.

Kalian mau disini saja atau ikut dengan ku ke pesta l?"

"em.. ituuuuuuuu.. " Yona melirik Lia yang sudah menormalkan kembali matanya.

" mungkin sebaiknya, kita disini saja nyonya " Lia tersenyum begitu canggung pada wanita yang tampak begitu anggun.

" baiklah, kalau begitu .

Aku akan meminta seseorang untuk membawakan cemilan untuk kita disini "

" kita? " Lia dan Yona saling melemparkan tatapan tak percaya.

" iya. Jika kalian disini maka saya juga disini.

Sudah saya bilang kalian tamu saya.

Karena itu, gak sopankan kalau tuan rumah meninggalkan tamunya sendirian ? "

" tapi, tadikan suami anda.. bilang. harusssss "

" saya akan ke sana kalau kalian mau ikut menemani saya "

" tapi, nyonya.. kami ini hanya.. "

" sudah saya bilang . Kalian itu tamu saya.

Jadi jangan khawatir. Tidak akan ada yang berani mempermasalahkannya.

Kalian tentu tau siapa tuan rumah pemilik hotel ini kan ? "

Yona dan Lia mengangguk perlahan.

" satu lagi. Jangan panggil saya nyonya .

Panggil saya tante biar kita bisa lebih akrab lagi ''

" lebih akrab lagi? " Yona dan Lia saling melemparkan tanya melalui tatapan.

Mereka yang akhirnya tak punya pilihan itupun ikut berjalan di belakang Karin ,keluar dari ruang VVIP menuju aula tempat dimana pesta sudah sejak tadi berlangsung.

* * *

Mereka masuk melalui pintu samping, tempat dimana para pelayan keluar masuk untuk berbagai keperluan.

Suasana pesta tampak begitu meriah.

Mereka yang menghadiri acara tersebut sedang berdiri, menghadap kearah yang sama.

Tak lama kemudian suara tepuk tangan menggema diruangan tersebut bersamaan dengan turunnya Alex dan Bram dari podium.

Sepertinya acara pengenalan dan juga kata sambutan baru saja selesai.

Itu artinya mereka sudah melewati acara utama pesta tersebut.

Karin memang sengaja datang terlambat. Karena ia tak mau menjadi pusat perhatian.

Ia tak suka akan ke ramah tamah yang hanya baik didepannya saja.

Karin lalu mengajak kedua gadis yang mengekorinya itu untuk duduk di kursi yang ada dipojokan paling belakang .

Kini para tamu sudah kembali menyebar, karena memang acara sudah memasuki tahap makan makan dan ramah tamah biasa.

Hanya tinggal menunggu kata penutupan yang akan di ucapkan pada pukul 10 malam nanti.Itu berarti hanya tinggal 1 jam lagi, dan pesta akan berakhir.

Seperti itulah kira-kira susunan acara yang tertulis di undangan.

* * *

Kebetulan tempat yang mereka duduki berdekatan dengan meja prasmanan dimana berbagai macam hidangan makan disajikan.

Lia dan Yona saling menatap.

Mereka tertawa kecil karena sama-sama merasa jika sejak tadi mereka berdua menahan lapar.

'' kalian lapar ?'' tanya Karin yang juga menyadari hal tersebut dan ikut tertawa .

'' maaf, nyonya.. kami tadi memang belum sempat makan '' Yona dengan polosnya bicara.

Lia dan Yona lalu kembali tertawa namun sebisa mungkin mereka tahan agar tak kelepasan seperti tawa mereka yang biasa.

'' kalau begitu kalian makanlah dulu.

Aku akan menghampiri suamiku .

Aku tidak akan lama dan akan segera kembali '''

'' tidak masalah, nyonya. Jangan mengkhawatirkan kami .

Kami akan baik-baik saja disini '' Lia menegaskan namun dengan nada bicara yang sopan.

Karin beranjak dari duduknya, kemudian berjalan menuju kursi paling depan dimana para tamu VVIP duduk di sana.

Tampak Bram tengah berbincang dengan beberapa rekan bisnis yang memang sengaja ia undang .

Sementara itu.

Lia dan Yona masih duduk.

Mereka menunggu hingga meja yang menyajikan aneka makanan itu sepi dari penikmatnya, barulah mereka akan maju untuk mengambil makanan.

* * *

'' pah, coba kamu perhatikan perempuan itu '' setengah berbisik, Bu Alin mencolek lengan sang suami sambil menunjuk dengan hati-hati kearah meja prasmanan yang tak jauh dari meja yang mereka tempati.

Pak Handoko menatap kearah yang istrinya tunjukkan.

'' dia bukannya perempuan yang berhubungan dengan Arya itu ya, ma ?'' Pak Handoko tampak memperhatikan dengan seksama saalah satu dari dua gadis di sana.

'' iya, gak salah lagi itu pasti dia. Tapi kenapa dia bisa ada disini ? Apa mungkin Arya yang mengajaknya? ''

Pak Handoko menggeleng, ia lalu beralih melihat pada Arya yang ada di depan bersama Alex dan beberapa teman lainnya.

'' kayanya Arya gak tau dia ada disini '' Pak Handoko kembali melihat pada Lia yang tengah asik bersenda gurau sambil mengisi piring yang ada di tangan kanannya.

'' trus ? Dia kan hanya seorang petugas housekeeping ? Gak mungkin dia di undang kemari ''

Sepasang suami istri itu kini sama-sama menatap pada Lia yang sudah kembali ke mejanya.

Tak lama kemudian, Karin datang menghampiri kedua gadis itu.Namun hanya sesaat karena seorang pelayan manggilnya untuk kembali pada Bram.

Dengan tak enak hati Karin pun kembali meninggalkan Yona dan Lia berdua disana.

'' bukannya itu mommy nya , Alex ?'' Bu Alin mulai menaruh curiga.

'' akhirnya kesempatan itu datang juga, ma '' Pak Handoko melemparkan tatapan penuh keyakinan pada sang istri .

'' maksud papa ?''

'' coba kamu samperin dia. Sementara papa akan nemuin pak Dodit.

Kebetulan dia juga diundang kesini.

Dan lebih kebetulannya lagi , dia datang bersama istri dan anak sulungnya .

Ingatkan yang papa cerita ke mama tempo hari itu ?''

'' si.. Rina ? yang --''

'' iya, Rina. Papa sama pak Dodit uda ngobrol buat deketin dia sama Arya anak kita.

Papa rasa ini kesempatan yang bagus ''

Ide pak Handoko yang memang sudah lama ia rencanakan.

Sepertinya ia menanggap jika malam ini adalah hari keberuntungannya.

Pak Handoko tampak begitu antusias ketika melihat sang istri berjalan ke arah Lia, sesuai dengan apa yang ia katakan tadi.

Padahal hadirnya mereka ke acara tersebut adalah sebagai bentuk dukungan pada karir Arya .

Sekaligus untuk mengenalkan Arya pada salah satu anak temannya yang juga menjadi salah satu tamu undangan .

* * *

'' Lia, ya '' ucap Bu Alin menahan tinggi volume suaranya.

Ia tak mau sampai di dengar sekelilingnya jika ia sampai kelepasan bicara dengan arogan.

Mengetahui siapa yang datang menyapa, sontak membuat kedua gadis itu berlonjak dan berdiri.

'' ma..malam tante. Lama gak bertemu, apa kabar ?'' Lia terlihat sedikit gugup.

Ia bahkan tak berani menatap langsung wajah ibu dari prianya itu.

'' Tidak perlu basa basi.

Saya kesini cuma mau tanya , kenapa kamu bisa ada di sini ? Apa Arya yang minta kamu untuk datang ?'' Bu Alin dengan sorot mata menyelidiki.

Lia terdiam. Tak kunjung menjawab pertanyaan bu Alin, membuat Yona pun meliriknya.

Terlihat jelas ekspresi gugup yang ditunjukan sahabatnya itu.

'' buk.. buk.. kami diundang sama Nyonya Purnama '' Lia mencoba mengumpulkan segenap keberaniannya untuk dapat menatap wajah wanita dihadapanya itu.

'' o, ya ? ada hubungan apa kalian sama dia ? '' Bu Alin masih menatap dengan cara yang sama.

Lia menegakkan kepalanya. Ia membalas kedua sorot mata bu Alin yang seakan mengisyaratkan jika ada maksud kenapa ia dihampiri.

'' hanya kebetulan kenal, saja tante '' Yona dengan cepat menjawab.

'' saya tidak bertanya sama kamu!! " cetus bu Alin melemparkan tatapan sinis kepada Yona.

Yona tersentak. Ia juga tampak begitu takut ketika mendapatkan tatapan bu Alin yang menurutnya benar-benar mengerikan.

Bu Alin kembali pada Lia.

Jika sebelumnya Lia merasa segan, kini ia terlihat lebih tenang.

Ia tak lagi menaruh takut untuk menghadapi bu Alin.

'' apa kamu datang tanpa sepengetahuan Arya ? ''

Lia diam, ia tak tau harus menjawab apa.

'' apa kalian masih berhubungan ?''

Bu Alin menaikan salah satu sudut bibirnya.

Seakan menemukan celah untuk menyudutkannya.

'' atau hubungan kalian lagi bermasalah ?''

Lia masih diam. Sedangkan Yona sudah kehabisan nyali untuk ikut menyahut setelah peringatan yang diberikan bu Alin tadi.

'' sepertinya begitu.

Pantas saja kamu disini .

Karena kalau tidak, bagaimana mungkin Arya sekarang bisa bersama perempuan lain '' Bu Alin menggeser sedikit tubuhnya untuk memperlihatkan Lia sebuah pemandangan yang ada di depan sana.

Tampak dari kejauhan, Arya sedang berbincang dengan seorang perempuan cantik.

Kedua mata Lia hampir tak berkedip dengan berfokus ke sana.

Sakit. Lia belum pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya.

Sakit yang terasa begitu menusuk hatinya.

Melihat bagaimana Arya menatap lawan bicaranya .

Selain cantik dan berkulit putih, ketika tersenyum perempuan itu menunjukkan ginsul yang ada sisi kanan atas mulutnya.

Dan yang pasti perempuan itu berasal dari kalangan yang sederajat dengan Arya.

''namanya Rani.

Orang tuanya adalah pemilik beberapa rumah makan terkenal yang cabangnya ada diberbagai kota besar di indonesia.

Dan dia sendiri adalah seorang GM muda disalah satu cabang pemilik hotel ini juga.

Dia cantikkan ?

Tidakkah kamu berpikir bahwa dia sangat serasi jika disandingkan dengan Arya ?'' tanya Bu Alin yang tampak begitu menikmati ekspresi Lia saat ini.

Sedangkan Lia tampak tak perduli bagaimana Bu Alin tengah menatapnya kini.

Ia masih melihat ke arah yang sama. Lurus kedepan di mana Arya tampak begitu begitu serius berbincang dengan perempuan bernama Rina .

'' Lia '' Yona menggoyang tubuh sahabatnya itu.

Mencoba menyadarkan Lia yang seakan membatu.

* * *

Pak Handoko menghampiri anak sulungnya yang tengah berkumpul dengan Alex dan teman mereka yang lainnya.

Ia datang bersama seorang gadis cantik bernama Rina. Kebetulan Rina juga berada diposisi yang sama dengan Arya. Masih dibawah naungan pemilik hotel yang sama namun di tempat yang berbeda.

Ini pertama kalinya mereka bertemu.

Arya yang sebenarnya enggan untuk meladeni hal tersebut, terpaksa harus menurut karena desakan pak Handoko serta godaan para temannya .

Setelah perkenalan yang diperentarai oleh pak Handoko, keduanya lalu ditinggal berdua.

Bahakan pak Handoko sengaja meminta Arya untuk membawa Rina menjauhkan dari yang lainnya.

Berbeda dengan teman lainnya yang tak henti-hentinya melontarkan godaan pada Arya dan Rina, Alex yang melihat itu hanya menggeleng sembari tersenyum tak percaya.

Orang tua Arya ternyata masih sama seperti dulu.

Masih berusaha untuk mengatur kehidupan masa depan Arya.

Setelah Arya dan Rina pergi mencari ruang untuk mereka sendiri, Alex terlihat kembali asik berbincang dengan teman lainnya.

Selang gak lama kemudian, Karin datang menghampirinya.

Namun Karin hanya datang untuk menyapan. Tak lupa Karin mengucapkan selamat pada anak tunggalnya itu.

Setelah itu Karin meninggalkannya dan terlihat berjalan menuju ke bagian paling belakang dari sisi ruangan tersebut.

Karin terlihat menghampiri dua orang gadis yang duduk dimeja pojokan sana.

Alex tak dapat melihat begitu jelas ,karena jaraknya yang lumayan jauh. Namun kedua gadis itu tampak tak asing diingatkannya. Alex penasaran.

Sikapnya tampak begitu polos.

Tak begitu banyak bergerak, hanya menatap ke sekeliling dengan rasa takut atau apapun yang sulit diartikan olehnya.

Namun sesekali kedua gadis itu terlihat sedang bersenda gurau hingga cekikikan tertawa,yang masih dalam batas yang wajar.

Tanpa sadar, Alex melangkahkan kedua kakiya, perlahan mulai meninggalkan temannya yang menatap heran padanya.

Semakin ia mendekat, semakin jelas sosok kedua gadis itu.

Alex terpana, hatinya tergelitik hingga mampu membuat seorang Alex yang terkenal akan keangkuhannya itu tersenyum.

Dan itu karena tingkah seorang gadis.

* * *

'' permisi.. ada apa ini ?'' Karin yang datang menghampiri.

Dilihatnya dua orang gadis yang baru sesaat tadi ia tinggal tengah berhadapan dengan bu Alin, yang ia tau adalah ibu dari Arya.

Bu Alin tersenyum menyambut dan menyapa ramah pada istri dari pemilik hotel .

'' tidak ada apa-apa, Nyonya Purnama.

Saya hanya menyapa mereka saja, karena kebetulan kami tinggal dilingkungan yang sama.

Anda juga mengenal mereka ?'' Bu Alin mencoba mencari jawab dari rasa penasarannya.

'' ya, mereka kenalan saya '' singkat Karin yang menyadari gelagat yang mencurigakan dari wanita paruh baya itu.

Senyum itu, bahasa tubuh itu penuh kepalsuan. Karin hapal pada sikap mereka yang demikian.

Ia lalu beralih menatap kedua gadis yang ada di sisi kananya. Yona tersenyum sambil mengaggukan kepalanya.

Hal yang berbeda dengan Lia. Lia masih menatap lurus pada hal yang tadi.

'' maaf nyonya.Saya permisi mau ke toilet '' Lia tanpa mau menatap satupun dari ketiga orang yang ada di dekatnya itu.

Ia tak perduli, ia hanya melangkah begitu saja menuju ke luar ruangan tersebut.

Dan kemudian di susul cepat oleh Yona.

Karin melihat sesaat pada bu Alin.

Wanita itu menatap kepergian Lia dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Ia tau ada sesuatu yang telah terjadi diantara mereka.

Ia pun ikut menyusul kedua gadis tadi, tanpa menghiraukan bu Alin yang masih berdiri ditempatnya.

* * *

di Toilet.

Ruang yang didalamnya terdapat 5 pintu itu tampak sepi. Tak ada siapapun disana.

' brak ' Lia membuka salah pintu paling ujung dengan kasar dan masuk kedalamnya.

' ceklek ' ia kunci.

Disusul kemudian oleh Yona yang ikut masuk kedalam toilet tersebut . Namun belum sempat mengetuk, Karin sudah masuk .

Keduanya lalu berdiri tepat di depan pintu yang Lia masuki tadi.

' kreettt' suara pintu toilet dibuka.

Sontak hal itu membuat Yona dan karin masing-masing masuk kedalam ruangan yang disekat berjejer .

Ketiganya kini berada dalam ruangan closed yang hanya dipisahkan oleh dinding tipis berwarna putih.

'' lihat gak tadi nyonya Purnama datang ?''

terdengar suara wanita .

'' iya. Datang saat acara uda hampir selesai '' suara wanita lainya.

Tampaknya yang masuk tadi lebih dari satu wanita.

'' resiko kalau nikah sama orang yang kurang berpendidikan, ya gitu.

Gak ngerti bagaimana tata krama dalam beretika yang sesuai dengan lingkungan hidupnya yang sekarang ''

'' beruntung dapatnya Pak Bram yang gak banyak nuntut ini itu sama istri.

Kalo sama suami lainnya, istri kaya bu Karin itu uda lama didamprat ''

'' benar itu . Ditambah lagi sikap bu Karin yang suka semaunya ?

Liat aja siapa yang di bawa di pesta tadi ''

'' siapa ?''

'' mereka bilang kalo yang dia bawa itu gadis yang berasal dari kalangan yang sama kaya dia.

Apa mungkin untuk dijadikan mantu ? ''

Mereka terkekeh.

'' kasihan Alex. Padahal dia itu sempurna dari segala hal. Tapi harus cacat karena punya ibu yang gak bisa bersikap layak ''

'' pelankan suaramu. Gimana kalau ada yang dengar dan ngaduin kamu ?

Pupus harapan kamu jadi mantunya''

'' kan yang aku mau anaknya, kalo jadi ya jangan serumah sama maknya lah ''

'' jahat banget kamu.

Tapi ya, kalo dipikir-pikir padahal Pak Bram itu mau dapat perempuan kaya apa aja bisa, ya ?

Tapi kok milihnya yang gak jelas gitu ''

'' gak jelas gimana ?''

'' belum tau ya, latar belakang bu Karin kaya apa ?

Selain miskin, dia dulunya seorang yatim-piatu.

Dan kamu tau apa pekerjaannya sebelum jadi nyonya Purnama ?

SPG... taukan perempuan penjual body yang gak jarang jadi sampingan esek-esek ?''

Dan tiba-tiba, ' brak' pintu yang dimasuki Karin terbuka.

Membuat kedua gadis yang tengah asik bergosip ria tadi berbalik dan berlonjak terkejut ketika melihat orang yang di bicarakan kini ada dihadapan mereka.

Kemudian disusul dua pintu lainnya terbuka.

Karin, Yona dan Lia sama-sama keluar dari dalam ruang closed .

Dua wanita yang tadi tengah bersolek didepan cermin pun terdiam.

Menatap dengan wajah pias pada ketiga wanita yang ada dihadapan mereka.

Dalam hati mereka mengutuk keteledoran yang sudah mereka lakukan dengan tidak lebih dulu memastikan keadaan diruang tersebut.

Yang ternyata sebelum mereka masuk, sudah ada orang lain didalamnya.

Terpopuler

Comments

Nadia Nadia

Nadia Nadia

isi ceritanya bagus, beda banget dari novel yg lain isinya kawin kontrak, ONS, bla bla bla.. semangat terus kaaaak

2021-04-04

3

💖Friza🧚‍♂

💖Friza🧚‍♂

begitulah mulut manusia mrsa pling sempurna..dimna2 ada ky gitu🙄

2021-03-28

3

ferisa baroatin

ferisa baroatin

keren bnget critanya

2021-03-26

2

lihat semua
Episodes
1 Putih Abu-Abu
2 Pacar
3 Weekend
4 Beban
5 Bohong
6 LDR
7 Tunggu aku
8 Tak ada yang mendukung
9 Siapa dia ?
10 Menahan
11 Maaf
12 Aku lelah denganmu
13 Jawaban tak pasti
14 Panggilan sayang
15 Jangan lakukan apapun
16 Pantai
17 Tentang Karin, Bram dan Alex
18 Kamu
19 Pesta
20 Suasana pesta
21 Berpisah
22 Dengan mu
23 Apartemen
24 Gosip
25 Pertunjukan menarik
26 Break
27 Hei,
28 Firasat baruk
29 Sama aku
30 Melindunginya
31 Tanpa mereka sadari
32 Putus
33 Rasa tak rela
34 Terpancing
35 Tak akan menyesal
36 Kabar mengejutkan
37 Ku terima tawaranmu
38 Ketika sudah menjadi mantan
39 Sesuai harapan
40 Arti hari ini
41 Egois
42 Luluh
43 Kau akan pergi ?
44 Jangan mereka
45 Obat frustasi yang ampuh
46 Pendiriannya yang keras
47 Gak berjodoh
48 Senyum yang sempurna
49 Misi lama cara baru
50 Sulitnya moveon
51 Urusan yang harus diselesaikan
52 Sejauh mana perjuangan kalian
53 Inginkan akhir yang sama
54 Tujuan tertentu
55 Pertunangan
56 Setelah ini kita menikah
57 Tetap di posisinya
58 Gelisah
59 Gelisah part 2
60 Jalan buntu
61 Gimana Rasanya
62 Pernikahan
63 Pernikahan part 2
64 Bulan Madu
65 Gak boleh
66 Dia pergi
67 Sirna seketika
68 Sirna seketika
69 Mau apa mereka
70 Bukan dia
71 Surprise
72 Hari bahagia
73 Lia kesal
74 Garis dua
75 Penasaran
76 Siap mendengarkan
77 Kerjain aku
78 Kamu hamil
79 Kamu dimana
80 Menunda
81 Jangan khawatirkan mereka
82 Laki-laki atau perempuan
83 Teriakan Lia
84 Tak ada salahnya
85 Marahnya
86 Menghela nafas
87 Sangat mencintainya
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Putih Abu-Abu
2
Pacar
3
Weekend
4
Beban
5
Bohong
6
LDR
7
Tunggu aku
8
Tak ada yang mendukung
9
Siapa dia ?
10
Menahan
11
Maaf
12
Aku lelah denganmu
13
Jawaban tak pasti
14
Panggilan sayang
15
Jangan lakukan apapun
16
Pantai
17
Tentang Karin, Bram dan Alex
18
Kamu
19
Pesta
20
Suasana pesta
21
Berpisah
22
Dengan mu
23
Apartemen
24
Gosip
25
Pertunjukan menarik
26
Break
27
Hei,
28
Firasat baruk
29
Sama aku
30
Melindunginya
31
Tanpa mereka sadari
32
Putus
33
Rasa tak rela
34
Terpancing
35
Tak akan menyesal
36
Kabar mengejutkan
37
Ku terima tawaranmu
38
Ketika sudah menjadi mantan
39
Sesuai harapan
40
Arti hari ini
41
Egois
42
Luluh
43
Kau akan pergi ?
44
Jangan mereka
45
Obat frustasi yang ampuh
46
Pendiriannya yang keras
47
Gak berjodoh
48
Senyum yang sempurna
49
Misi lama cara baru
50
Sulitnya moveon
51
Urusan yang harus diselesaikan
52
Sejauh mana perjuangan kalian
53
Inginkan akhir yang sama
54
Tujuan tertentu
55
Pertunangan
56
Setelah ini kita menikah
57
Tetap di posisinya
58
Gelisah
59
Gelisah part 2
60
Jalan buntu
61
Gimana Rasanya
62
Pernikahan
63
Pernikahan part 2
64
Bulan Madu
65
Gak boleh
66
Dia pergi
67
Sirna seketika
68
Sirna seketika
69
Mau apa mereka
70
Bukan dia
71
Surprise
72
Hari bahagia
73
Lia kesal
74
Garis dua
75
Penasaran
76
Siap mendengarkan
77
Kerjain aku
78
Kamu hamil
79
Kamu dimana
80
Menunda
81
Jangan khawatirkan mereka
82
Laki-laki atau perempuan
83
Teriakan Lia
84
Tak ada salahnya
85
Marahnya
86
Menghela nafas
87
Sangat mencintainya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!