* Jakarta *
Pagi yang sepi sudah biasa di lalui sepasang suami istri yang tengah di tinggal anak-anaknya merantau itu. seperti biasa, pagi ini di meja makan hanya ada suara sendok dan piring yang beradu. Handika telah siap untuk berangkat kerja, dan sebentar lagi Ratih hanya akan tinggal seorang diri dan kesepian dirumah besarnya itu.
Pyarrrr.....
Baru selangkah Ratih hendak mengembalikan piring kotornya dan suami tiba-tiba suara pecahan kaca terdengar dari kamar laura. kedua orang yang kaget itu bergegas naik kekamar putri tercintanya. Tak ada angin tak ada hujan, pigura foto yang terpampang di kamar laura tiba-tiba saja terjatuh.
" pertanda apa ini pa ?" Ratih meraih foto cantik putrinya dari pecahan kaca tiba-tiba saja air matanya menetes.
" pa, kita ke surabaya sekarang ya ? hati mama ga enak, takut terjadi apa-apa sama laura! " pinta Ratih yang kini tangisnya semakin menjadi.
" papa ada rapat penting mah hari ini, papa janji setelah rapat papa akan segera pulang !" Handika tak ingin menolak ajakan istrinya tapi disisi lain ia juga harus rapat pagi ini.
" kalau papa ga mau, biar mama berangkat sendiri !" ancam Ratih pada suaminya.
Yang Akhirnya membuat sang suami terpaksa mengalah dan membatalkan agenda rapat yang harusnya terealisasi pagi ini. Tak membutuhkan waktu lama untuk bersiap, sepasang suami istri itu segera lepas landas ke tempat tujuan yaitu pondok pesantren putri tercintanya.
Kepergian yang harusnya 2 hari lagi terpaksa harus di ajukan karena firasat Ratih yang khawatir sesuatu terjadi pada putrinya. Keberangkatan yang mendadak ini juga membuat Ratih lupa akan janjinya mengajak lolita dan Rania untuk bertemu sahabatnya.
* Surabaya*
3 Jam sudah laura berada di klinik di temani fitri dan aisyah. Namun belum juga ada tanda-tanda mata gadis cantik itu terbuka. Pak yai dan bu nyai yang telah mendengar kabar dari fauzi juga telah sampai disana. Melihat laura yang masih terbaring lemah dan belum menunjukan perkembangan apapun membuat keduanya juga risau. Karena bagaimanapun ini adalah tanggung jawab mereka karena orang tua laura telah memasrahkan laura kepada mereka.
" neng, jare bu dokter ora popo, tapi kog iki ora tangi-tangi sih laura ne ( kata dokter gpp, tapi kog ga bangun-bangun sih lauranya) ?" fitri yang tadi sudah merasa lega mendadak cemas lagi karena laura tak juga sadarkan diri.
" iyo fit, aku juga kuatir !" imbuh aisyah yang juga sama cemas nya.
" Di do'akan terus, !" Nasehat umi kepada kedua gadis yang tengah mencemaskan sahabatnya itu.
Umi memerintahkan kedua gadis itu untuk berwudlu dan sholat dhuha agar hatinya lebih tenang dan jernih sementara itu laura bersamanya dan suami.
" Laura,...!" teriak fitri sekembalinya dari mushola klinik melihat mata sahabat yang sejak pagi di tunggu sudah terbuka.
"ra, kamu tidurnya lama banget sih ? bikin aku sama fitri khawatir tau !" Ujar aisyah segera menghambur memeluk sahabatnya yang masih berbaring itu.
"emang berapa lama aku pingsannya? "tanya laura.
" hampir 5 jam, wes kuatir nek mati aku ra !" jawab fitri yang sukses mendapat jitakan dari seorang yang lembut seperti aisyah.
" baru juga 5 jam, kalo ga ikhlas ga usah di tungguin lagi fit !" laura mendengus memutar bola matanya dengan malas.
Fitri memang selalu berbicara nglantur meskipun sebenarnya dia benar-benar mengkhawatirkan keadaan laura, entah mengapa malah kata-kata Seperti itu yang keluar dari mulutnya. Laura yang sudah sangat tahu seperti apa sahabatnya itupun tak pernah mempermasalahkan kekonyolanya .
" kalian berdua balik aja, kalian kan harus sekolah habis ini !" ujar laura pada kedua sahabatnya itu.
"Terus kamu sama siapa kalo kita sekolah ra ?" tanya aisyah
"ho'oh, karo sopo awakmu ra ?" imbuh fitri.
" Ini bukan pertama kali gue masuk Rumah sakit, gue udah biasa sendiri !" jawab laura meyakinkan kedua sahabatnya itu.
Abah dan umi pamit untuk sholat dhuha terlebih dahulu sekembalinya fitri dan aisyah yang juga baru saja selesai melaksanakan sholat dhuha.
" jadi kamu sering masuk rumah sakit ra ? kenapa ?" tanya aisyah khawatir.
" tadi dokter bilang gue kenapa emang ?" bukan laura memang kalau di tanya langsung menjawab.
" kecapean! " jawab fitri gemas.
" ya itu tau, tubuh gue emang bengekan banget, dikit-dikit ambruk !" terang laura tanpa beban.
Aisyah dan fitri mengangguk mengerti. Ternyata di balik sikap konyol dan selalu ceria yang di tampilkan Laura fisiknya tak sekuat dan seceria itu. Bahkan laura bercerita kalau sebelum mondok di pesantren hampir setiap bulan masuk rumah sakit. Tapi dia tak ingin terlihat lemah, sehingga wajah ceria dan asyik lah yang selalu di tampilkan selama ini.
" Tapi kamu ga punya penyakit apa-apa kan ra ?" tanya aisyah memastikan
Laura menggeleng.
" kata dokter gue baik-baik aja, gue lahir prematur makanya daya tahan tubuh gue lemah, kata mereka !" jelas laura dan lagi-lagi fitri dan aisyah hanya mengangguk.
Abah dan Umi yang baru saja kembali dari sholat dhuha meminta fitri dan aisyah kembali ke pesantren. Awalnya aisyah menolak dan meminta izin kedua orang tuanya untuk tetap menemani laura. Namun kedua orang tua itu meyakinkan laura akan aman bersama mereka dan akhirnya aisyah pun mengalah dengan keputusan orang tuanya.
"sebentar lagi kang A'ab sampai, sudah abah hubungi untuk menjemput kalian !" ujar abah yang di angguki kedua gadis yang masih betah menunggui sahabatnya itu.
Dan benar, selang beberapa saat kemudian A'ab datang seperti apa yang di perintahkan abah. Namun tidak sendirian, melainkan bersama kedua orang tua laura yang telah tiba dari jakarta dan ikut bersamanya.
" Mama sama papa ngapain kesini ? bukanya masih dua hari lagi ?" tanya laura menaikkan satu alisnya heran mengingat kedua orang tuanya itu harusnya tiba dua hari lagi.
" orang tua datang itu di sambut dengan senyum, salim , bukannya langsung di tanya macam-macam !" celetuk ustadz A'ab yang langsung di tanggapi tatapan tajam laura.
" mana pernah aku benar di mata ustadz !" Laura memutar bola matanya malas.
Sudah menjadi ciri khas kedua orang itu berdebat dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun.
" Bisa-bisanya kamu tanya mama ngapain kesini ? mama itu khawatir sama kamu, dan bener kan kamu seperti ini ?" Gemas Ratih menghampiri anaknya yang terbaring lemas namun masih cengengesan itu.
" Hadech, mama lebay banget kaya baru pertama laura kaya gini aja !" Jawab laura yang lagi-lagi membuat gemas para pendengar.
" kamu ga tau aja ra, papa batal rapat pagi ini karena mamamu ngancem mau brangkat sendiri kalau papa ga mau!" Handika membuka suara yang juga sudah memposisikan diri di samping ranjang putri tercintanya setelah lebih dulu menyapa pak yai beserta istri yang masih disana.
" kita pulang aja ya, sampai kamu benar-benar pulih nanti baru kembali lagi !" pinta Ratih yang kali ini benar-benar mengkhawatirkan putri tercintanya itu.
" No mama, laura ga mau pulang, laura udah bilang laura gpp, laura bisa jaga diri kog !" Tolak laura spontan.
" Bisa jaga diri apanya ? ni lihat sekarang kaya gini, kamu pasti makan sembarangan, tidur juga ga teratur, sudah tau ga bisa gerak banyak , kamu pasti habis ngelakuin hal yang buat kamu cape dan ngedrop kaya gini!" omel Ratih gemas.
" Laura habis ngemall sama om Reno dan tante Wina ! " jawab laura cengengesan tanpa dosa.
" As....
" laura janji ga akan di ulangi lagi !" Belum sempat Ratih melanjutkan perkataannya laura sudah memotong dengan wajah memelas.
Keluarga pesantren yang sedari tadi menyaksikan drama ibu dan anak itupun akhirnya pamit karena fitri dan aisyah sebentar lagi harus sekolah begitupun dengan ustadz A'ab yang harus mengajar. Abah dan Umi juga ikut kembali bersama mereka karena sudah ada orang tua laura yang menjaganya.
* 2 Minggu kedepan agenda author full, mohon maaf kalau tidak bisa update setiap hari, tapi tetep diusahakan 🙏*
(Jangan lupa like & comment)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
alvika cahyawati
aku paling suka baca novel y berbaur2 tentang islami dan tentang kehidupan pesantren...pdhln aku udah ini baca novel untuk kesekian kali nya tp ngk bosen2 aku baca nya
2022-02-11
2
Aldita Heryana
moga jodoh laura sama ustad aab
2021-10-28
0
Pipit Sopiah
lanjut lagi bacanya
2021-10-12
0