" mau jadi malin kundang di tengah pintu ?"
" ck, mana ada malin kundang secantik ini ustadz !" jawab laura berdecak melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas dengan horor.
Menarik memang menyaksikan perdebatan ustadz A'ab dengan laura. karena hanya gadis kota itu yang berani menjawab setiap kali ustadz A'ab sedang berbicara. Tak juga Reza si biang kerok, yang hanya bisa patuh pada semua omongan ustadz yang satu ini. Dan itu menjadi hiburan tersendiri bagi para penonton yang menyaksikan perdebatan keduanya.😁
" Jadi sudah merasa cantik ?" melirik gadis cantik yang saat ini sudah berdiri di samping tempat duduknya. "baiklah sore ini tidak usah mandi, bersihkan gudang belakang pesantren !" imbuhnya dengan datar dan kembali membolak balik buku yang ada di hadapanya bersiap melanjutkan materi.
penyataan itu membuat Laura melemparkan tatapan tajam kearah sang pemerintah sekaligus sukses mengundang tawa seisi kelas.
" Sabar laura, anggap saja ujian hidup !" Laura berlalu dari samping ustadz A'ab menuju ketempat duduknya dengan iringan tawa yang semakin menggelegar.
Pelajaran fiqih yang biasanya paling di takuti para santri karena sang ustadz killer mendadak menjadi pelajaran yang paling dirindukan kelas X Bahasa ini. Apalagi kalau bukan karena perdebatan konyol kedua orang itu. Ustadz A'ab dengan keteguhanya, laura dengan kepolosanya yang terkadang bisa membuat ekspresi ustadz A'ab yang terlihat selalu datar dan tegas di depan para santri menjadi memerah karena malu, bahkan tak jarang ikut tertawa bersama mereka dan itu menjadi kesenangan tersendiri bagi anak kelas X Bahasa.
Hari-hari yang di lalui laura di pesantren ini memang tidaklah mudah. Beradaptasi dengan banyak hal baru yang sangat bertolak belakang dengan kehidupan sebelumnya. Tapi menyerah bukan kata yang mudah bagi seorang laura. meskipun terkadang hatinya menjerit ingin menyerah, tapi kegigihannya melawan jeritan itu.
Hari ini hari jumat dimana seluruh kegiatan belajar mengajar di pesantren di liburkan. Bisa di bilang hari kemerdekaan para santri lah ya. Pagi sekali aisyah datang ke kamar laura dan fitri untuk menghabiskan waktu bersama kedua sahabatnya itu.
" ra, dino Jum'at iki kog serius tenan !" ujar aisyah yang baru saja mendaratkan tubuhnya di tikar tempat laura bersemedi.
"la Yo neng, ket mau ( iya neng, dari tadi )!" sahut fitri yang baru kembali dari kamar mandi.
" gue kan ga pinter kaya elo syah, gue pengen cepet bisa baca ni tulisan, setidaknya sebelum ortu gue kesini seminggu lagi !" jawab laura menunjukkan buku belajar membaca Al Qur'an yang ada di tanganya.
Jawaban yang membuat aisyah tersenyum bangga akan sahabatnya itu.
" semua butuh proses ra, kamu pasti bisa ko !" Aisyah memeluk sahabat yang belum lama dikenalnya itu.
Melihat kedua sahabatnya saling berpelukan fitri tak mau ketinggalan, setelah meletakkan handuk pada tempatnya ia berhambur nimbrung memeluk kedua sahabatnya itu. Fitri tak pernah menyangka akan sedekat ini dengan aisyah, mereka memang berteman dan selalu satu kelas sejak tsanawiyah tapi ia tak pernah berani untuk mendekat karena memang status mereka yang berbeda. Dan perbedaan status itu seakan terhapus begitu hadirnya laura, fitri banyak melihat sisi lain dari aisyah yang selama ini terlihat sangat lemah lembut dan anggun.
" Laura, di sambang (laura di jenguk)!" ujar salah seorang santri memanggil laura membuyarkan ketiga sahabat yang tengah di selimuti rasa haru itu.
" siapa ? bukanya orang tua gue kesini minggu depan?" tanya laura heran.
" ndak tahu !" si santri mengangkat kedua bahunya.
Laura berfikir sejenak melihat ke dua sahabatnya mengisyaratkan pertanyaan yang kemudian di angguki keduanya. setelah mendapat anggukan dari kedua sahabatnya itu laura segera menemui tamu yang mengunjunginya yang di yakini bahwa itu bukan kedua orang tuanya.
" Arghhhh.......bobi....!" pekik laura bahagia begitu tahu orang yang ada di gazebo pesantren adalah sepupu beserta kedua orang tuanya.
" wah...wah...wah....penampilan udah syar'i kelakuan masih kaya preman! " ledek bobi melihat sepupu cantiknya yang tak bisa mengontrol diri.
" apa sih lo bob, gue kan seneng ketemu lo !" laura dengan wajah manyun dan manjanya membuat siapapun yang melihat gemas.
" maafkan om sama tante ya ra baru sempat kesini, kerjaan om banyak banget !" Reno membuka suara membelai ujung kepala keponakan tercintanya itu.
Meskipun laura adalah anak dari kakaknya, Reno dan Wina tak pernah membedakan kasih sayang antara laura dan Bobi. Apalagi mereka juga tak punya anak perempuan, tak heran kalau terkadang bobi merasa iri dengan laura.
" ga papa lagi om, laura seneng om sama tante kesini !" laura bergelayut manja dengan kedua orang itu.
" mulai dech lupa mana yang anaknya, mana yang anak orang !" Bobi mencebikan bibir kepada 3 orang yang tengah bermesraan itu.
" yahh gimana donk bob, papa udah buatin kamu adek perempuan ga jadi-jadi, ya ini aja !"Jawab Reno mengeratkan pelukannya pada laura membuat wajah anaknya semakin sebal.
Laura menjulurkan lidah penuh kemenangan dengan jawaban adik papanya itu. Sedangkan kedua orang tua bobi hanya menggeleng melihat tingkah kedua anak muda seumuran itu.
" gimana ra, loe udah ketemu belum sama si pujaan hati loe ?" Bobi membuka suara setelah saling melempar ledekan.
" udah, !" jawab laura cuek.
"Terus ?"
"apanya yang terus bob ?"
" ya terus gimana loe udah nyatain perasaan loe, apa gimana kek !" bobi mulai gemas dengan sepupu yang sedang bermanja dengan orang tuanya itu.
"apanya, dia ga seperti yang gue bayangkan, nyebelin banget orangnya, gue aja tiap hari kena hukuman sama dia !" laura mulai melepaskan pelukan kedua orang tua bobi beralih menatap wajah bobi dengan sebal.
" Kog bisa ?"
" iya, dia ustadz disini, hampir setiap hari gue sial kalau ketemu tu orang !" wajah cantik itu semakin mengemaskan saat bibir manisnya manyun lima centi.
" hahahahaha, makan tu cinta pertama loe ra !" tawa bobi puas melihat wajah sebal sepupunya.
Kedua orang tua bobi hanya menyimak pembicaraan kedua anak muda yang tak mereka mengerti itu.
" kamu gak pengen pulang ra? tanya Wina
" Laura kangen ngemall tante !" jawab laura polos.
" yaudah kita brangkat aja, di Surabaya juga ada mall yang ga kalah dari jakarta kog !" ujar Wina.
" emang boleh tan ?"
" Biar om yang izin sama yai Mahmud! " ujar Reno.
" om sama tante memang spesial dech pokoknya, The Best !" Laura mengacungkan kedua jempolnya bahagia.
" kalau ada maunya !" Cibir bobi mendelik kearah sepupunya itu yang kali ini di tanggapi dengan senyum kemenangan.
Seperti yang di katakan Reno segera meminta izin kepada pak yai di ndalem. sementara itu laura tengah bersiap dan tak lupa pamit kepada kedua sahabatnya yang sedari tadi masih di kamar.
" ojo lali oleh-oleh ra, ! ujar fitri pada sahabatnya yang telah siap melangkahkan kali keluar kamar itu.
" siap !" jawab laura melingkarkan ibu jari dan telunjuknya.
Laura tampil dengan gaya casual khas santri. Dres panjang kuning menyala di padukan dengan jilbab persegi berwarna orens dan sneakers putih mempercantik tampilan laura pagi ini. Dengan riang gadis cantik itu menuruni satu persatu anak tangga dan sebentar lagi akan sampai ketempat dimana keluarga bobi menunggu.
Brug....
"adduch. ..."
Tinggal beberapa langkah menuju tempat tujuan, tragedi tak mengenakan terjadi. Laura yang sedari tadi memang tak melihat jalan membuatnya tak menyadari kalau di hadapanya ada penghalang besar.
" Astagfirullah hal adziiim, iki uwong dudu tembok ( ini orang bukan tembok) !"
Memang kalau jodoh tak kemana, lagi-lagi kedua orang itu di pertemukan dalam situasi yang tidak tepat. Sebagai tersangka dan korban tabrakan.
" Ustadz kalau jalan lihat-lihat donk, sakit tau !" Gerutu laura kesal bangkit dari tempatnya terjatuh seraya mengibaskan bagian pakaianya yang kotor.
"seng nabrak situ, ndak lihat dari tadi aku berdiri disini masang ini !" jawab ustadz A'ab menunjuk poster besar yang tertempel di tembok pembatas asrama putra dan putri.
Laura melirik kearah yang di tunjuk sang ustadz dan memang benar di tangan ustadz A'ab masih terdapat paku dan Palu bekas digunakan untuk menempel poster yang berisi profil pesantren itu. wajah laura mendadak merah karena malu menyadari kesalahannya.😳
masa iya gue harus minta maaf, gengsi donk! achhh, kenapa pake nabrak ni orang segala sih? sial banget hidup gue😣
" kepala sering di pukul sendiri, sampai ga bisa membedakan di tabrak sama ketabrak!" Ustadz A'ab berlalu setelah merapikan semua alat yang tadi di gunakan.
Arghhhh pengen nyemplung sungai gue boleh ga? emang suka banget tuch orang bikin gue mati gaya kaya gini😧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Pipit Sopiah
aku suka ceritanya ringan thor
2021-10-11
0
Silviagunawan EmbunQiandra
dulu dinanti2 udah ketemu kga ada romantis2 nya malah berantem mulu😂😂
2021-09-24
3
Apriliana Puspita
z
2021-04-18
0