🌺hem.. 🌺
* * *
Pukul 19.30
Yona : Lia , uda pulang ?
15 menit kemudian.
Lia : cbb.. uda .. tadi cuma pergi nonton aja sama kak Arya.
Habis tu pulang soalnya ditelpon orang rumah disuruh cepat pulang.
Yona tampak berpikir sejenak dengan mengetuk-ngetuk telunjuk di dibibirnya .
Yona lalu memutuskan untuk menelpon. Namun tak diangkat. Ia kemudian kembali mengirimkan pesan .
Yona : kok gak diangkat ?
Lia : sorry, lagi ada rapat keluarga wkwkwkw .
biasaa...bicarain masa depan .
Yona : aku kesana, ya .. penasaran pengen dengar cerita kencanmu sama kak Arya .
Lia : aku aja yang kesana. Ntar lagi paling kelar .
Yona : kamu lagi disidang ya ?
Kembali lama dibalas.
Yona mengalihkan pandangan keluar jendela kamarnya yang gelap.
tik.. tik.. tik.. SYURRRRRRR suara hujan turun dengan deras diluar sana.
Kembali Yona menatap layar handphonenya. Cukup lama ia menunggu balasan dari Lia.
Sejaknya tadi ia sudah merasa gelisah.
Sudahdah lama mengenal Lia membuatnya tau betul bagaimana luar dalam gadis itu seperti apa.
Sepanjang hari ini ia terus saja memikirkan Lia.
Karena ia tau jika sahabatnya itu tengah dilanda dilema dengan kelanjutan masa depannya.
* * *
Sementara itu di rumah Lia.
" waaaaaaa... martabak aseekkkkk " ucap Lia penuh girang melihat bapaknya yang baru saja pulang dengan membawa dua kotak bungkusan berisi martabak.
Makanan kesukaan Lia .
"Cuma itu yang bisa bapak kasi sebagai hadiah kelulusanmu " Pria berusia 50 tahun itu tersenyum pada si sulung yang baru saja menerima kelulusanya tadi pagi.
Sangat jarang baginya dapat membelikan sesuatu yang disukai oleh anggota keluarganya seperti ini.
Dengan menyisihkan sedikit dari gaji yang diterima bulan ini , iapun berencana untuk merayakan kelulusan Lia dengan cara sederhana
Walau hanya martabak .
" huaaaahhhh.. enak banget " Lia dengan cepat melahap martabak yang masih masi mengepulkan asap.
Mulutnya pun terlihat kembang kempes menahan panas.
" enak, ya... lulus dibeliin Martabak.
Ntar Mina kalo lulus dibeliin Pizza ya, pak " Gadis berambut cepak itu ikut duduk di kursi yang mengitari meja makan .
Mina gadis tomboi yang hanya berjarak setahun dari Lia itupun ikut melahap martabak yang juga merupakan makanan kesukaanya.
" kamu gak dikasi makan ya sama kak Arya? " cibir Mina melihat bagaimana Lia sudah mengambil potongan kelima martabak dan memasukanya kedalam mulut dengan sekali ' hap '.
" gak. Bosan!
Soalnya diajakin makan di pizza hut mulu .. "
" sombong amat ! Mentang-mentang pacaran ama anak gedongan "
'plak, plak' dua pukulan mendarat dipundak Lia dan Mina .
Keduanya secara bersamaan menoleh kebelakang .
Tak lain dan tak bukan sudah pasti hanya maknyalah yang tega melakukan hal tersebut pada mereka.
Sementara si bapak hanya tersenyum melihat bagaimana tatapan istri pada kedua anak gadisnya mereka.
"husss!!! kalo bicara jangan berlebihan. Malu didengar tetangga ! kalo kakakmu dikatain macem-macem gimana ? "
Bapak dan maknya tampak sama-sama menarik kursi untuk duduk.
Kini mereka semua tengah duduk mengitari meja makan, dan menyuapkan potongan demi potongan martabak kedalam mulut mereka masing-masing.
Hingga kotak pertamapun tandas.
" mak, Lia nginep tempat Yona ya malam ini "
" hemmm... " jawab sang emak yang bisa diartikan sebagai sebuah persetujuan. Karena jika tak diijinkan, maknya pasti sudah memukul kembali punggungnya.
" Lia " sang bapak tampak menghentikan makannya. Begitupun dengan Lia .
Ia bisa menebak jika ada sesuatu yang akan disampaikan oleh bapaknya.
Dari sorot matanya saja bisa Lia tau, jika ini pasti mengenai kelanjutan pendidikannya.
'TRRRTTTTTT 'getar handphone menghentikan apa yang baru saja akan dimulai.
Lia meraih ponsel yang sejak tadi Ia letakan diatas meja .
Setelah membalas isi pesan tersebut ia pun kembali melihat sang bapak. Menadakan jika ia sudah siap untuk mendengarkan .
" Nak, apa kamu yakin gak mau kuliah? "tanya sang bapak menatap penuh wajah anak gadisnya .
Maknya dan Mina pun menatap pada Lia yang mengangguk sambil tersenyum lebar.
" Tapi ... apa kamu benar-benar yakin akan keputusanmu itu "suara lembut sang bapak seakan tengah membujuknya untuk mengurung niatnya yang tak mau kuliah .
Padahal hal itu sudah Lia utarakan berkali-kali sejak lama. Dan telah ia jadikan sebagai keputusan bulat.
Ia tidak akan melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah dan memilih untuk berkerja saja.
" bapak sendiri yang bilang kita harus hidup sesuai porsi kita masing-masing. Jangan melebihi hal yang belum tentu kita sanggup jalani.
Bapak taukan, kalau Lia juga payah dalam pelajaran ?
Lagipula tinggal setahun lagi Mina juga akan lulus.
Dia lebih baik dari Lia untuk dapat meneruskan pendidikan ke Universitas.
Lia gak papa, pak.
Lia bisa kerja selama setahun buat bantu biaya masuk kuliah Mina nanti " Ucap Lia terdengar begitu menyentuh.
" apa kamu gak akan merasa minder kalo nanti jalan sama Arya ? " maknya tampak prihatin mendengar keputusan anak sulungnya itu.
Mereka tak berdaya. Karena himpitan ekonomi, membuat mereka tak mungkin mengkuliahkan dua anak mereka sekaligus.
" kalo emang dia beneran suka sama Lia, ya dia gak bole keberatan dong, mak.
Istilahnya itu harus bisa terima Lia apa adanya " Lia menyombongkan diri, bermaksud untuk membuktikan bahwa Arya adalah sosok yang bisa mengerti keadaan dirinya.
Bohong. Lia tengah mencoba membohongi semua orang termaksud dirinya sendiri.
Tentu saja ia akan merasa semakin rendah diri. Apalagi setelah mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari bu Alin.
Ia pun tak tau akan seperti apa rasa mindernya nanti.
Mina yang mendengar hal tersebut tertunduk. Ia merasa tak nyaman. Semua anggota keluarga kini tengah berusaha mengusahakan masa depan pendidikannya. Bahkan sang kakak sampai rela memutuskan untuk berkerja demi membantu mengumpulkan biaya masuk kuliahnya nanti.
' puk.. puk.. puk.. ' tepukan lembut dipundak Mina.
Di lihatnya sang kakak yang tengah tersenyum menyeringai padanya.
" jangan merasa terbebani.
Percayalah yang kakak lakukan ke kamu ini gak GRATIS !!!
Nanti jika kamu sudah sukses, kamu harus membayar mahal untuk semua pengorbanan kakakmu ini.
Jadi ingat untuk kuliah yang benar.
Trus cari kerja yang mampan.
Karna apa? karna kamu harus mencicil semua utang mu. HAHAHA "
'plak' sebuah pukulan menghentikan tawa lebar Lia .
Yang mana hal itu justru membuat semua anggota keluarganya kini menertawakan sikap konyolnya tadi.
* * *
' Kreeetttt ' pintu kamar terbuka. Dengan senyum semringah Lia langsung masuk dan menuju kamar mandi. Ia lewati Yona begitu saja.
Dan saat keluar dari sana, Yona terkejut karna Lia hanya mengenakan pakai dalam saja.
"pinjam baju.. tadi kena rembesan hujan.
Aku kesini tadi lari soalnya. Dirumah gak ada payung "
Yona menunjuk lemari pakaiannya.
Tanpa basa basi lagi, Lia segera membuka lemari baju tiga pintu berwarna putih dan mulai mencari pakaian untuk ia kenakan.
Yona yang sejak tadi tak berhenti menatap Lia , menaruh rasa kagum pada body aduhai sahabatnya itu.
Padahal mereka seusia , namun perkembangan beberpa bagian tubuh Lia begitu menonjol .
Dada dan bokongnya begitu bulat, tinggi menjulang nan menantang sempurna.
Ditambah dengan bentuk pinggul yang lebar. Hanya saja semua itu tertutupi oleh pakaian longgar yang selalu menjadi tampilan keseharian Lia.
Lia selesai setelah mendapati hotpants dan kaos putih yang begitu pas ditubuhnya.
" gila, bodymu perfect banget " Yona dengan sorot mata penuh kekaguman.
Lia tersenyum lebar sambil mengangkat berkali-kali kedua alisnya secara bersamaan. Lia tengah membanggakan diri. Karena memang hanya itu yang dapat ia banggakan dari dirinya.
" malam ini aku tidur disini ya ?
Uda lama aku gak nginap di rumah kamu "
Yona mengangguk.
" uda makan ? " tanya Yona yang dibalas anggukan oleh Lia.
Kedua gadis itu lalu merebahkan tubuh mereka diatas kasur. Lalu secara bersamaan menarik selimut hingga sebatas perut mereka.
Hawa dingin AC bercampur dengan hujan yang semakin deras diluar sana membuat keduanya merasa butuh menarik selimut semakin tinggi hingga batas dada.
" terus gimana kencannya ? " tanya Yona yang menatap lurus ke langit-langit kamar putihnya. Liapun melihat ke hal yang sama.
" biasa " lirih Lia teringat akan kejadian tadi. Bukan kencannya, namun saat dimana ia bertemu dengan bu Alin .
Kemudian pikirannya beralih pada perbincangan sesaat ia di rumah bersama anggota keluarganya.
" kamu cerita tentang Ian ke kak Arya ? "
" enggak "
" lo, kok ? kak Arya aja selalu ngasi tau siapa aja cewek yang nembak atau ngirim pesan cinta kedia ..
masa kammmm.. "
" kamu pikir buat apa dia ngasi tau hal kaya gitu ke aku?
dia lakuin itu supaya aku tau diri . Mungkin maksudnya aku harus bersyukur bisa jalan sama dia dengan begitu banyak perempuan yang suka sama dia.
Jadi apa pentingnya kalo aku kasi tau dia kalo ada cowok yang suka bahkan sampai nyatain perasanya ke aku. Menurutmu apa dia akan percaya? atau respon apa yang bisa kuharap saat dia tau hal itu "
" ih, kok jadi rendah diri gitu sih?
Lia , kamu coba de jangan berprasangka buruk sama kak Arya.
Aku liat kayanya kak Arya beneran tulus jalan sama kamu "
" iya, jalan.. gak tau sebenarnya jalan apa yang sedang kulalui kalo gini terus sama dia "
" Lia .. tapi, kamu suka kan sama kak Arya "
Lia mendesah berat.
" suka.. aku suka banget sama dia .. Siapa yang gak suka sama cowok kaya dia ? Apalagi diperlakukan dengan baik kaya gini.. "
" la, trus ? Masalahnya dimana ? "
" aku gak yakin atau mungkin gak akan pernah yakin kalau kak Arya beneran suka sama aku "
" trus, kamu anggap yang selama ini dia lakuin ke kamu itu apa?
Sampai bela-belain kaya jemputin, anterin, sampai couple an sama kamu ! ?
Itu semua kamu anggap apa ? "
Lia merenung sesaat.
" kamu ingat isi pesan Irene yang kuceritakan waktu itu.
Bisa jadi dia memang cuma penasaran aja sama aku "
Yona terdiam. Ia lalu memutar tubuhnya agar bisa menghadap pada Lia.
" jujur sama aku , Lia "
Lia masih tetap menatap langit-langit kamar.
" apa seenggak percaya diri itu kamu sama penampilanmu ? kamu gak jelek, kok... body kamu aja luar bisa sexynya... " Yona mengangkat selimut, sedikit menundukan kepala melihat pada kedua gunung kembarnya yang hanya sebesar kepalan tangan anak balita.
" ya, iyalah.. siapa juga yang percaya kalo tampang kaya aku bisa mikat cowok kaya kak Arya ? "
" astaga.. kalo emang uda cinta gak mandang apa-apa lagi kali, Lia "
" ah, tau ah'.. bodo amat.. aku hanya berharap suatu hari nanti kehidupanku bisa balik normal kaya dulu "
" trus kak Arya ? "
" ya, tunggu aja ampe dia bosan ama aku "
" trus kalo dia gak bosan "
" dia pasti bosan " kembali terdengar lirih.
Untuk kesekian kalinya Lia hanya coba membohongi dirinya lagi dan juga Yona. Karena jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia sebenarnya sangat senang didekati seorang seperti Arya. Ditambah lagi mendapat perlakukan yang baik dan istimewa.
Meski ia selalu dipenuhi oleh keraguan.
Namun ia juga menaruh harapan besar untuk masa depan agar bisa tetap mempertahankan hubungan ini meski ia harus menahan diri untuk selalu bersikap baik dihadapan Arya.
Malam semakin larut. Berbeda dengan Yona yang sudah masuk kedalam alam mimpi.
Kedua mata Lia masih terbuka lebar.
Tiba-tiba suara getar Handphone miliki Yona menarik perhatiannya.
Ia dekati meja yang berada tepat di sampingnya itu.
'Kak Arya ' nama kontak yang tertera.
Ragu, namun Lia memberanikan diri untuk membuka kunci handphone tersebut.
Ia lirik Yona yang tampak begitu pulas, lalu ia pun membaca semua isi pesan Arya yang masih tersimpan di dalamnya.
Semua isinya menanyakan tentang dirinya. Apa yang ia sukai, warna, makanan sampai tanggal haid. Lia tergelak untuk hal yang satu itu.
Pantas saja setiap taggal 15 , karena memang tamu bulanannya itu datang selalu tepat waktu.
Arya selalu memberikannya wedang jahe ataupun Kiranti sebagai pereda nyeri saat perutnya kram.
Yona memang mengetahui segala hal tentangnya, dan semua itu sudah diberitahukannya pada Arya.
Lia meletakan handphone itu ditempat semula.
Ia kembali menatap wajah cantik Yona.
" Kalau memang benar kau menyukaiku , kenapa tak kau tanya langsung padaku ?
Kenapa harus melaluinya ?
Semakin kau baik padaku, maka semakin dalam juga perasaaku padamu.
Tapi hal itu justru membuatku semakin meragukankan kesungguhanmu "
* * *
Dibawah langit gelap tampak dua orang sedang berjalan mengitari halaman di sekeliling rumah
yang megahnya begitu mencolok. Hingga selalu menjadi pusat perhatian bagi siapapun yang melintas didepanya .
Setelah makan malam, pak Handoko dan Arya memilih untuk menikmati waktu santai yang jarang bisa mereka habiskan bersama dengan mengitari halaman rumah tersebut.
" Arya " Pak Handoko melirik sesaat pada putra yang tingginya sudah melebihinya itu. Lalu kembali menghadap lurus ke depan.
" ya, pa "
" habis ini kamu masi mau lanjut atau.. "
" lanjut, pa.. Arya mau lanjut sampai S2 " Arya dengan penuh keyakinan.
Pak Handoko mengangguk ,rasa bangga menyeruak. Membuatnya senang sekaligus bangga pada sosok anak laki-lakinya itu.
Selain pintar, Arya terbilang cukup dewasa dalam berpikir dan juga bertindak untuk ukuran anak laki-laki seusianya.
" Arya, apa kamu gak tertarik untuk meneruskan usaha papa ? "
Arya terdiam.
" Arya gak yakin, pa. Arya cuma mau nemukan tujuan hidup Arya sendiri "
Pak Handoko kembali mengangguk, kali ini bermakna lain. Ia mencoba mencari kalimat yang tepat untuk mengutarakan yang ingin ia sampaikan ini.
" em... belakangan ini mama sering ngeluh ke papa
soal gadis bernama Lia "
Arya menghela nafas berat. Ia sebenarnya malas untuk membahas hal tersebut.
Karena hampir setiap hari ia harus mendengar sang mama terus menyinggung tentang hubungannya dengan Lia.
" Arya. Papa cuma mau bilang ke kamu.. Untuk tidak main-main sama anak gadis orang "
" Pa " Arya menghentikan langkahnya. Begitu pula dengan pak Handoko.
Mereka kini memutar tubuh untuk saling berhadapan.
" Arya tau batasannya, pa.
Arya punya tiga saudara perempuan ,dan Arya perlakukan Lia sama kayak mereka.
Jadi jangan berpikiran Arya akan melakukan hal yang macam-macam " Arya tampak kesal.
Sudah cukup rasanya sang mama yang tanpa bosan menyinggung dengan menunjukan ketidak sukaan pada hubunganya dengan Lia. Ia tak mau jika sang papa harus sampai ikut-ikutan juga.
" iya, papa tau..papa percaya kamu "
" tolong, pa.. jangan jadi seperti mama.
Arya sama Lia cuma jalan biasa... .
Kenapa si harus dibesar-besarkan kaya gini ?
Arya capek tiap hari di kasi peringatan terus tentang harus bagaimana hubungan Arya sama Lia.
Kita baru sekedar dekat aja "
" iya, papa tau.. papa dan mama...
Kami hanya gak kamu keterusan.
Karena nanti kedepannya, kamu juga yang susah "
" maksudnya ? Arya aja belum nentuin akan bagaimana kelanjutan hubungan kami nanti.
Kok justru papa dan mama yang seakan-akan lebih tau akan seperti apa hubungan Arya nanti kedepanya "
" bukan begitu, Arya.. "
" Untuk saat ini Arya cuma jalan aja sama Lia, pa.
Arya tetap utamain kuliah, tetap ingat batasan.
Jadi sekali lagi , Arya minta tolong.
Biarkan Arya dengan apa yang Arya sukai saat ini " Ucap Arya bernada kecewa.
Ia tak tau kenapa tak satupun orang terdekatnya yang bisa memahami.
Padahal ia tak melakukan hal yang merugikan siapapun. Tapi kenapa mereka selalu saja mencoba untuk mengatur jalan apa yang seharusnya ia pilih.
Dalam hati ia bertekat. Ia akan bersungguh-sungguh dalam pendidikannya. Semua itu demi membuktikan bahwa ia mampu berdiri sendiri dengan usaha dan kemampuannya sendiri. Dan Lia tak akan pernah menjadi batu sandungan maupun penghambat bagi masa depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Yenny Fransisca
ini lah y di sebut TTM , jalan bareng tp ga pacaran.. aku suka y kaya gini.. wkwkkwkw.. sayang Lia cuma punya Arya.. padahal klo TTM banyak itu seru loh..wkwkwkkwkw.. krn semua teman ga ada y boleh cemburuan .. kan asik😝 ..
2021-04-17
2
anonymous
♥️
2021-04-15
2
ɳσҽɾ
Semangat terus author terlove, boom like datang today.
Sweet regards from 🌹 Dilema 🌹
Think u ❤️❤️❤️
2021-04-04
3