*jakarta*
Seperti yang di katakan laura pada kedua sahabatnya, meskipun ia tak lagi dirumah jadwal tidur bergilir tidak akan berhenti. Hari ini pulang sekolah Rania dan lolita memang sengaja langsung pulang kerumah laura. Mereka ingin segera menanyakan keadaan sahabatnya itu pada orang tua laura.
" Hai tante, lagi masak apa ?" tanya Rania pada Ratih yang tengah memasak untuk makan malam di dapur.
kedua gadis itu memang sudah terbiasa masuk rumah laura tanpa permisi. dan sudah menganggap orang tua laura seperti orang tua mereka sendiri. mengingat orang tua kedua gadis ini memang sama-sama sibuk. Tak heran jika mereka lebih dekat dengan orang tua laura di banding dengan orang tua mereka sendiri.
" kalian langsung kesini ? udah bilang belum sama mama papa ? " Ratih balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Rania sambil meletakkan mangkok yang berisi sayur asem di atas meja dapur.
" mereka udah tahu lah tan, kan memang jadwalnya kita nginep sini !" jawab lolita.
"setidaknya kalian ngasih kabar, ngingetin !" nasihat Ratih.
"Tante ga suka kita kesini ?" Rania menaikkan satu alisnya yang di dukung lolita.
" ya bukan gitu sayang, tante malah seneng kalian masih kesini nemenin tante, tapi setidaknya kalian ngasih kabar dulu sama orang tua kalian !" Ratih yang telah menyelesaikan pekerjaannya segera duduk di antara kedua gadis itu.
Ratih memang tak pernah membedakan Laura dengan kedua sahabatnya, baginya Rania dan lolita juga seperti anaknya sendiri. apalagi saat ini ia hanya sendirian di rumah besar ini saat menunggu suaminya pulang kerja. Rasanya begitu sepi.
" Tante kapan jenguk laura ?" tanya lolita yang saat ini sudah berpindah ke ruang televisi menonton drama kesukaannya dan kedua sahabatnya.
" Tante sebenarnya juga udah kangen banget lol, tapi jadwal njenguknya hanya sekali dalam sebulan, sedangkan laura baru seminggu disana !" terang Ratih dengan lesu teringat akan putrinya.
" ck, lama banget tan !" dengus lolita.
" kita ikut ya tan kalo tante mau kesana !" imbuh Rania kemudian.
"siap, yaudah kalian mandi dulu sana sebentar lagi om Handika pulang kita makan malam !" perintah Ratih pada kedua sahabat putrinya yang masih mengenakan seragam SMA itu.
"siap tante !" jawab keduanya bersamaan.
*Surabaya*
Beradaptasi dengan lingkungan dan suasana baru memang tak mudah bagi seorang laura. Apalagi backgroundnya berbeda dengan teman-teman yang lain yang memang telah mendapat bekal agama dari orang tuanya. sedangkan laura benar-benar harus memulai semua dari nol. Laura mulai belajar mengenal huruf hijaiyyah, belajar sholat belajar tentang hukum-hukum yang ada dalam agama.
Pak yai memberikan waktu khusus untuk laura di luar jam MADIN dan jam sekolah untuk memperdalam ilmu agama. Untuk tata cara sholat pak yai mempercayakan Aisyah putri bungsunya untuk mendampingi laura. Sedangkan untuk belajar membaca Al Qur'an laura akan langsung di ajar oleh beliau di ndalem. Mengingat Laura yang belum mengetahui apa-apa akan sulit jika langsung diikutkan materi pembelajaran di pesantren yang langsung di hadapkan pada kitab-kitab kosong tanpa harakat.
Meskipun awal tujuannya adalah mencari seseorang, namun seiring berjalannya waktu laura seperti tak ingat lagi akan semua itu. Bahkan ia sangat tekun melakoni peranya menjadi santri saat ini. Seperti pagi ini saat jam MADIN telah usai hampir semua santri memanfaatkan saat seperti ini untuk bercengkerama dan bergurau sesama teman. Tapi tidak dengan laura, ia segera menuju ndalem mencari aisyah untuk belajar sholat.
" cepet banget sampainya ra ? kamu ga istirahat dulu ?" tanya aisyah melihat jam MADIN yang harusnya baru berakhir tapi laura sudah berada dirumahnya.
" nanggung, biar sekalian nanti Istirahatnya! " jawab laura mengeluarkan buku tuntunan sholat dari dalam tasnya.
Aisyah benar-benar mengagumi semangat belajar laura yang luar biasa. Dia terus memperhatikan sahabatnya itu yang ketika belajar bersamanya begitu antusias. Dalam waktu yang baru genap satu minggu laura telah mampu menghafal banyak do'a yang di ajarkan aisyah.
" Istirahat dulu ra !" ujar Aisyah menyodorkan segelas es jeruk yang di ambilnya dari dalam lemari es. mengingat sedari tadi sahabatnya itu begitu antusias menghafal sampai tak ingat apapun.
" bentar lagi syah, udah mau slesai ni qunutnya tinggal ujungnya yang belum hafal !" setelah mengatakan itu mulutnya kembali komat kamit melanjutkan hafalanya.
Aisyah menggeleng dengan sebuah senyuman manis melihat kegigihan sahabatnya itu.
selesai belajar dengan aisyah laura kembali ke asrama untuk bebersih bersiap jamaah sholat dhuhur dan menyiapkan perlengkapan sekolah. Senyum manis itu selalu mengembang di setiap langkah laura. Dasar laura memang anak yang mudah akrab dengan siapapun tak sungkan dia menyapa setiap orang yang di temuinya. Tak heran memang kalau banyak yang menggemari sifat gadis kota cantik itu.
Di balik banyaknya penggemar laura, namanya hidup pastilah ada yang kurang berkenan dengan sikap kita. entah itu karena iri atau bagaimana , Tapi yang jelas hidup itu tak kan pernah lepas dari orang yang tak menyukai kita. iya toh ? heheh. .
" Bocah Kutho ora ndue sopan !" celetukan sinis dari kamar sebelah membuat Laura yang baru saja berniat masuk kedalam kamar segera menoleh kesumber suara.
Laura hanya mengamati si pemilik celetukan itu tanpa berniat menanggapi lebih. toh dia juga tidak mengerti apa yang barusan di ucapkan gadis bernama aryun itu. Hanya saja dari nada bicaranya laura bisa menyimpulkan kalau gadis itu memang tak menyukainya. Laura melempar senyum termanisnya sebelum akhirnya melanjutkan langkah kakinya masuk kedalam kamar. membuat si penceletuk semakin geram.
" sok ayu, sok pinter( sok cantik, sok pintar)! " geram aryun.
Aryun merupakan santri lama yang juga seumuran dengan laura. Sejak awal kehadiran laura memang membuat aryun merasa tidak nyaman. Laura begitu dekat dengan keluarga ndalem, Laura memiliki banyak teman karena mudah bergaul dengan siapapun di tambah lagi Reza, santri putra yang selama ini menjadi incaranya juga menyukai laura. Membuat perasaan tidak suka itu semakin menjadi-jadi.
siang ini aisyah menjemput laura dan fitri kekamarnya untuk berangkat sekolah bersama. Meskipun mereka bertiga tidak satu kelas karena ketiganya memilih jurusan yang berbeda namun persahabatan mereka tetap berjalan seperti semula. Laura memilih jurusan bahasa dengan mimpinya sebagai penulis, Aisyah yang sejak kecil bercita-cita menjadi dokter kandungan memilih jurusan IPA sedangkan Fitri masuk ke jurusan IPS sesuai dengan keinginan orang tuanya.
" la opo mrene neng, biasane nunggu ngarep ndalem ( ngapain kesini neng, biasanya nunggu depan ndalem)? tanya Fitri menyadari kedatangan aisyah.
" pengen wae, ora entuk ( pengen aja, g boleh)? tanya aisyah memutar malas bola matanya.
Sedangkan laura masih sibuk menyiapkan perlengkapan sekolahnya yang belum sempat disiapkan dari pagi. Tampak gadis itu tengah kebingungan mencari sesuatu. Aisyah segera mendekat kepada sahabat yang dirasa membutuhkan bantuannya itu.
" Ada yang bisa tak bantu ra ?" aisyah menawarkan diri.
"LKS fiqihq ga ada, bisa habis gue kena ocehan si ustadz !" jawab laura mengacak jilbab nya yang sudah rapi dengan frustasi.
" pinjem punyaku lak bisa toh ra, !" sahut fitri yang sudah siap di depan pintu kamar.
"masalahnya ada PR fit, semalem udah tak kerjakan!" laura semakin frustasi.
"punyaku Yo wes tak kerjakan ra, ambilen cepet! "perintah fitri yang kemudian segera dituruti laura.
Ketiga gadis itu segera berangkat setelah laura mendapatkan LKS fitri. Langkah di percepat mengingat waktu yang sudah sangat mepet dengan bel masuk. Fikiran laura sudah ga karuan karena jam pertamanya hari ini adalah ustadz A'ab. Jika dirinya terlambat pasti bakal habislah dia di tangan ustadz idolanya itu.
Benar saja, saat tiba di depan pintu kelas sang ustadz telah duduk manis di dalam sana. Ingin mundur sudah ketahuan, mau masuk pasti akan malu habis-habisan 😣
( Ya Allah, cobaan apa ini ? kenapa telat di saat yang tidak tepat ?) jerit hati laura yang saat ini tengah mematung di tengah pintu.
" Mau jadi malin kundang di tengah pintu? " suara berat itu memecah lamunan laura. membuat seisi kelas yang berjumlah 15 orang itu tertawa terbahak.
( Astagfirullah,, bisa-bisanya gue suka sama orang kaya gini, dasar ustadz ga jelas, nyebelin😠 ) Lagi-lagi hati laura berkicau layaknya burung beo yang baru saja di kasih makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Ida Lailamajenun
penasaran flash back nya Laura ktmu ma ustadz a'ab nih😀😀
2021-12-11
0
Pipit Sopiah
Aya Aya wae Laura kamu teh
2021-10-11
0
Sulialatang
kasian silaura yg br nyantri
2021-09-21
0