Surabaya,
pagi hari ini langit tampak mendung di pelosok desa kota Surabaya. Aisyah yang dari tadi mulai bosan dan kesepian dirumah tanpa ada teman berniat untuk jalan-jalan keliling sekitar pesantren berharap akan bertemu salah seorang teman ngobrol yang rumahnya tak jauh dari kediaman nya itu. Namun belum sempat keluar jauh, sepertinya dia sudah menemukan seseorang yang bisa menemaninya bercengkerama.
"Assalamualaikum! " sapa aisyah pada seorang yang tengah mencuci mobil abahnya di depan asrama pondok putra.
"wa'alaikumussalam, eh..neng ais !" Jawab orang itu ramah tersenyum kearah aisyah.
" apa kabar kang? " tanya aisyah yang saat ini sudah memposisikan duduk di gazebo yang tak jauh dari lawan bicaranya.
"Alhamdulillah seperti yang neng ais lihat, neng ais sendiri ?"
" Alhamdulillah sama seperti yang kang A'ab lihat juga !"
iya, pria yang ditemui aisyah sedang mencuci mobil abahnya itu adalah ustadz A'ab. Yang bisa di bilang dialah pengasuh aisyah sejak kecil selayaknya kakak sendiri. Baru setelah aisyah Baligh keduanya mulai menjaga jarak.
"tumben neng ais mriki ?" tanya A'ab lagi setelah beberapa lama terdiam fokus menggosok mobil yang ada di hadapanya.
"ais kesepian kang, biasanya ada laura yang ngomong ngalor ngidul jadi hiburan, !" jawab aisyah membayangkan kekonyolan yang di lakukan sahabatnya itu.
" Yo kan jaman sudah canggih neng, tinggal di telpon kalo kangen!" saran A'ab.
"udah tapi kayaknya dia lagi sibuk, gk di angkat-angkat !" jawab aisyah lesu.
setelah jawaban itu lagi-lagi keduanya terdiam. karena A'ab juga tak tahu harus memberikan solusi seperti apa lagi pada anak kyai nya itu.
"kang,..!" panggil aisyah lagi memecah keheningan.
"nggih neng ?"
"kayaknya lama sekali kita ndak ngobrol kaya gini, dulu aja kang A'ab suka gendong aku kemana-mana! "ujar aisyah dengan sebuah senyuman di bibirnya mengingat masa kecil mereka.
" nggih neng, la neng ais kan sudah Baligh masak iya mau di gendong kaya dulu ? " tanya A'ab yang saat ini telah memposisikan duduk di seberang aisyah.
kedua orang itu saling tersenyum, bersendau gurau mengingat masa kecil mereka yang telah lalu. Dimana orang tua aisyah telah mempercayakan penjagaan putri bungsunya itu kepada A'ab semasa kecilnya.
ndrttt....drttt....
Ponsel aisyah bergetar, dan binar mata bahagia terpancar dari wajah manis gadis itu saat melihat nama yang terpampang di layar ponselnya.
" Assalamualaikum, laura dari mana aja kog susah banget di telponnya ?" iya telpon yang memang di tunggu-tunggu dari tadi akhirnya tersambung juga dengan sahabatnya yang berada jauh nan disana.
"wa'alaikumussalam, maaf syah baru lihat dari tadi hpq di dalam tas !" Jawab suara di ujung telpon.
" Emangnya lagi dimana ?" tanya aisyah
" oh, ini lagi jalan sama temen-temen, kamu ada apa telpon ?" laura balik bertanya.
"oh jadi lagi jalan-jalan sama yang lain, makanya g inget aku !" ujar aisyah dengan nada sedih.
" hahaha, lucu banget sih anaknya abah mahmud ini kalo lagi ngambek gitu !" tawa laura pecah mendengar kecemburuan sahabatnya itu.
" Jahat kamu ra, baru berapa hari di jakarta udah lupa aja sama aku !"
Laura memutus sambungan telponya semakin membuat aisyah sebal dan cemberut yang itu tak lepas dari tatapan A'ab yang dari tadi masih bersamanya. sampai akhirnya wajah cemberut itu berubah jadi kembali cerah melihat ponselnya kembali menyala dengan tampilan wajah cantik di layar ponselnya.
" uluh..uluh...mana coba wajah manyunnya !" goda laura tahu betul bagaimana ekspresi wajah sahabatnya itu ketika ngambek.
"awas wae kamu ra nek balik kesini, bakal tak uyel..uyel...!" ancam aisyah.
"hahaha...itu lagi sama siapa di belakang ? fitri ?" tanya laura menyadari bahwa aisyah tak sendiri.
"si fitri rumahe deket, tapi ga mau main kesini kalau libur!" jawab aisyah.
"terus itu ?"
Aisyah memutar ponselnya kearah yang di tuju mata laura. Dan itu tentu membuat laura membelalakan mata saat mengetahui orang yang di tanyakanya itu adalah orang yang selalu berdebat denganya bahkan setiap saat mereka di pertemukan.
"biasa aja lihatinya!" celetuk A'ab melihat gadis di ponsel itu memandanginya dengan tak biasa.
"ck, baru menghayal ustadz akan berubah baik setelah beberapa hari ga ketemu !" laura berdecak memutar bola matanya.
"hahaha, udah udah kalian kenapa bisa ga pernah akur gitu toh yo..yo...!" aisyah mengahiri perdebatan itu dengan membalikan ponselnya menghadap wajah cantiknya.
"syah, aku mau pulang dulu nich nanti malam di sambung lagi !" ujar laura saat yang di ponsel itu kembali wajah aisyah.
"iyo wes lah, hati-hati ra, Assalamualaikum! "
"wa'alaikumussalam! "
Sambungan telepon keduanya terputus. Laura hendak pulang bersama teman-teman yang menemaninya seharian ini. Aisyah dan A'ab kembali melanjutkan obrolan mereka. Entah apa saja yang bisa mereka bahas, sampai aisyah benar-benar puas dan rasa kesepiannya berkurang.
"kang !"
" nggih neng ?"
" aku denger dari mbak-mbak kang A'ab sering ngehukum laura ?" tanya aisyah menatap laki-laki di hadapanya serius.
"bukan menghukum neng, biar disiplin aja, neng ais tau sendiri bagaimana teman neng ais yang satu itu !" terang A'ab dan di angguki oleh aisyah.
" iyo, tapi dimata laura dan santri yang lain kang A'ab itu terkesan galak!" ujar aisyah terkekeh.
" ya biar aja neng, niat ku cuma ngajar lillahi ta'ala !"
Dan lagi-lagi aisyah hanya mengangguki perkataan itu. Rasanya mulai membosankan karena sudah tak ada lagi yang dapat di bahas keduanya. sampai akhirnya aisyah memutuskan untuk pamit kembali ke ndalem kepada A'ab.
" Terima kasih sudah menemani ais kang, Assalamualaikum! " ujar aisyah tulus.
Aisyah beranjak dari tempat duduknya dan berlalu dari hadapan A'ab yang masih betah di posisinya.
"wa'alaikumussalam! " jawab A'ab.
* mohon maaf kalau tidak menarik, tugasnya numpuk jadi bingung, sekali lagi maaf 🙏*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Euis Yohana
jatuh cinta sama sapa Yaaa...a'ab🤔🤔
2023-02-02
0
Aldita Heryana
semoga ustad aab tidak ada feling sama aisyah
2021-10-28
0
Jingga
ceritanya kok kurang ngreget sih
2021-10-21
1