Panggilan malaikat subuh telah menggema. membangunkan para santri yang masih terlelap dalam lautan mimpi untuk bersiap melaksanakan jamaah sholat subuh di masjid. Fitri yang melihat Laura masih terjaga dan malah melingkarkan badanya dengan menutup seluruh bagian tubuhnya dengan selimut tebal segera mendekati sahabatnya itu.
" gak subuh ra ?"tanya Fitri.
" izinkan dulu ya fit, kepala q pusing banget!" jawab laura lemas membuka bagian atas selimut yang menutupi tubuhnya.
Fitri dapat melihat wajah sahabatnya itu memang begitu pucat. Di pegangnya dahi laura yang ternyata juga sangat panas.
" Yo wes ra, kamu istirahat ojo lali subuh !" ujar fitri kemudian merapikan kembali selimut yang ada di tubuh laura.
Setelah memastikan laura beristirahat nyaman, fitri bergegas menuju masjid tak ingin tertinggal jama'ah sholat. Di jalan fitri bertemu aisyah yang juga tengah berjalan menuju masjid bersama uminya.
"Assalamualaikum fit, laura endi ? kog dewenan (laura mana ? kog sendirian )?" tanya Aisyah yang melihat fitri hanya berjalan sendiri tanpa laura.
" wa'alaikumussalam umi, neng ais, !" fitri lebih dulu menyalami bu nyai nya yang berjalan bersama aisyah.
" Laura sakit neng, badane panas banget !" jelasnya kemudian.
" sejak kapan ?" kini umi yang bertanya
" Nembe enjing niki wau mi, dek dalu tasih nderek ngaos ( baru pagi ini mi, semalam masih ikut ngaji) !" Jawab fitri.
Umi mengangguk dan memerintahkan fitri untuk segera lapor kepada pengurus kesehatan setelah jamaah subuh nanti agar laura segera mendapat perawatan.
sesuai dengan perintah umi, setelah jamaah fitri segera menemui pengurus kesehatan untuk memberitahukan keadaan laura. Selesai memberitahukan keadaan laura fitri kembali ke kamar melihat keadaan sahabatnya yang ternyata juga sudah ada aisyah disana dengan wajah begitu panik.
" kenopo neng ? " tanya Fitri yang segera menghampiri sahabatnya itu.
" Laura koyok e pingsan fit, tak bangunin g ngrespon blas !" jawab aisyah panik dan sudah meneteskan air mata.
" ra,...bangun ra,..., ojo guyon ra !" fitri mulai ikut panik mendapati keadaan sahabatnya itu.
" fit, aku tak turun cari bantuan buat bawa laura ke klinik, kamu bilango mbak-mbak segera ganti baju syar'i !" ujar aisyah mengingat baru saja selesai sholat subuh dan sebagian santri masih mengenakan baju tidur tanpa jilbab.
karena memang tidak ada laki-laki yang di perbolehkan masuk asrama putri jadi kebiasaan santri putri di dalam asrama hanya mengenakan jilbab seadanya ada juga yang tak mengenakan sama sekali meskipun tetap berpakaian syar'i.
" aku wes bilang mbak pengurus neng !" jawab fitri.
" Laura perlu di Gowo nang klinik fit, g cukup di urusi mbak pengurus, !"
Aisyah yang sudah semakin panik segera turun dan mencari bantuan seperti yang di katakan. beruntung tak lama setelah aisyah turun menemukan seseorang yang bisa dimintai pertolongan. ya, ustadz Fauzi baru saja kembali dari masjid dan kebetulan lewat diseberang asrama putri.
"ustadz, tolong saya ustadz !" ujar aisyah dengan nafas terengah-engah dan raut wajah panik yang tak bisa di sembunyikan membuat sang ustadz bertanya-tanya.
" ada apa neng, kenapa neng ais lari-lari seperti itu ?" tanya ustadz fauzi yang mendadak ikut panik.
" Laura sakit, dan sekarang ga sadarkan diri, tolong bantu saya membawa laura ke klinik !"
" Astagfirullah hal adziiim, dimana neng ?"
" di kamar ustadz, !"
mendengar jawaban itu membuat ustadz fauzi sejenak berfikir. bagaimana mungkin dia akan masuk kekamarnya santri putri.
"ustadz ga perlu khawatir, mbak-mbak sudah tak kasih tau, dhorurot ustadz !" ujar aisyah mengerti akan yang ada di fikiran ustadz fauzi.
" Baiklah neng, monggo !"
Aisyah dan ustadz fauzi segera berlari menuju kamar laura. seperti yang tadi di katakan aisyah laura tengah terbaring lemas disana dengan wajah yang begitu pucat membuat ustadz fauzi pun ikut panik dan segera mengangkat tubuh mungil itu yang lebih dulu di pakaikan jilbab oleh fitri sebelum ustadz fauzi datang.
"neng, tulong ambil kunci mobile ndek sak ku !" ujar fauzi yang kini sudah berada di depan pintu mobil yang terparkir di halaman ndalem.
Aisyah segera menuruti perintah itu dan membuka pintu belakang mobil. Beruntung kunci mobil masih berada pada fauzi karena semalam baru saja pulang dari bandung mengantar pak yai mengisi tausiyah sehingga tak perlu lagi meminjam ke ndalem yang akan memakan waktu lebih lama untuk sampai ke klinik.
Aisyah dan fitri berada di jok belakang memangku tubuh lemas laura. sedangkan ustadz fauzi melajukan mobilnya menuju klinik yang jaraknya tak begitu jauh dari pesantren.
Dalam waktu yang kurang lebih hanya 15 menit ketiga orang itu telah sampai di klinik kesehatan. dengan segera ustadz Fauzi memarkir mobilnya dan kembali membopong tubuh mungil itu kedalam klinik diikuti aisyah dan fitri di belakangnya.
Meskipun masih sangat pagi, tapi petugas klinik disini sudah stand bay karena posisi desa yang jauh dari Rumah sakit sehingga segala bentuk pengobatan di lakukan disini termasuk juga menyediakan fasilitas rawat inap.
" Bagaimana keadaan sahabat saya dok ? " tanya aisyah begitu dokter selesai melakukan pemeriksaan pada laura.
" Alhamdulillah gpp neng, sepertinya hanya kecapean saja, daya tahan tubuhnya memang sangat rendah sepertinya !" jawab dokter yang sudah sangat mengenal keluarga aisyah itu dengan ramah.
" Alhamdulillah, terima kasih dokter !" ucap aisyah sebelum sang dokter meninggalkan ruangan tempat laura berbaring.
Aisyah dan fitri bernafas lega setelah mendengar perkataan dokter yang bernama Salira itu. Keduanya segera mendekat kearah dimana laura terbaring lemas dengan selang infus di tanganya. Begitupun dengan ustadz fauzi yang masih ngintil di belakang kedua sahabat laura itu.
" ustadz ndak ada jam kah ? kalau ada, ndak papa kembali dulu ustadz, lagian tadi saya juga ndak izin sama abah dan umi karena sudah panik, sekalian saya nitip izin untuk abah dan umi !" ujar aisyah melihat ustadz fauzi yang masih berdiri disebelah nya.
"Terus nanti neng ais pulangnya gimana? " Tanya fauzi.
" Saya sama fitri bisa naik angkot kalau laura sudah baikan! " jawab aisyah yang selalu dengan tutur kata lembut.
Ustadz Fauzi sebenarnya berat meninggalkan 3 gadis yang masih menuju dewasa itu di klinik tanpa pendampingan. Tapi apa yang dikatakan aisyah juga benar, dia punya tanggung jawab lain yang juga sama besarnya apalagi kepergiannya tanpa izin. Takut terjadi akan hal-hal yang tak diinginkan.
sekembalinya kepesantren ustadz fauzi masih belum bisa fokus. Para santri nampak sudah lalu lalang dengan kegiatan mereka masing-masing. namun ustadz fauzi masih terdiam di dalam mobil. Sesekali tersenyum mengingat apa yang di alaminya pagi ini, juga masih menyimpan rasa khawatir tentang keadaan laura yang masih tertidur di klinik saat dirinya kembali kepesantren. Tak pernah terlintas dalam benaknya bisa menyentuh tubuh gadis cantik itu, bahkan pagi ini dia bisa membawa gadis itu dalam dekapannya walaupun itu dalam keadaan dhorurot. Sesekali dia tersenyum mengingat kejadian itu. memandangi tangannya yang tadi di gunakan menopang tubuh laura.
"Astagfirullah hal adziiim, aku mikir opo ya Allah !" ustadz fauzi beristighfar begitu tersadar akan hal yang harusnya tak boleh terpikirkan itu.
Setelah beristighfar dan memenangkan diri. Dia segera membuka pintu mobil dan melanjutkan aktivitasnya mengamalkan ilmu di pesantren ini.
" teko ngendi wae zi lagek muncul ( dari mama aja zi, baru muncul )? " Tanya ustadz A'ab begitu sahabatnya itu masuk kedalam ruangan.
" Di utus neng ais ngeter nang klinik ( disuruh neng ais nganter ke klinik) !" jawab fauzi duduk di tempatnya.
" kenopo ? neng ais sakit ?" tanya A'ab khawatir.
"dudu (bukan)
" Terus? ??"
" laura isuk mau mari subuh gak sadar, neng ais panik pas mari jamaah shubuh ketemu aku langsung di jak nang klinik ( laura pagi tadi ga sadarkan diri, neng ais panik , pas habis jamaah shubuh ketemu aku langsung di ajak ke klinik) !" terang fauzi.
A'ab mengangguk mengerti mendengarkan penjelasan sahabatnya itu.
" Terus wes bali asrama bocahe( terus sudah kembali ke asrama anaknya) ? tanya A'ab lagi.
"durung, laura jek durung sadar !"
" kenopo wes ko' tinggal, bocah cilek-cilek iku zi (Kenapa sudah di tinggal, anak kecil-kecil itu zi )!" A'ab mengangkat nada bicaranya mendengar jawaban fauzi.
" aku wes matur abah, bariki abah nyusul !"
Kedua orang itu terdiam setelah mendengar jawaban dari fauzi sebelum kemudian keduanya melanjutkan aktivitasnya mengajar di kelas masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
𝔔𝔲𝔢𝔢𝔫 𝔅𝔲𝔨𝔞𝔫 𝔯𝔞𝔱𝔲
rasane kaku moco arti bahasa Indonesia ne,,mending pingsan ngono lo min drpd gak sadarkan diri..
masio artine podo tp luwih enak mocone🙏🤭
2022-10-11
0
Nur Bia
tor aq gak ngerti bahasax
2022-04-02
1
Anak_umak
mbak Terjemahannya mana , saya ga ngerti lo
2022-03-28
0