Jangan lakukan apapun

🌺hem.. 🌺

* * *

Arya menatap lama pada layar handphonenya yang tak kunjung terlihat pesan masuk dari yang ia harapkan. Lia.

Pagi tadi. Karena tak juga mendapat balasan, ia lalu mengirimi Mina pesan yang isinya kurang lebih sama.

Dan sesaat sebelum ia meluncur ke sana, ia mendapat balasan pesan dari Mina yang mengatakan bahwa Lia baru saja ia antar ke hotel.

Arya menghela nafas kesal. Ingin marah ,namun ia tak tau harus dengan sikap yang bagaimana untuk mengungkapkan kekesalannya itu pada Lia.

Hanya hal sepele. Ia mencoba mengalihkan marahnya dengan memaklumi. Meski ia tak tau alasan pasti kenapa Lia yang belakangan ini seperti menghindar dan menolak untuk ia antar jemput.

Rasanya ia pun tak akan sampai hati untuk marah pada Lia. Hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan sebelumnya.

Karena setiap kali melihat wajah gadisnya itu ia tak kuasa , dan hanya mampu menahan amarahnya dalam diam.

Ada rasa takut yang ia sendiri tak yakin itu apa. Ia benar-benar tak bisa atau lebih tepatnya tak ingin menujukan hal buruk apapun dihadapkan Lia.

* * *

Arya kembali terlihat menghampiri meja resepsionis yang hanya ada Rena seorang diri di sana.

Entah sudah yang keberapa kalinya ia menyambangi tempat dimana biasanya Lia berdiri saat bekerja itu, hanya untuk bertanya tentang Lia yang masih tak kunjung terlihat batang hidungnya.

Dan ketika ia kembali ke ruang kerjanya , ia yang akan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda mendapati salah satu laporan yang mengejutkan.

Arya tertegun dengan keterangan yang tertulis dikertas laporan tersebut .

Lia di pindah tugasnya ke bagian housekeeping, dengan alasan pendidikan yang tidak memenuhi syarat yang seharusnya.

Tugas mengawasi kinerja para karyawan hotel adalah salah satu tugas yang ia percayakan pada Indah sebagai asistennya.

Sebenarnya seminggu yang lalu, dalam sebuah rapat tertutup, telah diputuskan jika posisi GM di peroleh Arya. Ia dianggap sebagai kandidat yang paling memenuhi syarat, dengan Indah sebagai asistennya.

Keduanya lalu diberikan kepercayaan agar dapat saling bekerja sama dengan masa percobaan selama 3 bulan dalam pengawasan khusus.

Berita besar itu memang belum diumumkan secara resmi. Hanya mereka yang ada pada saat rapat dalam mengambil keputusan itu saja yang mengetahui hal tersebut.

Dan baru akan di sahkan bersamaan dengan acara pelantikan direktur yang baru.

* * *

Tap. tap. tap. tap. suara langkah Arya yang terdengar memburu.

Ia berjalan melewati meja satu persatu karyawan diruang tersebut.

Mereka yang tadinya sibuk di depan layar komputer, segera berdiri dan memberi sapa padanya.

Mereka sepertinya sudah tau jika pria yang tengah berjalan menuju ruang kerja bos mereka adalah GM yang baru.

'tok.. tok... tok.. ' ketukan dari luar pintu seiring dengan suara perempuan yang meminta ijin masuk.

Indah yang tadinya sedang berbincang dalam sambungan telpon itupun langsung mengakhirinya, ketika diberitahukan siapa yang datang untuk menemuinya dan sedang menunggu di luar .

Seketika ia langsung beranjak berdiri ketika pintu baru saja terbuka .

Ia mengembangkan senyum termanisnya , melihat siapa yang baru saja masuk kedalam ruang kerjanya itu.

" selamat siang, pak Arya.. '' Sapa Indah dengan salah satu tangan membentang untuk mempersilahkan Arya duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.

Keduanya duduk dengan saling berhadapan.

'' ada keperluan apa ya, pak ? sampai bapak datang ke mari ?'' tanya Indah dengan kedua mata begitu lekat menatap pria bertipe wajah brilian.

Dahi yang sempit dengan bagian rahang yang tajam. Sangat kontras dengan kacamata minus frame tebal yang menghiasi wajahnya yang berbentuk oval. Arya adalah sosok yang begitu mempesona dimata kaum hawa.

" Indah, apa kamu baru saja memindah tugaskan seorang karyawan di bagian resepsionis kebagian housekeeping ?'' Arya tanpa basa basi langsung mengutarakan maksud dari kedatanganya .

Indah tersentak. Lamunannya tadi pun seketika buyar.

Pertanyaan Arya barusan seakan memberi memberi jawab pada rasa penasarannya.

Dan itu membuat kecurigaannya semakin bertambah besar. Jika pasti ada sesuatu yang terjalin antara Arya dan perempuan bernama Lia .

'' iya, pak. Saya kan bertanggung jawab mengawasi tugas dan juga kinerja semua karyawan.

Termaksud meninjau ulang kelayakan mereka.

Dan kebetulan kedapatan ada satu persatu biodata karyawan yang tidak sesuai dengan peraturan dan juga persyaratan yang berlaku .

Jadi saya putuskan untuk mengambil tindakan seperti yang seharusnya ''

Tiba-tiba saja tatapan Arya berubah dingin dan terkesan tajam pada wanita cantik yang mengenakan rok spam berwarna hitam dengan panjang selutut itu.

Indah pun dapat merasakan perubahan suasana di ruangannya.

'' kenapa, pak ? apa saya sudah melakukan kesalahan ?'' Indah mencoba menutupi rasa kecurigaannya yang hampir terjawab dengan sendirinya.

'' dia tidak melakukan kesalah apapun. Bagaimana bisa kau memindahkannya begitu saja ?''

'' dia memang tidak melakukan kesalahan. Tapi, anda perlu tahu bahwa sejak awal ia berkerja,ia tak seharusnya ditempatkan di meja resepsionis .

Anda juga tau jika resepsionis itu adalah bagian depan.Yang menjadi salah satu wajah dari hotel. Dan karyawan itu pendidikannya sama sekali tak memenuhi syarat ''

Arya terdiam. Kini ia tau alasannya.

Ia pun berpikir sejenak, tentang apa yang seharusnya ia lakukan.

'' pak ?'' Indah dengan sorot mata menyelidiki.

'' ... ''

'' apa kedatangan bapak hanya untuk menanyakan hal itu ?''

Arya diam tak bergeming. Ia masih memikirkan harus bagaimana ia menanggapi hal tersebut. Terutama saat bertemu Lia nanti.

'' pak '' masih mencoba memancing agar pria itu mau buka suara agar ia bisa mendengar sendiri jawaban dari rasa penasarannya yang kian memuncak.

'' Indah, lain kali jika ada hal yang akan kau putuskan, apapun itu sebaiknya kau diskusikan dulu denganku ''

'' em.... '' Indah berpikir untuk bagaimana caranya agar semuanya menjadi semakin jelas . Ia benar-benar sudah tak sabar untuk mendengar Arya mengatakan hubungan apa yang ada diantar mereka.

'' Kenapa tak kau pertimbangkan dulu sebelum mengambil keputusan ?

Seharusnya kau buka dulu lowongan untuk bagian resepsionis. Dan setelah mendapat gantinya, barulah kau bisa memindahkannya.

Apa kau tau ? Karena keputusanmu yang terburu-buru itu sudah membuat mereka yang ada dibagian resepsionis harus berkerja lembur untuk menggantikan posisi yang tiba-tiba kosong ?

'' tegas Arya membungkam mulut Indah yang sesaat tadi akan terbuka .

Indah menunduk. Dalam hati ia memaki dirinya sendiri karena sudah termakan rasa cemburu pada Lia, karyawan yang tengah mereka bahas saat ini.

'' maaf, jika hal itu luput dari perhatian saya, pak.

Saya menyesal karena tidak mempertimbangkannya terlebih dahulu '' Indah mengangkat wajahnya dengan menunjukan ekspresi penyesalan.

Arya kesal . Bukan hanya karena prihal Lia , namun juga karena menemukan satu kecerobohan yang sudah dilakukan Indah .

Padahal ini belum masuk hitungan 3 bulan masa percobaan mereka dipercaya sebagai GM dan asisten yang baru. Tapi sudah ada hal yang membuat mereka tidak sejalan dalam pekerjaan.

'' kedepannya kamu harus lebih teliti lagi.

Jangan sampai hal seperti ini terulang kembali.

Ingat, kita baru saja memperoleh kepercayaan untuk mengisi jabatan ini.

Kau tau apa yang kumaksud ,bukan ?

Maka sebaiknya jangan terlalu memanfaatkan ke kekuasaan yang kau punya untuk tujuan tertentu ''

Indah mengkerutkan dahinya hingga kedua alisnya hampir bertemu.

'' maksud bapak ? ''

'' apa kamu memanfaatkan hal ini untuk menjunjukan siapa kamu dan kuasa apa yang kamu punya di hotel ini pada para karyawan ?''

'' maaf pak, tapi saya tidak merasa memiliki tujuan tertentu seperti yang bapak maksud ''

'' lalu ? terkesan terburu-buru dalam memutuskan hal tersebut bukanlah bukti kau ingin dipandang bahwa sekarang kau kini sudah menjabat sebagai asisten GM ?''

Indah bungkam .Suasana hening untuk beberapa saat .Itu karena Arya yang memberi waktu untuknya berpikir.

Arya yang sempat tersulut marah tadi pun, perlahan terlihat mulai tenang. Ia lalu berdiri dari duduknya dan berbalik.

Arya bermaksud untuk meninggalkan ruang tersebut.

'' pak Arya ''

Arya tak jadi melangkah dan kembali ke posisi semula.

Menatap Indah yang juga sudah berdiri dari duduknya.

'' saya rasa ucapan bapak tadi terlalu berlebihan .

Padahal saya hanya berusaha menjalankan tugas saya semaksimal mungkin, sesuai dengan instruksi yang pernah bapak berikan.

Meski saya akui, ada beberapa hal yang kurang saya perhatiankan '' Indah menatap lekat pria berkharisma itu.

'' saya tidak tau ada hubungan apa bapak sama karyawan itu.

Tapi sebagai asisten dan rekan kerja, saya merasa perlu untuk mengingatkan bapak.

Kalau bapak harus bisa memisahkan antara pekerjaan dan masalah pribadi bapak ''

Arya tak bergeming. Ucapan Indah tentu saja mengena di hatinya.

Memang ada rasa tak terima saat mengetahui kabar Lia yang dipindah tugaskan ke bagian housekeeping.

Ia bahkan berniat untuk memindahkan Lia kembali ke tempatnya semula.

Namun ucapan Indah tadi seakan menyadarkannya. Agar ia jangan sampai melakukan hal yang dapat merusak reputasinya sebagai seorang GM .

'' kamu benar. Terima kasih sudah mengingatkan saya.

Kembalilah berkerja, maaf sudah mengganggu waktumu '' Ucap Arya yang langsung melangkah pergi .

* * *

Keluar dari ruang kerja asistennya tadi, Arya menuju ke ruang bagian keamanan . Dimana para petugas yang semuanya adalah laki-laki itu bertugas mengawasi setiap sudut hotel .

Arya kini sudah berdiri didepan puluhan monitor TV yang menampilkan berbagai bagaian dari kamerea yang terpasang disetiap sudut bangunan.

Dengan alasan ingin melihat langsung cara kerja para calon bawahannya itu, iapun tampak begitu serius mengedarkan pandangannya dari satu monitor ke monitor lainnya.

Dari atas kebawah, ke kanan dan ke ke kiri.

Ia bahkan harus beberapa kali membetulkan posisi kacamatanya yang terturun.

Hingga ia menemukan apa yang ia cari.

Sebuah monitor yang berada dipaling pojok kanan.

Dimana menampilkan seorang karyawan perempuan yang baru saja ke luar dari ruang loker bagian housekeeping.

Tampak Lia yang tengah berjalan mendorong troli menuju lift yang diperuntukan khusus bagi pada karyawan.

Arya terdiam. Ia tampak begitu memperhatikan setiap gerak gerik Lia .Meski ia tak begitu dapat melihat dengan jelas bagaimana ekspresi yang ditunjukan oleh gadisnya itu.

* * *

Setelah seharian puas menanyakan kabar Lia pada Rena, Arya yang tak bisa fokus melakukan pekerjaannya hari itupun memilih untuk tidak langsung pulang ke rumah.

Padahal biasanya jam kerjanya sudah berakhir saat pukul 6-7 malam.

Ia memutuskan untuk menunggui Lia sampai jam kerja gadisnya itu selesai.

Namun sebelumnnya, Arya sempat kembali ke ruang CCTV untuk memastikan apakah Lia sudah selesai apa belum dengan pekerjaannya.

Saat itulah ia dapati sebuah pemandangan yang membuat hatinya terasa tersayat.

Apa yang tengah ditampilkan oleh layar monitor adalah ketika Lia yang baru saja keluar dari ruang loker. Lia tampak sudah bersiap akan pulang.

Awalnya Lia terlihat biasa saja. Sampai ia tiba-tiba saja berhenti melangkah.

Untuk sesaat gadis itu mendongakkan kepalanya.

Lalu bersandar pada dinding lorong tersebut.

Selang beberapa saat kemudian Lia terlihat kembali melanjutkan langkahnya namun dengan kepala tertunduk .

* * *

Arya tak tau harus berbuat apa untuk menghibur Lia.

Ia tau jika gadisnya itu pasti sedang sedih karena tiba-tiba harus dipindah tugaskan.

Enyahlah, rasanya ia ingin sekali membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Untuk memberi dan menyalurkan rasa tenang pada Lia.

Namun ia tak tau harus bagaimana memulainya.

Karena terus bergelut dalam pikirannya. Arya yang sudah sejak tadi menunggu di dalam mobil itupun tak sadar, jika Lia baru saja melintasi mobil dimana ia berada didalamnya.

Memang belakangan Arya lebih sering terlihat berangkat kerja dengan mengendarai mobil.

Begitu matanya melihat pada Lia yang sudah berjalan keluar melewati palang parkiran , seketika itu pula Arya keluar dari mobilnya bermaksud untuk menyusul Lia.

Namun ia kalah cepat.

Lia sudah berjalan menuju ke persimpangan lampu merah.

Ia teringat akan beberapa saat lalu jika Lia juga dari sana. Tepatnya di sebuah rumah makan mi aceh.

Arya kembali ke parkiran.

Dan dengan cepat memacu kendaranya untuk menyusul ke tempat yang Lia tuju.

* * *

Untuk sesaat keduanya saling beradu tatap.

Hingga akhirnya Arya berjalan kearahnya dan langsung duduk di kursi yang ada dihadapannya.

Pria itu masih mengenakan stelan kerjanya.

Apa mungkin Arya belum pulang ke rumah hanya untuk menunggunya ?

Dengan cepat ia membuyarkan pertanyaan yang ada di kepalanya.

Ia berusaha menyadarkan diri untuk tidak boleh berharap terlalu banyak.

Selesai tamparan yang ia lakukan hanya dalam hati tadi, ia teringat pada panggilan sayang yang jika ia tak salah dengar memang diucapkan oleh Arya.

Lia menutup kedua matanya sesaat.

Kembali berusaha meyakinkan dirinya bahwa mungkin saja ia salah dengar. Mengingat sejak tadi ia sudah beberapa kali mendengar panggilan serupa dari pasangan yang ada di sekelilingnya.

'tak' seorang pelayanan pria meletakan mangkuk berisi mi pesanannya.

Lia tersenyum. Ia pun melupakan kegalauan hatinya hanya karena makanan favoritnya yang sudah ada didepan mata.

'' makasi, mas '' Lia tersenyum penuh pada ai pelayan pria .

Si pria membalas dengan senyuman serupa.

Sedangkan Arya yang melihat bagaimana ke duanya itu saling berbalas senyuman, menatap dengan sorot mata yang menujukan ketidak sukaan.

Ingin rasanya saat itu juga ia menarik tangan Lia untuk segera pergi dari rumah makan tersebut.

Sementara itu, senyum Lia tiba-tiba jatuh saat matanya kembali melihat ke depan .

Ia pun kembali dilanda kegundahannya tadi.

Rasa tak nyaman dan canggung harus bersikap bagaimana pada pria yang tengah menatapnya dengan begitu lekat.

'' maaf tadi pagi aku gak balas chat kamu, soalnya aku harus buru-buru berangkat setelah baca email dari bagian HRD '' Lia mencoba membuka pembicaraan dengan mengungkit hal yang tadi pagi belum sempat ia luruskan.

Padahal itu sepenuhnya adalah sebuah kesengajaan. Ia memang tak berniat berangkat kerja bersama Arya.

Karena belakang ini prianya itu lebih sering mengendarai mobil yang membuatnya merasa tak nyaman.

Karena itu sebisa mungkin ia ingin menghindari berangkat kerja bersama Arya.

Arya hanya mengangguk, dengan kedua mata masih terus tertuju padanya. Membuat Lia jadi salah tingkah dan bahkan tak bisa memulai makanya.

'' Arya lapar gak ? mau pesan sesuatu ?'' Lia yang hanya berani menatap sesaat.

Arya menggeleng.

'' makanlah sebelum minya mengembang.

Setelah itu ku antar kau pulang '' bicara dengan ekspresi datar.

Barulah setelah Arya memalingkan pandang ke sekitar Lia yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itupun dengan cepat melahap habis makanannya .

Dan itu justru membuatnya tak puas, karena tak bisa begitu menikmati setiap rasa yang masuk kedalam mulutnya.

Dilihatnya Arya yang masih melihat ke meja sebelahnya.

Dimana pasangan suami istri yang juga ia lihat tadi.

'' sudah selesai '' Arya yang menyadari jika Lia telah selesai dengan makanya.

Ia memang sengaja mengalihkan pandangnya karena tau Lia sepertinya merasa tak akan nyaman, jika terus ia tatap.

Masih melihat ke arah yang tadi.

Arya tampak begitu memperhatikan bagaimana ekspresi bahagia saat sang suami mengelus perut buncit istrinya.

Keduanya bahkan tertawa kecil saat merasakan tendangan dari dalam sana.

Apakah memang sebahagia itu kelihatannya? Apa nanti aku juga akan mengalaminya? Tapi kapan ?

Apakah dengannya?

Arya membatin dengan tatapan kembali pada Lia.

Sedang yang di tatap memilih beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan menuju meja kasir.

" aku bayar dulu " begitu yang ia katakan sebelum meninggalkan pria yang masih tak lepas melihatnya.

" dia kenapa, siiiihhhh ? kok cuma diam aja.

Cuma nanya habis itu diam lagi "

Lia yang sudah selesai melakukan pembayaran pun berjalan keluar dari rumah makan tersebut.

Entah sejak kapan Arya ternyata sudah berada di luar dan terlihat sedang menikmati sebatang rokok dengan bersandar di pintu mobilnya.

Melihat Lia yang sudah berjalan semakin dekat ke arahnya, Arya segera membuang putung rokok yang baru ia hisap separuh .

" mau langsung pulang ? " tanya Arya sambil membukakan pintu mobil untuk Lia masuki.

Lia mengangguk dan masuk kedalam kursi depan di sisi kemudi.

* **

Di perjalanan pulang, keduanya masih tampak enggan bersuara.

Padahal ada begitu banyak hal yang sebenarnya ingin mereka sampaikan kepada satu sama lain.

" sayang " Arya terucap begitu saja.

Sebutan yang sempat ia ucapkan dirumah makan tadi.

Namun tak mendapat tanggapan yang berarti dari Lia.

Kali ini ia mencoba memberanikan diri untuk memanggil dengan sebutan itu lagi.

Lia memutar lehernya, melihat pada pria berkacamata yang tengah fokus menyetir disampingnya.

Kedua tangannya menggenggam erat safety yang melintang ditubuhnya. Menahan rasa tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

" kenapa ? Aneh ya kalo aku tiba-tiba manggil kamu kaya gitu ? " Arya masih dengan pandangan lurus ke depan.

" yaaa... aneh " Lia tak tau harus berkata apa.

" ya uda kalo gitu "

" Jadi benar pas dirumah makan tadi dia yang manggil sayang? dan itu sebutan buat aku ?

Lia masih sulit untuk percaya.

Hening.

'' Lia, kamu gak papa ?'' lirik Arya sesaat.

'' hem.. '' Lia yang kini memandang keluar jendela mobil .

'' jadi kamu uda tau ?'' sambungnya dengan kepala ia sandarkan pada kaca jendela mobil .

Tak perlu panjang lebar menjelaskan. Mereka sepertinya sudah mengerti maksud satu sama lain.

'' aku juga baru tau tadi '' Arya melirik sesaat kemudian kembali ke posisi seharusnya.

'' Tapi, bener kamu gak papa ?'' Tanya Arya yang memang ingn memastikan sesuatu.

'' iya '' pendek Lia terdengar lirih.

...

''Lia, aku belum kasi tau kamu sesuatu. Senin nanti akan ada rapat keputusan tentang posisi GM dan ak---?''

'' jangan lakukan apapun ''

'' apa ? Apa maksudmu jangan lakukan apapun ?

Aku kan belum ngomong apa-apa ''

'' maaf aku gak bermaksud untuk motong ucapanmu tadi.

Tapi soal rapat itu. Apapun hasilnya jangan lakukan apapun untuk apa yang uda terjadi sama aku hari ini ''

'' tapi, kenapa ? Aku cuma pengen bantu kamu ''

''Ar, terlepas dari kamu jadi enggaknya dapetin posisi GM , kamu tetap harus bersikap profesional dalam bekerja.

Harus bisa bedain mana kerjaan mana urusan pribadi.

Lagian mungkin memang uda seharusnya dari awal aku di tempatin di bagian housekeeping.

Resepsionis memang terlalu berlebihan untuk seseorang kaya aku ''

''Lia , coba kamu dengar dulu , sampai aku selesai ngomong ''

Lia mengangguk dengan posisi masih seperti tadi.

Ia memilih untuk diam.

Menunggu Arya yang justru tak kunjung melanjutkan apa yang tadi ingin di katakan.

Hingga tak terasa mereka sudah sampai dan mobil pun berhenti tepat di depan rumah Lia.

'cklek' safety terlepas disusul dengan suara pintu mobil yang di buka.

''makasi, ya '' ucap Lia dengan sedikit membungkukkan tubuhnya. Masih berdiri di depan pintu mobil yang ia tahan agar pintunya tak tertutup.

'' Lia '' Arya mencondongkan tubuh ke samping agar lebih dekat padanya.

Lia tersenyum singkat, melihat bagaimana pria itu bahkan tak kunjung mengutarakan kalimatnya yang tadi menggantung.

Hingga untuk beberapa saat mereka seperti itu. Diam , hanya saling menatap tanpa tau dengan pasti untuk apa tujuannya.

" ini salah, ini gak boleh terjadi.

Jangan sampai kamu menaruh harapan padanya, Lia

Kamu harus sadar, sebutan sayang tadi hanyalah sebuah usaha untuk menghiburmu saja ''

Episodes
1 Putih Abu-Abu
2 Pacar
3 Weekend
4 Beban
5 Bohong
6 LDR
7 Tunggu aku
8 Tak ada yang mendukung
9 Siapa dia ?
10 Menahan
11 Maaf
12 Aku lelah denganmu
13 Jawaban tak pasti
14 Panggilan sayang
15 Jangan lakukan apapun
16 Pantai
17 Tentang Karin, Bram dan Alex
18 Kamu
19 Pesta
20 Suasana pesta
21 Berpisah
22 Dengan mu
23 Apartemen
24 Gosip
25 Pertunjukan menarik
26 Break
27 Hei,
28 Firasat baruk
29 Sama aku
30 Melindunginya
31 Tanpa mereka sadari
32 Putus
33 Rasa tak rela
34 Terpancing
35 Tak akan menyesal
36 Kabar mengejutkan
37 Ku terima tawaranmu
38 Ketika sudah menjadi mantan
39 Sesuai harapan
40 Arti hari ini
41 Egois
42 Luluh
43 Kau akan pergi ?
44 Jangan mereka
45 Obat frustasi yang ampuh
46 Pendiriannya yang keras
47 Gak berjodoh
48 Senyum yang sempurna
49 Misi lama cara baru
50 Sulitnya moveon
51 Urusan yang harus diselesaikan
52 Sejauh mana perjuangan kalian
53 Inginkan akhir yang sama
54 Tujuan tertentu
55 Pertunangan
56 Setelah ini kita menikah
57 Tetap di posisinya
58 Gelisah
59 Gelisah part 2
60 Jalan buntu
61 Gimana Rasanya
62 Pernikahan
63 Pernikahan part 2
64 Bulan Madu
65 Gak boleh
66 Dia pergi
67 Sirna seketika
68 Sirna seketika
69 Mau apa mereka
70 Bukan dia
71 Surprise
72 Hari bahagia
73 Lia kesal
74 Garis dua
75 Penasaran
76 Siap mendengarkan
77 Kerjain aku
78 Kamu hamil
79 Kamu dimana
80 Menunda
81 Jangan khawatirkan mereka
82 Laki-laki atau perempuan
83 Teriakan Lia
84 Tak ada salahnya
85 Marahnya
86 Menghela nafas
87 Sangat mencintainya
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Putih Abu-Abu
2
Pacar
3
Weekend
4
Beban
5
Bohong
6
LDR
7
Tunggu aku
8
Tak ada yang mendukung
9
Siapa dia ?
10
Menahan
11
Maaf
12
Aku lelah denganmu
13
Jawaban tak pasti
14
Panggilan sayang
15
Jangan lakukan apapun
16
Pantai
17
Tentang Karin, Bram dan Alex
18
Kamu
19
Pesta
20
Suasana pesta
21
Berpisah
22
Dengan mu
23
Apartemen
24
Gosip
25
Pertunjukan menarik
26
Break
27
Hei,
28
Firasat baruk
29
Sama aku
30
Melindunginya
31
Tanpa mereka sadari
32
Putus
33
Rasa tak rela
34
Terpancing
35
Tak akan menyesal
36
Kabar mengejutkan
37
Ku terima tawaranmu
38
Ketika sudah menjadi mantan
39
Sesuai harapan
40
Arti hari ini
41
Egois
42
Luluh
43
Kau akan pergi ?
44
Jangan mereka
45
Obat frustasi yang ampuh
46
Pendiriannya yang keras
47
Gak berjodoh
48
Senyum yang sempurna
49
Misi lama cara baru
50
Sulitnya moveon
51
Urusan yang harus diselesaikan
52
Sejauh mana perjuangan kalian
53
Inginkan akhir yang sama
54
Tujuan tertentu
55
Pertunangan
56
Setelah ini kita menikah
57
Tetap di posisinya
58
Gelisah
59
Gelisah part 2
60
Jalan buntu
61
Gimana Rasanya
62
Pernikahan
63
Pernikahan part 2
64
Bulan Madu
65
Gak boleh
66
Dia pergi
67
Sirna seketika
68
Sirna seketika
69
Mau apa mereka
70
Bukan dia
71
Surprise
72
Hari bahagia
73
Lia kesal
74
Garis dua
75
Penasaran
76
Siap mendengarkan
77
Kerjain aku
78
Kamu hamil
79
Kamu dimana
80
Menunda
81
Jangan khawatirkan mereka
82
Laki-laki atau perempuan
83
Teriakan Lia
84
Tak ada salahnya
85
Marahnya
86
Menghela nafas
87
Sangat mencintainya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!