* Jakarta *
Jarum jam telah menunjukan pukul 16.45, Lolita menggeliatkan tubuhnya dengan mata yang masih begitu lengket. Diraihnya ponsel yang berada di atas meja yang tak jauh dari tempatnya berbaring. Begitu Lock screen terbuka matanya terbelalak melihat tumpukan pesan dan panggilan tak terjawab dari laura. antara marah, sedih, kecewa juga merasa bersalah campur aduk menjadi satu dalam pikirannya saat ini. Marah, karena laura tega meninggalkannya tanpa pamit. sedih karena kini sahabat nya itu benar-benar telah berada di jauh sana. ditambah lagi dalam pesan terakhir laura mengatakan kalau di pondok pesantren dirinya tidak diperbolehkan memegang ponsel sehingga tak dapat berkomunikasi dengan kedua sahabatnya itu.
kecewa, dia benar-benar kecewa dengan sahabatnya yang lebih memilih mengejar cinta konyolnya itu di banding mempertahankan persahabatan mereka. dan rasa bersalah itu muncul karena berkali-kali laura mencoba menghubungi dirinya namun dia bahkan tak mengangkatnya untuk sekedar mengucap selamat tinggal.
"loe kenapa lol ?" tanya Rania dengan suara serak khas orang bangun tidur.
" Laura ran, laura....!" Lolita tak mampu menghentikan derasnya air mata yang mengalir dipipi nya.
penasaran dengan apa yang terjadi Rania menyahut ponsel yang ada di genggaman lolita dan benar matanya yang tadi masih lengket langsung terbuka lebar membaca pesan yang ada di ponsel lolita. dengan segera iapun mencari ponsel miliknya, dan seketika itu tangisnya ikut pecah melihat pesan yang sama terpampang di layar ponselnya. kedua gadis itu saling merengkuh dan memberikan ketenangan.
*Surabaya*
setelah dirasa cukup beristirahat dirumah Reno untuk mengurangi rasa lelah, Keluarga Handika melanjutkan perjalanan mereka menuju pesantren yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumah besar itu di temani oleh pak lek seto.
Hanya dalam 5 menit perjalanan dari rumah keluarga reno, mobil yang di kemudikan pak lek seto berhenti di sebuah halaman yang cukup luas di samping gedung pesantren. ya,,sebuah bangunan sederhana dengan 2 lantai yang terlihat sudah amat usang. kelima orang kota itu memperhatikan sekeliling gedung yang meskipun sederhana namun nampak sangat bersih dan asri.
" kamu sudah yakin dengan pilihanmu nak ?" Tanya Handika memastikan sebelum memasuki halaman pesantren. masih terbesit keinginan dalam hatinya anak gadisnya itu akan berubah pikiran ketika melihat keadaan yang ada.
" Laura yakin pa!" jawab laura tegas dengan senyum manis mengembang dibibir nya walau jauh dalam lubuk hatinya ia juga tidak sepenuhnya yakin akan jalan yang ia tempuh saat ini.
Melihat kemantapan laura, Handika tak sampai hati jika harus membujuknya untuk tetap bersamanya lagi. Meskipun berat, ia menggandeng anak gadisnya itu menuju kearah ndalem ( Rumah pak yai) sesuai dengan arahan pak lek seto diikuti oleh istri dan kedua anak kembarnya dibelakang.
Sesampainya di ndalem, dengan senyum ramah keluarga ndalem menyambut kehadiran orang kota itu. yang kebetulan saat itu ndalem sedang sepi sehingga keluarga Handika bisa dengan nyaman dan leluasa menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke pondok pesantren ini.
Handika memulai ceritanya dengan menunduk. Merasa malu dengan keadaan dirinya yang begitu jauh dari agama. Jangankan mengajari anak istrinya, dirinya sendiri saja tak tahu apapun masalah agama. Perlahan air mata laki-laki paruh baya itu mulai menetes, tubuhnya bergetar dan dadanya semakin sesak begitupun dengan istri dan ketiga anaknya yang tak kuasa menahan air mata mereka mendengar penyesalan sang ayah. Bagi Handika, keputusan laura untuk pergi kepesantren ini adalah suatu pukulan yang luar biasa bagi dirinya sebagai kepala keluarga.
" pak, semua orang punya masalalu dan mulai hari ini semua yang bapak ceritakan itu adalah masalalu, Insya Allah pilihan bapak membawa putri bapak kesini adalah yang terbaik, Insya Allah kami akan menjaganya !" Ujar laki-laki setengah tua yang tak lain adalah kyai pemilik pondok pesantren yang akan di singgahi laura.
laki-laki itu kemudian beranjak dari tempat duduknya dan mendekat kearah dimana Handika duduk. Merengkuh tubuh kekar itu memberikan kekuatan.
" Terima kasih banyak yai, terima kasih banyak!" ujar Handika masih dengan tangisnya menggenggam tangan keriput yang tengah memeluknya saat ini.
Laura yang merasa terharu dengan penyesalan sang ayah berhambur memeluk Sang ibu yang duduk tepat disebelah nya. karena memang tempat tamu laki laki dan perempuan terpisah sehelai kain sehingga meskipun masih dalam satu ruangan laura tak bisa memeluk tubuh kekar yang tengah meratapi penyesalan itu.
Setelah merasa lebih tenang dan memasrahkan putri kesayangannya pada pihak pesantren. Keluarga Handika pamit undur diri, mengingat hari yang sudah gelap dan para santri juga harus bersiap untuk sholat maghrib dan mengaji. Memang berat, karena selama ini putri kecilnya yang manja itu menjadi hiburan tersendiri untuk keluarga. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi keinginan gadis kecil itu yang sudah tak bisa di ganggu gugat.
Pelukan dan ciuman dari seluruh anggota keluarga menjadi kekuatan untuk laura menempuh langkah barunya keluar dari zona ternyaman dan memulai lembaran barunya di penjara suci.
setelah mengantar keluarganya sampai di gerbang pesantren laura kembali ditemani oleh aisyah putri bungsu pak yai yang juga seumuran dengannya . Aisyah mengantar laura menuju ke asrama putri. Dasarnya laura anak yang friendly mudah bergaul dengan siapapun, dalam perjalanan menuju asrama putri sudah teramat banyak pertanyaan yang di ajukan laura pada gadis seumuran ya itu. Membuat aisyah merasa nyaman meskipun baru mengenalnya, setidaknya laura menganggap bahwa dia adalah temanya. berbeda dengan santri lain yang memang mengetahui kedudukannya sebagai anak kyai dan sangat menjaga jarak dan terlalu berlaku sopan denganya.
" mbak ulfa, !" sapa aisyah pada salah satu penghuni kamar yang berukuran 3×4 dan memiliki inisial N.
"Inggih neng, wonten nopo (iya neng, ada apa) ? pemilik nama segara bangkit dari tempat duduknya dan mendekat kearah aisyah dengan laura yang berada di sebelahnya.
"mbak, iki bocah anyar jare abah di utus teng kamar mriki ( Ini anak baru, kata abah disuruh di kamar ini)!" ujar aisyah dengan sangat lembut membuat Laura sangat kagum pada gadis di sebelahnya meskipun ia tak tahu apa yang barusan di katakan.
" oh, nggih neng, ayo dek mlebu ( oh iya neng, ayo dek masuk)!" ajak santri senior yang bernama ulfa itu pada laura dengan ramah.
Laura hanya terdiam karena memang sama sekali tak mengerti apa yang barusan diucapkan wanita cantik di hadapanya.
" Laura ora iso boso jowo mbak, arek jakarta ( laura ga bisa bahasa jawa mbak, anak jakarta) !" bisik aisyah yang segera di angguki mengerti oleh ulfa.
laura hanya cengar cengir karena tak mengerti apa yang sedang dibicarakan dua gadis itu. sesekali melihat sekeliling, menatap sudut demi sudut ruangan kecil itu dengan keraguan.
" ayo dek masuk, biar tak lihatkan lemarimu !"
ulfa membantu laura membawa barang bawaannya masuk kedalam ruangan kecil yang berkapasitas 10 orang itu.
Aisyah masih setia menemani laura meskipun sudah ada mbak ulfa.Ia masih penasaran dengan sosok laura yang terlihat sangat manja namun ternyata begitu asik menurutnya itu. sedangkan laura, dia masih terlihat bingung melihat keadaan sekelilingnya saat ini.
" syah, tidurnya dimana ?" laura akhirnya membuka suara setelah dari tadi hanya celingukan kesana kemari.
" disini ra, !" jawab aisyah dengan senyum manisnya.
" Whats? ?? dibawah kek gini ??? ga ada kasurnya? ??" spontan laura kaget dan mengundang perhatian seluruh anggota kamar yang saat itu baru terisi 8 orang denganya.
" awalnya memang susah ra, tapi lama-lama akan terbiasa!" aisyah mencoba menghibur teman barunya itu.
"Gini banget perjuangan untuk menemukan mas ganteng" batin laura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
kok pesantren kyk penjara Thor tidur dilantai alas tikar biasanya tmpt tidur tingkat Spt barak gitu.apa Spt itu pesantren dijawa ya fasilitasnya🙏🙏
2021-12-11
0
ibah
jdi teringat awal masuk pesantren dulu ..
bawa lemari sendiri. tikar .kompor sendiri.Masak sendiri.
pesantren di tempat kami g ada bayar makan gitu.Semuanya dilakukan sendiri mulai dari Masak .nyuci.Jdi Benar2 Mandiri..
2021-12-07
1
Ibnu Alif
jdi inget pz mndok
2021-11-10
0