Pagi yang cerah untuk ketiga gadis yang sedang berproses menuju dewasa. Tampil cantik dengan stile masing-masing. Iya, ketiga sahabat yang sedang melepas rindu itu akan menghabiskan waktunya untuk menebus waktu mereka yang telah lewat.
Laura selalu tampil cantik meskipun mengenakan pakaian sederhana, tunik baby blue yang panjangnya selutut di padukan dengan rok jeans yang menjadi stile andalan gadis itu semenjak berhijab. Sedangkan Rania dan Lolita yang memang dari kemarin selalu mengintil dan mengawasi gerak gerik sahabatnya itu, hari ini juga mengenakan baju yang ada lemari laura.
" anak gadis papa cantik - cantik sekali !" Puji Handika begitu ketiga gadis itu turun dari kamar laura.
" udah dari sononya kali om kita cantik !" celetuk Rania yang saat ini sudah membalikkan piring siap menyantap hidangan yang ada di atas meja.
" percuma cantik tapi masih jomblo !" Cibir kevan yang saat itu juga telah berada di ruang makan.
" sory ya kak, adek lo aja tu yang jomblo , kita mah udah ada yang punya! " Sahut lolita melirik Laura yang sejak tadi asik melahap makanan di hadapanya tanpa peduli celotehan yang ada di sekitar.
Bukan hanya lolita, ternyata saat ini semua pandangan sudah tertuju ke satu titik pada gadis berhijab satu-satunya dalam ruangan itu.
" gue mah gpp jomblo, menjauhkan papa dari api neraka !" Jawab laura cuek dan masih fokus dengan makanan yang ada di hadapanya.
Deg...
Perkataan gadis cantik itu sontak membuat Handika yang tadi niatnya ingin ikutan mengejek sang anak menjadi diam membisu sebelum akhirnya sebuah bulir air mata haru keluar dari ujung matanya begitupun dengan Ratih.
" biasa aja lihatinya, gue udah slesai makan nich, buruan yok keburu siang !" ujar laura kemudian memecah keheningan yang tercipta sejenak karena kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Handika tersenyum bangga melihat perubahan anak gadisnya itu. Dalam hati ia merasa malu karena belum melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yang baik. Dan semenjak perkataan laura itu Handika berjanji akan mulai belajar agama lagi dan berusaha menjadi imam yang baik bagi keluarganya.
" pa, ma, kita pamit dulu ya, Assalamualaikum! " Laura beranjak dari tempat duduknya menarik kedua sahabatnya yang masih saja melongo mendengar apa yang barusan di ucapkan.
Tak lupa laura mencium tangan dua orang tua dan kakak tercintanya yang juga masih tak percaya tentang apa yang barusan di dengar dari mulut wanita cantik itu.
" maafin papa belum bisa jadi imam yang baik untuk kalian nak !" Ujar Handika memeluk putri tercintanya yang hendak mengulurkan tangan berpamitan pada orang tua laki-laki itu.
" Laura yakin papa pasti bisa kog , udah laura brangkat dulu ya, Assalamualaikum! "
kali ini laura benar-benar beranjak dari ketiga orang yang masih melongo di dalam ruang makan itu.
" Aku ga nyangka akan sederastis itu perubahan laura pa!" ujar Ratih yang kini sudah mendekatkan diri memeluk suaminya.
"Aku malu ma, aku malu sama laura !" Handika bahkan sudah tak kuasa menahan air matanya.
Kedua orang tua itu saling berpelukan penuh rasa bersalah dan penyesalan dalam hatinya, sedangkan kevan yang dari tadi melihat penyesalan kedua orang tuanya pun sebenarnya juga ingin menjatuhkan air mata yang sudah di ujung. Tapi bagaimanapun dia mencoba tetap terlihat tegar di depan kedua orang itu.
30 Menit cukup untuk ketiga gadis yang beranjak dewasa itu sampai ke sebuah pusat perbelanjaan. Hal yang memang sangat asik di lakukan ketiga gadis itu memutar kaki, berkeliling, jepret sana jepret sini, hal yang sudah sangat lama tak mereka lakukan bersama.
" ra, istirahat dulu , gue ga mau loe pingsan kaya pas itu !" teriak lolita melihat dari tadi sahabatnya itu sangat bersemangat menjelajahi kawasan perbelanjaan.
"iya ra, kaki gue udah mau putus rasanya !" imbuh Rania.
" ck, lebay loe berdua !" decak laura memutar kembali tubuhnya yang hendak memasuki kawasan bermain di pusat perbelanjaan itu mendekat kedua orang yang sedari tadi sudah sangat mengkhawatirkan nya.
Hal yang paling tak disukai laura, saat dia di anggap lemah walau sebenarnya memang begitulah kenyataannya. Setidaknya ketika berpura-pura baik-baik saja itu akan membuat dia jauh lebih kuat.
" yaudah kalo gitu duduk di Cafe itu aja !" ujar laura kemudian menunjuk sebuah Cafe yang letaknya tak jauh dari tempatnya berpijak saat ini.
Sebuah senyuman menjawab ajakan gadis cantik berhijab itu yang langsung di sambut binar mata semangat.
Laura menunggu kedua sahabat yang tengah memesankan makanan untuknya di shofa panjang dekat jendela. ya, kedua gadis itu memang tak mengizinkan laura untuk ikut dengan alasan tak ingin laura kecapean.
"Laura ? ini beneran laura ?" suara yang tak asing itu membuat Laura segera membalikan wajah yang semula fokus pada benda pipih di genggaman nya kearah sumber suara.
" Kak bagas, kak raihan, kak andra kapan nyampe sini ?" Belum sempat laura mengucapkan sepatah katapun Lolita dan Rania lebih dulu datang dan menyapa ketiga orang yang memang sengaja mereka undang itu.
" Baru juga nyampe, beneran ini laura yang dulu ?" Bagas mengulangi pertanyaan yang belum mendapat jawaban itu dengan wajah tak percaya.
" Biasa aja lihatinya, jijik gue kak loe lihatin kaya gitu !" ujar laura bergidik melihat tatapan ketiga kakak tingkatnya yang tak biasa itu.
Apalagi Andra yang memang benar-benar sangat merindukan gadis kecil itu. Melihat penampilan yang berubah drastis dari gadis yang sampai saat ini masih menjadi satu-satunya di hatinya itu membuat hatinya semakin berdebar. Ingin rasanya segera memeluk gadis yang memang selalu bertingkah manja padanya itu. Tapi melihat penampilannya yang sekarang , Andra ragu apakah itu masih bisa dia lakukan. Tapi bagaimana dengan rindu ini ? achhh, serba salah.
" Loe ga mau duduk ndra ?" ujar raihan melihat sahabatnya itu masih juga terdiam di tempat semula.
" gue tau ndra, loe terpesona sama yayang laura tapi lebih enak lihatin sambil duduk gini, jauh lebih cantik !" Celetuk raihan menaik turunkan alisnya genit kearah laura yang duduk paling ujung di dekat jendela
plak...
garpu yang sedang asik menyendok sepiring spagheti melayang ke kepala pria yang tak kalah tampan dengan andra itu. membuat sang empu meringis kesakitan dan mengundang tawa ke empat orang lainnya.
" Loe tampang aja yang alim ternyata ra, kelakuan masih juga kaya preman !" Cibir raihan setelah berhasil menetralisir sakit kepalanya.
"bodo !"jawab laura ketus kembali menyendok kan spagheti kedalam mulutnya.
Andra yang dari tadi hanya memperhatikan gadis cantik berhijab itu semakin dibuat gemas dengan tingkah nya. Apalagi saat dalam posisi yang sedang cemberut seperti saat ini. Hal yang memang sangat di sukai Andra dari gadis itu. Tak heran jika semasa SMP laura menganggap Andra paling jail dan menyebalkan karena sering membuatnya kesal. Meski kadang juga gadis itu sangat nempel dan manja padanya kalau lagi ada maunya.
"Apa memang sudah tidak ada kesempatan untukku ra ? Rasa ini masih sama, bahkan terus berkembang di dalam sana, bahkan ketika kamu sudah pergi jauh sekalipun tak mengurangi sedikitpun perasaan ini !"
Laura sadar bahwa dari tadi ada orang yang memang sangat memperhatikanya. Andra bukanlah orang yang buruk bagi laura, meskipun sering kali membuat jengkel dan sebal. Tapi, entahlah perasaan tertarik itu memang tak dirasakan laura. Memang hanya sebatas rasa sayang seorang adek kepada kakak tingkatnya. ya seperti itulah perasaan laura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Febriani Putri
moga moga aisyah sama andra
2021-11-08
0
Resky Keisha Nazla
cinta bertepuk setengah hati😄🤭
2021-10-15
2
Pipit Sopiah
sabar Andra jodohmu ga akan kemana
2021-10-12
0